Anda di halaman 1dari 58

HUKUM PASAR MODAL

Dr. SYAFRIAL BAKRI, S.H., S.E., M.H, CPCLE.


Ketua Dewan Pimpinan Cabang HAPI Kabupaten karawang
KELEMBAGAAN PASAR MODAL
A. STRUKTUR KELEMBAGAAN
Sebelumnya badan pengawas pasar modal bernama “badan pelaksana
pasar modal” pada tanggal 13 Juli 1992 berganti nama menjadi “Badan
Pengawas Pasar Modal (Bapepam)”.

Sejak 30 Desember 2005 Bapepam digabung dengan Direktorat Jendral


Lembaga Keuangan dan berubah nama Menjadi “Badan Pengawas Pasar
Modal dan Lembaga Keuangan (Bapepam LK).
Dengan adanya UU OJK, terjadi perubahan mendasar pada struktur kelembagaan
pasar modal khususnya berkaitan dengan Lembaga yang melakukan pembianaan,
pengaturan dan pengawasan, kegiatan pasar modal di alihkan pada OJK per tanggal
31 Desember 2012.

Menurut Pasal 6 UUOJK, OJK melaksanakan tugas pengaturan dan pengawasan


terhadap :
1. Kegiatan jasa keuangan di sektor perbankan.
2. Kegiatan jasa keuangan di sektor pasar modal.
3. Kegiatan jasa keuangan di sektor perasuransian, dana pensiun, Lembaga
pembiayaan, dan Lembaga jasa keuangan lain.
B. LEMBAGA PENGAWAS PASAR MODAL

1. Lembaga Pengawas Sebelum UU OJK


Lembaga pengawas pasar modal tidak hanya sebagai Pembina dan pengawas pasar
modal melainkan juga sebagai penyelenggara dan pelaksanaan pasar modal di
bawah dan bertanggung jawab kepada Menteri Keuangan.

 Badan pelaksaan pasar modal memiliki tugas yang meliputi :


• Mengadakan penilaian terhadap Perusahaan yang akan menjual efeknya melalui
pasar modal.
• Menyelenggarakan pasar modal yang efektif dan efesien.
• Mengikuti perkembangan perusahaan yang menjual efeknya melalui pasar modal,
dll.
 Otoritas dan wewenang pasar modal :

• Memberikan izin kepada bursa efek, Lembaga kliring dan penjamin (LPK),
Lembaga penyelesaian dan penyimpanan (LPP), reksa dana, Perusahaan efek,
penasihat investasi dan biro administrasi efek.
• Memberi izin perorangan untuk wakil penjamin emisi, efek, wakil perantara
pedagang efek dan wakil manajer ivestasi, dll.

 Berdasarkan fungsi dan wewenang otoritas pasar modal memiliki posisi


sebagai Lembaga yang :

• Membuat Peraturan (Rule Making) – Regulator.


• Investasi dan Penegakan.
• Memberi Sanksi, dll.
2. Lembaga Pengawas Pasar Modal Setelah UU OJK

Pengaturan dan pengawasan pasar modal beralih dari bapepam LK kepada OJK sebagai
diamanatkan Pasal 6 huruf b UUOJK per 31 Desember 2012

OJK adalah Lembaga independent dalam melaksanakan tugas dan wewenang, bebas dari
campur tangan pihak lain (Pasal 1 Angka 1 WOJK jo. Pasal 2 ayat (2) WOJK)
 Untuk melaksanakan tugas pengaturan, menurut Pasal 8 UUOJK, OJK
mempunyai wewenang :

• Menetapkan peraturan pelaksanaan UUOJK.


• Menetapkan peraturan perundang-undangan di sektor jasa keuangan.
• Menetapkan peraturan dan Keputusan OJK.
• Menetapkan Peraturan mengenai pengawasan di sektor jasa keuangan.
• Menetapkan kebijakan mengenai pelaksanaan tugas OJK, dll.

 Adapun dalam melakukan tugas pengawasan, OJK mempunyai


wewenang :
• Menetapkan kebijakan operasional pengawasan tehadap kegiatan jasa keuangan.
• Mengawasi pelaksanaan tugas pengawasan yang dilakukan oleh kepala eksekutif.
• Memberi perintah tertulis kepada Lembaga jasa keuangan dan/atau pihak tertentu.
• Memberikan dan/atau mencabut : izin usaha, izin orang perseorangan, efektifnya
pernyataan pendaftaran, surat tanda terdaftar, pengesahan, persetujuan, dll.
 Untuk menegakan peraturan dan pengawasan pasar modal, OJK
melalui penyidik pegawai negeri sipil berwenang untuk melakukan
penyelidikan atas indikasi adanya tindak pidana pasar modal
berupa:

• Menerima laporan, pemberitahuan atau pengaduan dari seseorang tentang


adanya tindak pidana di sektor jasa keuangan.
• Melakukan penelitian atas kebenaran laporan atau keterangan berkenaan dengan
tindak pidana di sektor jasa keuangan.
• Memanggil, memeriksa, serta meminta keterangan dan barang bukti dari setiap
orang yang disangka melakukan, atau sebagai saksi dalam tindak pidana di sektor
jasa keuangan.
• Meminta data, dokumen, atau alat bukti lain, baik cetak maupun elektronik
kepada penyelenggara jasa telekomunikasi.
• Menyatakan saat dimulai dan dihentikannya penyelidikan.
C. SELF REGULATORY ORGANIZATION (SRO)
Self Regulatory Organization (SRO) adalah lembaga yang mampu mengatur diri
dan anggotannya dengan membuat aturan untuk kegiatan lembaga atau keanggotaan
dari Lembaga itu sendiri, termasuk melakukan penegakan dan pengawasan
(surveilance) dan memberikan sanksi dalam hal terjadi pelanggaran atas peraturan
tersebut.

