Anda di halaman 1dari 8

1

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Faktor Investasi mempunyai peranan yang penting untuk meningkatkan pertumbuhan
ekonomi suatu negara. Menurut Paul M. Jhonson, investasi adalah seluruh pendapatan
yang dibelanjakan oleh perusahaan atau lembaga pemerintah untuk barang-barang modal
yang akan digunakan dalam aktivitas produktif. Masyarakat mulai berinvestasi untuk
mendapatkan keuntungan yang lebih besar, likuid, dan mudah dijual. Investasi dalam
bentuk surat berharga dalam bentuk saham, obligasi, reksa dana, dan sebagainya
merupakan produk yang diperjualbelikan di pasar modal.
Pasar modal memiliki peran penting bagi perekonomian suatu negara karena pasar
modal menjalankan dua fungsi, yaitu pertama sebagai sarana bagi pendanaan usaha atau
sebagai sarana bagi perusahaan untuk mendapatkan dana dari masyarakat pemodal
(investor). Kedua, pasar modal menjadi sarana bagi masyarakat untuk berinvestasi pada
instrument keuangan seperti saham, obligasi, reksa dana, dan lain-lain. dengan demikian,
masyarakat dapat menempatkan dana yang dimilikinya sesuai dengan karakteristik
keuntungan dan resiko masing-masing.
Salah satu aspek yang terpenting dalam pelaksanaan kegiatan pasar modal adalah
adanya pengawasan. Pengawasan dimaksudkan untuk mengusahakan pelaksanaan
berjalan sesuai dengan yang telah direncanakan. Pengawasan di bidang pasar modal pada
awalnya berada di bawah pengawasan Bapepam-LK (Badan Pengawasan Pasar Modal
Lembaga Keuangan). Dalam pasal 4 Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1995 pasar modal
dinyatakan bahwa “Pembinaan, pengaturan, pengawasan sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 3 dilaksanakan oleh Bapepam dengan tujuan mewujudkan terciptanya kegiatan
Pasar Modal yang teratur, wajar, dan efisien, serta melindungi kepentingan pemodal dan
masyarakat”. Namun pada akhir 2011, sebagai upaya reformasi sektor keuangan,
pemerintah dan Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) sepakat mendirikan Otoritas Jasa
Keuangan (OJK). Lembaga independen ini berfungsi mulai 31 Desember 2012 dimana
menggantikan fungsi, tugas, dan wewenang pengaturan yang selama ini dilakukan oleh
Kementerian Keuangan melalui Bapepam-LK.

B. Rumusan Masalah
1. Apa itu Bapepam?
2. Apa fungsi dan wewenang Bapepam?
3. Bagaimana contoh kebijakan Bapepam terkait pasar modal?

C. Tujuan
1. Mengetahui apa itu Bapepam.
2. Mengetahui fungsi dan wewenang Bapepam.
3. Mengetahui contoh kebijakan Bapepam terkait pasar modal.
2

BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Bapepam
Kementerian keuangan di Indonesia memiliki otoritas yang luas dalam mengatur
keuangan dan melakukan kebijakan moneter dan salah satu lininya adalah pada
pengawasan pasar modal di Indonesia. Pasar modal sebagai suatu lembaga yang dibuat
secara khusus di Indonesia memiliki peranan yang sangat strategis sebagai suatu fasilitas
dan alat bagi masyarakat untuk dapat bertransaksi dan memudahkannya dalam
melakukan perdagangan instrumen investasi yang diantaranya adalah saham dan
instrumen lainnya sebagai sarana investasi bagi masyarakat.
Pengawasan ini ditangani oleh suatu lembaga khusus yang dinamakan sebagai
Bapepam-LK yang merupakan singkatan dari Badan Pengawasan Pasar Modal dan
Lembaga Keuangan, badan ini merupakan suatu lembaga yang berada dibawah
kementrian Keuangan Republik Indonesia. Tugas dari Bapepam-LK ini adalah membuat
aturan, mengawasi dan menegakkan regulasi dalam bidang pasar modal di Indonesia.
Bapepam pertama kali didirikan pada tahun 1972 dengan nama Badan Pembina
Pasar Modal. Awal mulanya pada tahun 1968, Tim Persiapan Pasar Uang dan Modal
(PUM) dibentuk melalui keputusan Direksi Bank Indonesia tanggal 26 Juli 1968, akan
tetapi kemudian tim PUM dibubarkan dan diganti dengan nama Tim Pasar Uang dan
Modal melalui Surat Keputusan Menteri Keuangan. Selanjutnya, Tim Pasar Uang dan
Modal dibubarkan dan diganti dengan Badan Pembina Pasar Modal (Bapepam). Lembaga
ini bertugas membantu Menteri Keuangan dalam:
1. Melaksanakan pembinaan Pasar Uang dan Modal tahap demi tahap menurut situasi
serta kebutuhan.
2. Mempersiapkan pembentukan Lembaga Pasar Uang dan Modal.
3. Melaksanakan pengawasan atas aktifitas Bursa Efek.
Rezim Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1995 Tentang Pasar Modal (selanjutnya
disebut UUPM) menentukan dan mengatur bahwa otoritas yang berwenang atas pasar
modal adalah Bapepam-LK. Otoritas ini berada dibawah Kementerian Keuangan untuk
membina, mengatur, dan mengawasi pasar modal. Dalam kegiatannya, Bapepam-LK
berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Menteri Keuangan. Bapepam-LK lah
yang memiliki wewenang untuk melaksanakan perlindungan hukum pasar modal yang
bersifat preventif dan represif. Dalam rezim UUPM, Bapepam-LK merupakan
pengejawantahan institusi untuk mengembalikan kepercayaan masyarakat terhadap pasar
yang mengalami depresi sejak munculnya krisis keuangan di sejumlah negara Asia. Pada
akhirnya pun kiris keuangan inilah yang turut menjadi salah satu faktor pembentukan
OJK sebagai lembaga pengawas jasa keuangan di Indonesia.
3

