Anda di halaman 1dari 20

TUGAS TM 4

PASAR MODAL
“Hukum dan Etika Regulasi Terkait Perusahaan
Efek”

PROGRAM STUDI MANAJEMEN


FAKULTAS EKONOMI DAN
BISNIS UNIVERSITAS
AIRLANGGA
2024
EMITEN DAN PERUSAHAAN PUBLIK
Tujuan Perusahaan Go Public
1) Sarana untuk meningkatkan permodalan (fundraising)
2) Value of the firm
3) Meningkatkan tata kelola perusahaan
4) Mendapatkan insentif PPh 5% dengan syarat tertentu
5) Meningkatkan modal pasar perusahaan
6) Memberikan likuiditas para pemegang saham
7) Pemegang Sama cenderung menjadi konsumen pada produk perusahaan
8) Memungkinkan untuk pendiri melakukan diversifikasi usaha
9) Memungkinkan masyarakat mengetahui nilai perusahaan dari kekuatan
tawar menawar saham
10) Mempermudah usaha pembelian perusahaan lain (Expansi) dengan mencari dana
dari lembaga keuangan keuangan lain tanpa melepaskan saham
11) Mendapatkan dana untuk perluasan usaha (ekspansi) atau diversifikasi usaha
dan memperbaiki struktur modal perusahaan.
12) Meningkatkan nilai perusahaan (shareholder value).
13) Melepaskan sahamnya agar mendapatkan keuntungan (divestasi).

Manfaat Go Public
● Memperoleh dana murah dan basis pemodal yang sangat luas untuk
keperluan penambahan modal
● Memberikan likuiditas dan nilai pasar terhadap kekayaan perusahaan yang
merupakan nilai ekonomis dari para pendiri (founder).
● Mengangkat pandangan masyarakat umum terhadap perusahaan sehingga
menjadi incaran para profesional sebagai tempat untuk bekerja.
● Pemegang saham, khususnya individu akan cenderung menjadi konsumen yang
setia kepada produk perusahaan, karena adanya rasa ikut memiliki perusahaan
(sense of belonging).
● Perusahaan publik menikmati secara Cuma-Cuma promosi melalui media massa,
terutama perusahaan yang sahamnya aktif diperdagangkan, likuid dan
kepemilikan sahamnya tersebar luas serta kapitalisasi yang besar.