Self Regulatory Organization (SRO) merupakan organisasi bisnis non-pemerintah


yang diberikan tanggung jawab otoritas pasal modal untuk membuat aturan,
memberi izin dan mengawasi kegiatan operasional dan perilaku bisnis anggotanya
dalam rangka menlindungi investor dan masyarakat dari tindak pelaku pasar modal
yang tidak jujur.
 Secara garis besar, Self Regulatory Organization (SRO)
memiliki tiga fungsi utama yaitu :

1. Rule making, membuat aturan untuk mengarahkan perilaku anggotanya


atau pihak lain.
2. Supervision, mengawasi anggota dan pasar dalam rangka memonitor
kepatuhan mereka pada aturan
3. Enforcement, menegakan kepatuhan atas aturan yang ditetapkan
dengan melakukan investigasi yang terjadi
 Self Regulatory Organization (SRO) merupakan Lembaga yang
memiliki karakteristik unik yaitu :

• SRO merupakan organisasi nirlaba (non profit organization).


• SRO adalah subjek hukum privat dan merupakan organisasi yang berisi Kumpulan
subjek hukum privat yang menjadi anggotanya (biasa juga disebut club of
dealers).
• SRO merupakan lembaga swasta/privat yang khas karena memiliki kewenangan
untuk menciptakan aturan, monitor kepatuhan dan menegakan aturan di pasar
modal dan perilaku untuk anggotannya.
• SRO adalah frontline regulaor/gatekeeper yang berada dalam garda terdepan
untuk menciptakan pasar modal yang fair
Self Regulatory Organization (SRO)

Lembaga Kliring dan Lembaga Penyimpanan dan


Bursa Efek Penjamin (LKP) Penyelesaian

PT BEI PT KPEI PT KSEI


 Bursa Efek
Pengertian dan Fungsi

Menurut Black Law Dictionary, Bursa Efek (securities exchange) adalah


tempat atau fasilitas untuk melakukan pembelian dan penjualan efek
secara terorganisasi.

UUPM memberikan definisi Bursa Efek sebagai pihak yang


menyelenggarakan dan menyediakan sistem dan/atau sarana untuk
mempertemukan penawaran jual dan beli efek pihak-pihak lain dengan
tujuan memperdagangkan efek di antara mereka.
Fungsi Bursa Efek

1. Fungsi Bisnis dan Komersial, yaitu menyediakan jasa dan mendapatkan


pendapatan dari kegiatan pencatatan, jasa perdagangan efek, biaya
penyelesaian transaksi, biaya data pasar, biaya keanggotaan.

2. Fungsi Pengaturan. Bursa Efek memiliki fungki yang penting dalam


menjamin integritas dan efesiensi pasar modal dengan cara membuat dan
menegakan aturan di bursa seperti regulasi mengenai perdagangan,
pencatatan, dan keanggotaan bursa
 Lembaga Kliring dan Penjamin (LKP)
Lembaga Kliring dan Penjamin (LKP) adalah pihak yang menyelenggrakan
jasa kliring dan penjamin penyelesaian transaksi bursa.

Kliring adalah proses penentuan hak dan kewajiban yang timbul dari
transaksi bursa.

Adapun yang dimaksud dengan penjaminan adalah pemberian kepastian


dipenuhinya hak dan kewajiban bagi anggota bursa yang timbul dari
transaksi bursa (penjelasan Pasal 1 Angka 9 UUPM)
Kliring dan
Transaksi Bursa Penjaminan Penyelesaian
Penyelesaian Transaksi oleh KSEI
Transaksi oleh KPEI
 Lembaga Penyimpanan dan Penyelesaian (LPP)
Lembaga Penyimpanan dan Penyelesaian (LPP) adalah Pihak yang
menyelenggarakan kegiatan kustodian sentral bagi bank kustodian,
perusahaan Efek dan pihak lain (Pasal 1 Angka 10 UUPM).

Pihak yang dapat menyelenggarakan kegiatan sebagai Lembaga


Penyimpanan dan Penyelesaian (LPP) harus perseroan yang telah mendapat
izin usaha dari Bapepam (Pasal 13 ayat (1) UUPM).

Perseroan yang melaksanakan fungsi sebagai LPP adalah PT Kustodian


Sentral Efek Indonesia (PT KSEI).

