Anda di halaman 1dari 10

PENERAPAN STANDAR AKUNTANSI DAN UU PASAR MODAL

A. PENDAHULUAN Dalam rangka memasuki era globalisasi di bidang perdagangan, Indonesia tentunya membutuhkan perangkat peraturan perundangan, tidak terkecuali peraturan di bidang Pasal Modal. Berkenaan dengan hal tersebut di atas, Pemerintah Republik Indonesia telah menerbitkan Peraturan Pasal Modal Tahun 1995 yang termuat dalam UU No. 8 Tahun 1995 tentang Pasal Modal dan peraturan-peraturan dengan perkembangan dan peningkatan pelaksanaannya dimana sejalan nasional serta untuk pembangunan

mengantisipasi era globalisasi ekonomi dan perdagangan bebas tahun 2000, sudah barang tentu Pasal Modal sebagai salah satu struktur ekonomi yang penting peranannya. Pasal Modal sebagai salah satu sumber pembiayaan bagi dunia usaha dan wahana investasi bagi masyarakat mempunyai peranan yang strategis dalam pembangunan perekonomian Indonesia. Agar Pasal Modal dapat berkembang dengan baik, tentu dibutuhkan adanya suatu landasan hukum yang dapat menjamin kepastian hukum dari pihak-pihak yang melakukan kepastian hukum dari pihak-pihak yang melakukan kegiatan di Pasal Modal, serta untuk melindungi kepentingan masyarakat pemodal dari praktikpraktik yang merugikan. Oleh karena itu, Undang-undang Nomor 8 Tahun 1995 tentang Pasal Modal, sangat penting keberadaannya saat ini. Kegiatan Pasal Modal, apabila diukur, lebih merupakan objek hukum, artinya para ahli hukum perlu lebih banyak tampil. Hukum yang mengatur kegiatan Pasal Modal mencakup ketentuan mengenai persyaratan perusahaan yang menawarkan saham atau obligasinya kepada masyarakat, ketentuan pedagang perantara, profesi penunjang, lembaga penunjang, perlindungan investor serta aturan main di pasar modal.

B. PRINSIP KETERBUKAAN Prinsip keterbukaan adalah pedoman umum yang mensyaratkan Emiten, Perusahaan publik, dan pihak lain yang tunduk pada Undang-Undang Pasal Modal untuk menginformasikan kepada masyarakat dalam waktu yang tepat seluruh informasi Material mengenai usahanya atau efeknya yang dapat berpengaruh terhadap keputusan pemodal terhadap efek dimaksud dan atau harga dari efek tersebut. Jiwa dari Pasar Modal adalah adanya prinsip keterbukaan (disclosure) dengan adanya prinsip tersebut menjadikan Pasal Modal menjadi lebih efisien, dan ini berarti memberikan kepada investor di dalam membuat keputusan untuk membeli atau menjual sahamnya berdasarkan kepada data yang lengkap dan akurat. Salah satu pelaksanaan prinsip keterbukaan dalam perdagangan saham melalui Pasal Modal adalah larangan melakukan insider trading yaitu membeli atau menjual saham berdasarkan informasi orang dalam yang belum atau tidak disiarkan kepada publik. Larangan insider trading telah dicantumkan dalam Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1995 tentang Pasal Modal. Keterbukaan dalam transaksi efek adalah seluruh informasi mengenai keadaan usahanya yang meliputi aspek keuangan, hukum, manajemen, dan harta kekayaan perusahaan kepada masyarakat. Keterbukaan terhadap kondisi perusahaan yang akan melakukan emisi saham menyebabkan calon investor dapat memahami dan memutuskan kebijakan untuk investasinya. Tujuan dari prinsip keterbukaan tersebut adalah untuk terciptanya efisiensi dalam transaksi efek. Perdagangan yang efisien adalah perdagangan di mana para pihak yang berkepentingan dengan perdagangan efek tersebut dapat melakukan perdagangan dengan mudah, cepat dan dengan biaya relatif murah, termasuk di dalamnya adanya penyelesaian transaksi yang cepat dan murah. Efisiensi dalam arti luas tersebut akan memberikan perlindungan bagi investor dalam mendapatkan informasi yang sama di antara sesama pelaku transaksi efek. Perlindungan bagi investor pada akhirnya akan menimbulkan kepercayaan bagi Pasal Modal itu sendiri.