Keuntungan dari Perusahaan yang Go Public


● Perusahaan dapat meningkatkan Likuiditas dan memungkinkan para pendiri
perusahaan untuk menikmati hasil yang mereka capai. Dan semakin banyak investor
yang membeli saham tersebut, maka semakin banyak modal yang diterima
perusahaan dari investor luar.
● Para pendiri perusahaan dapat melakukan diversifikasi untuk mengurangi
resiko portofolio mereka.
● Memberi nilai suatu perusahaan.
● Meningkatkan potensi pasar.
Konsekuensi Go Public
● Emiten dituntut lebih terbuka, sehingga dapat memacu perusahaan
untuk meningkatkan profesionalisme.
● Perusahaan dituntut untuk dapat meningkatkan pertumbuhan perusahaan
sehingga akan dapat meningkatkan citra perusahan.
● Perusahaan harus mengikuti peraturan-peraturan yang ada dalam pasar
modal mengenal kewajiban pelaporan.
● Laporan Rutin.
● Terbuka.
● Keterbatasan kekuasaan Pemilik.
● Hubungan antar Investor Perusahaan terbuka harus menjaga hubungan antara
perusahaan dengan para investornya dan diinformasikan mengenai perkembangan
dari perusahaan tersebut.
Penawaran Umum
Penawaran Umum adalah Kegiatan penawaran Efek yang dilakukan oleh Emiten untuk
menjual Efek kepada masyarakat berdasarkan tata cara yang diatur dalam Undang-undang ini
(UU No.8 Tahun 1995).
Penawaran Awal (Book Building)
Penawaran Awal (bookbuilding) adalah ajakan baik secara langsung maupun tidak
langsung dengan menggunakan Prospektus Awal yang antara lain bertujuan untuk
mengetahui minat calon pembeli atas Efek yang akan ditawarkan dan atau perkiraan harga
penawaran Efek.
Setiap Penawaran Umum harus mempunyai satu Manajer Penjatahan. Manajer Penjatahan
adalah Penjamin Pelaksana Emisi Efek yang bertanggung jawab atas penjatahan Efek dalam
suatu Penawaran Umum, atau Emiten dalam hal tidak menggunakan Penjamin Emisi Efek.
Penjatahan Pasti
Penjatahan hanya dapat dilaksanakan apabila memenuhi persyaratan-persyaratan sebagai
berikut:
● Manajer Penjatahan dapat menentukan besarnya persentase dan Pihak-pihak
yang akan mendapatkan penjatahan pasti dalam Penawaran Umum;
● Dalam hal terjadi kelebihan permintaan beli dalam Penawaran Umum, Penjamin
Emisi Efek, Agen Penjualan Efek atau Pihak-pihak terafiliasi dengannya
dilarang membeli atau memiliki Efek untuk rekening mereka sendiri; dan
● Dalam hal terjadi kekurangan permintaan beli dalam Penawaran Umum, Penjamin
Emisi Efek, Agen Penjualan Efek, atau Pihak-pihak terafiliasi dengannya dilarang
menjual Efek yang telah dibeli atau akan dibelinya berdasarkan kontrak
Penjaminan Emisi Efek, kecuali melalui Bursa Efek jika telah diungkapkan dalam
Prospektus bahwa Efek tersebut akan dicatatkan di Bursa Efek.
Penjatahan Terpusat
Jika jumlah Efek yang dipesan melebihi jumlah Efek yang ditawarkan melalui suatu
Penawaran Umum, maka Manajer Penjatahan yang bersangkutan harus melaksanakan
prosedur penjatahan sisa Efek sebagai berikut:
a) Jika setelah mengecualikan memesan Efek terafiliasi sebagaimana dimaksud dalam
angka 4 huruf c peraturan ini dan terdapat sisa Efek yang jumlahnya sama atau
lebih
besar dari jumlah yang dipesan, maka pemesan yang tidak dikecualikan itu
akan menerima seluruh jumlah Efek yang dipesan.
b) Jika setelah mengecualikan memesan Efek terafiliasi sebagaimana dimaksud dalam
angka 4 huruf c peraturan ini dan terdapat sisa Efek yang jumlahnya lebih kecil
dari jumlah yang dipesan.
EMITEN
● Emiten adalah Pihak yang melakukan penawaran umum efek, baik efek yang
bersifat ekuitas (saham), efek yang bersifat hutang (obligasi), efek yang bersifat
syariah (sukuk).
● Emiten saham adalah Pihak yang melakukan penawaran umum efek
bersifat ekuitas/saham.
● Pihak adalah orang perseorangan, perusahaan, usaha bersama, asosiasi,
atau kelompok yang terorganisasi.
Pernyataan Pendaftaran Penawaran Umum
Kewajiban Dasar Emiten dalam Penawaran Umum adalah menyampaikan Pernyataan
Pendaftaran kepada Otoritas Jasa Keuangan (OJK), dimana pernyataan tersebut telah efektif,
dan telah disclosure kepada masyarakat dalam bentuk prospektus.
Tata Cara Pernyataan Pendaftaran:
a) Pernyataan Pendaftaran (PP) menjadi efektif pada hari ke-45 sejak diterimanya PP
secara lengkap atau pada tanggal yang lebih awal jika dinyatakan efektif oleh
OJK.
b) Dalam jangka waktu PP, OJK dapat meminta perubahan dan atau tambahan
informasi dari Emiten.
c) Dalam hal Emiten menyampaikan perubahan atau tambahan informasi, PP
tersebut dianggap telah disampaikan kembali pada tanggal diterimanya perubahan
dan atau tambahan informasi tersebut.
d) PP tidak dapat menjadi efektif sampai saat informasi tambahan dan atau
perubahan sebagaimana dimaksud dalam angka 2 diterima dan telah memenuhun
syarat yang ditetapkan oleh OJK.
Kewajiban dalam hal Pernyataan Pendaftaran, tidak berlaku dalam:
a) Penawaran Efek yang bersifat utang dengan jatuh tempo tidak lebih dari satu tahun
b) Penerbitan sertifikat deposito
c) Penerbitan polis asuransi
d) Penawaran efek yang diterbitkan dan dijamin Pemerintah Indonesia
e) Penawaran efek lain yang ditetapkan oleh OJK (Pasal 70 dan 71 UU No 8
Tahun 1995)
Prospektus dan Pengumuman
Mekanisme penawaran umum perdagangan saham perdana disebut dengan istilah IPO (Initial
Public Offering). Dalam IPO, ada yang disebut prospektus. Prospektus adalah setiap
informasi tertulis sehubungan dengan penawaran umum dengan tujuan agar pihak lain
membeli efek (Pasal 1 angka 26 UUPM).
Dimana Isi Prospektus terdiri dari :
1) Informasi yang terkait dengan go public
● Syarat pemesanan efek
● Masa penawaran efek
● Bursa efek tempat listing
● Profesi dan lembaga penunjang
● Jumlah dan harga efek yang ditawarkan, dll.
2) Aspek Hukum
● Status badan hukum perusahaan
● Status hukum pemilikan kekayaan perusahaan
● Status perjanjian dengan pihak lain
● Status sengketa hukum yang dihadapi perusahaan, dll.
3) Aspek Usaha
● Kegiatan produksi/operasi perusahaan
● Risiko usaha
● Lingkungan industri, persaingan, pertumbuhan dll.
● Aspek Keuangan/Akuntansi
● Analisa dan pembahasan oleh manajemen atas laporan keuangan
dan informasi relevan lainnya
● Penyajian laporan keuangan (Neraca, Laporan Laba Rugi, Arus
Kas, Perubahan Ekuitas dll.
OJK memastikan bahwa prinsip keterbukaan terpenuhi; tidak menyatakan kebenaran
informasi atau dokumen; hanya wajib memperhatikan kelengkapan, kecukupan, objektivitas,
kejelasan, dan kemudahan dimengerti. (Peraturan Bapepam IX.C.2, IX.C.3, IX.C.8, IX.C.9
dan IX.C.10) Dan setiap prospektus yang dikeluarkan dalam penawaran umum dilarang
memuat keterangan yang tidak benar tentang fakta material atau tidak memuat keterangan
yang benar tentang fakta material yang diperlukan agar prospektus tidak memberikan
gambaran yang menyesatkan. (Pasal 78 UU PM No.8 tahun 1995)
Pendaftaran dan pencatatan saham Go Public
Tahap selanjutnya, perusahaan yang sudah terdaftar atau disebut juga emiten dapat
mencatatkan sahamnya di bursa efek, sebagai kelanjutan dan kontrak pendahuluan yang telah
dilakukan sebelumnya. Setelah pencatatan saham-saham emiten di bursa efek, perdagangan
saham di pasar sekunder tersebut, dapat langsung ditransaksikan. Tetapi, selama belum
dicatatkan, saham ini belum dapat diperdagangkan di bursa. Pencatatan saham dapat
dilakukan pada satu bursa yang disebut dengan single listing maupun dua bursa yang disebut
dengan dual listing. Jika sisa saham yang dicatatkan di bursa secara sekaligus, cara ini disebut
company listing. Jika sisa saham yang dicatatkan secara sebagian-sebagian (partial), cara ini
dengan partial listing.
Laporan keuangan perusahaan untuk tahun buku terakhir diaudit dengan wajar tanpa syarat.
● Saham yang dicatatkan minimal berjumlah 1.000.000 (satu juta) saham.
● Jumlah pemegang saham, baik perorangan maupun lembaga minimal 200, dan
pemegang saham masing-masing memiliki minimal 1 (satu) satuan
perdagangan.
● Wajib mencatatkan seluruh saham yang telah disetor penuh, sepanjang tidak
bertentangan dengan ketentuan tentang persentase pemilikan saham oleh
pemodal asing.
● Perusahaan telah berdiri dan beroperasi sekurang-kurangnya tiga tahun.
● Dalam dua tahun terakhir mendapat laba operasi, tidak terdapat saldo kerugian
pada posisi keuangan yang terakhir.
SAHAM
Pengertian Saham
● Tanda Bukti penyertaan kepemilikan modal/ dana pada suatu perusahaan
● Kertas yang tercantum dengan jelas nilai nominal, nama perusahaan dan
diikuti dengan hak dan kewajiban yang dijelaskan kepada setiap pemegangnya.
● Persediaan yang siap untuk dijual
Pengertian Common Stock dan Preferred
Stock
● Common Stock (saham biasa)
Adalah suatu surat berharga yang dijual oleh suatu perusahaan yang menjelaskan
nilai nominal (rupiah, dolar, yen, dan sebagainya) dimana pemegangnya diberi hak
untuk mengikuti RUPS (Rapat Umum Pemegang Saham) dan RUPSLB (Rapat
Umum Pemegang Saham Luar Biasa) serta berhak untuk menentukan membeli right
issue (penjualan saham terbatas) atau tidak, yang selanjutnya di akhir tahun akan
memperoleh keuntungan dalam bentuk dividen.
● Preferred Stock (Saham Istimewa)
Adalah suatu surat berharga yang dijual oleh suatu perusahaan yang menjelaskan
nilai nominal (rupiah, dolar, yen dan sebagainya) dimana pemegangnya akan
memperoleh pendapatan tetap dalam bentuk dividen yang akan diterima setiap
kuartal (tiga bulanan).
Jenis-jenis saham biasa
1) Blue Chip Stock (Saham Unggulan), adalah saham dari perusahaan yang
dikenal secara nasional dan memiliki sejarah laba, pertumbuhan, dan
manajemen yang berkualitas.
2) Growth Stock, adalah saham-saham yang diharapkan memberikan pertumbuhan
laba yang lebih tinggi dari rata-rata saham –saham lain, dan karenanya mempunyai
PER yang tinggi.
3) Defensive Stock (saham-saham defensif), adalah saham yang cenderung lebih stabil
dalam masa resesi atau perekonomian yang tidak menentu berkaitan dengan
deviden, pendapatan, dan kinerja pasar.
4) Cyclical Stock, adalah sekuritas yang cenderung naik nilainya secara cepat
saat ekonomi semarak dan jatuh juga secara cepat saat ekonomi lesu.
5) Seasonal Stock, adalah perusahaan yang penjualannya bervariasi karena
dampak musiman, misalnya karena cuaca dan liburan.
6) Speculative Stock, adalah saham yang kondisinya memiliki tingkat spekulasi yang
tinggi, yang kemungkinan tingkat pengembalian hasilnya adalah rendah atau
negatif. Ini biasanya dipakai untuk membeli saham pada perusahaan pengeboran
minyak.
Jenis Dividen dan Pembayarannya
a) Dividen tunai (cash dividen)
yaitu “...declared and paid at regular intervals from legally available funds. Dividen
yang dinyatakan dan dibayarkan pada jangka waktu tertentu dan dividen tersebut
berasal dari dana yang diperoleh secara legal. Dividen ini dapat bervariasi dalam
jumlah bergantung kepada keuntungan perusahaan.
b) Dividen properti (property dividen)
yaitu “......a distribution of earnings in the form of property. suatu distribusi
keuntungan perusahaan dalam bentuk properti atau barang.
c) Dividen likuidasi (liquidating dividen)
yaitu “a distribution of capital assets to shareholder is referred to as liquidating
dividen. Distribusi kekayaan perusahaan kepada pemegang saham dalam hal
perusahaan tersebut dilikuidasi.
Pembahasan dalam RUPS dan RUPSLB