B. Fungsi dan Wewenang Bapepam-LK


Dalam menjalankan tugas, Bapepam-LK menyelenggarakan fungsi:
1. Penyusunan peraturan di bidang pasar modal;
2. Penegakan peraturan di bidang pasar modal;
3. Pembinaan dan pengawasan terhadap pihak yang memperoleh izin usaha,
persetujuan, pendaftaran dari badan dan pihak lain yang bergerak di pasar modal;
4. Penetapan prinsip-prinsip keterbukaan perusahaan bagi emiten dan perusahaan
publik;
5. Penyelesaian keberatan yang diajukan oleh pihak yang dikenakan sanksi oleh Bursa
Efek, Kliring dan Penjaminan, dan Lembaga Penyimpanan dan Penyelesaian;
6. Penetapan ketentuan akuntansi di bidang pasar modal;
7. Penyiapan perumusan kebijakan di bidang lembaga keuangan;
8. Pelaksanaan kebijakan di bidang lembaga keuangan, sesuai dengan ketentuan
perundang-undangan yang berlaku;
9. Perumusan standar, norma, pedoman kriteria, dan prosedur di bidang lembaga
keuangan;
10. Pemberian bimbingan teknis dan evaluasi di bidang lembaga keuangan;
11. Pelaksanaan tata usaha Badan.

Dalam menjalankan fungsinya, Bapepam-LK mempunyai wewenang berupa:

1. Memberi izin usaha kepada Bursa Efek, Lembaga Kliring dan Penjaminan, Lembaga
Penyimpanan dan Penyelesaian, Reksa Dana, Perusahaan Efek, Penasihat Investasi,
dan Biro Administrasi Efek; memberi izin kepada orang perseorangan bagi Wakil
Penjamin Emisi Efek, Wakil Perantara Pedagang Efek, dan Wakil Manajer Investasi;
dan memberi persetujuan bagi Bank Kustodian;
2. Mewajibkan pendaftaran Profesi Penunjang Pasar Modal dan Wali Amanat;
3. Menetapkan persyaratan dan tata cara pencalonan dan memberhentikan untuk
sementara waktu komisaris dan atau direktur serta menunjuk manajemen sementara
Bursa Efek, Lembaga Kliring dan Penjaminan, serta Lembaga Penyimpanan dan
Penyelesaian sampai dengan dipilihnya komisaris dan atau direktur yang baru;
4. Menetapkan persyaratan dan tata cara Pernyataan Pendaftaran serta menyatakan,
menunda, atau membatalkan efektifnya Pernyataan Pendaftaran;
5. Mengadakan pemeriksaan dan penyidikan terhadap setiap pihak dalam hal terjadi
peristiwa yang diduga merupakan pelanggaran terhadap Undang-Undang ini dan atau
peraturan pelaksanaannya;
6. Mewajibkan setiap Pihak untuk menghentikan atau memperbaiki iklan atau promosi
yang berhubungan dengan kegiatan di Pasar Modal; atau mengambil langkah-langkah
yang diperlukan untuk mengatasi akibat yang timbul dari iklan atau promosi yang
dimaksud;
7. Melakukan pemeriksaan terhadap setiap Emiten atau Perusahaan Publik yang telah
atau diwajibkan menyampaikan Pernyataan Pendaftaran kepada Bapepam; atau Pihak
4

