Anda di halaman 1dari 10

KETERBUKAAN INFORMASI DI PASAR MODAL

Written by adminerco   
I. Latar Belakang Keterbukaan Informasi di Pasar Modal.
Pasar Modal merupakan salah satu elemen penting dan tolak ukur kemajuan
perekonomian suatu negara. salah satu ciri ciri negara industri maju maupun negara
industri baru adalah adanya pasar modal yang tumbuh dan berkembang dengan baik.
Dari angka Indeks Harga Saham gabungan (IHSG), kita bisa mengetahui perusahaan
perusahaan yang listing di Bursa Efek. IHSG juga dapat mencerminkan kondisi
perekonomian suatu negara. merosotnya IHSG secara tajam mengindikasikan sebuah
negara sedang mengalami krisis ekonomi.[1] salah satu dasar pertimbangan pendirian
pasar modal itu sendiri adalah:

(a) mempercepat proses perluasan pengikutsertaan masyarakat dalam pengerahan dan


penghimpun dana untuk digunakan secara produktif dalam pembiayan nasional: (b)
mengupayakan efisiensi dan efektivitas usaha pemerintah di bidang pasar modal, baik
kegiataan maupun tujuannya, dengan membentuk suatu badan yang mengendalikan dan
melaksanakan pasar modal; (c) untuk berhasilnya pasar modal di Indonesia secara optimal,
perlu mendorong perusahaan-perusahaan swasta yang sehat dan baik untuk menjual saham-
saham melaui pasar modal dengan memberikan keringanan-keringanan di bidang perpajakan.
[2] Sebagaimana pertimbangan pada penjelasan Undang Undang nomor 8 tahun 1995 tentang
Pasar Modal (UUPM), Pasar Modal bertujuan menunjang pelaksanaan pembangunan nasional
dalam rangka meningkatkan pemerataan, pertumbuhan, dan stabilitas ekonomi nasional ke
arah peningkatan kesejahteraan rakyat. Dalam rangka mencapai tujuan tersebut, Pasar Modal
mempunyai peran strategis sebagai salah satu sumber pembiayaan bagi dunia usaha, termasuk
usaha menengah dan kecil untuk pembangunan usahanya, sedangkan di sisi lain Pasar Modal
juga merupakan wahana investasi bagi masyarakat, termasuk pemodal kecil dan menengah.
oleh karena dalam aktifitas pasar modal melibatkan dana masyarakat dalam hal ini pemodal,
maka diperlukan suatu aturan khusus guna melindungi kepentingan masyarakat pemodal
menyangkut informasi atas efek yang diperdagangkan oleh perusahaan terbuka, karena
Penentuan harga di Pasar Modal dipengaruhi oleh suatu informasi atau fakta materiel, suatu
informasi mencerminkan suatu harga.[3] Dalam Pasal 1 angka 7 Undang-Undang Nomor 8
Tahun 1995, yang dimaksud dengan informasi atau fakta materiel adalah informasi atau fakta
penting dan relevan mengenai peristiwa, kejadian, atau fakta yang dapat mempengaruhi harga
Efek pada Bursa Efek dan atau keputusan pemodal, calon pemodal, atau pihak lain yang
berkepentingan atas informasi atau fakta tersebut. Informasi yang harus disampaikan kepada
publik adalah informasi yang akurat dan lengkap sesuai dengan keadaan perusahaan.[4]
Pemberian informasi ini berdasarkan pada prinsip keterbukaan, karena prinsip keterbukaan
adalah jiwa dari pasar modal. Informasi yang berdasarkan prinsip keterbukaan akan dapat
mengantisipasi kemungkinan investor tidak memperoleh informasi atau fakta materiel atau
tidak meratanya informasi bagi investor, disebabkan ada informasi yang tidak disampaikan
dan bisa juga terjadi informasi yang belum tersedia untuk publik telah disampaikan kepada
orang-orang tertentu.[5]