Salah satu contoh keterbukaan adalah proses uji penawar BCA harus diumumkan ke publik. Proses uji kelayakan dan kepatutan (fit and proper test) terhadap penawar (bidder) saham BCA diminta untuk diumumkan kepada publik. Ini merupakan salah satu bagian dari transparansi dalam tender BCA. Demikian kesimpulan dalam diskusi mengenai divestasi saham BCA di Jakarta. Transparansi ini perlu dilakukan karena performa investor dalam tender BCA ini tidak diketahui secara umum oleh masyarakat. Karena itu, hasil fit and proper test juga harus diungkap kepada publik. Bahwa pemaparan kepada publik itu penting karena menyangkut strategi bisnis investor baru. Dengan paparan ini, publik diharapkan bisa menilai keabsahan hasil testnya. Harus dipublikasikan, sehingga bisa dihitung berapa financial budget dan budget staffing dari investor tersebut. Ini juga untuk mengetahui apakah BI bisa bersikap jujur. Pemerintah perlu terbuka kepada publik atas proses ini. bukan hanya terbuka mengenai masalah harga, tetapi juga dalam masalah terms and conditions yang diajukan oleh para penawar tersebut. Semuanya harus diungkap terbuka, termasuk mengenai persyaratan yang diminta penawar. Keterbukaan itu penting karena juga menyangkut masa depan para karyawan.

C. PENERAPAN DALAM UU PASAR MODAL Informasi atau fakta material adalah informasi atau fakta penting dan relevan mengenai peristiwa, kejadian, atau fakta yang dapat mengaruhi harga efek pada bursa efek dan atau keputusan pemodal, calon pemodal, atau Pihak lain yang berkepentingan atas informasi atau fakta tersebut. Contoh Informasi atau fakta material antara lain : a. Penggabungan usaha (merger), pengambilalihan (acquisition), peleburan usaha (consolidation) atau pembentukan usaha; b. Pemecahan saham (Share split) atau pembagian dividen saham (stock dividen); c. Pendapatan dan dividen yang luar biasa; d. Perolehan atau kehilangan kontrak penting;

e. Produk atau penemuan baru yang berarti; f. Perubahan tahun bukum perusahaan, dan g. Perubahan dalam pengendalian atau perubahan penting dalam manajemen. Undang-Undang Pasal Modal tersebut selain mengatur mengenai masalah kewajiban untuk memenuhi prinsik keterbukaan, yang merupakan suatu hal yang penting dalam dunia pasar modal, karena informasi tersebut merupakan bahan pertimbangan dalam berinvestasi, juga mengatur mengenai konsekuensi dan tanggung jawab atas kerugian serta ancaman pidana bagi pelaku pasar modal yang tidak melakukan kewajiban prinsip keterbukaan sesuai ketentuan Undang-undang tersebut.

Surat Keputusan Ketua Bapepam No. KEP-86/PM/1996 tentang Keterbukaan Informasi yang harus segera diumumkan kepada Publik, memberikan contoh-contoh informasi atau fakta fakta material, yaitu : 1. Pengumuman pembelian kembali atau pembayaran efek yang bersifat hutang; 2. Penjualan tambahan efek kepada masyarakat atau secara terbatas yang material jumlahnya; 3. Pembelian atau kerugian penjualan aktiva yang material; 4. Perselisihan tenaga kerja yang relatif penting; 5. Tuntutan hukum yang penting terhadap perusahaan dan atau direktur dan komisaris perusahaan: 6. Pengajuan tawaran untuk pembelian efek perusahaan lain; 7. Penggantian akuntan yang mengaudit perusahaan;
8. Penggantian wali amanat; 9. Perubahan tahun fiskal.

Tanggung jawab Akuntan sehubungan dengan fakta-fakta material itu ialah1: Tanggungjawab`yuridis, dimana penyampaian pendapat itu harus sesuai dengan Standar Profesi dan standar akuntansi yang baik Tanggungjawab Finansial, yang dalam hal ini menyangkut kerugian dari pihak ketiga Tangungjawab Moral, berhubungan dengan kode etik dan sikap manusia