yang dipersyaratkan memiliki izin usaha, izin orang perseorangan, persetujuan,


pendaftaran profesi berdasarkan undang-undang ini;
8. Menunjuk pihak lain untuk melakukan pemeriksaan tertentu dalam rangka
pelaksanaan wewenang Bapepam sebagaimana dimaksud dalam huruf g;
9. Mengumumkan hasil pemeriksaan;
10. Membekukan atau membatalkan pencatatan suatu Efek pada Bursa Efek atau
menghentikan Transaksi Bursa atas Efek tertentu untuk jangka waktu tertentu guna
melindungi kepentingan pemodal;
11. Menghentikan kegiatan perdagangan Bursa Efek untuk jangka waktu tertentu dalam
hal keadaan darurat;
12. Memeriksa keberatan yang diajukan oleh Pihak yang dikenakan sanksi oleh Bursa
Efek, Lembaga Kliring dan Penjaminan, atau Lembaga Penyimpanan dan
Penyelesaian serta memberikan keputusan membatalkan atau menguatkan pengenaan
sanksi dimaksud;
13. Menetapkan biaya perizinan, persetujuan, pendaftaran, pemeriksaan, dan penelitian
serta biaya lain dalam rangka kegiatan Pasar Modal;
14. Melakukan tindakan yang diperlukan untuk mencegah kerugian masyarakat sebagia
akibat pelanggaran atas ketentuan di bidang kegiatan Pasar Modal;
15. Memberikan penjelasan lebih lanjut yang bersifat teknis atas undang-undang ini atau
peraturan pelaksanaannya; p). menetapkan instrumen lain sebagai efek, selain yang
telah ditentukan dalam Pasal 1 angka 5; dan
16. Melakukan hal-hal lain yang diberikan berdasarkan undang-undang ini.
Selain tindakan pencegahan, Bapepam-LK juga berwenang untuk melakukan
pemeriksaan dan penyidikan. Hal ini merupakan konsekuensi dari fungsi pengawasan
yang diberikan undang-undang terhadap Bapepam-LK. Kegiatan pemeriksaan dilakukan
terhadap semua pihak yang diduga telah, sedang, atau mencoba melakukan atau
menyuruh, turut serta, membujuk, atau membantu melakukan pelanggaran terhadap
undang-undang pasar modal dan peraturan pelaksananya. Dalam menjalankan
pemeriksaan, Bapepam-LK memiliki wewenang untuk;
1. Meminta keterangan dan atau konfirmasi dari pihak yang diduga melakukan atau
terlibat dalam pelanggaran terhadap undang-undang ini dan atau peraturan
pelaksanaannya atau pihak lain apabila dianggap perlu;
2. Mewajibkan pihak yang diduga melakukan atau terlibat dalam pelanggaran terhadap
undang-undang ini dan atau peraturan pelaksanaannya untuk melakukan atau tidak
melakukan kegiatan tertentu;
3. Memeriksa dan atau membuat salinan terhadap catatan, pembukuan, dan atau
dokumen lain, baik milik Pihak yang diduga melakukan atau terlibat dalam
pelanggaran terhadap undang-undang ini dan atau peraturan pelaksananya maupun
pihak lain apabila dianggap perlu; dan atau
4. Menetapkan syarat dan atau mengizinkan Pihak yang diduga melakukan atau terlibat
dalam pelanggaran terhadap undang-undang ini dan atau peraturan pelaksanaannya
untuk melakukan tindakan tertentu yang diperlukan dalam rangka penyelesaian
kerugian yang timbul.
5