Keuntungan Memiliki Saham


● Memperoleh deviden yang akan diberikan pada setiap akhir tahun
● Memperoleh capital gain, yaitu keuntungan pada saat saham yang dimiliki
tersebut dijual kembali pada harga yang lebih mahal
● Memiliki hak suara bagi pemegang saham jenis common stock (saham
biasa) Penentuan Saham Naik dan Turun
● Kondisi mikro dan makro ekonomi
● Kebijakan perusahaan dalam memutuskan untuk ekspansi ( perluasan usaha
● Pergantian direksi secara tiba-tiba
● Adanya direksi atau pihak komisaris perusahaan yang terlibat tindak pidana
dan kasusnya sudah masuk ke pengadilan
● Kinerja perusahaan yang terus mengalami penurunan dalam setiap waktunya
● Risiko sistematis yaitu suatu bentuk risiko yang terjadi secara menyeluruh dan
telah ikut menyebabkan perusahaan ikut terlibat
● Efek dari psikologi pasar yang ternyata mampu menekan kondisi teknikal jual
beli saham.
Alasan Perusahaan Menjual Saham:
● Kebutuhan dana dalam jumlah yang besar dan pihak perbankan tidak mampu
untuk memberikan pinjaman karena berbagai alasan seperti tingginya risiko yang
akan dialami jika terjadi kemacetan
● Keinginan perusahaan untuk mempublikasikan kinerja perusahaan secara
lebih sistematis
● Menginginkan harga saham perusahaan terus naik dan terus diminati oleh
konsumen secara luas, sehingga ini nantinya akan memberi efek kuat bagi
perusahaan seperti rasa percaya diri di kalangan manajemen perusahaan.
● Mampu memperkecil risiko yang timbul karena permasalahan risiko
diselesaikan dengan pembagian dividen.