II. Prinsip dan Pengertian Pengertian yang berkaitan dengan Keterbukaan Informasi.
Keterbukaan informasi merupakan salah satu karakteristik khusus yang dikenal dalam
bidang pasar modal. Undang Undang nomor 8 tahun 1995 mengamanatkan agar emiten
dan atau perusahaan publik senantiasa menjalankan prinsip keterbukaan, yang
diimplementasikan melalui penyampaian informasi atau fakta material terkait usaha atau
efeknya. Dalam perjalanannya emiten dan atau perusahaan publik pasti melakukan
bentuk bentuk aksi korporasi (Corporate Action), baik berupa pembagian deviden,
penerbitan saham bonus, dan lain sebagainya. Bapepam LK dan Bursa Efek telah
mengatur agar dalam menjalankan aksi korporasinya Emiten dan atau Perusahaan
Publik tetap memperhatikan prinsip keterbukaan guna mencegah adanya kerugian bagi
pemangku kepentingan (stakeholders).1[6]
Sebagaimana dijelaskan pada Ikhtisar Ketentuan Pasar Modal, pada halaman 1036,
Pengertian Prinsip Keterbukaan adalah pedoman umum yang mensyaratkan emiten,
perusahaan publik, dan pihak lain yang tunduk pada undang undang nomor 8 tahun
1995 tentang pasar modal untuk menginformasikan kepada masyarakat dalam waktu
yang tepat seluruh informasi material mengenai usahanya atau efeknya yang dapat
berpengaruh terhadap putusan pemodal terhadap efek dimaksud dan atau harga dari efek
tersebut. Sedangkan informasi atau fakta material adalah informasi atau fakta penting
dan relevan mengenai peristiwa, kejadian, atau fakta yang dapat mempengaruhi harga
efek pda bursa efek dan atau keputusan pemodal, calon pembeli atau pihak lain yang
berkepentingan atas informasi atau fakta tersebut. Dan mengenai perusahaan terbuka
sebagai mana dijelaskan dalam peraturan Bapepam LK nomor IX.H.1 tentang
pengambilalihan perusahaan terbuka, angka 1 huruf a. Adalah perusahaan publik atau
perusahaan yang telah melakukan penawaran umum saham atau efek bersifat ekuitas
lainnya.

III. Jenis Jenis Keterbukaan Informasi.


1. Keterbukaan Informasi yang harus segera diumumkan ke Publik. Diatur dalam
peraturan Bapepam LK No. X.K.1, bahwa setiap perusahaan publik atau emiten

