Anda di halaman 1dari 20

RMK KELOMPOK 1

Struktur Pasar Modal Indonesia


Dosen Pengampu : Dr. Ni Made Adi Erawati, S.E., M.Si.

OLEH :

Dewa Ayu Dewi Utami 01 / 2007521078


Putu Ayu Kezia Dewi 02 / 2107521001
I Gusti Ayu Intan Cahyani 03 / 2107521014

PROGRAM STUDI SARJANA MANAJEMEN


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS UDAYANA
JIMBARAN
2024
PEMBAHASAN

A. PASAR MODAL
Pasar Modal merupakan kegiatan yang berhubungan dengan penawaran umum dan
perdagangan efek, perusahaan publik yang berkaitan dengan efek yang diterbitkannya, serta
lembaga dan profesi yang berkaitan dengan efek. Pasar Modal menyediakan berbagai
alternatif investasi bagi para investor selain menabung membeli emas, asuransi, tanah dan
bangunan. Adapun peran dan manfaat dari Pasar Modal adalah sebagai berikut.
a) Pasar modal merupakan wahana menghimpun dana pembiayaan usaha serta
pengalokasian investasi yang efisien.
b) Pasar modal membantu meningkatan aktivitas ekonomi nasional dimana
perusahaan-perusahaan akan lebih mudah memperoleh dana, sehingga akan
mendorong perekonomian nasional menjadi lebih maju, yang akan menciptakan
kesempatan kerja yang luas, serta meningkatkan pendapatan pajak bagi pemerintah.
c) Pasar modal merupakan media penghubung para investor dengan perusahaan
ataupun institusi pemerintah melalui perdagangan instrumen keuangan jangka
panjang seperti saham, surat utang, dan lainnya.
d) Sebagai alternatif investasi, Pasar Modal menawarkan kesempatan kepada investor
untuk:
- Menjadi pemilik perusahaan yang sehat dan berprospek baik melalui pembelian
efek–efek yang baru ditawarkan ataupun yang diperdagangkan di pasar modal
dengan imbal hasil serta tingkat resiko tertentu.
- Memantau pelaksanaan manajemen perusahaan agar berjalan secara
professional dan transparan.