Pelaku Pasar Saham


● Emiten yaitu perusahaan yang terlibat dalam menjual sahamnya di pasar modal
● Underwriter atau penjamin, yaitu yang menjamin perusahaan tersebut dalam
menjual sahamnya di pasar modal
● Broker atau pialang

PERUSAHAAN PUBLIK
Perusahaan Publik adalah Perseroan yang sahamnya telah dimiliki sekurang-kurangnya oleh
300 (tiga ratus) pemegang saham dan memiliki modal disetor sekurang–kurangnya
Rp3.000.000.000,00 (tiga miliar rupiah) atau suatu jumlah pemegang saham dan modal
disetor yang ditetapkan dengan Peraturan Pemerintah.
Penawaran umum dalam prakteknya dilaksanakan melalui pasar perdana (primary market)
yang berlangsung dalam waktu terbatas selama beberapa hari saja. Dengan berakhirnya pasar
perdana, untuk selanjutnya pemodal dapat memperjualbelikan kembali efeknya pada pasar
sekunder (bursa). Harga penawaran efek (offering price) pada pasar perdana ditetapkan
bersama antara Emiten dengan Penjamin Pelaksana Emisi, sedangkan pembentukan
harga efek di Bursa didasarkan pada hukum permintaan dan penawaran yang berlaku
dalam Peraturan Bapepam Nomor IX A.8 tentang Prospektus Awal Dan Info Memo.