1
yang pernyataan pendaftarannya telah menjadi efektif, harus menyampaikan kepada
Bapepam LK dan mengumumkan kepada masyarakat secepat mungkin dengan
ketentuan paling lamabat akhir hari kerja ke-2 (kedua) setelah keputusan atau
terdapatnya informasi atau fakta material yang mungkin dapat mempengaruhi nilai
efek perusahaan atau keputusan investasi pemodal. Selanjutnya informai atau fakta
material yang diperkirakan dapat mempengaruhi harga efek atau keputusan
investasi pemodal, antara lain hal hal sebagai berikut :
a. Penggabungan usaha, pembelian saham, peleburan usaha, atau pembentukan
usaha patungan;
b. Pemecahan saham atau pembagian dividen saham;
c. Pendapatan dari dividen yang luar biasa sifatnya;
d. Perolehan atau kehilangan kontrak penting;
e. Produk atau penemuan baru yang berarti;
f. Perubahan dalam pengendalian atau perubahan penting dalam manajemen;
g. Pengumuman pembelian kembali atau pembayaran Efek yang bersifat utang;
h. Penjualan tambahan efek kepada masyarakat atau secara terbatas yang material
jumlahnya;
i. Pembelian, atau kerugian penjualan aktiva yang material;
j. Perselisihan tenaga kerja yang relatif penting;
k. Tuntutan hukum yang penting terhadap perusahaan, dan atau direktur dan
komisaris perusahaan;
l. Pengajuan tawaran untuk pembelian Efek perusahaan lain;
m. Penggantian Akuntan yang mengaudit perusahaan;
n. Penggantian Wali Amanat;
o. Perubahan tahun fiskal perusahaan
2. Keterbukaan Informasi bagi pemegang saham tertentu, Diatur dalam peraturan
Bapepam LK No. X.M.1, yang pada pokoknya mengatur direktur atau komisaris
emiten atau perusahaan publik wajib melaporkan kepada Bapepam atas
kepemilikan dan setiap perubahan kepemilikannya atas saham perusahaan tersebut
selambat lambatnya dalam waktu 10 (sepuluh) hari sejak terjadinya transaksi. Dan
kewajiban tersebut juga berlaku bagi setiap pihak yang memiliki 5% (lima
perseratus) atau lebih saham yang disetor. Selanjutnya kedua laporan sebagaimana
disebutkan tersebut sekurang kurangnya meliputi :
a. Nama, tempat tinggal dan kewarganegaraan;
b. Jumlah saham yang dibeli atau dijual;
c. Harga pembelian dan penjualan persaham;
d. Tanggal transaksi; dan
e. Tujun transaksi.
Dan ketentuan tersebut harus tersedia diperusahaan dan dapat dilihat umum dan
dapat disalin di Bapepam.
3. Keterbukaan Informasi bagi emiten atau perusahan publik yang dimohonkan
pernyataan pailit, Diatur dalam peraturan Bapepam LK No. X.K.5, Emiten atau
Perusahaan Publik yang gagal atau tidak mampu menghindari kegagalan untuk
membayar kewajibannya terhadap pemberi pinjaman yang tidak terafiliasi, maka
Emiten atau Perusahaan Publik wajib menyampaikan laporan mengenai hal tersebut
kepada Bapepam dan Bursa Efek dimana Efek Emiten atau Perusahaan Publik
tercatat secepat mungkin, paling lambat akhir hari kerja ke-2 (kedua) sejak Emiten
atau Perusahaan Publik mengalami kegagalan atau mengetahui ketidakmampuan
menghindari kegagalan dimaksud. Kemudian laporan tersebut memuat antara lain
rincian mengenai pinjaman termasuk jumlah pokok dan bunga, jangka waktu
pinjaman, nama pemberi pinjaman, penggunaan pinjaman dan alasan kegagalan
atau ketidakmampuan menghindari kegagalan. Dan kewajiban administratif
lainnya.
4. Keterbukaan informasi mengenai biaya penawaran umum diatur dalam surat edaran
Bapepam LK No. SE -05/BL/2006, yang megatur tentang informasi biaya yang
dikeluarkan oleh emiten atau perusahaan publik dalam rangka penawaran umum
wajib diungkapkan dalam bab penggunaan dana yang diperoleh dari hasil
penawaran umum, baik pada prospektus maupun laporan realisasi penggunaan dana
hasil penawaran umum agar diungkapkan rincian masing masing biaya yang
dikeluarkan dalam rangka pelaksanaan penawaran umum, baik dalam presentase
(%) tertentu dan atau nilai angka (denominasi mata uang), yang antara lain meliputi
beberapa biaya jasa yaitu, jasa pinjaman, jasa penyelenggaraan, jasa penjualan, jasa
profesi penunjang pasar modal, jasa lembaga penunjang pasar modal dan jasa
konsultasi keuangan. Dalam hal terjadi perbedaan informasi dalam prospektus
maupun prospektus ringkas dengan informasi yang diungkapkan dalam laporan
realisasi penggunaan dana hasil penawaran umum maka wajib ditambahkan
penjelasan penyebab perbedaan informasi tersebut.