B. SEJARAH PASAR MODAL


Sejarah perkembangan pasar modal di Indonesia beberapa periode dimulai pada tahun
1878 hingga sekarang. Pembagian tersebut dimaksudkan karena ada hal-hal khusus yang
terjadi dalam periode perkembangannya baik dilihat dari sisi peraturan, ekonomi, dan
politik. Beberapa periode tersebut dapat diklasifikasikan seperti berikut.
C. SEJARAH TERBENTUKNYA OTORITAS JASA KEUANGAN (OJK)
(a) Fungsi BAPEPAM
1. Mengadakan penilaian terhadap perusahaan-perusahaan yang akan menjual
saham-sahamnya melalui Pasar Modal apakah telah memenuhi persyaratan
yang ditentukan dan sehat serta baik;
2. Menyelenggarakan Bursa Pasar Modal yang efektif dan efisien; mengikuti
perkembangan perusahaan-perusahaan yang menjual saham-sahamnya melalui
pasar modal.
(b) Beralihnya Bapepam ke BAPEPAM LK
Berawal dari Keputusan Menteri Keuangan RI Nomor KMK 606/KMK.01 /2005
tanggal 30 Desember 2005 tentang Organisasi dan Tata Kerja Badan Pengawas Pasar
Modal dan Lembaga Keuangan, organisasi unit eselon I Badan Pengawas Pasar Modal
(Bapepam) dan unit eselon I Direktorat Jenderal Lembaga Keuangan (DJLK)
digabungkan menjadi satu organisasi unit eselon I, yaitu menjadi Badan Pengawas Pasar
Modal dan Lembaga Keuangan (Bapepam dan Lembaga Keuangan).
(c) BAPEPAM LK
Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan (Bapepam-LK) adalah
sebuah lembaga di bawah Kementerian Keuangan Indonesia yang bertugas membina,
mengatur, dan mengawasi sehari-hari kegiatan pasar modal serta merumuskan dan
melaksanakan kebijakan dan standarisasi teknis di bidang lembaga keuangan.
(d) Fungsi BAPEPAM LK
1. Penyusunan dan penegakan peraturan di bidang pasar modal primer dan
sekunder;
2. Pembinaan dan pengawasan terhadap pihak yang memperoleh izin usaha,
persetujuan, dan pendaftaran dari badan dan pihak lain yang bergerak di pasar
modal;
3. Penetapan prinsip-prinsip keterbukaan perusahaan bagi Emiten dan Perusahaan
Publik;
4. Penyelesaian keberatan yang diajukan oleh pihak yang dikenakan sanksi oleh
Bursa Efek, Kliring dan Penjaminan, dan Lembaga Penyimpanan dan
Penyelesaian;
5. Penetapan ketentuan akuntansi di bidang pasar modal.
(e) BAPEPAM
Pada waktu pasar modal dihidupkan kembali tahun 1976, dibentuklah Bapepam,
singkatan dari Badan Pelaksana Pasar Modal yang merupakan badan pemerintah yang
bertugas untuk melakukan pembinaan, pengaturan dan pengawasan sehari-hari kegiatan
pasar modal. Bapepam dibentuk dengan tujuan untuk mewujudkan terciptanya kegiatan
pasar modal yang teratur, wajar, efisien, dan melindungi kepentingan permodalan di
Indonesia.
(f) Awal Munculnya OJK
Disahkannya UU No. 21 Tahun 2011 tentang otoritas jasa keuangan, telah
melahirkan lembaga baru yaitu otoritas jasa keuangan yang dinamakan OJK.
Pembentukan OJK ini mengakibatkan kewenangan-kewenangan tersebut beralih dari BI
dan Bapepam-LK ke OJK, sehingga BI hanya memiliki kewenangan di bidan kebijakan
moneter, sedangkan Bapepam-LK melebur menjadi OJK dan tidak lagi di bawah
Kementerian Keuangan.
(g) OJK
Sebagai upaya reformasi di sektor keuangan, berdasarkan amanat dari Pasal 34 UU
No. 3/2004 tentang Perubahan atas Undang-undang No. 23/1999 tentang Bank
Indonesia (BI), pemerintah membentuk lembaga pengawas sektor jasa keuangan yang
independen. Orotitas Jasa Keuangan adalah lembaga yang independen dan bebas dari
campur tangan pihak lain yang mempunyai fungsi, tugas, dan wewenang pengaturan,
pengawasan, pemeriksaan, dan penyidikan sebagaimana dimaksud dalam UU No. 21
tahun 2011 Bab I pasal 1 ayat 1.
Pada tanggal 22 November 2012, pemerintah mengesahkan UU No. 21/2011
tentang Otoritas Jasa Keuangan (OJK). Yang didirikan dengan tujuan agar keseluruhan
kegiatan di dalam sektor jasa keuangan:
1. Dapat terselenggara secara teratur, adil, transparan, dan akuntabel;
2. Mampu mewujudkan sistem keuangan yang tumbuh secara berkelanjutan dan
stabil; serta
3. Mampu melindungi kepentingan konsumen dan masyarakat.
OJK dipimpin oleh seorang ketua yang diangkat oleh Presiden dan mempunyai
tugas dan fungsi untuk melakukan pengaturan dan pengawasan yang terintegrasi
terhadap seluruh kegiatan jasa keuangan di sektor Perbankan, sektor Pasar Modal, dan
sektor Industri Keuangan Non-Bank (IKNB).
Lembaga yang mulai berfungsi pada tanggal 31 Desember 2012 ini berperan dalam
menggantikan fungsi, tugas, dan wewenang pengaturan di Pasar Modal yang selama ini
dilakukan oleh Badan Pengawas Pasar Modal serta Lembaga Keuangan (Bapepam-LK).
(h) Tugas OJK
1. Kegiatan jasa keuangan di sektor Perbankan
2. Kegiatan jasa keuangan di sektor Pasar Modal
3. Kegiatan jasa keuangan di sektor Perasuransian, Dana Pensiun, Lembaga
Pembiayaan, dan Lembaga Jasa Keuangan Lainnya