KSEI adalah perseroan yang telah memperoleh izin usaha dari OJK untuk
menyelenggarakan kegiatan usaha sebagai Lembaga Penyimpanan dan
Penyelesaian.
D. PERUSAHAAN EFEK

1. Fungsi Perusahaan Efek


Perusahaan Efek atau Perusahaan Sekuritas adalah pihak yang melakukan kegiatan
usaha sebagai penjamin emisi Efek, perantara pedagang dan/atau manajer
investasi (Pasal 1 Angka 21 UUPM).

Perusahaan Efek harus berbentuk Perseroan dan mendapatkan izin usaha dari
Bapepam (Pasal 30 Ayat (1) UU Pasar Modal)

Perusahaan Efek memiliki fungsi utama melakukan kegiatan keperantaraan atau


intermediasi antara pemilik dana dengan mereka yang membutuhkan dana, yaitu
penjual dan pembeli efek.
2. Jenis Kegiatan Perusahaan Efek
a. Penjamin Emisi Efek (Underwriter) : Menurut Albert Phung, Penjamin Emisi Efek
merupakan lembaga (umumnya berbentuk group) yang bertanggung jawab membantu
perusahaan mendapatkan danadengan menawarkan efek.

b. Perantara Pedagang Efek : umumnya disebut sebagai pialang, broker atau dealer.
broker atau dealer atau pihak perantara pada transaksi efek, terutama memperantarai
penjualan dan pembelian efek dan memiliki peran penting pada infrastruktur pasar modal.

c. Manajer Investasi : pihak yang kegiatan usahanya mengelola portofolio efek untuk para
nasabahnya atau mengelola portofolio investasi kolektif untuk sekelompok nasabah,
kecuali Perusahaan asuransi, dana pensiun, dan bank yang melakukan sendiri kegiatan
usahanya berdasarkan peraturan UU yang berlakun (Pasal 1 Angka 11 UUPM).
• Efek yang dititipkan wajib dibukukan dan dicatat secara tersendiri (Pasal 44 ayat
(2) UUPM), efek yang disimpan dan dicatat pada rekening efek kustodian bukan
merupan bagian dari harta kustodian tersebut (Pasal 44 ayat (3) UUPM).

• Kustodian hanya dapat mengeluarkan efek atau dana yang tercatat pada
rekening efek atas perintah tertulis dari pemegang rekening atau pihak yang
memberi wewenang untuk bertindak atas namanya (Pasal 45 UUPM).

• Lembaga penyimpanan penyelesaian, bank kustodian atau perusahaan efek


wajib menerbitkan konfirmasi kepada pemegang rekening sebagai tanda bukti
pencatatan dalam rekening efek (Pasal 56 ayat (5) UUPM).

• Kustodian wajib memberikan ganti rugi kepada pemegang rekening atas setiap
kerugian yang timbul akibat kesalahannya (Pasal 46 UUPM).
• Menurut Pasal 47 UUPM, kustodian atau pihak terafiliasinya dilarang
memberikan keterangan mengenai rekening efek nasabah kepada pihak mana
pun, kecuali kepada :
a. Pihak yang ditunjuk secara tertulis oleh pemegang rekening atau ahli waris
pemegang rekening.
b. Polisi, jaksa, atau hakim untuk kepentingan peradilan perkara pidana.
c. Pengadilan untuk kepentingan peradilan perkara perdata atas permintaan
pihak – pihak yang berpekara.
d. Pejabat pajak untuk kepentingan perpajakan.
e. Bapepam, Bursa Efek, Lembaga Kliring dan Penjamin, emiten, Biro
Administrasi Efek, atau Kustodian lain dalam rangka melaksanakan fungsi
masing-masing.
f. dll
 Kustodian dibedakan menjadi 2 Kelompok :
A. Kustodian Sentral
Tugas utama kustodian sentral adalah menyimpan efek dan kemudian
melakukan transfer efek melalui proses pemindah bukuan.

Tujuan utama dari kustodian sentral ini adalah untuk menjamin pemindah
bukuan efek sebagai cara penyelesaian transaksi efek dengan cara menjadikan
efek dalam bentuk immobilized or dematerialized form.

Di Indonesia, Kustodian sentral diselenggarakan oleh PT Kustodian Sentral Efek


Indonesia (KSEI).
B. Kustodian (Umum)
Kustodian umum diselenggarakan oleh bank umum dan perusahaan efek.
Kustodian umum dengan kustodian sentral memiliki keterkaitan karena
kustodian umum harus membuka rekening efek di KSEI.

Rekening Efek adalah cacatan yang menunjukan posisi efek dan dana nasabah
pada bank kustodian (Penjelasan Pasal 1 Angka 8 UUMP)

Keterkaitan Kustodian Sentral Efek Indonesi (KSEI) dengan kustodian umum


dapat dilihat dari alur penyimpanan atau penitipan rekening efek yang dapat
diuraikan, sebagai berikut : (next slide)
Investor Buka rekening efek dan menitipkan efek di
Perusahaan efek

Perusahaan efek membuka rekening efek dan


menitipkan efek di bank kustodian

Bank kustodian membuka rekening efek dan


menitipkan efek di Kustodian Sentral Efek
Indonesia (KSEI)

Efek dicatat dalam buku daftar pemegang efek


emiten atas nama LPP untuk kepentingan
pemegang rekening pada LPP
2. Biro Administrasi Efek
Biro administrasi efek adalah pihak yang berdasarkan kontrak dengan emiten
melaksanakan pencatatan pemilik efek dan pembagian hak yang berkaitan
dengan efek (Pasal 1 Angka 3 UUPM).