C. Bentuk Kebijakan Bapepam dalam Pasar Modal


Salah satu contoh bentuk kebijakan atau aturan yang dibuat oleh Bapepam-LK
adalah Peraturan ketua Bapepam-LK Nomor: PER-05/BL/2011 tentang pedoman
pelaksanaan prinsip mengenal nasabah bagi perusahaan pembiayaan.
Pada tanggal 9 Februari 2010, Menteri Keuangan telah menetapkan Peraturan
Menteri Keuangan Nomor 30/PMK.010/2010 tentang Penerapan Prinsip Mengenal
Nasabah bagi Lembaga Keuangan Non Bank. Salah satu tujuan ditetapkannya Peraturan
Menteri Keuangan tersebut sebagai upaya untuk menciptakan Lembaga Keuangan Non
Bank (LKNB) yang sehat yang mengacu kepada praktik-praktik terbaik yang berlaku
secara internasional (international best practices) serta terlindungi dari kemungkinan
disalahgunakan untuk Pencucian Uang, baik yang dilakukan secara langsung maupun
tidak langsung oleh pelaku kejahatan.
Peraturan Menteri Keuangan tersebut mewajibkan setiap LKNB untuk menyusun
Pedoman Pelaksanaan Penerapan Prinsip Mengenal Nasabah (P4MN). Yang dimaksud
dengan LKNB adalah Perusahaan Perasuransian, Dana Pensiun, dan Lembaga
Pembiayaan. Sedangkan Lembaga Pembiayaan terdiri dari Perusahaan Pembiayaan,
Perusahaan Modal Ventura, dan Perusahaan Pembiayaan Infrastruktur. Perusahaan
Pembiayaan sebagai salah satu Lembaga Pembiayaan, juga diwajibkan menyusun P4MN,
agar mempunyai acuan baku dalam rangka pencegahan dan pemberantasan tindak pidana
Pencucian Uang.
P4MN Perusahaan Pembiayaan wajib menjabarkan paling kurang hal-hal sebagai
berikut:
1. Penanggung Jawab Penerapan Prinsip Mengenal Nasabah.
2. Kebijakan dan Prosedur Penerimaan Nasabah.
3. Kebijakan dan Prosedur dalam Mengidentifikasi dan Memverifikasi Nasabah.
4. Kebijakan dan Prosedur Pemantauan Rekening dan Pelaksanaan Transaksi Nasabah.
5. Kebijakan dan Prosedur Manajemen Risiko yang Berkaitan dengan Penerapan
Prinsip Mengenal Nasabah
Dalam P4MN harus diatur bahwa Perusahaan Pembiayaan melakukan pemutakhiran
pedoman secara berkala. Selanjutnya, setiap perubahan P4MN ini harus dilaporkan
kembali kepada Ketua Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan c.q. Kepala
Biro Pembiayaan dan Penjaminan.
Petunjuk Penyusunan Pedoman Pelaksanaan Penerapan Prinsip Mengenal Nasabah
agar dijadikan acuan dalam penyusunan dan pelaksanaan penerapan Prinsip Mengenal
Nasabah oleh Perusahaan Pembiayaan.
6

BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Bapepam-LK merupakan pengejawantahan institusi untuk mengembalikan
kepercayaan masyarakat terhadap pasar yang mengalami depresi sejak munculnya
krisis keuangan di sejumlah negara Asia. Pada akhirnya pun kiris keuangan inilah
yang turut menjadi salah satu faktor pembentukan OJK sebagai lembaga
pengawas jasa keuangan di Indonesia
2. Fungsi BAPEPAM terdiri dari:
a. Penyusunan peraturan di bidang pasar modal;
b. Penegakan peraturan di bidang pasar modal;
c. Pembinaan dan pengawasan terhadap pihak yang memperoleh izin usaha,
persetujuan, pendaftaran dari badan dan pihak lain yang bergerak di pasar
modal;
d. Penetapan prinsip-prinsip keterbukaan perusahaan bagi emiten dan
perusahaan publik;
e. Penyelesaian keberatan yang diajukan oleh pihak yang dikenakan sanksi oleh
BursaEfek, Kliring dan Penjaminan, dan Lembaga Penyimpanan dan
Penyelesaian;
f. Penetapan ketentuan akuntansi di bidang pasar modal;
g. Penyiapan perumusan kebijakan di bidang lembaga keuangan;
h. Pelaksanaan kebijakan di bidang lembaga keuangan, sesuai dengan ketentuan
perundang-undangan yang berlaku;
i. Perumusan standar, norma, pedoman kriteria, dan prosedur di bidang lembaga
keuangan;
j. Pemberian bimbingan teknis dan evaluasi di bidang lembaga keuangan;
k. Pelaksanaan tata usaha Badan.
3. Wewenang BAPEPAM terdiri dari:
a. Memberi izin usaha kepada Bursa Efek, Lembaga Kliring dan Penjaminan,
Lembaga Penyimpanan dan Penyelesaian, Reksa Dana, Perusahaan Efek,
Penasihat Investasi, dan Biro Administrasi Efek; memberi izin kepada orang
perseorangan bagi Wakil Penjamin Emisi Efek, Wakil Perantara Pedagang
Efek, dan Wakil Manajer Investasi; dan memberi persetujuan bagi Bank
Kustodian;
b. Mewajibkan pendaftaran Profesi Penunjang Pasar Modal dan Wali Amanat;
c. Menetapkan persyaratan dan tata cara pencalonan dan memberhentikan untuk
sementara waktu komisaris dan atau direktur serta menunjuk manajemen
sementara Bursa Efek, Lembaga Kliring dan Penjaminan, serta Lembaga
Penyimpanan dan Penyelesaian sampai dengan dipilihnya komisaris dan atau
direktur yang baru;
7

