Anda di halaman 1dari 26

MATERI 1

KONSEPSI STUDI KASUS LEGAL


AUDIT
Pengertian Studi Kasus
• Studi kasus secara sederhana diartikan sebagai
proses penyelidikan atau pemeriksaan secara
mendalam, terperinci, dan detail pada suatu
peristiwa tertentu atau khusus yang terjadi.
Studi kasus dapat diperoleh dari metode-
metode penelitian formal. Banyak disiplin ilmu
yang menggunakan studi kasus dalam proses
penelitiannya, baik itu ilmu sosial maupun
ilmu eksakta
• Frasa kasus yang terdapat di dalam studi kasus bisa merujuk
pada individu, kelompok, peristiwa, fenomena, perilaku dan
banyak lainnya.
• Makna yang dirujuk oleh kata kasus, dapat berbeda pada
setiap penelitian atau topik. Hal ini tergantung dari peneliti
memaknainya dalam penelitian yang ia lakukan
• kata “Case” yang menurut Kamus Oxford Advanced Learner’s
Dictionary of Current English 3 :
1. instance or example of the occurrence of sth (contoh
kejadian) 
2. actual state of affairs; situation (kondisi aktual dari keadaan
lain)
3. circumstances or special conditions relating to a person or
thing (lingkungan atau kondisi tertentu tentang orang atau
sesuatu”
Pengertian Studi Kasus Menurut Para Ahli

• Robert K. Yin studi kasus sebagai proses pencarian


pengetahuan untuk menyelidiki dan memeriksa
fenomena yang terjadi di dalam kehidupan nyata. Ia
menjelaskan bahwa studi kasus dapat digunakan ketika
fenomena dan kehidupan nyata memiliki batas yang
samar atau kabur.
• Polit dan Hungler adalah fokus untuk menentukan
dinamika terkait pertanyaan mengapa individu berpikir
dan bertindak, serta mengembangkan dirinya. Mereka
menilai bahwa fokus tersebut merupakan sesuatu yang
penting.
• Susilo Rahardjo dan Gudnanto studi kasus
merupakan metode untuk mengetahui dan
memahami seseorang dengan menggunakan
praktek inklusif dan menyeluruh atau
komprehensif. 
• Bimo Walgito studi kasus adalah metode yang
ditujukan untuk menyelidiki dan mempelajari
peristiwa dan fenomena terkait individu
merupakan pengertian dari studi kasus. Individu
yang dijadikan objek penelitian tersebut nantinya
akan diselidiki lebih lanjut.
Pengertian legal audit
• Legal audit adalah salah satu bidang dari audit
yang berfokus pada satu aspek dan menganalisis
posisi hukum dari bisnis/usaha.
• Audit hukum memastikan bahwa tidak ada risiko
tersembunyi di dalam perusahaan. Masalah yang
diidentifikasi oleh audit hukum adalah masalah
yang menempatkan perusahaan pada risiko
hukuman dan litigasi.
• Legal auditing (pemeriksaan masalah hukum)
suatu bentuk daftar check list antara saling
ketergantungan aturan yang satu dengan yang
lainnya dan kemudian disusun secara tekstual
atau kontektual, berdasarkan teori leksikal (text
book) yang telah diaudit secara komprihenship
integral, dengan tujuan untuk mendapatkan
entitas hukum (legal entity) yang saling
mendukung (cooperative) atau bertentangan
(contractive), agar dapat dicarikan jalan keluar
sebagai bahan penyelesaian kasus/masalah
• Legal audit atau lazim juga disebut Legal Due
Diligence (“LDD”) adalah kegiatan pemeriksaan
secara seksama dari segi hukum yang dilakukan
oleh konsultan hukum terhadap suatu
perusahaan atau obyek transaksi sesuai dengan
tujuan transaksi, untuk memperoleh informasi
atau fakta material yang dapat menggambarkan
kondisi suatu perusahaan atau obyek transaksi.
MANFAAT LEGAL AUDIT

