Anda di halaman 1dari 20

PASAR MODAL DI

INDONESIA DAN
MEKANISME PERDAGANGAN

Kelompok 2:
Martinah Kussumowati (2017017220)
Luvita Ajeng Mandasari (2017027251)
Gita Febriani (2017017254)
Pasar Modal di Indonesia
Dibentuk untuk menghubungkan investor (pemodal) dengan perusahaan atau
institusi pemerintah.

Pasar modal berfungsi sebagai pengalokasi dana dari investor ke perusahaan


atau institusi pemerintah.
Pasar Modal di Indonesia
Menurut Undang-Undang No.8 Tahun 1995 tentang Pasar
Modal mendefinisikan pasar modal sebagai kegiatan yang
bersangkutan dengan penawaran umum dan perdagangan
efek, perusahaan publik yang berkaitan dengan efek yang
diterbitkannya, serta lembaga dan profesi yang berkaitan
dengan efek.
Otoritas Jasa Keuangan
Berdasarkan UU RI No.21 Tahun 2011 tentang Otoritas
Jasa Keuangan (OJK), pemerintah menetapkan
pembentukan OJK yang berfungsi menyeleggarakan
sistem pengaturan dan pengawasan yang terintegrasi
terhadap keseluruhan kegiatan di dalam sektor jasa
keuangan.
Pembentukan UU RI No.21 Tahun menetapkan OJK
menggantikan peran Badan Pengawas Pasar Modal dan
Lembaga Keuangan (Bapepam-LK) sejak 31 Desember
2012.
Otoritas Jasa Keuangan
Secara lebih spesifik, pasal 6 menyatakan bahwa OJK
melaksanakan tugas pengaturan dan pengawasan terhadap:
a. Kegiatan jasa keuangan di sektor Perbankan
b. Kegiatan jasa keuangan di sektor Pasar Modal, dan
c. Kegiatan jasa keuangan d sektor Perasuransian, Dana
Pensiun, Lembaga Pembiayaan, dan Lembaga Jasa
Keuangan Lainnya.
Otoritas Jasa Keuangan
Pasal 6 huruf a, OJK mempunyai wewenang :
Pengaturan dan pengawasan mengenai kelembagaan bank
yang meliputi :
1. perizinan untuk pendirian bank, pembukaan kantor bank,
anggaran dasar, rencana kerja, kepemilikan, kepengurusan
dan sumber daya manusia, merger, konsolidasi dan
akuisisi bank, serta pencabutan izin usaha bank, dan
2. kegiatan usaha bank, antara lain sumber dana,
penyediaan dana, produk hibridasi, dan aktivitas di bidang
jasa,
Otoritas Jasa Keuangan
Pengaturan dan pengawasan mengenai kesehatan bank yang
meliputi :
1. Likuiditas, rentabilitas, solvabilitas, kualitas aset, rasio
kecukupan modal minimum, batas maksimum pemberian
kredit, rasio pinjaman terhadap simpanan, dan pencadangan
bank
2. Laporan bank yang terkait dengan kesehatan dan kinerja
bank,
3. Sistem informasi debitur,
4. Pengujian kredit (credit testing), dan
5. Standar akuntansi bank,
Otoritas Jasa Keuangan
Pengaturan dan pengawasan mengenai aspek kehati-hatian
bank, meliputi :
1. Manajemen risiko,
2. Tata kelola bank,
3. Prinsip mengenal nasabah dan antipencucian uang, dan
4. Pencegahan pembiayaan terorisme dan kejahatan
perbankan, dan

Pemeriksaan bank
Otoritas Jasa Keuangan
Pasal 8 yang menyatakan bahwa untuk melaksanakan tugas pengaturan sebagaimana
dimaksud dalam pasal 6 , OJK mempunyai wewenang :
a. Menetapkan peraturan pelaksanaan undang-undang ini,
b. Menetapkan peraturan perundang-undangan di sektor jasa keuangan,
c. Menetapkan peraturan dan keputusan OJK,
d. Menetapkan peraturan mengenai pengawasan di sektor jasa keuangan,
e. Menetapkan kebijakan mengenai pelaksaan tugas OJK,
f. Menetapkan peraturan mengenai tata cara penetapan perintah tertulis terhadap
Lembaga Jasa Keuangan dan pihak tertentu,
g. Menetapkan peraturan mengenai tata cara penetapan pengelola struktur pada
Lembaga Jasa Keuangan,
h. Menetapkan struktur organisasi dan infrastruktur, serta mengelola, memelihara, dan
menatausahakan kekayaan dan kewajiban, dan
i. Menetapkan peraturan mengenai tata cara pengenaan sanksi sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan di sektir jasa keuangan.
Otoritas Jasa Keuangan
Pasa 98 yang menyatakan bahwa untuk melaksanakan tugas pengawasan sebagai mana dimaksud dalam Pasal 6 , OJK
mempunyai wewenang :
a. Menetapkan kebijakan operasional pengawasan terhadap kegiatan jasa keuangan,
b. Mengawasai pelaksanaan tugas pengawasan yang dilaksanakan oleh Kepala Ekskutif,
c. Melakukan pengawasan, pemeriksaan, penyidikan, perlindungan Konsumen, dan tindakan lain terhadap Lembaga Jasa
Keuangan, pelaku, dan/atau penunjang kegiatan jasa keuangan sebagaimana dimaksud dalam peraturan perundang-
undangan di sektor jasa keuangan,
d. Memberikan perintah tertulis kepadaa Lembaga Jasa Keuangan dan/atau pihak tertentu,
e. Melakukan penunjukan pengelola struktur,
f. Menetapkan penggunaan pengelola struktur,
g. Menetapkan sanksi administratif terhadap pihak yang melakukan pelanggaran terhadap peraturaan perundang-
undangan di sektor jasa keuangan, dan
h. Memberikan dan/atau mencabut
1. Izin usaha
2. Izin orang perseorangan
3. Efektifnya pernyataan pendaftaran
4. Surat tanda terdaftar,
5. Persetujuan melakukan kegiatan usaha
6. Pengesahan
7. Persetujuan atau penetapan pembubaran, dan
8. Penetapan lain,
Emiten
Emiten merupakan sebutan bagi perusahaan yang
menerbitkan saham atau obligasi (bond) dan
pembelinya adalah masyarakat umum.