LEMBAGA DAN PROFESI PENUNJANG PASAR MODAL


TERKAIT PENAWARAN UMUM
1. Akuntan
Akuntan yang melakukan kegiatan dibidang Pasar Modal wajib terlebih dahulu
terdaftar OJK serta memenuhi persyararatan sebagaimana diatur dalam
VII.A.1
2. Notaris
Tugas Pokok Notaris: membuat perjanjian-perjanjian notaris, antara lain,
Perjanjian Penjaminan Emisi Efek
3. Konsultan Hukum
Konsultan hukum bertugas melakukan pemeriksaan secara menyeluruh dari segi
hukum (legal audit), memberikan pendapat dari segi hukum (legal opinion) terhadap
emiten dan perusahaan publik.
4. Penilai
Penilai bertugas antara lain memberikan penilaian atas nilai wajar properti atau usaha,
tergantung tujuan penggunaan dana.
5. Penjamin Emisi Efek
Penjamin Emisi Efek adalah Pihak yang membuat kontrak dengan Emiten untuk
melakukan Penawaran Umum bagi kepentingan Emiten dengan atau tanpa kewajiban
untuk membeli sisa Efek yang tidak terjual. Penjamin Emisi Efek tidak wajib ada
dalam setiap Penawaran Umum
Jenis Penjaminan yang diberikan:
1) Full Commitment: Disertai dengan kewajiban untuk membeli Efek yang tersisa
2) Best Effort: Tidak disertai dengan kewajiban untuk membeli Efek yang tersisa
JENIS-JENIS AKSI KORPORASI
Penambahan Modal
1. Penambahan Modal Dengan Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu (HMETD)
a. Dasar Hukum
● Pasal 82 (1) UUPM
● Peraturan OJK No. 32/POJK.04/2015
● Peraturan Bapepam No. IX.D.3
b. Definisi
● HMETD: Hak yang melekat pada saham yang memberikan kesempatan
pemegang saham yang bersangkutan untuk membeli saham dan/atau Efek
Bersifat Ekuitas lainnya baik yang dapat dikonversikan menjadi saham
atau yang memberikan hak untuk membeli saham, sebelum ditawarkan
kepada Pihak lain.
● Waran: Efek yang diterbitkan oleh suatu perusahaan yang memberi hak
kepada pemegang Efek untuk memesan saham dari perusahaan tersebut
pada harga tertentu setelah 6 (enam) bulan sejak Efek dimaksud diterbitkan.
● Pembeli Siaga: Pihak yang akan membeli baik sebagian maupun seluruh
sisa saham dan/atau Efek Bersifat Ekuitas lainnya yang tidak diambil oleh
pemegang HMETD.
c. Alasan Perusahaan Menerbitkan HMETD
● Tujuan dari pada penawaran saham baru dapat tercapai yang berhubungan
erat dengan pengembangan usaha emiten
● Setiap pemegang saham lama akan bersedia untuk melakukan excersice
mengingat harga saham akan mengalami kenaikan yang dapat
memberikan keuntungan kepada investor
● Harga saham diperdagangkan di atas harga teoritis untuk jangka waktu
tertentu, karena dengan adanya penambahan dana maka ekspansi
perseroan akan dapat memberikan keuntungan
● Penawaran right issue bukan ditujukan untuk kepentingan rekayasa keuangan
yang tidak berdampak positif kepada pemegang saham lama, walaupun
akibat dari pada right issue akan menyebabkan dilusi atas harga saham yang
diperdagangkan.
● Emiten di dalam rangka melakukan penawaran atas right issue benar- benar
melakukan keterbukaan informasi yang sebenarnya tanpa ada yang
ditutupi.
2. Penambahan Modal Tanpa Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu
a. Persyaratan Penambahan Modal Tanpa HMETD
● Perusahaan Terbuka dapat menambah modal tanpa memberikan HMETD
kepada pemegang saham, baik untuk memperbaiki posisi keuangan
maupun selain untuk memperbaiki posisi keuangan Perusahaan Terbuka.
● Penambahan Modal Tanpa HMETD, wajib terlebih dahulu memperoleh
persetujuan RUPS sebagaimana diatur dalam POJK No.
32/POJK.04/2014.
● Penambahan modal tanpa memberikan HMETD untuk memperbaiki
posisi keuangan harus memenuhi persyaratan:
a. Perusahaan Terbuka adalah bank yang menerima pinjaman dari Bank
Indonesia atau lembaga pemerintah lain yang jumlahnya lebih dari
100% (seratus persen) dari modal disetor atau kondisi lain yang
dapat mengakibatkan restrukturisasi bank oleh instansi Pemerintah
yang berwenang;
b. Perusahaan Terbuka selain bank yang mempunyai modal kerja bersih
negatif dan mempunyai liabilitas melebihi 80% (delapan puluh
persen) dari aset Perusahaan Terbuka tersebut pada saat RUPS yang
menyetujui penambahan modal tanpa memberikan HMETD; atau
c. Perusahaan Terbuka tidak mampu memenuhi kewajiban keuangan
pada saat jatuh tempo kepada pemberi pinjaman yang tidak terafiliasi
sepanjang pemberi pinjaman yang tidak terafiliasi tersebut
menyetujui untuk menerima saham atau obligasi konversi Perusahaan
Terbuka untuk menyelesaikan pinjaman tersebut.
● Penambahan modal Perusahaan Terbuka tanpa memberikan HMETD
selain untuk memperbaiki posisi keuangan sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 2 ayat (1) hanya dapat dilakukan paling banyak 10% (sepuluh
persen) dari
modal disetor dengan ketentuan sebagaimana diatur dalam POJK Penambahan
Modal tanpa HMETD Pasal 4 ayat (1)
b. Rapat Umum Pemegang Saham
● RUPS wajib dilakukan sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
● Paling lambat 14 (empat belas) hari sebelum RUPS, Perusahaan wajib
mengumumkan informasi kepada pemegang saham yang paling kurang memuat:
● Analisis dan pembahasan manajemen mengenai kondisi keuangan Perusahaan
sebelum dan sesudah penambahan modal tanpa HMTD serta pengaruhnya terhadap
pemegang saham setelah penambahan modal; dengan memenuhi Prinsip Keterbukaan.
● Dalam hal penambahan modal dilaksanakan, maka selain informasi, Perusahaan
juga wajib mengungkapkan Fakta Material tentang kondisi keuangan terakhir yang
antara lain meliputi:
a) Penjelasan mengenai akun persediaan yang tidak likuid;
b) Pinjaman atau piutang ragu-ragu;
c) Fasilitas Pendanaan Jangka Pendek dan Fasilitas Pembiayaan Darurat (khusus
untuk perbankan); dan/atau
d) pinjaman atau piutang macet termasuk pinjaman atau piutang kepada Pihak terafiliasi.
c. Pelaksanaan Penambahan Modal Tanpa HMTD
● Paling lambat 5 (lima) hari kerja sebelum pelaksanaan penambahan modal tanpa
HMTD, Perusahaan wajib memberitahukan kepada OJK serta mengumumkan kepada
masyarakat mengenai waktu pelaksanaan penambahan modal tersebut.
● Paling lambat 2 (dua) hari kerja setelah pelaksanaan penambahan modal tanpa
HMTD, Perusahaan wajib memberitahukan kepada OJK serta masyarakat mengenai
hasil pelaksanaan penambahan modal tersebut, yang meliputi informasi antara lain
jumlah dan harga saham yang diterbitkan.
Transaksi Lainnya
1. Transaksi Material
a. Transaksi Material adalah setiap:
● penyertaan dalam badan usaha, proyek, dan/atau kegiatan usaha tertentu;
● pembelian, penjualan, pengalihan, tukar menukar aset atau segmen usaha;
● sewa menyewa aset;
● pinjam meminjam dana;
● menjaminkan aset; dan/atau
● memberikan jaminan perusahaan;
b. Nilai Transaksi Material
● Transaksi Material dengan nilai transaksi 20% - 50% dari ekuitas
Perusahaan; dan
● Transaksi Material dengan nilai transaksi lebih dari 50% dari
ekuitas Perusahaan
c. Perhitungan Nilai Material
Untuk menghitung apakah sebuah transaksi sudah “material” atau tidak (minimal 20%
dari ekuitas) dan masuk pada kategori nilai transaksi material yang mana maka nilai
transaksi tersebut dihitung berdasarkan laporan keuangan sebagai berikut:
● laporan keuangan tahunan yang diaudit;
● laporan keuangan tengah tahunan yang disertai laporan Akuntan dalam
rangka penelaahan terbatas paling sedikit untuk akun ekuitas; atau
● laporan keuangan interim yang diaudit selain laporan keuangan interim
tengah tahunan, dalam hal Perusahaan mempunyai laporan keuangan interim,
mana yang terkini.
2. Transaksi Afiliasi
a. Definisi
Transaksi (Pasal 1 huruf C IX.E.1)
Transaksi adalah aktivitas dalam rangka:
● memberikan dan/atau mendapat pinjaman;
● memperoleh, melepaskan, atau menggunakan aset termasuk dalam
rangka menjamin;
● memperoleh, melepaskan, atau menggunakan jasa atau Efek suatu
Perusahaan atau Perusahaan Terkendali; atau
● mengadakan kontrak sehubungan denganaktivitas
sebagaimana dimaksud dalam butir 1), butir 2), dan butir 3)
Afiliasi (Pasal 1 angka 1 UUPM)
Afiliasi adalah:
● hubungan keluarga karena perkawinan dan keturunan sampai derajat
kedua, baik secara horizontal maupun vertikal;
● hubungan antara Pihak dengan pegawai, direktur, atau komisaris dari
Pihak tersebut;
● hubungan antara 2 (dua) perusahaan di mana terdapat satu atau lebih
anggota direksi atau dewan komisaris yang sama;
● hubungan antara perusahaan dengan Pihak, baik langsung maupun
tidak langsung, mengendalikan atau dikendalikan oleh perusahaan
tersebut;
● hubungan antara 2 (dua) perusahaan yang dikendalikan, baik
langsung maupun tidak langsung, oleh Pihak yang sama; atau
● hubungan antara perusahaan dan pemegang saham utama.
Transaksi Afiliasi (Pasal 1 huruf D IX.E.1)
Transaksi Afiliasi sebagai Transaksi yang dilakukan oleh Perusahaan atau Perusahaan
Terkendali dengan Afiliasi dari Perusahaan atau Afiliasi dari anggota Direksi,
anggota Dewan Komisaris, atau pemegang saham utama Perusahaan.
Perusahaan Terkendali (Pasal 1 huruf B IX.E.1)
Perusahaan yang dikendalikan baik secara langsung maupun tidak langsung
oleh Perusahaan
b. Kewajiban dalam Transaksi Afiliasi
● Mengumumkan keterbukaan informasi atas setiap Transaksi Afiliasi
kepada masyarakat dan menyampaikan bukti pengumuman dan dokumen
pendukungnya kepada OJK paling lambat akhir hari kerja ke- 2 (kedua)
setelah terjadinya Transaksi
● Melaporkan (penulis: tidak wajib diumumkan) Transaksi berikut ini kepada
OJK paling lambat akhir hari kerja ke-2 (kedua) setelah terjadinya
Transaksi
c. Transaksi Afiliasi Yang Dikecualikan dari Kewajiban Mengumumkan
dan Melaporkan
● Imbalan
● Transaksi berkelanjutan yang telah dilakukan sebelum Perusahaan
melaksanakan Penawaran Umum perdana atau sebelum
disampaikannya pernyataan pendaftaran sebagai Perusahaan Publik
● Transaksi berkelanjutan yang dilakukan sesudah Perusahaan melakukan
Penawaran Umum atau setelah pernyataan pendaftaran sebagai
Perusahaan Publik menjadi efektif
● Transaksi yang merupakan kegiatan usaha utama Perusahaan atau
Perusahaan Terkendali; dan
● Transaksi yang merupakan penunjang kegiatan usaha Perusahaan
atau Perusahaan Terkendali.
3. Transaksi Benturan Kepentingan
a. Definisi
● Benturan Kepentingan adalah perbedaan antara kepentingan ekonomis Perusahaan
dengan kepentingan ekonomis pribadi anggota Direksi, anggota Dewan
Komisaris, atau pemegang saham utama yang dapat merugikan Perusahaan
dimaksud.
● Pemegang Saham Independen adalah pemegang saham yang tidak mempunyai
Benturan Kepentingan sehubungan dengan suatu Transaksi tertentu dan/atau bukan
merupakan Afiliasi dari anggota Direksi, anggota Dewan Komisaris atau
pemegang saham utama yang mempunyai Benturan Kepentingan atas Transaksi
tertentu.
● “yang dapat merugikan perusahaan” berarti bahwa kerugian tersebut masih
berupa potensi belum berupa kerugian secara nyata yang telah dialami oleh
perusahaan. Sehingga dapat kita berkata bahwa peraturan tentang benturan