Pihak yang dapat menyelenggarakan kegiatan usaha sebagai biro administrasi


efek adalah Perseroan yang telah memperoleh izin usaha dari Bapepam (Pasal
48 ayat (1) UUPM).

Menurut Pasal 49 ayat (1) UUPM, pendaftaran pemilikan efek dalam buku
daftar pemegang efek emiten dan pembagian hak yang berkaitan dengan efek
dapat dilakukan oleh biro administrasi efek berdasarkan kontrak yang dibuat
oleh emitan dengan biro administrasi efek dimaksud, kontrak tersebut wajib
secara jelas memuat hak dan kewajiban biro administrasi efek dan emiten,
termasuk hak dan kewajiban kepada pemegang efek.
Menurut peraturan VI.B.1 Keputusan Ketua Badan Pengawas Pasar Modal
Nomor Kep-35/PM/1996 tentang Perizinan Biro Administrasi Efek
(selanjutnya disebut Peraturan VI.B.1), Tugas Biro Administrasi Efek (BAE)
meliputi:

1. Penyelenggaraan jasa administrasi efek.


2. Pemindahan kepemilikan.
3. Penyerahan atau penerimaan surat efek serta penanganan biaya terkait
dengan jasa tersebut.

Tugas Biro Administrasi Efek (BAE) harus dituangkan dalam kontrak yang
dibuatkan secara notarial oleh Biro Administrasi Efek (BAE) dengan emiten,
sebagaimana diatur di dalam angka 5 peraturan VI.B.I.
Biro Administrasi Efek (BAE) menyediakan jasa yang terbagi menjadi :

1. Administrasi Pasar Perdana : Jasa untuk melaksanakan administrasi


pemesanan efek pada suatu penawaran efek umum, melakukan
pendataan pemesanan fee, penjatahan efek dan perhitungan uang
pemesanan dan pendistribusian efek.
2. Administrasi Pasar Sekunder : Dilakukan dengan melaksanakan
pengelolan daftar pemegang efek, melakukan pembagian hak-hak yang
melekat pada pemilikan saham seperti dividen, bonus, rights serta
penyampaian informasi lainnya yang diperlukan oleh pemegang efek
serta corporate actions lainnya.
3. Analisis Pemilikan Efek : Dengan cara melakukan analisis target
pemegang efek, identifikasi pemegang efek, jasa konsultasi, dan proxy
organisasi.
4. Plan Management Services : Program pemilikan saham karyawan yang
pada saat ini merupakan program yang sedang dikembangkan
diperusahaan – perusahaan terutama perusahaan publik dalam rangka
memberikan benefit yang menarik bagi karyawan serta reward program.
5. Document Services : Kegiatan melakukan pendistribusian dokumen bagi
pemegang efek, pontensial investor, fund manager dan Perusahaan efek,
termasuk pembuatan design graphic, materi informasi, financial printing,
labeling hingga pengiriman.
3. Wali Amanat
Wali Amanat memegang peran vital dalam kegiatan pasar modal terutama
berkaitan dengan penerbitan efek bersifat utang. Wali amanat
didefinisikan sebagai pihak yang mewakili kepentingan pemegang efek
yang bersifat utang baik, di dalam maupun diluar pengadilan (Pasal 1
Angka 30 UUPM).

Emiten diharuskan menunjuk wali amanat dan diwajibkan membuat


kontrak perwali amatan sesuai dengan ketentuan yang ditetapkan oleh
Bapepam (Pasal 52 UU Pasar Modal).

Menurut Pasal 51 ayat (2) jo Pasal 1 Angka 30 UUPM, wali amanat


mewakili kepentingan pemegang efek bersifat utang baik di dalam
maupun luar pengadilan.
Dalam mewakili kepentingan pemegang efek bersifat hutang,
tanggung jawab wali amanat meliputi :

a. Menyusun kontrak perwaliamatan dengan emiten.


b. Monitoring emiten atas pemenuhan kewajiban – kewajibannya dan
ketentuan lain dalam kontrak perwaliamatan.
c. Menyampaikan laporan dan keterbukaan informasi.
d. Menyelenggarakan Rapat Umum Pemegang Obligasi (RUPO)
e. Melaksanakan Keputusan Rapat Umum Pemegang Obligasi (RUPO)
• Pihak yang dapat melakukan kegiatan usaha sebagai wali amanat menurut Pasal
50 ayat (1) UUPM :
a. Bank Umum.
b. Pihak lain yang ditetapkan dengan peraturan pemerintah.
Keduanya wajib terlebih dahulu terdaftar di Bapepam (Pasal 50 ayat (2) UUPM).

• Wali amanat dilarang mempunyai hubungan afiliasi dengan emiten, kecuali


hubungan afiliasi tersebut terjadi karena kepemilikan atau penyertaan modal
pemerintah (Pasal 51 ayat (1) UUPM).

