Anda di halaman 1dari 24

Sejarah Perkembangan Pasar Modal di Indonesia

 Di Indonesia resmi diawali dengan didirikannya


Vereniging voor de effectenhandel di Jakarta tanggal
14 Desember 1912, di Surabaya tanggal 11 Januari
1925 dan di Semarang 1 Agustus 1925.
 Pada 3 Juni 1952, BEJ kembali dibuka secara resmi
diikuti dengan keluarnya UU No. 15/1952 ttg UU Bursa.
 Pada tahun 1966 karena keadaan ekonomi dan politik
yang tidak bagus di Indonesia maka BEJ tutup.
 Tanggal 10 Agustus 1977, Presiden RI resmi
membuka kembali Pasar Modal ditandai dengan PT
Semen Cibinong sebagai perusahaan yang go public
pertama dan PT Danareksa sebagai perusahaan
penjamin emisi (underwriter).
 Pada tahun 1989 dikeluarkan regulasi baru pasar
modal sehingga ada 37 perusahaan IPO di BEJ.
 Pada 16 Juni 1989 juga berdiri Bursa Efek Surabaya
(BES).
 Tanggal 13 juli 1992 BEJ (Bursa Efek Jakarta)
diswatanisasikan menjadi PT. BEJ dan beralihnya fungsi
Bapepam dari Badan Pelaksana Pasar Modal menjadi
Badan Pengawas Pasar Modal.
 Pada tahun 1995, dikeluarkan UU Pasar Modal No.
8/1995 dan PP No. 45/1995 tentang penyelenggaraan
kegiatan di bidang Pasar Modal.
Pasar Modal Indonesia
 UU No. 8 Tahun 1995 mendefinisikan pasar modal sebagai
kegiatan yang bersangkutan dengan Penawaran Umum dan
Perdagangan Efek, Perusahaan Publik yang berkaitan
dengan Efek yang diterbitkannya, serta lembaga dan profesi
yang berkaitan dengan Efek.

 Terdapat 3 unsur yang berkaitan dengan pasar modal;


1. Penawaran umum dan perdagangan efek,
2. Perusahaan publik yang berkaitan dengan efek yang
diterbitkannya,
3. Lembaga profesi yang berkaitan dengan efek.
Pasal 1 butir 4;
Bursa Efek; pihak yang menyelenggarakan dan
menyediakan
sistem dan/atau sarana untuk mempertemukan penawaran
jual dan beli efek pihak lain dengan tujuan
memperdagangkan
Efek diantara mereka.