IV. Aspek Keterbukaan Informasi.


1. Kewajiban pelaporan secara berkala
A. Dasar hukum Penyampaian Laporan keuangan Berkala diatur dalam Peraturan
Nomor X.K.2. yang isinya mencakup laporan keuangan tahunan dan laporan
keuangan tengah tahunan.
Dan mengenai Laporan Keuangan tahunan ditentukan sebagai berikut :
� Memenuhi unsur laporan keuangan dan disusun sesuai standar akuntansi yang
berlaku umum.
� Wajib disajikan secara perbandingan dengan periode yang sama.
� Wajib disajikan dalam Bahasa Indonesia.
� Wajib disertai dengan Opini Akuntan.
- Wajib disampaikan sebanyak 4 eksemplar dengan minimal 1 dalam bentuk asli.
Kemudian mengenai Waktu Penyampaian Laporan Keuangan Tahunan, telah
ditentukan sebagai berikut :
- Paling lambat akhir bulan ke 3 setelah tanggal laporan keuangan tahunan,
dengan ketentuan jika batas akhir penyampaian jatuh pada hari libur maka
wajib disampaikan pada hari kerja sebelumnya.
- Dalam hal Emiten telah menyampaikan Laporan Tahunan sebelum batas waktu
penyampaian Laporan Keuangan Tahunan, maka tidak diwajibkan untuk
menyampaikan Laporan Keuangan Tahunan.
Selanjutnya Laporan Keuangan Tahunan wajib diumumkan kepada publik
melalui 2 surat kabar harian berbahasa Indonesia dan Bukti pengumuman wajib
disampaikan kepada Bapepam dan LK selambat-lambatnya 2 hari kerja setelah
tanggal pengumuman.
Kemudian mengenai Laporan Keuangan Tengah Tahunan telah ditentukan
dengan beberapa kewajiban yaitu wajib disampaikan Memenuhi unsur laporan
keuangan dan disusun sesuai standar akuntansi yang berlaku umum, Wajib
disajikan secara perbandingan dengan periode yang sama, Wajib disajikan dalam
Bahasa Indonesia, dan Dapat disertai dengan Opini Akuntan atau Penelaahan
Terbatas oleh akuntan.
Kemudian mengenai Waktu Penyampaian Laporan Keuangan Tengah Tahunan
telah ditentukan sebagai berikut :
� Paling lambat akhir bulan pertama setelah tanggal laporan keuangan tengah
tahunan, jika tidak disertai laporan Akuntan.
� Paling lambat akhir bulan ke 2 setelah tanggal laporan keuangan tengah
tahunan, jika disertai laporan Akuntan dalam rangka penelaahan terbatas
� Paling lambat akhir bulan ke 3 setelah tanggal laporan keuangan tengah
tahunan, jika disertai laporan Akuntan yg memberikan pendapat tentang
kewajaran laporan keuangan secara keseluruhan.
Hal tersebut dengan ketentuan jika batas akhir penyampaian jatuh pada hari libur
maka wajib disampaikan pada hari kerja sebelumnya, dan laporan ini juga wajib
diumumkan dalam surat kabar sebagaimana laporan keuangan tahunan.
B. Laporan Realisasi Penggunaan Dana Hasil Penawaran Umum diatur dalam
Peraturan Nomor X.K.4 dengan waktu penyampaian secara berkala setiap 3
bulan, dan Penyampaian paling lambat tgl 15 bulan berikutnya. Bentuk dan isi
laporan disusun sesuai Formulir X.K.4-1. Kemudian mengenai Perubahan
Penggunaan Dana Hasil Emisi, Wajib dilaporkan terlebih dahulu kepada
Bapepam dan LK dan Harus mendapat persetujuan Pemegang Saham atau
Pemegang Obligasi dan Wali Amanat. Selanjutnya Realisasi penggunaan dana
hasil emisi wajib dipertanggungjawabkan dan dilaporkan dalam RUPS.
C. Kewajiban Penyampaian Laporan Tahunan bagi Emiten atau Perusahaan Publik
diatur dalam Peraturan Nomor X.K.6. Laporan Tahunan tersebut wajib
disampaikan sebanyak 4 eksamplar dengan minimal 1 dalam bentuk asli dan�
Laporan Tahunan dalam bentuk asli wajib ditandatangani secara langsung oleh
direksi dan komisaris untuk kemudian wajib disampaikan sebanyak 6 eksamplar
dengan minimal 1 dalam bentuk asli dalam hal penyampaiannya sebelum batas
tanggal penyampaian LKT. Waktu penyampaian laporan ini Paling lambat 4
bulan setelah tahun buku berakhir, atau Pada saat Laporan Tahunan tersedia
untuk pemegang saham dalam rangka RUPS (pada saat panggilan RUPS).