• Wali amanat dilarang mempunyai hubungan kredit dengan emiten dalam jumlah
sesuai dengan ketentuan Bapepam yang dapat mengakibatkan benturan
kepentingan antara wali amanat sebagai kreditur dan wakil pemegang efek
bersifat utang (Pasal 51 ayat (3) UUPM)
• Selain itu wali amanat dilarang merangkap sebagai penanggung dalam emisi efek
bersifat utang yang sama (Pasal 54 UUPM).

• Dalam hal terjadi kerugian, wali amanat wajib memberikan ganti rugi kepada
pemegang efek bersifat utang atas kerugian karena kelalaiannya dalam
pelaksanaan tugas sebagaimana diatur dalam undang – undang ini dan/atau
peraturan pelaksanaannya serta kontrak perwaliamatan (Pasal 53 UUPM).
PROFESI PENUNJANG PASAR MODAL

Profesi penunjang pasar modal mempunyai tanggung jawab untuk membantu


emiten dalam proses penawaran umum dan dalam rangka memenuhi persyaratan
keterbukaan seperti menyiapkan prospektus, dokumen dan laporan – laporan
yang diwajibkan.

Profesi penunjang wajib bertanggung jawab atas pendapat atau keterangan yang
diberikan. Pertanggungjawaban ini hanya sebatas pada pendapat atau keterangan
yang diberikan (Pasal 80 ayat 2 UUPM).
Pihak yang dikatagorikan sebagai profesi penunjang ada empat, yaitu :

1. Akuntan
Berdasarkan Pasal 64 ayat (1) UUPM disebutkan bahwa akuntan merupakan salah
satu profesi penunjang pasar modal. Menurut penjelasan Pasal 64 ayat (1) huruf a
UUPM, akuntan adalah akuntan yang telah memperoleh izin dari Menteri dan
terdaftar di Bapepam. Adapun menurut angka 1 Peraturan Nomor VIII.A.I :
Pendaftaran akuntan yang melakukan kegiatan di pasar modal (selanjutnya disebut
peraturan VIII.A.1) wajib terlebih dahulu terdaftar di Bapepam dan LK serta
memenuhi persyaratan yang ditetapkan.
Persyaratan untuk menjadi akuntan pasar modal, sebagai berikut :

a. Mempunyai izin akuntan publik dari Menteri Keuangan.


b. Tidak pernah melakukan perbuatan tercela dan/atau dihukum karena terbukti
melakukan tindak pidana di bidang keuangan.
c. Wajib menaati kode etik yang ditetapkan oleh Institut Akuntan Publik Indonesia (IAPI)
sepanjang tidak bertentangan dengan peraturan perundang – undangan di bidang pasar
modal.
d. Wajib menaati standar profesi yang ditetapkan oleh Institut Akuntan Publik Indonesia
(IAPI) sepanjang tidak bertentangan dengan peraturan perundang – undangan di bidang
pasar modal.
e. Wajib bersikap independen, objektif, dan profesional dalam melakukan kegiatan
dibidang pasar modal.

f. Telah menjadi anggota Institut Akuntan Publik Indonesia (IAPI).

g. Tidak bekerja rangkap dalam jabatan apapun pada kantor akuntan lain dan/atau
pada pihak yang memperoleh izin, persetujuan dan pendaftaran dari Bapepam dan
LK, serta pihak yang mengajukan pernyataan pendaftaran atau yang pernyataan
pendaftarannya telah menjadi efektif, kecuali :

1) Komisaris Bursa Efek; dan

2) Dosen pada perguruan tinggi yang tidak menduduki jabatan sebagai pimpinan,

pengurus atau jabatan yang setara di perguruan tinggi.


Berdasar ketentuan tersebut, maka akuntan yang dapat berposisi sebagai profesi
penunjang pasar modal adalah akuntan yang independen atau akuntan publik.

Akuntan publik adalah seseorang yang telah memperoleh izin untuk memberikan jasa
sebagaimana diatur dalam undang – undang Nomor 5 Tahun 2011 tentang Akuntan Publik
yang selanjutnya disebut sebagai UU Akuntan Publik (Pasal 1 Angka 1 UU Akuntan Publik).

Menurut Pasal 3 ayat (1) UU Akuntan Publik, akuntan publik memberikan jasa asuransi
yang meliputi :
a. Jasa audit atas informasi keuangan historis;
b. Jasa review atas informasi keuangan historis;
c. Jasa asuransi lainnya.
Dalam kegiatan dipasar modal, akuntan publik mempunyai peran dalam mengungkapkan
informasi keuangan perusahaan, meng-audit laporan keuangan emiten dan memberikan
pendapat atas data yang terdapat di dalam laporan keuangan tersebut. Berdasarkan data
yang terdapat dalam laporan keuangan akuntan publik akan memberikan pendapat yang
dapat dibagi menjadi empat, yaitu :