kepentingan dibuat untuk mencegah terjadinya kerugian bagi perusahaan sebagai
akibat dari benturan kepentingan.
b. Transaksi Yang Mengandung Benturan Kepentingan
● Transaksi yang mengandung Benturan Kepentingan adalah Transaksi yang
dilakukan oleh Perusahaan atau Perusahaan Terkendali dimana seorang direktur,
komisaris, pemegang saham utama mempunyai Benturan Kepentingan.
● Transaksi yang mengandung Benturan Kepentingan wajib terlebih dahulu disetujui
oleh para Pemegang Saham Independen atau wakil mereka yang diberi wewenang
untuk itu dalam Rapat Umum Pemegang Saham. Persetujuan mengenai hal
tersebut harus ditegaskan dalam bentuk akta notariil.
● Persetujuan Rapat Umum Pemegang Saham wajib mulai dilaksanakan paling
lambat 12 (dua belas) bulan sejak tanggal Rapat Umum Pemegang Saham yang
menyetujui transaksi.
c. Transaksi Yang Mengandung Benturan Kepentingan Yang Dikecualikan
● Penggunaan setiap fasilitas yang diberikan oleh Perusahaan atau Perusahaan
Terkendali kepada komisaris, direktur, dan pemegang saham utama yang juga
sebagai Karyawan yang langsung berhubungan dengan tanggung jawab mereka
terhadap Perusahaan tersebut dan sesuai dengan kebijakan Perusahaan, serta telah
disetujui
Rapat Umum Pemegang Saham;
● Transaksi antara Perusahaan baik dengan Karyawan, direksi atau komisaris
Perusahaan tersebut maupun dengan Karyawan, direksi atau komisaris
Perusahaan Terkendali, dan Transaksi antara Perusahaan Terkendali baik dengan
Karyawan, direksi atau komisaris Perusahaan Terkendali tersebut maupun dengan
Karyawan, direksi atau komisaris
● Perusahaan dengan persyaratan yang sama, sepanjang hal tersebut telah disetujui
Rapat Umum Pemegang Saham. Dalam Transaksi tersebut termasuk pula
manfaat
yang diberikan oleh Perusahaan atau Perusahaan Terkendali kepada semua
Karyawan, direksi atau komisaris dengan persyaratan yang sama, menurut kebijakan
yang ditetapkan Perusahaan;
● Imbalan, termasuk gaji, iuran dana pensiun, dan/atau manfaat khusus yang diberikan
kepada komisaris, direktur dan pemegang saham utama yang juga sebagai
Karyawan, jika jumlah secara keseluruhan dari imbalan tersebut diungkapkan dalam
laporan keuangan berkala;
● Transaksi berkelanjutan yang telah dilakukan sebelum Perusahaan melaksanakan
Penawaran Umum perdana atau sebelum disampaikannya pernyataan
pendaftaran sebagai Perusahaan Publik
● Transaksi berkelanjutan yang dilakukan sesudah Perusahaan melakukan Penawaran
Umum atau setelah pernyataan pendaftaran sebagai Perusahaan Publik menjadi efektif
● Transaksi penjualan yang dilakukan oleh Perusahaan melalui lelang terbuka;
● Transaksi yang dilakukan oleh Perusahaan dengan nilai transaksi tidak melebihi
0,5% (nol koma lima per seratus) dari modal disetor sepanjang 0,5% (nol koma lima
per
seratus) dari modal disetor tersebut tidak lebih dari Rp5.000.000.000,00 (lima
miliar rupiah);
● Transaksi yang dilakukan oleh Perusahaan sebagai pelaksanaan
peraturan perundang-undangan atau putusan pengadilan; dan/atau
● Transaksi antara Perusahaan dengan Perusahaan Terkendali yang saham atau
modalnya dimiliki sekurang-kurangnya 99% (sembilan puluh sembilan per
seratus) atau antara sesama Perusahaan Terkendali yang saham atau modalnya
dimiliki
sekurang-kurangnya 99% (sembilan puluh sembilan per seratus) oleh Perusahaan
dimaksud, jika laporan keuangan dari Perusahaan tersebut dikonsolidasikan.
4. Perubahan Kegiatan Usaha Utama
● Perusahaan yang melakukan perubahan Kegiatan Usaha Utama wajib terlebih
dahulu memperoleh persetujuan RUPS. Dalam agenda RUPS harus ada acara khusus
mengenai pembahasan studi kelayakan tentang perubahan Kegiatan Usaha Utama
perusahaan tersebut.
● Perubahan Kegiatan Usaha Utama berupa pengurangan Kegiatan Usaha Utama
tidak diwajibkan memperoleh persetujuan RUPS sebagaimana dimaksud dalam
huruf a dengan ketentuan:
1) Kegiatan Usaha Utama yang akan dikurangi mengalami kerugian usaha
selama 3 (tiga) tahun berturut-turut berdasarkan laporan keuangan tahunan
Perusahaan
2) pengurangan Kegiatan Usaha Utama tidak akan mempengaruhi
kelangsungan usaha Perusahaan
3) Perusahaan wajib mengumumkan kepada masyarakat dan menyampaikan
informasi perubahan Kegiatan Usaha Utama tersebut kepada Bapepam dan
LK dalam jangka waktu paling lambat 2 (dua) hari kerja sejak keputusan
perubahan Kegiatan Usaha Utama.
● Perusahaan yang melakukan perubahan Kegiatan Usaha Utama wajib
memenuhi ketentuan sebagai berikut:
1) Mengumumkan dalam paling sedikit satu surat kabar harian berbahasa
Indonesia yang berperedaran nasional, dalam waktu bersamaan
dengan pengumuman RUPS sebagaimana diatur pada Peraturan
Nomor IX.J.1
2) Menyediakan data tentang perubahan Kegiatan Usaha Utama tersebut bagi
pemegang saham sejak saat pengumuman RUPS dan menyampaikan
kepada OJK paling lambat pada saat pengumuman RUPS
5. Pengambilalihan Perusahaan Terbuka (Akuisisi)
a. Definisi:
● Kelompok yang Terorganisasi adalah pihak-pihak yang membuat rencana,
kesepakatan, atau keputusan untuk bekerja sama untuk mencapai tujuan
tertentu.
● Pengendali Perusahaan Terbuka, yang selanjutnya disebut Pengendali, adalah Pihak
yang memiliki saham lebih dari 50% (lima puluh perseratus) dari seluruh saham
yang disetor penuh, atau Pihak yang mempunyai kemampuan untuk menentukan,
baik langsung maupun tidak langsung, dengan cara apapun pengelolaan dan/atau
kebijaksanaan Perusahaan Terbuka.