D. REGULASI TERKAIT PASAR MODAL DI INDONESIA


1. Undang-undang Nomor 8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal.
2. Peraturan Pemerintah Nomor 45 Tahun 1995 tentang Penyelenggaraan Kegiatan di
Pasar Modal.
3. Peraturan Pemerintah Nomor 46 Tahun 1995 tentang Tata Cara Pemeriksaan di
Bidang Pasar Modal.
4. Peraturan Pemerintah Nomor 12 Tahun 2004 tentang Penyelenggaraan Kegiatan di
Bidang Pasar Modal.
5. Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-undang Nomor 4 Tahun 2008 tentang
Jaring Pengaman Sistem Keuangan.
6. Keputusan Menteri Keuangan Nomor 645/KMK.01/1995 tentang Dicabutnya
Keputusan Menkeu Nomor 1548/KMK.013/1990 tentang Pasar Modal yang telah
diubah terakhir dengan Keputusan Menkeu Nomor 264/KMK.010/1995, dan berlaku
mulai 1 Januari 1996.
7. Keputusan Menteri Keuangan Nomor 646/KMK.01/1995 tentang Pemilikan Saham
atau Unit Penyertaan Reksa Dana oleh Pemodal Asing.
8. Keputusan Menteri Keuangan Nomor 455/KMK.01/1997 tentang Pembelian Saham
oleh Pemodal Asing Melalui Pasar Modal.
9. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 153/KMK.010/2010 tentang Kepemilikan
Saham dan Permodalan Perusahaan Efek.
10. Peraturan Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan.
11. Peraturan Otoritas Jasa Keuangan.
E. STRUKTUR PASAR MODAL INDONESIA

Para Pelaku & Lembaga di Pasar Modal


Self Regulatory Organization (SRO) adalah suatu organisasi yang melaksanakan tingkat
tertentu dari kewenangan penerapan aturan (regulator) di industri Pasar Modal. SRO
memiliki peraturan dan ketentuan yang mengikat bagi pelaku pasar modal sebagai fungsi
pengawasan untuk mencegah praktik perdagangan yang dilarang. Lembaga SRO di Pasar
Modal Indonesia adalah PT. Bursa Efek Indonesia (BEI), PT. Kustodian Sentral Efek
Indonesai (KSEI) dan PT. Kliring dan Penjaminan Efek Indonesia (KPEI).
1) Bursa Efek
Bursa Efek adalah pihak yang menyelenggarakan dan menyediakan sistem dan atausarana
untuk mempertemukan penawaran jual dan beli efek pihak-pihak lain dengan tujuan
memperdagangkan efek diantara mereka. PT Bursa Efek Indonesia (BEI) didirikan dengan
tujuan menyelenggarakan perdagangan Efek yang teratur, wajar, dan efisien, Bursa Efek
Indonesia mempunyai tugas untuk menyelenggarakan perdagangan efek yang teratur wajar
dan efisien, menyediakan sarana pendukung serta mengawasi kegiatan anggota bursa efek,
menyusun rancangan anggaran tahunan dan pengunaan laba Bursa Efek dan melaporkannya
ke Bapepam-LK. Fungsi bursa lainnya adalah menjaga kelangsungan pasar (market
liquidity), dan menciptakan harga efek yang wajar (price discovery).
Kegiatan BEI dalam Rencana Kerja dan Anggaran Tahunan Bursa Efek Indonesia
antara lain untuk:
a) Meningkatkan sistem atau sarana perdagangan Efek.
b) Meningkatkan sistem pembinaan dan pengawasan terhadap anggota Bursa Efek.
c) Mengembangkan sistem pencatatan Efek yang efisien.
d) Mengembangkan sistem kliring dan penyelesaian Transaksi Bursa.
e) Meningkatkan sistem pelayanan informasi; kegiatan pengembangan Pasar Modal,
termasuk kegiatan promosi dan penelitian dan
f) Meningkatkan kemampuan sumber daya manusia Pasar Modal.