Pasal 69 UU Pasar Modal2 : (1) Laporan keuangan yang disampaikan kepada Bapepam wajib disusun berdasarkan prinsip akuntansi yang berlaku umum. (2) Tanpa mengurangi ketentuan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1), Bapepam dapat menentukan ketentuan akuntansi di bidang Pasar Modal Prinsip akuntansi yang berlaku umum dalam hal ini ialah Pedoman Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) sebagaimana yang ditentukan oleh Ikatan Akuntan Indonesia Menurut pandangan M. Natsir atas kerangka pemikiran dari pasal 69 UUPM di atas, penilaian kecukupan peraturan perlindungan investor pasar modal Indonesia mencakup beberapa komponen analisa yaitu 3: 1 1. Ketentuan isi pelaporan emiten atau perusahaan publik yang harus disampaikan kepada publik dan Bapepam; 2 2. Ketentuan Bapepam tentang penerapan internal control pada emiten atau perusahaan publik; 3 3. Ketentuan Bapepam tentang pembentukan Komite Audit oleh emiten atau perusahaan publik; 4 4. Ketentuan tentang aktifitas profesi jasa auditor independen

Dedi Kurniawan, Prinsip Keterbukaan Laporan Keuangan menurut UU Pasar Modal, PK IV 844/5394, Fakultas Hukum UI
2 3

Indonesia, Undang-undang Nomor 8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal Mohammad Natsir, Analisis Kecukupan PeraturanPerlindungan Investor Pasar Modal, Studi Kasus Kebijakan Bapepam Bapepam

Menurut PSAK No. 1 Standar Akuntansi Keuangan (SAK) 4, laporan keuangan yang lengkap terdiri dari 5 komponen yaitu : neraca, laporan laba rugi, laporan perubahan ekuitas, laporan arus kas, dan catatan atas laporan keuangan. Sedangkan tujuan penyusunan laporan keuangan menurut APB Statement No. 4 dikelompokan menjadi menjadi 3 kelompok yaitu : 1 1. Tujuan Khusus Laporan keuangan bertujuan untuk menyajikan secara wajar, dan sesuai dengan prinsip akuntansi yang diterima umum, posisi keuangan, hasil usaha, dan perubahan lain dalam posisi keuangan. 2. Tujuan Umum. Tujuan umum laporan keuangan terdiri dari : 0 a. Memberikan informasi yang dapat dipercaya mengenai sumber-sumber ekonomi dan kewajiban suatu perusahaan agar supaya dapat (1) menilai kekuatan dan kelemahannya, (2) menunjukkan pembelanjaan dan investasinya, (3) menilai kemampuan memenuhi tanggungjawabnya, dan (4) menunjukkan dasar sumber pertumbuhan; 1 b. Menyediakan informasi yang dapat dipercaya mengenai perubahan sumber penghasilannya sebagai akibat aktifitas-aktifitas perusahaan yang diarahkan pada pencapaian laba agar supaya dapat (1) menunjukkan kepada para investor hasil dividen yang diharapkan, (2) menunjukkan kemampuan operasi membayar kreditor dan leveransir, serta menyediakan job-job untuk karyawan, pajak gaji, dana yang diperoleh untuk perluasan, (3) menyediakan informasi untuk perencanaan dan pengendalian manajemen, dan (4) menunjukkan profitabilitas jangka panjang; 2 c. Menyediakan informasi keuangan yang bermanfaat untuk menaksir penghasilan yang potensial dari perusahaan; 3 d. Menyediakan informasi lainnya yang diperlukan mengenai perubahan sumbersumber ekonomi serta perubahan kewajiban; 4 e. Mengungkapkan informasi lain yang relevan bagi kebutuhan para pemakai laporan keuangan
4

Ikatan Akuntan Indonesia, Standar Akuntansi Keuangan: PSAK No. 1, Penerbit: Salemba Empat, Jakarta, 1999. Hal. 1.2.

3. Tujuan kualitatif Tujuan kualitatif laporan keuangan meliputi : relevan, dapat dimengerti, dapat diuji, netral, tepat waktu, dapat diperbandingkan, dan lengkap.