d. Menetapkan persyaratan dan tata cara Pernyataan Pendaftaran serta


menyatakan, menunda, atau membatalkan efektifnya Pernyataan Pendaftaran;
e. Mengadakan pemeriksaan dan penyidikan terhadap setiap pihak dalam hal
terjadi peristiwa yang diduga merupakan pelanggaran terhadap Undang-
Undang ini dan atau peraturan pelaksanaannya;
f. Mewajibkan setiap Pihak untuk menghentikan atau memperbaiki iklan atau
promosi yang berhubungan dengan kegiatan di Pasar Modal; atau mengambil
langkah-langkah yang diperlukan untuk mengatasi akibat yang timbul dari
iklan atau promosi yang dimaksud;
g. Melakukan pemeriksaan terhadap setiap Emiten atau Perusahaan Publik yang
telah atau diwajibkan menyampaikan Pernyataan Pendaftaran kepada
Bapepam; atau Pihak yang dipersyaratkan memiliki izin usaha, izin orang
perseorangan, persetujuan, pendaftaran profesi berdasarkan undang-undang
ini;
h. Menunjuk pihak lain untuk melakukan pemeriksaan tertentu dalam rangka
pelaksanaan wewenang Bapepam sebagaimana dimaksud dalam huruf g;
i. Mengumumkan hasil pemeriksaan;
j. Membekukan atau membatalkan pencatatan suatu Efek pada Bursa Efek atau
menghentikan Transaksi Bursa atas Efek tertentu untuk jangka waktu tertentu
guna melindungi kepentingan pemodal;
k. Menghentikan kegiatan perdagangan Bursa Efek untuk jangka waktu tertentu
dalam hal keadaan darurat;
l. Memeriksa keberatan yang diajukan oleh Pihak yang dikenakan sanksi oleh
Bursa Efek, Lembaga Kliring dan Penjaminan, atau Lembaga Penyimpanan
dan Penyelesaian serta memberikan keputusan membatalkan atau menguatkan
pengenaan sanksi dimaksud;
m. Menetapkan biaya perizinan, persetujuan, pendaftaran, pemeriksaan, dan
penelitian serta biaya lain dalam rangka kegiatan Pasar Modal;
n. Melakukan tindakan yang diperlukan untuk mencegah kerugian masyarakat
sebagia akibat pelanggaran atas ketentuan di bidang kegiatan Pasar Modal;
o. Memberikan penjelasan lebih lanjut yang bersifat teknis atas undang-undang
ini atau peraturan pelaksanaannya; p). menetapkan instrumen lain sebagai
efek, selain yang telah ditentukan dalam Pasal 1 angka 5; dan
p. Melakukan hal-hal lain yang diberikan berdasarkan undang-undang ini.

4. Bentuk kebijakan BAPEPAM terdiri dari:


a. Penanggung Jawab Penerapan Prinsip Mengenal Nasabah.
b. Kebijakan dan Prosedur Penerimaan Nasabah.
c. Kebijakan dan Prosedur dalam Mengidentifikasi dan Memverifikasi Nasabah.
d. Kebijakan dan Prosedur Pemantauan Rekening dan Pelaksanaan Transaksi
Nasabah.
e. Kebijakan dan Prosedur Manajemen Risiko yang Berkaitan dengan
Penerapan Prinsip Mengenal Nasabah.
8

DAFTAR PUSTAKA

Rahmadi, Raendhi. (2019). Investasi dan Pasar Modal, Memahami Peranan Bank Indonesia,
Bapepam-LK, dan Otoritas Jasa Keuangan dalam Lingkungan Pasar Modal. Jurnal
Supremasi Hukum, Vol. 15 Nomor 2

Anda mungkin juga menyukai