2) Lembaga Kliring dan Penjaminan (LKP) – KPEI


LKP adalah pihak yang menyelenggarakan jasa kliring dan penjaminan penyelesaian
transaksi bursa. Saat ini, PT Kliring dan Penjaminan Efek Indonesia (KPEI) adalah pihak
yang telah mendapatkan izin sebagai LKP untuk melaksanakan kegiatan kliring dan
penjaminan penyelesaian transaksi bursa. Kliring yang dimaksud adalah proses penentuan
hak dan kewajiban efek dan/atau dana Anggota Bursa, yang timbul dari transaksi efek yang
dilakukannya di bursa efek. Sedangkan penjaminan penyelesaian transaksi bursa adalah
merupakan kepastian dipenuhinya hak dan kewajiban efek dan/atau dana Anggota Bursa
yang timbul dari transaksi bursa. Dalam praktiknya, data transaksi efek yang terjadi di Bursa
akan dikirim ke LKP untuk kemudian dilakukan proses Kliring, sehingga Anggota Bursa
dapat mengetahui hak dan kewajiban efek dan/atau dananya masing-masing pada setiap hari
bursa, untuk kemudian diselesaikan pada tanggal penyelesaian.
3) Lembaga Penyimpanan dan Penyelesaian (LPP) – KSEI
LPP adalah pihak yang menyelenggarakan kegiatan kustodian sentral bagi bank
kustodian, perusahaan efek, dan pihak lain. Saat ini, PT. Kustodian Sentral Efek Indonesia
(KSEI) merupakan pihak yang telah mendapatkan izin sebagai LPP untuk menjalankan
fungsi Penyimpanan dan Penyelesaian efek. Layanan yang diberikan LPP meliputi
administrasi Rekening Efek, penyelesaian transaksi Efek, distribusi hasil corporate action,
serta jasa-jasa lain terkait seperti Post Trade Processing (PTP) dan penyediaan laporan-
laporan jasa kustodian sentral.
Fungsi dan Peran KSEI
Fungsi : Menyediakan Jasa Kustodian sentral dan Penyelesaian transaksi yang teratur, wajar,
dan efisien.
Peran :
a) Menyimpan efek tanpa warkat
- Efek Bersifat Ekuitas (Saham, HMETD, dan Waran)
- Efek Bersifat Utang (Surat utang, MTN, NCD, PN, CP, dll)
b) Penyelesaian transaksi efek
- Transaksi Bursa
- Transaksi di Luar Bursa (overthe counter)

Pengguna Jasa KSEI


1. Emiten
Untuk aktivitas berikut:
a) Pendaftaran Efek
• Persyaratan agar Efek Emiten dapat disimpan di KSEI.
b) Distribusi Corporate Actions
• Penyampaian informasi Corporate Action.
• Pembayaran dividen, bunga, saham bonus, dll.
• Laporan-laporan; data pemegang Efek.
2. Pemegang rekening (perusahaan efek dan bank kustodian)
Untuk jasa sebagai berikut:
a) Penyimpanan Efek untuk Efek tanpa warkat.
b) Pemindahbukuan Efek untuk transaksi bursa & transaksi di luar bursa.
c) Penerimaan hasil Corporate Action.
d) Laporan-laporan: laporan saldo & mutasi Efek, informasi Corporate Action.
3. Kustodian sentral
Kustodian adalah pihak yang memberikan jasa berupa:
a) Jasa penitipan kolektif atas Efek
b) Jasa administrasi: menerima dividen, bunga, dan hak- hak lain, menyelesaikan
transaksi Efek, dan mewakili Pemegang Rekening yang menjadi nasabahnya.

Ketentuan menjadi Kustodian


Berdasarkan Peraturan Pemerintah No. 45/1995, adapun ketentuan untuk menjadi
kustodian adalah sebagai berikut.
1. Perusahaan Efek
2. Bank Umum yang telah memperoleh persetujuan dari OJK
3. Lembaga Penyimpanan dan Penyelesaian

4) Pelaku Pasar Modal


(a) Emiten dan Perusahaan Publik
Perusahaan dapat menghimpun dana dari masyarakat dengan menjual atau
menawarkan efek kepada publik. Perusahaan yang menjual atau menawarkan efek biasa
disebut dengan Emiten. Kegiatan ini dikenal dengan istilah penawaran umum perdana,
Initial Public Offering (IPO) atau go public, yang dilakukan berdasarkan tata cara yang
diatur oleh UU Pasar Modal dan Peraturan Pelaksanaannya.

(b) Perusahaan Efek


Perusahaan Efek adalah Perseroan yang telah memperoleh izin usaha dari OJK dan
dapat melakukan kegiatan sebagai Penjamin Emisi Efek, Perantara Pedagang Efek,
dan atau Manajer Investasi serta kegiatan lain sesuai ketentuan OJK.
(1) Perantara Pedagang Efek (Broker – Dealer)
Pihak yang melakukan kegiatan usaha jual beli efek untuk kepentingan sendiri
atau pihak lain. Ada 2 macam perusahaan Perantara Pedagang Efek yaitu: Anggota
Bursa (Administrasi) dan Non Anggota Bursa (Non Administrasi). Adapun
kewajibannya adalah sebagai berikut.
a) Dalam memberikan rekomendasi kepada nasabah untuk membeli atau
menjual efek wajib memperhatikan keuangan nasabah dan maksud serta
tujuan investasi dari nasabah.
b) Memberikan konfirmasi kepada nasabah sebelum berakhirnya hari bursa
setelah dilakukan transaksi.
c) Menyelesaikan amanat jual / beli dari pemberi amanat.
d) Menyediakan data dan informasi bagi kepentingan pemodal.
e) Memberikan saran kepada para pemodal.