A. Unqualified Opinion (Wajar Tanpa Pengecualian)


Disebut juga clean opinion, pendapat tanpa cacat, pendapat bersih, pendapat WTP
(Wajar Tanpa Pengecualian). Pendapat seperti ini akan diberikan oleh akuntan publik
apabila laporan keuangan secara umum menggambarkan posisi keuangan dan hasil
usaha yang wajar, didasarkan pada penerapan standar akuntansi yang berlaku umum
dan diterapkan secara konsisten.
B. Qualified Opinion (Wajar Dengan Pengecualian)
Disebut juga pendapat wajar dengan pengecualian, qualified opinion, pendapat wajar
dengan catatan, pendapat bersyarat, atau pendapat kualifikasi. Akuntan publik akan
memberikan pedapat semacam ini apabila ia menilai bahwa laporan keuangan telah
disajikan secara wajar dan disusun sesuai dengan Standar Akuntansi Keuangan (SAK)
dilihat dari keseluruhan laporan, namun ada hal – hal tertentu yang tidak dapat
diterima oleh akuntan yang sifatnya materiel atau karena adanya catatan atau
pembatasan atau pengecualian tertentu, meskipun secara keseluruhan tidak merusak
kewajaran laporan keuangan.
C. Adverse Opinion (Pendapat Tidak Wajar)
Akuntan publik akan memberikan pendapat tidak wajar apabila laporan keuangan
secara umum menggambarkan posisi yang tidak wajar, baik karena banyak perkiraan
atau jumlah yang menjadi masalah, maupun karena penerapan prinsip akuntansi
lainnya yang tidak tepat atau penerapannya yang tidak konsisten. Dengan kata lain,
pendapat ini diberikan apabila dalam pemeriksaannya akuntan menemukan
penyimpangan signifikan dengan Standar Akuntansi Keuangan (SAK) yang belaku
umum, baik dalam penyajian maupun penyusunan laporan keuangan.
D. Disclaimer Opinion (Pernyataan tidak Memberi Pendapat)
Disebut juga no opinion atau tanpa pendapat yaitu akuntan menolak memberikan
pendapat atas laporan keuangan perusahaan yang diperiksanya. Penolakan untuk
memberikan pendapat dilakukan apabila akuntan publik merasa pemeriksaannya
tidak cukup mendukung untuk memberikan suatu pendapat atas laporan keuangan
atau merasa dirinya tidak cukup independen dalam memberikan pendapat atas
laporan keuangan secara profesional.
2. Konsultan Hukum

Menurut Penjelasan Pasal 64 ayat (1) huruf b UUPM, konsultan hukum yang merupakan
profesi penunjang pasar modal ahli hukum yang memberikan pendapat hukum kepada
pihak lain dan terdaftar di Bapepam.

Menurut angka 1 huruf a Peraturan Nomor VIII.B.1: Pendaftaran Konsultan Hukum yang
Melakukan Kegiatan di Pasar Modal, Konsultan Hukum Pasar Modal (selanjutnya disebut
Peraturan VIII.B.1) adalah konsultan hukum yang telah memperoleh surat tanda terdaftar
dari Bapepam dan LK untuk melakukan kegiatan dibidang pasar modal.
Persyaratan untuk menjadi konsultan hukum pasar modal, yaitu :

a. Warga Negara Indonesia.


b. Anggota Himpunan Konsultan Hukum Pasar Modal (HKHPM).
c. Memiliki gelar sarjana dalam pendidikan tinggi hukum (Strata 1).
d. Tidak pernah melakukan perbuatan tercela dan/atau dihukum karena terbukti
melakukan tindak pidana di bidang keuangan.
e. Memiliki akhlak dan moral yang baik.
f. Memiliki kewenangan yang diberikan oleh para rekan untuk mengikatkan diri dengan
pihak ketiga atas nama kantor konsultan hukum, apabila konsultan hukum tidak
berkedudukan sebagai rekan.
Berkaitan dengan kegiatan Initial Public Offering (IPO), konsultan hukum ditunjuk oleh
emiten untuk membuat legal opinion. Sebelum membuat legal opnion, terlebih dahulu
konsultan hukum melakukan pemeriksaan dari segi hukum (legal audit) dan uji tuntas
(due diligent). Beberapa prinsip yang seharusnya diikuti konsultan hukum dalam
melakukan legal audit :

a. Legal audit dipakai sebagai dasar untuk membuat legal opinion dan memorandum.
b. Dalam membuat legal audit, konsultan hukum harus mengobservasi informasi atau
fakta material dari emiten.
c. Laporan legal audit merupakan informasi yang tersedia bagi publik.
Hal – hal yang harus diperiksa oleh konsultan hukum dalam melakukan legal audit :

1. Anggaran dasar emiten berikut perubahannya.


Pemeriksaan minimal yang harus dilakukan meliputi pengesahan akta pendirian dan
persetujuan atas perubahannya. Selain itu, juga harus diperiksa pengumuman Akta
Pendirian dan Perubahan Anggaran Dasar tersebut dalam berita Negara/Tambahan
Berita Negara.
2. Permodalan dan Saham.
Pemeriksaan atas permodalan dilakukan dengan melihat besarnya modal dasar, modal
ditempatkan dan modal disetor pada saat terakhir sebelum emisi dan perubahannya.
3. Direksi Dan Dewan Komisaris.
Pemeriksaan ini meliputi pemeriksaan tentang keabsahan direksi dan dewan komisaris
yang sedang menjabat, status kewarganegaraan, keterlibatan dalam perkara perdata,
pidana, perburuhan, atau perkara yang diajukan penyelesaiannya melalui alternatif
penyelesaian sengketa.