1. Memberi investor dan pemberi pinjaman alasan untuk


memiliki kepercayaan pada perusahaan; 
2. Mencapai profitabilitas atau meningkatkan margin
keuntungan dengan melihat inefisiensi operasi dan masalah
penipuan yang serius; 
3. Menyederhanakan proses perpajakan; 
4. Menghindari tanggung jawab; dan 
5. Membantu memperoleh sertifikasi bisnis tertentu yang
memerlukan audit hukum.
• Mendapatkan gambaran tahunan bisnis melalui audit hukum
dapat meningkatkan produktivitas, meningkatkan
pendapatan, dan mengurangi biaya operasional yang tidak
perlu.
RUANG LINGKUP LEGAL AUDIT
• proses legal audit umumnya meliputi:
1. Pilihan dan struktur badan usaha;
2. Akta direksi dan dokumen pendukung;
3. Perlindungan kekayaan intelektual;
4. Metode pemasaran dan distribusi;
5. Setiap proses litigasi yang tertunda
dan yang akan terjadi;
6. Perencanaan kawasan;
7. Pertanggungan asuransi;
Mengapa Melakukan Legal Audit? 

• Sebagai bisnis yang sedang berkembang,


penting untuk mengidentifikasi potensi
masalah atau kewajiban sebelum menjadi
kenyataan.
• Manfaat paling signifikan dari legal audit
berasal dari menemukan masalah kepatuhan
sebelum merugikan perusahaan lantaran
hukuman atau litigasi.
• Sebagai bisnis yang sedang berkembang, penting
untuk mengidentifikasi potensi masalah atau
kewajiban sebelum menjadi kenyataan. Manfaat
paling signifikan dari legal audit berasal dari
menemukan masalah kepatuhan sebelum
merugikan perusahaan lantaran hukuman atau
litigasi.
• Ada banyak sekali risiko yang dapat dihadapi jika
sampai gagal mendapatkan audit hukum. Berikut
merupakan beberapa diantara resiko tersebut:
• Resiko Akuntansi
• Kegagalan untuk memelihara catatan akuntansi
yang akurat untuk bisnis atau mencampurkan
aset pribadi dengan aset bisnis meningkatkan
risiko kewajiban bagi perusahaan. 
• Misalnya, percampuran aset pribadi dapat
mengarah pada penindakan tabir perusahaan.
Menembus tabir perusahaan menghilangkan
perlindungan kewajiban terbatas kepada pemilik
bisnis dan memaparkan mereka untuk tanggung
jawab pribadi untuk setiap litigasi yang mungkin
tertunda.
• Resiko Kepatuhan
• Kegagalan untuk mendapatkan semua izin dan
lisensi untuk bisnis dapat menyebabkan denda,
penalti, dan dalam beberapa kasus, penutupan
perusahaan. Perusahaan juga dapat menghadapi
hukuman dan kewajiban karena gagal mematuhi
berbagai undang-undang negara bagian dan
federal yang mengatur hal-hal seperti keamanan
data, pemasaran, dan standar keselamatan.
• Resiko Kepatuhan Perusahaan
• Kegagalan dewan direksi untuk menyimpan
catatan dan risalah yang akurat dari keputusan
yang dibuat dalam rapat membuat perusahaan
menjadi tanggung jawab pemegang saham dan
investor.
• Resiko Pelaporan
• Kegagalan untuk secara akurat melaporkan
kinerja perusahaan setiap kuartal membuat
perusahaan terbuka terhadap kemungkinan
gagal bayar oleh investor dan pemberi pinjaman.
Tujuan legal Audit
• tujuan guna melakukan penilaian terhadap
tingkat keamanan perusahaan, terutama
dalam hal legal risk aspect yang dapat
membahayakan asset yang dimiliki oleh
perusahaan dan untuk memperoleh
informasi atau fakta material yang dapat
menggambarkan kondisi suatu perusahaan
atau obyek transaksi.
• Tujuan legal Audit bisa bermacam-macam
tergantung kebutuhan Perusahaan.
• Namun, pada umumnya legal audit dilakukan untuk:
1. Memperoleh status hukum atau penjelasan hukum
terhadap  dokumen yang diaudit atau diperiksa;
2. Memeriksakan legalitas suatu badan hukum/badan
usaha;
3. Memeriksa tingkat ketaatan suatu badan
hukum/badan usaha;
4. Memberikan pandangan hukum atau kepastian
hukum dalam suatu kebijakan yang dilakukan oleh
perusahaan.
tahapan-tahapan yang harus dilalui untuk
melakukan LDD 