(2) Penjamin Emisi Efek (Underwriter)


Pihak yang membuat kontrak dengan emiten untuk melakukan penawaran
umum bagi kepentingan emiten dengan atau tanpa kewajiban untuk membeli sisa
efek yang tidak terjual. Kewajiban dari penjamin emisi efek adalah mematuhi semua
ketentuan dalam kontrak penjaminan emisi dan mengungkapkan dalam prospektus
adanya hubungan afiliasi atau hubungan lain yang bersifat material antara
perusahaan efek dengan emiten.

(3) Manajer Investasi (Investement Manager)


Pihak yang kegiatan usahanya mengelola portofolio efek untuk para nasabah
atau mengelola portofolio investasi kolektif untuk sekelompok nasabah, kecuali
perusahaan asuransi, dana pensiun, dan bank yang melakukan sendiri kegiatan
usahanya berdasarkan perundang-undangan yang berlaku. Adapun tugasnya adalah
sebagai berikut.
a) Mengadakan riset atas efek.
b) Mengalisa kelayakan investasi.
c) Mengelola portofolio efek atas kepentingan nasabah.
d) Mengelola reksadana.

(c) Lembaga Penunjang Pasar Modal


(1) Biro Administrasi Efek (BAE)
Biro Administrasi Efek (BAE) adalah pihak yang berdasarkan kontrak dengan
emiten melaksanakan pencatatan pemilikan efek dan pembagian hak yang berkaitan
dengan efek (UUPM Pasal 1). Adapun tugas dari BAE adalah sebagai berikut.
a) Mendaftarkan dan mengadministrasikan saham yang dibeli investor menjadi
atas nama pemodal tersebut, dengan dikenakan biaya sesuai yang ditetapkan
oleh BAE.
b) Modal disetor sekurang-kurangnya sebesar Rp. 500.000.000,-.
(2) Bank Kustodian
Bank Kustodian adalah pihak yang memberikan jasa penitipan efek dan harta
lain berkaitan dengan efek serta jasa lain, termasuk menerima dividen, bunga, dan
hak lain, menyelesaikan transaksi efek, dan mewakili pemegang rekening yang
menjadi nasabahnya (UUPM Pasal 1). Adapun jasa yang diberikan adalah sebagai
berikut.
a) Menyediakan tempat penitipan harta yang aman bagi surat-surat berharga
(Efek).
b) Mencatat dan membukukan semua penitipan pihak lain secara cermat.
c) Mengamankan semua penerimaan dan penyerahan efek untuk kepentingan
pihak yang diwakilinya.
d) Mengamankan pemindahan efek.
e) Menagih dividen, bunga surat utang, dan hak-hak lain yang berkaitan
dengan suratberharga yang dititipkan.
Adapun lembaga yang dapat menyelenggarakan kegiatan usaha sebagai
kustodian adalah Lembaga Penyimpanan dan Penyelesaian (LPP), Perusahaan Efek,
dan Bank Kustodian.

(3) Wali Amanat


Wali Amanat adalah pihak yang mewakili kepentingan pemegang Efek yang
bersifat utang (Pasal 1 UUPM). Kegiatan usaha sebagai wali amanat dapat
dilakukan oleh Bank Umum dan pihak lain yang ditetapkan dengan peraturan
pemerintah, dan wajib terlebih dahulu terdaftar di Bapepam-LK (Pasal 50 UUPM).

(4) Pemeringkat Efek


Pemeringkat Efek adalah pihak yang melakukan penilaian kemampuan
membayar kembali surat utang serta menyediakan jasa informasi mengenai
perusahaan di pasar modal. Di samping itu fungsi lainnya adalah melakukan:
a) Analisis Peringkat
b) Studi Industri
- Analisis risiko bisnis.
- Posisi pasar dan strategi bisnis.
- Diversifikasi.
- Struktur biaya.
- Manajemen.
c) Analisis Risiko Keuangan
- Kebijakan keuangan.
- Keuntungan.
- Struktur modal.
- Kualitas aset.