a. Perizinan
Menelaah kelengkapan perizinan, seperti NPWP, Nomor Pengusaha Kena Pajak
(PKP), Izin Usaha, Izin HO, Izin Lokasi, Izin Mendirikan Bangunan, Izin Pengolahan
Limbah, Analisis Mengenai Dampak Lingkungan (Amdal), Tanda Daftar Perusahaan
dan lain – lain.
b. Aset
Pemeriksaan dilakukan terhadap kepemilikan aset tetap, seperti tanah, bangunan,
termasuk kepemilikan benda bergerak, mesin – mesin, peralatan, kendaraan,
kepemilikan saham di Perusahaan lain, dan Hak Kekayaan Intelektual.

c. Penyertaan pada perusahaan lain


Pemerikasaan dilakukan dengan melihat proporsi penyertaan yaitu apabila kurang
dari 50 persen tetapi merupakan pengendali, perlu diselidiki keabsahan penyertaan
tersebut. Jika lebih 50 persen perlu dilakukan audit penuh.
4. Perjanjian – perjanjian, antara lain:
a. Perjanjian Kerjasama, perjanjian utang piutang, perjanjian usaha patungan,
perjanjian lisensi atau waralaba, perjanjian distribusi atau keagenan, perjanjian
bantuan tehnik, perjanjian pasokan bahan baku.
b. Perjanjian lain berkaitan dengan emisi efek, yaitu perjanjian penjaminan emisi,
perjanjian dengan agen penjual, perjanjian perwaliamatan, perjanjian agen
pembayaran, perjanjian penanggungan untuk emisi obligasi.
5. Perkara
Dalam hal ini konsultan hukum memeriksa keterlibatan emiten, anggota direksi, dan
anggota komisaris dalam perkara perdata, pidana, perburuhan dan perkara lain.
3. Penilai (Appraisal)
Menurut Penjelasan Pasal 64 ayat (1) huruf c, penilai adalah pihak yang memberikan
penilaian atas aset perusahaan yang terdaftar di Bapepam.

Menurut angka 1 Peraturan Nomor VIII.C.1: Pendaftaran Penilaian yang Melakukan


Kegiatan di Pasar Modal (selanjutnya disebut Peraturan VIII.C.1), penilai yang
melakukan kegiatan dibidang pasar modal wajib terlebih dahulu terdaftar di Bapepam
dan LK seta memenuhi persyaratan yang ditentukan.
Persyaratan untuk menjadi penilai pasar modal, yaitu
a. Mempunyai izin penilai dari Menteri Keuangan.
b. Berpendidikan paling tidak setara sarjana Strata 1 (S-1).
c. Telah lulus ujian standar profesi di bidang penilaian yang diselenggarakan oleh
Masyarakat Profesi Penilai Indonesia (MAPPI).
d. Wajib melakukan penilaian sesuai dengan Standar Penilaian Indonesia (SPI) yang disusun
oleh Masyarakat Profesi Penilai Indonesia (MAPPI) dan standar penilaian lain yang
berlaku secara internasional jika belum diatur dalam SPI.
e. Wajib bersikap independen, objektif, dan profesional dalam melakukan penilaian.
f. Tidak bekerja rangkap dalam jabatan apapun pada usaha jasa penilai lain dan/atau pada
pihak yang memperoleh izin, persetujuan, dan pendaftaran dari Bapepam dan LK.
g. Wajib memiliki keahlian di bidang pasar modal. Persyaratan keahlian tersebut dipenuhi
melalui pendidikan profesi yang diselenggarakan oleh Forum Penilai Pasar Modal (FPPM)
– Masyarakat Profesi Penilai Indonesia (MAPPI), dengan jumlah paling kurang 30 (tiga
puluh) satuan kredit profesi dalam satu kali keikutsertaan.
h. Berkedudukan sebagai rekan atau sekutu pada usaha jasa penilai yang memenuhi
persyaratan, sebagai berikut :
1. Memiliki izin usaha dari Menteri Keuangan dan dipimpin oleh penilai yang telah
memiliki izin penilai dari Menteri Keuangan dan telah terdaftar di Bapepam dan LK.
2. Menerapkan paling tidak 2 (dua) jenjang pengendalian (supervisi) dalam melakukan
penilaian yaitu penilai yang bertanggung jawab untuk menandatangani laporan dan
pengawas menengah yang melakukan pengawasan terhadap staf pelaksana.
Adapun mengenai kegiatan utama penilai, Angka 2 dan Peraturan VIII.C.1 diatur bahwa
ruang lingkup kegiatan penilaian yang dilakukan oleh penilai mencakup :

a. Penilaian Properti
Dalam melakukan kegiatan penilaian properti, penilai melakukan kegiatan antara lain:
penilaian real properti, penilaian personal properti, penilaian
Pembangunan/pengembangan proyek, penilaian pengembangan properti, penilaian
aset perkebunan, penilaian aset perikanan, dan penilaian aset kehutanan.