● Pengambilalihan adalah tindakan, baik langsung maupun tidak langsung,
yang mengakibatkan perubahan Pengendali.
b. Ketentuan Pengambilalihan Perusahaan Terbuka
● Pihak yang melakukan Pengambilalihan wajib memenuhi ketentuan sebagai berikut:
a. Mengumumkan dalam paling sedikit satu surat kabar harian berbahasa
Indonesia yang berperedaran nasional, serta menyampaikan kepada
Bapepam dan LK perihal terjadinya Pengambilalihan paling lambat satu hari
kerja
setelah terjadinya Pengambilalihan
b. Melakukan Penawaran Tender Wajib
● Perusahaan Terbuka yang diambil alih tidak wajib memperoleh persetujuan dari
pemegang saham dalam Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS), kecuali apabila
persetujuan tersebut dipersyaratkan oleh peraturan perundang-undangan yang
khusus mengatur bidang usaha Perusahaan Terbuka yang diambil alih.
● Dalam hal Pengambilalihan dilakukan oleh Perusahaan Terbuka, maka
Perusahaan Terbuka tersebut tidak wajib memperoleh persetujuan dari pemegang
saham dalam
RUPS mengenai Pengambilalihan, kecuali apabila persetujuan tersebut dipersyaratkan
oleh peraturan perundang- undangan yang khusus mengatur bidang usaha Perusahaan
Terbuka yang melakukan Pengambilalihan.
6. Penawaran Tender (Tender Offer)
a. Penawaran Tender Sukarela
a) Definisi
● Penawaran Tender Sukarela adalah penawaran yang dilakukan secara
sukarela oleh Pihak untuk memperoleh Efek Bersifat Ekuitas yang diterbitkan
oleh Perusahaan Sasaran dengan cara pembelian atau pertukaran dengan Efek
lainnya melalui Media Massa.
● Pernyataan Penawaran Tender Sukarela adalah dokumen yang wajib
disampaikan kepada Otoritas Jasa Keuangan oleh Pihak yang
melakukan Penawaran Tender Sukarela
● Perusahaan Sasaran adalah Perusahaan Terbuka yang Efek Bersifat
Ekuitasnya merupakan obyek dari Penawaran Tender Sukarela.
b) Pelaksanaan Penawaran Tender Sukarela
1) Masa Penawaran Tender Sukarela wajib dimulai paling lambat 2 (dua)
hari kerja setelah Pernyataan Penawaran Tender Sukarela menjadi efektif.
2) Masa Penawaran Tender Sukarela adalah paling singkat 30 (tiga puluh) hari
dan dapat diperpanjang paling lama menjadi 90 (sembilan puluh) hari,
kecuali disetujui lain oleh Otoritas Jasa Keuangan
b. Penawaran Tender Wajib
Penawaran Tender Wajib adalah penawaran untuk membeli sisa saham
Perusahaan Terbuka yang wajib dilakukan oleh Pengendali baru.
7. Penggabungan (Merger) dan Peleburan Usaha (Akuisisi)
a. Definisi
● Penggabungan Usaha adalah perbuatan hukum yang dilakukan oleh 1 (satu)
Perseroan atau lebih untuk menggabungkan diri dengan Perseroan lain yang
telah ada dan selanjutnya Perseroan yang menggabungkan diri menjadi
bubar.
● Peleburan Usaha adalah perbuatan hukum yang dilakukan oleh 2 (dua)
Perseroan atau lebih untuk meleburkan diri dengan cara
b. Persyaratan
● Direksi dan Komisaris perusahan-perusahaan yang akan merger wajib
membuat pernyataan bahwa kegiatan penggabungan usaha atau peleburan
usaha dilakukan dengan memperhatikan kepentingan perseroan,
pemegang
saham, persaingan usaha yang sehat, pemegang saham publik dan karyawan.
● Pernyataan tersebut harus didukung oleh pihak independen.
● Emiten/Perusahaan Publik wajib menyampaikan pernyataan
penggabungan usaha atau peleburan usaha yang berisi rancangan
usaha/peleburan usaha.
● Memperoleh persetujuan rapat umum pemegang saham Emiten/
Perusahaan Publik.
8. Kuasi Reorganisasi
a. Definisi dan Pengertian
Kuasi Reorganisasi adalah reorganisasi, tanpa melalui reorganisasi nyata (true
reorganisation Atau corporate restructuring) yang dilakukan dengan menilai
kembali akun-akun aktiva dan kewajiban pada nilai wajar dan mengeliminasi saldo
laba negatif.
b. Emiten atau Perusahaan Publik yang melaksanakan Kuasi Reorganisasi
wajib memenuhi ketentuan:
● Memenuhi ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku dan
prinsip akuntansi Yang berlaku umum;
● Mengalami saldo laba negatif yang material selama 3 (tiga)
tahun berturut-turut;
● Dalam hal modal disetor yang ada tidak mampu mengeliminasi saldo
laba negatif, Maka wajib dilakukan penambahan modal disetor sebelum
pelaksanaan Kuasi Reorganisasi, sesuai ketentuan peraturan perundang-
undangan yang berlaku;
● Melakukan keterbukaan informasi kepada Bapepam dan pemegang
saham Emiten atau Perusahaan Publik tersebut; dan
● Memperoleh persetujuan Rapat Umum Pemegang Saham.
c. Keterbukaan Informasi
● Rencana, tujuan dan alasan dilakukannya Kuasi Reorganisasi;
● Jadwal pelaksanaan Kuasi Reorganisasi;
● kondisi keuangan 3 (tiga) tahun terakhir Emiten atau Perusahaan
Publik berupa Ikhtisar Data Keuangan Penting;
● Status kelangsungan usaha (going concern) Emiten atau Perusahaan Publik.
Neraca sebelum Kuasi Reorganisasi yang diaudit dan proforma neraca
sesudah Kuasi Reorganisasi, termasuk rincian perhitungan eliminasi saldo
laba negatif, yang direview
● Hasil penilaian nilai wajar aktiva tetap dari Penilai yang terdaftar di Bapepam
dan hasil penilaian nilai wajar kewajiban dan aktiva selain aktiva tetap dari
Pihak independen. Tanggal hasil penilaian dimaksud tidak boleh melebihi
180 (seratus delapan puluh) hari sebelum Rapat Umum Pemegang Saham;
● Pendapat dari Akuntan yang terdaftar di Bapepam mengenai kesesuaian
penerapan prosedur dan ketentuan dalam pelaksanaan Kuasi
Reorganisasi dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum, termasuk
penyesuaian-penyesuaian akuntansi yang ada.

Anda mungkin juga menyukai