Emiten Emiten
Saham Obligasi
Bursa Efek
Undang-Undang No. 8 tahun 1995 tentang pasar modal
mendefinisikan bursa efek adalah pihak yang
menyelenggarakan dan menyediakan sistem dan sarana
untuk mempertemukan penawaran jual dan beli efek
pihak-pihak lain dengan tujuan memperdagangkan efek
antara mereka.
Bursa efek dapat membentuk aliansi dengan bursa lain
untuk meningkatkan efisiensi dan likuiditasnya. Contoh :
Pada tanggal 30 November 2007, BEJ dan BES digabung
dan berganti nama menjadi Bursa Efek Indonesia.
Self Regulatory Organizations (SRO)
SRO adalah organisasi yang mempunyai kewenangan
untuk membuat peraturan yang berhubungan dengan
kegiatan usahanya.
SRO terdiri dari tiga pihak : bursa efek (BEJ dan BES),
Lembaga Kliring dan Penjaminan (LKP), dan Lembaga
Penyimpanan dan Penyelesaian (LPP).
PERUSAHAAN EFEK/SEKURITAS
Perusahaan efek (securities companies) adalah
perusahaan yang memiliki satu atau gabungan tiga
kegiatan berikut:
1. Penjamin emisi efek.
2. Perantara pedagang efek.
3. Manajer investasi.
LEMBAGA PENUNJANG PASAR MODAL
1. Biro Administrasi Efek
2. Kustodian
3. Wali Amanat
4. Penasihat Investasi
5. Pemeringkat Efek
PROFESI PENUNJANG PASAR MODAL
Akuntan publik
Notaris
Konsultan hukum
Perusahaan penilai
INVESTOR
Investor atau sering juga disebut pemodal adalah
pihak yang menginvestasikan dana pada sekuritas.
Investor dapat dibedakan ke dalam:
1. investor perseorangan (individual investor)
2. investor institusi (institutional investor).
Investor juga dapat dibedakan berdasarkan asal
negaranya, yaitu:
1. Investor Indonesia (domestik/lokal).
2. Investor asing.
MEKANISME PERDAGANGAN DI PASAR
PERDANA (bagan)
Proses penjualan saham atau obligasi di pasar perdana disebut
sebagai penawaran umum perdana [initial public offering (IPO)]
Penawaran perdana untuk saham atau obligasi suatu perusahaan
kepada investor publik dilakukan oleh penjamin emisi melalui
perantara pedagang efek yang bertindak sebagai agen penjual
saham.
Sehubungan dengan proses penjatahan saham, ada istilah
undersubscribed (kurang pesan) dan oversubscribed (lebih
pesan).
Kebalikan dari go-public, go private merupakan aksi perusahaan
yang mengubah status perusahaan terbuka menjadi perusahaan
tertutup.
MEKANISME PERDAGANGAN DI PASAR
SEKUNDER (bagan)
Pasar sekunder memberikan kesempatan kepada para
investor untuk membeli atau menjual saham atau obligasi
serta berbagai jenis efek lainnya yang tercatat di bursa
(tidak melibatkan emiten).
Pelaksanaan perdagangan efek di Bursa dilakukan dengan
menggunakan fasilitas Jakarta Automated Trading System
(JATS).
Sedangkan perdagangan obligasi perusahaan dan obligasi
negara di BEI menggunakan sistem perdagangan yang
disebut FITS (Fixed Income Trading System) dan OTC-FIS
(Over-the- Counter Fixed Income Service) .
PROSES TRANSAKSI DI PASAR SEKUNDER
1. Sebelum dapat melakukan transaksi, investor harus menjadi nasabah di
salah satu perusahaan efek.
2. Selanjutnya investor tersebut harus mendepositkan sejumlah uang tertentu
sebagai jaminan bahwa nasabah tersebut layak melakukan jual beli saham.
3. Proses perdagangan atau transaksi saham dan obligasi di pasar sekunder
diawali dengan order (pesanan) untuk harga tertentu.
4. Perdagangan saham di BEI harus menggunakan satuan perdagangan (round
lot) efek atau kelipatannya, yaitu 500 (lima ratus) efek.
5. Pesanan jual atau beli oleh para investor dari berbagai perusahaan sekuritas
akan bertemu di lantai bursa. Setelah terjadi pertemuan (match) antar
order tersebut, maka proses selanjutnya adalah proses terjadinya transaksi.
6. Mekanisme matching umumnya berdasarkan kriteria prioritas harga
kemudian waktu.

Anda mungkin juga menyukai