b. Penilaian Usaha
Dalam melakukan kegiatan usaha, penilai melakukan kegiatan antara lain penilaian
perushaan dan/atau badan usaha, penilaian penyertaan dalam perusahaan, penilaian
aktiva tak berwujud dan pemberian pendapat kewajaran atas transaksi.
Dalam melakukan penilaian harta kekayaan atau aset perusahaan, perlu diperhatikan
beberapa faktor yaitu :

a. Lokasi harta yang dinilai

b. Kondisi fisik

c. Kenaikan nilai penyusutan

d. Tingkat tehnologi yang digunakan ; dan

e. Metode penilaian
4. Notaris
Notaris merupakan salah satu profesi penunjang pasar modal yang diatur di dalam
Pasal 64 UUPM. Di dalam Penjelasan Pasal 64 ayat (1) huruf d UUPM jo. Pasal 64
ayat (2) UUPM, disebutkan bahwa notaris adalah sebagai pejabat umum yang
berwenang membuat akta autentik dan terdaftar di Bapepam.

Fungsi Notaris di bidang pasar modal diperlukan terutama dalam hubungannya


aktivitas seperti :
a. Penyusunan Anggaran Dasar atau Anggaran Rumah Tangga untuk pelaku pasar
modal seperti emiten, perusahaan publik, perusahaan efek, dan lain – lain.
b. Membuat berita acara Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) dan menyusun
pernyataan keputusan RUPS, baik untuk persiapan penawaran umum (IPO) maupun
RUPS setelah penawaran umum (IPO).

c. Meneliti keabsahan hal – hal yang menyangkut penyelenggaraan RUPS, seperti


kesesuaian dengan anggaran dasar perusahaan, tata cara pemanggilan untuk RUPS dan
keabsahan dari pemegang saham atau kuasanya untuk menghadiri Rapat Umum
Pemegang Saham (RUPS).

d. Pembuatan kontrak – kontrak penting seperti kontrak reksa dana, Kontrak Investasi
Kolektif (KIK), Kontrak Penjaminan Emisi, dan Kontrak Perwaliamatan.

e. Pembuatan akta penting lainnya seperti Akta Pembubaran dan Likuidasi Reksa Dana.
Untuk menjadi notaris pasar modal harus memenuhi persyaratan yang ditetapkan oleh
OJK melalui Peraturan Nomor VIII.D.1: Pendaftaran Notaris yang melakukan kegiatan di
pasar modal, yaitu :

a. Telah diangkat sebagai notaris oleh Menteri Kehakiman dan telah diambil sumpahnya
sebagai notaris dari instansi yang berwenang.

b. Tidak pernah melakukan perbuatan tercela dan/atau dihukum karena terbukti


melakukan tindak pidana dibidang keuangan.

c. Wajib memiliki keahlian dibidang pasar modal, dan persyaratan keahlian dapat
dipenuhi melalui program latihan yang diakui Bapepam.

d. Sanggup secara terus – menerus mengikuti program Pendidikan Profesi Lanjutan (PPL)
di bidang kenotariatan dan peraturan perundang – undangan dibidang pasar modal.
OJK
Kepala Eksekutif Pengawas Pasar Modal

SRO

Lembaga Penyimpanan dan Penyelesaian Lembaga Kliring dan Penjaminan


Bursa Efek (Kustodian Sentral Efek Indonesia – KSEI) Kliring dan Penjaminan Efek
Indonesia – KPEI

Perusahaan Efek Lembaga Penunjang Profesi Penunjang Investor Emiten


• Penjamin Emisi Efek • Kustodian • Notaris • Domestik • Perusahaan
• Perantara Pedagang • Wali Amanat • Konsultan Hukum • Asing Publik
Efek • Biro Administrasi • Penilai • Reksa Dana
• Manajer Investasi Efek • Akuntan
PENAWARAN UMUM DI PASAR MODAL PERDANA
(INITIAL PUBLIC OFFERING)

A. PASAR PERDANA
Pasar Perdana pada dasarnya terbagi menjadi dua segmen pasar yaitu :
1. Pasar Perdana (Primary Market)
Pasar perdana merupakan tempat ditransaksikan Efek atau sekuritas untuk pertama kali
sebelum Efek tersebut dicatatkan di Bursa Efek. Menurut Marzuki Usman, dkk., pasar
perdana (primary market) adalah pasar tempat pembelian surat berharga oleh pemodal
sebelum surat berharga tersebut dicatatkan di bursa utama.
Di pasar perdana, pihak emiten menawarkan Efek kepada Masyarakat umum untuk
pertama kalinya, oleh karena itu kegiatan di pasar perdana disebut dengan penawaran
umum (Initial Public Offering/IPO) yang merupakan kegiatan penawaran Efek yang
dilakukan oleh emiten untuk menjual efek kepada Masyarakat (Pasal 1 Angka 15 UUPM).

Anda mungkin juga menyukai