1. Tanda tangan Confidentiality
Agreement (dalam hal akuisisi);
2. Pembentukan Tim Due Diligence;
3. Persiapan Due Diligence Request List;
4. Pemeriksaan Dokumen.
• Legal audit atau LDD harus dilakukan secara teliti
dan seksama dengan meliputi hal-hal seperti fisik
perusahaan, kelengkapan dokumen, serta kondisi
obyek transaksi. Sehubungan dengan
proses LDD yang dibuat, terdapat banyak
dokumen penting yang harus diperiksa antara
lain sebagai berikut:
1. Anggaran dasar perusahaan
2. Dokumen-dokumen mengenai aset perusahaan
3. Perjanjian-perjanjian yang dibuat dan
ditandatangani oleh perusahaan dengan pihak
ketiga
4. Dokumen-dokumen mengenai perizinan dan
persetujuan perusahaan
5. Dokumen-dokumen yang berkaitan dengan
permasalahan kepegawaian perusahaan
6. Dokumen-dokumen mengenai asuransi
perusahaan
7. Dokumen-dokumen mengenai pajak
perusahaan
8. Dokumen-dokumen yang berkenaan dengan
terkait atau tidak terkaitnya perusahaan
dengan tuntutan dan/atau sengketa baik di
dalam maupun di luar Pengadilan
• Anggaran dasar perusahaan, antara lain
berupa akta pendirian perusahaan, berita
acara rapat pemegang umum saham, daftar
pemegang saham perusahaan, struktur
organisasi perusahaan, daftar bukti
penyetoran modal perusahaan dan anggaran
dasar perusahaan yang telah disesuaikan
dengan Undang-Undang No. 40 Tahun 2007
tentang Perseroan Terbatas;
• Dokumen-dokumen mengenai aset perusahaan,
antara lain berupa sertifikat-sertifikat tanah, surat-
surat tanda bukti kepemilikan kendaraan
bermotor, dokumen-dokumen kepemilikan saham
pada perusahaan lain, dan sebagainya;
• Perjanjian-perjanjian yang dibuat dan
ditandatangani oleh perusahaan dengan pihak
ketiga, antara lain berupa perjanjian hutang
piutang, perjanjian kerja sama, perjanjian dengan
(para) pemegang saham, perjanjian-perjanjian
dengan supplier, dan sebagainya;
• Dokumen-dokumen mengenai perizinan dan
persetujuan perusahaan, antara lain berupa surat
keterangan domisili perusahaan, tanda daftar
perusahaan, perijinan dan persetujuan yang
dikeluarkan oleh instansi pemerintah, dan sebagainya;
• Dokumen-dokumen yang berkaitan dengan
permasalahan kepegawaian perusahaan, antara lain
berupa peraturan perusahaan, dokumen mengenai
jaminan sosial tenaga kerja (jamsostek), dokumen
mengenai ijin tenaga kerja asing, dokumen mengenai
perijinan dan kewajiban pelaporan mengenai
kepegawaian, dokumen mengenai upah tenaga kerja,
dokumen mengenai kesepakatan kerja bersama, dan
sebagainya;
•  Dokumen-dokumen mengenai asuransi perusahaan,
antara lain berupa polis asuransi gedung, polis
kendaraan, polis mengenai gangguan usaha, polis
untuk pihak ketiga (misalnya konsumen), polis koperasi,
polis dana yang tersimpan, dan sebagainya;
• Dokumen-dokumen mengenai pajak perusahaan,
antara lain berupa nomor pokok wajib pajak (NPWP)
perusahaan, dokumen mengenai pajak bumi
bangunan, dokumen mengenai pajak-pajak terhutan,
dan sebagainya;
• Dokumen-dokumen yang berkenaan dengan terkait
atau tidak terkaitnya perusahaan dengan tuntutan
dan/atau sengketa baik di dalam maupun di luar
Pengadilan.
• Terhadap dokumen-dokumen tersebut di
atas harus dilakukan pemeriksaan secara
seksama apakah sudah sesuai dengan
peraturan perundang-undangan yang ada.
• Selain pemeriksaan dokumen, hal-hal lain
yang termasuk ke dalam kategori legal
audit, yang harus dilakukan antara lain:
1. Penelitian secara fisik atau penelitian area,
peninjauan lapangan dan pengamatan terhadap
suatu  obyek untuk memastikan kebenaran;
2. Penelitian dokumen yang berkaitan dengan
obyek;
3. Penelitian yang didasarkan pada sumber
informasi lainnya, misalnya pengadilan, laporan
keuangan, keterangan direksi, dan sebagainya.

Anda mungkin juga menyukai