Pasal 1 butir 5;
Efek; surat berharga, yaitu surat pengakuan hutang, surat
berharga komersial, saham, obligasi, tanda bukti utang, unit
penyertaan kontrak investasi kolektif, kontrak berjangka atas
efek, dan setiap derivatif atas efek.
JENIS PASAR MODAL
1. Pasar Perdana.
• Penjualan perdana efek atau penjualan efek oleh
perusahaan yang menerbitkan efek sebelum efek
tersebut dijual melalui bursa efek.
• Efek dijual dengan harga emisi, sehingga perusahaan
yang menerbitkan emisi hanya memperoleh dana dari
penjualan tersebut.
• Emisi adalah suatu kegiatan menerbitkan efek (saham)
untuk ditawarkan kepada masyarakat dengan harga
perdana.
2. Pasar Sekunder.
• Penjualan efek setelah penjualan pada pasar perdana
berakhir,
• Naik turunnya harga efek ditentukan oleh daya tarik
menarik antara permintaan dan penawaran efek tersebut,
Dasar Hukum Pasar Modal Indonesia
 Undang - Udang Nomor 8 Tahun 1995, tentang Pasar Modal.
 Undang – Undang No. 21 Tahun 2011, tentang OJK.
 Undang – Undang No. 25 Tahun 2003 tentang TPPU
 Peraturan Pemerintah Nomor 45 Tahun 1995, tentang
Penyelenggaraan Kegiatan di Bidang Pasar Modal.
 Peraturan Pemerintah Nomor 46 Tahun 1995, tentang Tata
Cara Pemeriksaan di Bidang Pasar Modal.
 Peraturan Pemerintah Nomor 12 Tahun 2004 tentang
penyelenggaraan kegiatan di bidang pasar modal.
 Peraturan lainnya yang berlaku;
Peraturan Self – Regulatory Organizations (SRO); BEI,
KSEI (Kustodian Sentral Efek Indonesia) & KPEI (Kliring
Penjamin Efek Indonesia).
 Surat Keputusan Menteri Keuangan Nomor 646/KMK.010/ 1995,
tentang Pemilikan Saham atau Unit Penyertaan Reksadana oleh
Pemodal Asing.
 Surat Keputusan Menteri Keuangan Nomor 647/KM K.010/
1995, tentang Pembatasan Pemilikan Saham Perusahaan
Efek oleh Pemodal Asing.
 Keputusan Menteri Keuangan Nomor 455/KMK.01/1997
tentang pembelian saham oleh pemodal asing di pasar
modal.
 Peraturan Menteri Keuangan Nomor 153/KMK.010/2010
tentang Kepemilikan Saham dan Permodalan Perusahaan
Efek.
Kerangka dan Batang Tubuh UU No. 8 Tahun 1995
 Ketentuan umum
 Badan Pengawas Pasar Modal
 Bursa efek, lembaga kliring dan penjaminan, serta
lembaga penyimpanan dan penyelesaian.
 Reksadana
 Perusahaan Efek, Wakil perusahaan efek, dan penasehat
investasi
 Lembaga penunjang pasar modal
 Penyelesaian transaksi bursa dan penitipan kolektif
 Profesi penunjang pasar modal
 Standar akuntansi
 Emiten dan Perusahaan Publik
 Pelaporan dan keterbukaan informasi
 Penipuan, manipulasi pasar dan perdagangan orang
dalam
 Pemeriksaan
 Penyidikan
 Sanksi administratif
 Ketentuan pidana
 Ketentuan lain
 Ketentuan peralihan
 Sasaran yang ingin dicapai oleh UU Pasar Modal :
a) menciptakan kerangka hukum yang kuat di bidang
pasar modal;
b) meningkatkan transparansi dan memberikan jaminan
perlindungan hukum bagi investor;
c) meningkatkan profesionalisme pelaku pasar modal,
d) menciptakan sistem perdangan yang aman, tertib,
efisien, dan likuid,
e) memberikan kesempatan investasi bagi para
pemodal kecil.
Manfaat Pasar Modal
 Menyediakan sumber pembiayaan (jangka panjang) bagi
dunia usaha sekaligus menungkinkan alokasi sumber dana
secara optimal.
 Alternatif investasi yang memberikan potensi keuntungan
dengan resiko yang bisa diperhitungkan melalui
keterbukaan, likuiditas, dan diversifikasi investasi.i
 Memberikan kesempatan memiliki perusahaan yang sehat
dan mempunyai prospek, keterbukaan dan
profesionalisme, menciptakan iklim berusaha yang sehat.
 Menciptakan lapangan kerja/profesi yang menarik.
 Memberikan akses kontrol sosial.
 Menyediakan leading indicator bagi trend ekonomi negara.
Persamaan dan Perbedaan Pasar Modal dan
Pasar Tradisional

Persamaan Perbedaan
Ada penjual dan pembeli. Pembeli & penjual tidak dapat
bertemu langsung.
Ada tempat bertemunya pembeli Semua transaksi harus melalui
& penjual. perantara.
Ada barang yang Barang yang diperdagangkan
diperdagangkan. berupa surat berharga.
Ada tawar menawar& Pembayaran transaksi di hari
pembayaran. kemudian.
Ada harga naik dan harga turun Informasi diperolah dari prospektus,
(fluktuasi harga). data langsung/ tidak langsung.
Profesi di Pasar Modal di Indonesia
 Dealer/Portfolio Manager
 Sales
 Research Analyst
 Investment Banker
 Konsultan Hukum
 Kepatuhan berkaitan dengan GCG
 Manajemen Resiko
 Akuntansi
 Teknologi Informasi
 Operasional
 Manajemen Fasilitas.
 SDM
Otoritas Jasa Keuangan
UU No. 21 Tahun 2011
 OJK dibentuk dengan tujuan agar keseluruhan kegiatan di
dalam sektor jasa keuangan;
1. Terselenggara secara teratur, adil, transparan & akuntabel,

2. Mampu mewujudkan sistem keuangan yang tumbuh


secara berkelanjutan dan stabil,
3. Mampu melindungi kepentingan konsumen & masyarakat.
 Fungsi
OJK mempunyai fungsi menyelenggarakan sistem
pengaturan dan pengawasan yang terintegrasi terhadap
keseluruhan kegiatan di sektor jasa keuangan.
 Tugas
OJK mempunyai tugas melakukan pengaturan dan
pengawasan terhadap kegiatan jasa keuangan di sektor
perbankan, sektor pasar modal, perasuransian, dana
pensiun, lembaga pembiayaan, dan lembaga jasa
keuangan lainnya.
Kerangka dan Batang Tubuh UU OJK