(5) Penilai Harga Efek


Penilai Harga Efek adalah lembaga resmi yang melakukan penilaian dan
penetapan harga pasar wajar secara harian dari seluruh instrumen surat utang, sukuk,
dan surat berharga lainnya yang diperdagangkan dipasar sekunder.
Dalam perkembangannya, informasi harga pasar wajar yang diterbitkan BPA
menjadi referensi yang wajib digunakan oleh institusi keuangan dalam penetapan
secara harian nilai aset bersih (NAB) dan nilai pasar wajar portfolio.
Produk dan Fitur:
- Harga Pasar Wajar IBPA termasuk upper and lower (harian dan historis)
- Indeks (INDOBeX dan IBPA Indices)
- Imbal Hasil dan Kurva Imbal Hasil
- Credit Spread Matrix
- Riset Pasar Surat Utang Bond Calculator
- ABS Calculator
- My Portofolio
- Infomasi terkait efek bersifat utang lainnya
- Export Data

(6) Indonesia Securities Investor Protection Fund (SIPF)


P3IEI yang lebih dikenal sebagai Indonesia Securities Investor Protection
Fund (Indonesia SIPF) didirikan dengan maksud dan tujuan:
a) Menatausahakan dan mengelola dana pelindungan pemodal di pasar modal
Indonesia, seperti: memisahkan penyimpanan, pencatatan dan pembukuan
antara harta kekayaan Penyelenggara Dana Perlindungan Pemodal dengan
harta kekayaan Dana Perlindungan Pemodal.
b) Melakukan investasi atas dana perlindungan pemodal di pasar modal
Indonesia. Menyimpan Efek dalam rangka investasi Dana Perlindungan
Pemodal sebagaimana dimaksud dalam Peraturan VI.A.4 tentang Dana
Perlindungan Pemodal pada Bank Kustodian. Dengan tujuan meningkatkan
nilai Dana Perlindungan Pemodal secara optimal dengan mempertimbangkan
hasil dan risiko investasi.
c) Melakukan pemeriksaan, verifikasi, membuat analisa untuk melakukan
pembayaran dan tindakan lainnya sehubungan dengan klaim yang dilakukan
oleh pemodal.
d) Menerima tambahan dana dan/atau memungut biaya sehubungan dengan
kegiatan perlindungan pemodal di pasar modal Indonesia. Memungut iuran
dari anggota Dana Perlindungan Pemodal sebagaimana diatur dalam
Peraturan Nomor VI.A.4 tentang Dana Perlindungan Pemodal.
e) Melakukan tindakan untuk pengembalian (recovery) dana yang telah
dikeluarkan dari Dana Perlindungan Aset Pemodal untuk pembayaran klaim
berdasarkan subrogasi atas hak pemodal terhadap pihak yang telah
menimbulkan kerugian, termasuk namun tidak terbatas ikut serta dalam
proses hukum baik di dalam maupun di luar pengadilan.
f) Serta melakukan segala kegiatan pendukung lainnya yang berkaitan dengan
maksud dan tujuan di atas.

Pemodal dan Aset Pemodal


Pemodal adalah nasabah dari Perantara Pedagang Efek yang mengadministrasikan
rekening Efek nasabah dan Bank Kustodian. Pemodal yang asetnya mendapat
perlindungan Dana Perlindungan Pemodal adalah pemodal yang memenuhi
persyaratan sebagai berikut.
1. Menitipkan asetnya dan memiliki rekening Efek pada Kustodian.
2. Dibukakan Sub Rekening Efek pada Lembaga Peyimpanan dan Penyelesaian
oleh Kustodian.
3. Memiliki nomor tunggal identitas pemodal dari Lembaga Penyimpanan dan
Penyelesaian.