Mengenai isi dan bentuk laporan telah diatur dengan ketentuan sebagai berikut :
� Wajib disajikan dalam bahasa Indonesia
� Wajib dicetak pada kertas berwarna terang dan berkualitas baik dengan
ukuran 21x30 cm
� Wajib memuat rincian atas: ikhtisar data keuangan penting, laporan dewan
komisaris, laporan direksi, profil perusahaan, analisis dan pembahasan
manajemen, tata kelola perusahaan, tanggung jawab direksi atas laporan
keuangan, dan laporan keuangan yang telah diaudit oleh Akuntan.
� Tanda tangan anggota direksi dan anggota dewan komisaris.
D. Tentang Jangka Waktu Penyampaian Laporan Keuangan Berkala dan Laporan
Tahunan bagi Emiten atau Perusahaan Publik yang Efeknya Tercatat di Bursa
Efek di Indonesia dan di Bursa Efek di Negara Lain diatur dalam Peraturan
Nomor X.K.7. Merupakan pengecualian dari Peraturan Nomor X.K.2 dan
Peraturan X.K.6 mengenai batas waktu penyampaian pelaporan oleh Emiten
yaitu dengan mengikuti ketentuan otoritas pasar modal di negara dimana saham
Emiten dicatatkan dan mengenai Substansi informasi yang disampaikan dalam
laporan berkala tetap wajib mengikuti ketentuan sebagaimana diatur dalam
Peraturan Nomor X.K.2 dan Peraturan X.K.6.
E. Tentang Pemeringkatan Atas Efek Bersifat Utang diatur dalam Peraturan Nomor
IX.C.11.
Kewajiban melakukan pemeringkatan Efek Bersifat Utang oleh Emiten pada saat
:
� Menerbitkan Efek Bersifat Utang melalui Penawaran Umum
� Setiap tahun sampai dengan Efek Bersifat Utang jatuh tempo dan dibayar
lunas
� Adanya fakta material atau peristiwa penting yang dapat mempengaruhi
kemampuan Emiten memenuhi kewajiban dan/atau mempengaruhi risiko
yang dihadapi pemegang Efek Bersifat Utang
Waktu penyampaian ditentukan sebagai berikut :
- Paling lambat 14 hari setelah masa berlaku hasil pemeringkatan terakhir
berakhir, Emiten wajib menyampaikan hasil pemeringkatan Efek kepada
Bapepam-LK, Wali Amanat dan Bursa Efek, serta mengumumkan dalam 1
surat kabar berbahasa Indonesia yang berperedaran nasional.
- Paling lambat akhir hari kerja ke 2 setelah diterimanya hasil pemeringkatan
baru, pernyataan dan pendapat lain terkait pemeringkatan karena adanya fakta
material atau kejadian penting yang dapat mempengaruhi kemampuan Emiten
atau mempunyai resiko bagi pemegang Efek bersifat hutang, Emiten wajib
menyampaikan ke Bapepam-LK, Wali Amanat dan Bursa Efek dan
mengumumkannya dalam 1 surat kabar berbahasa Indonesia yang
berperedaran nasional.
- Paling lambat 90 hari sebelum Efek Bersifat Utang jatuh tempo, Emiten wajib
menyampaikan ke Bapepam-LK, Wali Amanat dan Bursa Efek dan
mengumumkannya dalam 1 surat kabar berbahasa Indonesia yang
berperedaran nasional, hasil pemeringkatan baru, pernyataan dan pendapat
atas Efek yang bersifat utanjg yang diterbitkan oleh Perusahaan Pemeringkat
Efek.
- Paling lambat 2 hari kerja sejak diterimanya pemberitahuan dari Perusahaan
Pemeringkat Efek tentang pencabutan, penarikan kembali atau pembatalan hasil
pemeringkatan dalam hal hasil pemeringkatan atas Efek dicabut, ditarik kembali
atau dibatalkan, atau sejak diterimanya hasil pemeringkatan ulang dalam hal
dilakukan pemeringkatan ulang atas Efek bersifat utang, Emiten wajib wajib
menyampaikan ke Bapepam-LK, Wali Amanat dan Bursa Efek dan
mengumumkannya dalam 1 surat kabar berbahasa Indonesia yang berperedaran
nasional.
- Seluruh bukti pengumuman melalui surat kabar wajib disampaikan ke Bapepam-
LK paling lambat 2 hari kerja setelah pengumuman.
2. Kewajiban Laporan Insidentil.
A. Tentang Keterbukaan Informasi yang harus segera diumumkan kepada publik
diatur dalam Peraturan Nomor X.K.1, dengan waktu penyampaian Akhir hari
kerja ke 2 setelah keputusan atau terdapatnya Informasi atau Fakta Material yang
mungkin dapat mempengaruhi nilai Efek atau keputusan pemodal. Kemudian