D. AUDITING

Pengertian dan Jenis Auditing atau pemeriksaan adalah pengumpulan dan pengevaluasian bahan bukti tentang informasi yang dapat diukur mengenai suatu satuan usaha yang dilakukan seorang yang kompeten dan independen untuk dapat menentukan dan melaporkan kesesuaian informasi yang dimaksud dengan kriteria-kriteria yang telah ditetapkan. Berdasarkan obyek dan tujuannya, auditing pada umumnya dibedakan menjadi beberapa :5 1 1. General Audit atau audit atas laporan keuangan, yaitu pemeriksaan yang obyektif yang dilakukan oleh auditor independen terhadap laporan keuangan perusahaan atau badan usaha dengan tujuan untuk menentukan apakah laporan keuangan tersebut telah disusun dan disajikan sesuai dengan prinsip-prinsip akuntansi yang berlaku umum atau SAK. Dalam pelaksanaan pemeriksaan, auditor independen harus menggunakan Standar Profesional Auditor independen (SPAP) dan kode etik profesi. 2 2. Operasional Audit, yaitu pemeriksaan obyektif yang dilakukan oleh pihak internal auditor perusahaan atau pihak lain yang direkrut oleh perusahaan yang bersangkutan dengan tujuan untuk mengetahui apakah kegiatan operasional perusahaan telah berjalan secara efektif, efisien, dan sejalan dengan kebijakan manajemen atau direksi yang telah ditetapkan. 3 3. Compliance Audit, yaitu pemeriksaan obyektif yang dilakukan oleh pihak intern perusahaan atau pihak lain yang di hiring oleh perusahaan dengan tujuan untuk mengetahui apakah kegiatan perusahaan tidak bertentangan dengan peraturan

Arens dan Loebbecke Auditing: Pendekatan Terpadu, Salemba Empat Prentice Hall, Jakarta: 1993. Hal.

perundangan yang berlaku dalam hal ini peraturan perundangan yang berlaku di Indonesia.

Standar Auditing Standar auditing yang berlaku umum terdiri dari 3 standar, yaitu :6 1 1. Standar Umum meliputi 3 komponen, yaitu : a. Audit harus dilaksanakan oleh seseorang atau beberapa yang memiliki keahlihan dan pelatihan tehnis yang cukup sebagai auditor; b. Dalam segala hal yang berhubungan dengan penugasan, kebebasan dalam sikap mental harus dipertahankan oleh auditor; c. Dalam pelaksanaan audit dan penyusunan laporannya, auditor wajib menggunakan kemahiran profesionalnya dengan cermat dan seksama. 2 2. Standar Pekerjaan Lapangan meliputi 3 komponen, yaitu : a. Pekerjaan harus direncanakan sebaik-baiknya dan jika digunakan asisten harus dipimpin dan diawasi dengan semestinya; b. Pemahaman yang mendasar atas struktur pengendalian intern harus diperoleh untuk merencanakan audit dan menentukan sifat, saat, dan luasnya pengujian yang harus dilakukan; c. Bahan bukti kompeten yang cukup harus diperoleh melalui inspeksi, pengamatan, tanya jawab, dan konfirmasi sebagai dasar yang memadai untuk menyatakan pendapat atas laporan keuangan yang diaudit. 3 3. Standar Pelaporan meliputi 4 komponen, yaitu: a. Laporan audit harus menyatakan apakah laporan keuangan telah disusun sesuai dengan standar akuntansi yang berlaku umum di Indonesia; b. Laporan audit harus menunjukkan keadaan yang di dalamnya standar akuntansi tidak secara konsisten diterapkan dalam penyusunan laporan keuangan periode sekarang dalam hubungannya dengan standar akuntansi yang diterapkan dalam periode sebelumnya; c. Pengungkapan informatif dalam laporan keuangan harus dipandang memadai, kecuali dinyatakan lain dalam audit.
6

Arens dan Loebbecke , Ibid

d. Laporan audit harus memuat suatu pernyataan pendapat mengenai laporan keuangan secara keseluruhan atau suatu asersi bahwa pernyataan demikian tidak dapat diberikan. Jika pendapat secara keseluruhan tidak dapat diberikan, maka alasannya harus dinyatakan. Dalam semua hal yang nama auditor dihubungkan dengan laporan keuangan, laporan auditor harus memuat petunjuk yang jelas mengenai sifat pekerjaan auditor, jika ada, dan tingkat tanggung jawab auditor yang bersangkutan.

DAFTAR PUSTAKA

Dedi Kurniawan, Prinsip Keterbukaan Laporan Keuangan menurut UU Pasar Modal, PK IV 844/5394, Fakultas Hukum UI Indonesia, Undang-undang Nomor 8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal Mohammad Natsir, Analisis Kecukupan PeraturanPerlindungan Investor Pasar Modal, Studi Kasus Kebijakan Bapepam Bapepam-LK Ikatan Akuntan Indonesia, Standar Akuntansi Keuangan: PSAK No. 1, Penerbit: Salemba Empat, Jakarta, 1999. Hal. 1.2. Arens dan Loebbecke Auditing: Pendekatan Terpadu, Salemba Empat Prentice Hall, Jakarta: 1993. Hal. 2

10

Anda mungkin juga menyukai