 Ketentuan umum
 Pembentukan, status dan tempat kedudukan
 Tujuan, fungsi, tugas dan wewenang
 Dewan komisioner
 Organisasi dan kepegawaian
 Perlindungan konsumen dan masyarakat
 Kode etik dan kerahasiaan informasi
 Rencana kerja dan anggaran
 Pelaporan dan akuntabilitas
 Hubungan kelembagaan
 Penyidikan
 Ketentuan pidana
 Ketentuan peralihan
 Ketentuan penutup
Wewenang OJK Dalam Industri Keuangan
 Menetapkan peraturan pelaksana UU.
 Menetapkan peraturan perundang-undangan di sektor jasa
keuangan.
 Menetapkan peraturan dan keputusan OJK.
 Menetapkan kebijakan mengenai tata cara penetapan perintah
tertulis terhadap lembaga jasa keuangan dan pihak tertentu.
 Menetapkan peraturan mengenai tata cara penetapan pengelola
statuter pada lembaga jasa keuangan dan pihak tertentu.
 Menetapkan struktur organisasi dan infrastruktur, serta
mengelola, memelihara, dan menatausahakan kekayaan dan
kewajiban.
 Menetapkan peraturan mengenai tata cara pengenaan sanksi
sesuai dengan ketentuan peraturan perundangan di sektor jasa
keuangan.
Fungsi OJK Dalam Pengawasan Pasar Modal
 Menyusun peraturan pelaksanaan di bidang Pasar Modal;
 Melaksanakan Protokol Manajemen Krisis Pasar Modal;
 Menetapkan ketentuan akuntasi di bidang Pasar Modal;
 Merumuskan standar, norma, pedoman kriteria dan
prosedur di bidang Pasar Modal;
 Melaksanakan analisis, pengembangan dan pengawasan
Pasar Modal termasuk Pasar Modal Syariah;
 Melaksanakan penegakan hukum di bidang Pasar Modal;
 Menyelesaikan keberatan yang diajukan oleh pihak yang
dikenakan sanksi oleh OJK, Bursa Efek, Lembaga Kliring
dan Penjaminan, dan Lembaga Penyimpanan dan
Penyelesaian;
Peraturan OJK di Pasar Modal Syariah
 POJK No. 15/POJK.4/2015 tentang Penerapan Prinsip
Syariah di Pasar Modal,
 POJK No. 17/POJK.4/2015 Penerbitan dan Persyaratan
Efek Syariah Berupa Saham oleh Emiten Syariah atau
Perusahaan Publik Syariah.
 POJK No. 18/POJK.4/2015 tentang Penerbitan dan
Persyaratan Sukuk,
 POJK No. 19/POJK.4/2015 tentang Penerbitan,
Persyaratan Reksa Dana Syariah,
 POJK No. 20/POJK.4/2015 POJK tentang Penerbitan
dan Persyaratan Efek Beragun Aset Syariah.
 POJK No. 16/POJK.4/2015 tentang tentang Ahli Syariah
Pasar Modal.
Peranan OJK dalam Melindungi Praktek-praktek
Kecurangan yang Terjadi dalam Pasar Modal

 UU No. 8 Tahun 1995, disebutkan jenis-jenis tindak


pidana dibidang pasar modal ;
 penipuan,
 manipulasi pasar, dan
 perdagangan orang dalam (insider trading)
 Yang menjadi obyek adalah informasi, selain itu pelaku
tindak pidana tidak mengandalkan kemampuan fisik,
tetapi kemampuan untuk memahami dan membaca
situasi pasar untuk kepentingan pribadi.
 Pembuktian tindak pidana pasar modal juga sangat sulit,
namun akibat yang ditimbulkan dapat fatal dan luas.
 OJK adalah lembaga pengawas pasar modal, bila terjadi
pelanggaran perundang-undangan pasar modal atau
ketentuan di bidang pasar modal lainnya OJK memiliki
tangung jawab untuk menegakkan hukum pasar modal
dan sebagai penyidik.
 OJK akan melakukan pemeriksaan terhadap pihak yang
melakukan pelanggaran tersebut, dan bila memang
terbukti akan menetapkan sanksi.
 OJK sebagai ”super regulatory body” juga
memungkinkan pemanfaatan economies of scale dan
economies of scope, sehingga pengawasannya menjadi
lebih mendalam.
Ketentuan Sanksi OJK

 Sanksi denda
 Sanksi pembekuan Surat Tanda Terdaftar sebagai
profesi penunjang pasar modal.
 Sanksi pembekuan ijin kepada lembaga penunjang
pasar modal.
 Sanksi untuk menghentikan kegiatan sementara
(suspen) yang dilakukan di bidang pasar modal.
 Meningkatkan Penyelidikan ke tahap penyidikan dengan
melimpahkan berkas ke Polisi.

Anda mungkin juga menyukai