informasi atau fakta material yang harus diumumkan adalah :
- Penggabungan usaha,pembelian saham, peleburan atau pembentukan usaha
patungan.
- Pemecahan saham atau pembagian dividen saham
- Pendapatan dari dividen yang luar biasa sifatnya
- Perolehan atau kehilangan kontrak penting
- Produk atau penemuan baru yang berarti
- Perubahan pengendalian atau perubahan manajemen
- Pembelian kembali atau pembayaran Efek besifat utang
- Penjualan tambahan Efek yang material jumlahnya
- Pembelian atau kerugian aktiva yang material
- Perselisihan tenaga kerja
- Tuntutan hukum terhadap perusahaan, direktur dan/ataukomisaris
- Mengajukan penawaran untuk membeli Efek perusahaan lain
- Penggantian Akuntan yang mengaudit perusahaan
- Penggantian Wali Amanat
- Perubahan Tahun Fiskal perusahaan
B. Keterbukaan Informasi bagi emiten atau perusahaan publik yang dimohonkan
pailit, hal ini diatur dalam peraturan Peraturan nomor X.K.5, dengan waktu
pelaporan Sesegera mungkin, paling lambat akhir hari kerja ke 2 sejak Emiten
mengalami kegagalan, mengetahui ketidakmampuan menghindari kegagalan,
atau mengetahui adanya permohonan pernyataan pailit. Sementara Kondisi yang
mewajibkan keterbukaan informasi adalah kondisi dimana
- Gagal atau tidak mampu menghindari kegagalan memenuhi kewajiban kepada
pihak yang tidak terafiliasi.
- Emiten yang diajukan ke Pengadilan untuk dimohonkan pernyataan pailit
C. Keterbukaan informasi tentang Keterbukaan Informasi Pemegang Saham
Tertentu Daitur dalam Peraturan Nomor X.M.1. dengan Waktu Pelaporan Paling
lambat 10 hari setelah terjadinya transaksi perubahan kepemilikan saham.
Kewajiban Pelaporan dilakukan oleh Direksi atau komisaris perusahaan yang
memiliki saham perusahaannya, ataupun Setiap pihak yang memiliki paling
sedikit 5% atas saham yang disetor perusahaan.Informasi yang wajib
disampaikan, meliputi:
� Nama,tempat tinggal dan kewarganegaraan
� Jumlah saham yang dibeli atau dijual
� Harga pembelian dan penjualan per saham
� Tanggal transaksi
� Tujuan dari transaksi
D. Kewajiban melakukan keterbukaan informasi dalam rangka aksi korporasi diatur
dalam berbagai peraturan yaitu :
- Peraturan Nomor IX.D.1 tentang Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu
- Peraturan Nomor IX.D.4 tentang Penambahan Modal Tanpa Hak Memesan
Efek Terlebih Dahulu
- Peraturan Nomor IX.D.5 tentang Saham Bonus
- Peraturan Nomor IX.E.1 tentang Transaksi Afiliasi Dan Benturan Kepentingan
Transaksi Tertentu
- Peraturan Nomor IX.E.2 tentang Transaksi material dan Perubahan Kegiatan
Usaha Utama
- Peraturan Nomor IX.F.1 tentang Penawaran Tender
- Peraturan Nomor IX.G.1 tentang Penggabungan Usaha atau Peleburan Usaha
Perusahaan Publik atauEmiten
- Peraturan Nomor IX.H.1 tentang pengambilalihan Perusahaan Terbuka
- Peraturan Nomor IX.I.1 tentag Rencana dan Pelaksanaan Rapat Umum
Pemegang Saham
- Peraturan Nomor IX.L.1 tentang Tata Cara Pelaksanaan Kuasi Reorganisasi
- Peraturan Nomor XI.B.2 tentang pembelian Kembali Saham Yang Dikeluarkan
oleh Emiten atau Perusahaan Publik.

Erlangga Kurniawan S.H

[1] Iswi Hariyani, Buku Pintar Hukum Bisnis Pasar Modal. Visimedia, Jakarta, 2010, hal 1

[2] PT. Dana Reksa (Persero), Informasi dan Data Pasar Modal, Jakarta, PT. Dana
Reksa.1987

[3] Bismar Nasution, Keterbukaan dalam Pasar Modal, Universitas Indonesia, Fakultas
Hukum Program Pascasarjana, 2001, hal 1

[4] M. Irsan Nasarudin dan Indra Surya, Aspek Hukum Pasar Modal Indonesia, Jakarta:
Kencana, 2004, hlm. 230.

[5] Bismar Nasution, Keterbukaan dalam Pasar Modal, Universitas Indonesia, Fakultas
Hukum Program Pascasarjana, 2001, hal 30

[6] Alexander Lay Dkk, Ikhtisar Ketentuan Pasar Modal, Jakarta, The Indonesia Netherlands
National Legal Reform Program (NLRP), 2010, hal 1033
 

Anda mungkin juga menyukai