Fungsi Penyelenggara Dana Perlindungan Pemodal


Dalam Penyelenggara Dana Perlindungan Pemodal wajib memiliki paling sedikit
fungsi-fungsi sebagai berikut.
1. Fungsi Investasi, dilaksanakan dengan ketentuan antara lain sebagai berikut:
a. Menyusun dan melaksanakan rencana investasi atas Dana Perlindungan
Pemodal.
b. Mengawasi perkembangan investasi atas jumlah yang tidak akan digunakan
segeradari Dana Perlindungan Pemodal.
c. Melakukan penyetoran hasil investasi Dana Perlindungan Pemodal ke dalam
Dana Perlindungan Pemodal.
2. Fungsi Pembukuan dan Keuangan, dilakukan dengan ketentuan antara lain
sebagai berikut:
a. Membuat dan menyelenggarakan pencatatan dan pembukuan atas seluruh
transaksi Penyelenggara Dana Perlindungan Pemodal sesuai dengan prinsip
akuntansi yang berlaku umum.
b. Membuat dan menyelenggarakan pencatatan dan pembukuan atas seluruh
transaksidan kegiatan sehubungan dengan Dana Perlindungan Pemodal sesuai
dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum dan terpisah dari pencatatan
dan pembukuan Penyelenggara Dana Perlindungan Pemodal.
c. Memastikan bahwa pencatatan dan pembukuan dalam (a) dan (b) tersebut
terselenggara dan tersimpan dengan baik sesuai dengan ketentuan perundang-
undangan yang berlaku.
d. Menyusun laporan keuangan Penyelenggara Dana Perlindungan Pemodal
sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum dengan ketentuan catatan
atas laporan keuangan paling sedikit wajib memuat hal-hal sebagai berikut:
- Pengeluaran biaya yang berkaitan dengan Pihak terafiliasi dengan
direktur dan komisaris Penyelenggara Dana Perlindungan Pemodal.
- Pengeluaran biaya yang berkaitan dengan Pihak terafiliasi dengan
Penyelenggara Dana Perlindungan Pemodal.
- Pengeluaran biaya berupa gaji, manfaat lain, dan fasilitas yang diberikan
kepada direktur dan komisaris Penyelenggara Dana Perlindungan
Pemodal.
e. Melakukan kegiatan perbendaharaan, antara lain menerima dana dan
memungut iuran Dana Perlindungan Pemodal dan mengeluarkan biaya yang
terkait dengan Dana Perlindungan Pemodal.
f. Menyusun rencana kerja dan anggaran tahunan (RKAT) dengan berpedoman
pada prinsip efisiensi Pasar Modal dalam bentuk rencana kerja dan anggaran
tahunan (RKAT) yang sistematis, akurat, dan tepat waktu.
g. Apabila terdapat keragu-raguan atau perbedaan dalam pencatatan yang
dilakukan oleh Penyelenggara Dana Perlindungan Pemodal dengan pihak lain
atas transaksi yang dilakukan sehubungan dengan Dana Perlindungan
Pemodal, Penyelenggara Dana Perlindungan Pemodal wajib mengadakan
rekonsiliasi dengan pihak terkait tersebut untuk memastikan akurasi
pembukuan.
3. Fungsi Pengawasan Internal dan Kepatuhan, dilaksanakan dengan ketentuan
antara lainsebagai berikut:
a. Memastikan kepatuhan terhadap peraturan perundang-undangan, serta
prosedur operasi standar dan kode etik Penyelenggaraan Dana Perlindungan
Pemodal yang berlaku.
b. Memproses setiap pengaduan Pemodal dan masyarakat yang terkait dengan
pelaksanaan tanggung jawab Penyelenggara Dana Perlindungan Pemodal.
c. Memastikan bahwa pegawai pengawasan internal dan kepatuhan memiliki
akses kepembukuan setiap waktu.

(7) TICMI (The Indonesia Capital Market Institute) bergabung dengan


ICaMEL (Indonesian Capital Market Electronic Library)
Pada tanggal 10 November 2015 bertepatan dengan acara Investor Summit and
Capital Market Expo 2015, TICMI bergabung dengan ICaMEL dan sekaligus
melakukan Relaunching brand The Indonesia Capital Market Institute sebagai pusat
referensi, edukasi, dan sertifikasi profesi pasar modal Indonesia.
Sertifikasi
- WPPE (Wakil Perantara Pedagangan Efek)
- WMI (Wakil Manajer Investasi)
- ASPM (Ahli Syariah Pasar Modal)
- Program Waiver
Data Pasar Modal
- Data Historis
- Perpustakaan Pasar Modal
- Permintaan Data
5) Profesi Penunjang Pasar Modal
a. Akuntan, melakukan audit atau pemeriksaan dan memberikan pendapat terhadap
Laporan keuangan.
b. Konsultan Hukum, membuat laporan legal audit dan memberikan pendapat hukum.
c. Penilai, melakukan penilaian atas aset perusahaan.
d. Notaris, membuat akta otentik dan legalisasi dokumen perusahaan.
a) Profesi lain yang ditetapkan dengan Peraturan Pemerintah.
Semua profesi yang melakukan kegiatan di bidang pasar modal wajib terlebih dahulu
terdaftar di OJK. Setiap profesi penunjang pasar modal wajib mentaati kode etik dan standar
profesi yang ditetapkan oleh asosiasi profesi masing-masing, dan dalam melakukan kegiatan
usaha di pasar modal, profesi penunjang pasar modal wajib memberikan pendapat atau
penilaian yang independen

6) Investor
Cara menjadi investor adalah sebagai berikut.
a. Mengisi formulir yang telah disediakan oleh pihak Perusahaan Sekuritas, yaitu
formulir Pembukaan Sub Rekening Efek dan formulir Rekening Dana Investor (RDI).
b. Memberikan dokumen yang diperlukan, yaitu foto copy KTP yang berlaku dan
NPWP serta fotocopy bagian depan buku tabungan yang akan didaftarkan dalam
formulir Pembukaan Sub Rekening Efek.
c. Setoran dana awal ke rekening di bank RDI atas nama calon investor saham. Masing-
masing broker menentukan deposit berbeda-beda (dimulai dari Rp100.000,-).
d. Setelah disetujui, selanjutnya kita sudah siap bertransaksi!!!

Yuk Nabung Saham


Yuk Nabung Saham adalah sebuah campaign yang mengajak masyarakat Indonesia
untuk berinvestasi di pasar modal melalui share saving. Sebagai upaya dalam
mengembangkan industri pasar modal di Indonesia, PT Bursa Efek Indonesia (BEI)
senantiasa mengedukasi dan mengembangkan industri ke arah yang lebih baik. Tujuan BEI
tidak semata fokus pada penambahan jumlah investor baru, namun juga berupaya untuk
menanamkan kebutuhan berinvestasi di pasar modal yang secara tidak langsung akan
meningkatkan jumlah investor aktif di pasar modal Indonesia.
Mekanisme Yuk Nabung Saham

7) Instrumen di Pasar Modal Indonesia


Di dalam pasar modal diperdagangkan beberapa jenis aset finansial. Contoh aset
finansial ini adalah saham, surat utang, reksadana dan derivatif.
a. Saham
Saham merupakan tanda penyertaan modal seseorang atau pihak (badan
usaha) dalam suatu perusahaan atau perseroan terbatas. Dengan menyertakan modal
tersebut, maka pihak tersebut menjadi pemilik perusahaan tersebut sebesar modal
yang ditanamkan. Hal ini menyebabkan pihak tersebut memiliki klaim atas
pendapatan perusahaan, klaim atas aset perusahaan, dan berhak hadir dalam Rapat
Umum Pemegang Saham (RUPS).
b. Surat Utang
Surat Utang adalah surat utang yang dikeluarkan oleh perusahaan dan
menyatakan bahwa perusahaan bersedia membayar sejumlah uang tertentu di masa
depan kepada pemegang surat utang tersebut. Selain membayar uang sejumlah
pokok pinjaman, perusahaan juga membayar bunga pinjaman atau kupon bunga
secara periodik.
c. Reksa Dana
Reksa Dana merupakan salah satu alternatif investasi bagi masyarakat
pemodal, khususnya pemodal kecil dan pemodal yang tidak memiliki banyak waktu
dan keahlian untuk menghitung risiko atas investasi mereka. Reksa Dana dirancang
sebagai sarana untuk menghimpun dana dari masyarakat yang memiliki modal,
mempunyai keinginan untuk melakukan investasi, namun hanya memiliki waktu dan
pengetahuan yang terbatas. Reksa Dana juga diharapkan dapat meningkatkan peran
pemodal lokal untuk berinvestasi di pasar modal Indonesia. Mengacu kepada
Undang-Undang Pasar Modal No. 8 Tahun 1995, pasal 1 ayat (27) didefinisikan
bahwa Reksa Dana adalah wadah yang dipergunakan untuk menghimpun dana dari
masyarakat pemodal untuk selanjutnya diinvestasikan dalam portofolio efek oleh
manajer investasi.
d. Derivatif
Derivatif adalah produk turunan dari underlying asset, dalam hal ini saham.
Contoh produk yang termasuk dalam jenis derivatif adalah futures dan option.
DAFTAR PUSTAKA

TICMI. 2016. Mekanisme Perdagangan Efek Struktur Pasar Modal Indonesia. Jakarta:
Gedung Bursa Efek Indonesia

Anda mungkin juga menyukai