Disampaikan oleh:
Pupung Faisal
Dalam Diklat Legal Due Dilligence, Cimahi 27 Februari
2017
PENGERTIAN DUE DILIGENCE
• Due diligence (uji tuntas)
due artinya sesuatu yang terhutang atau merupakan kewajiban moral
diligence artinya ketekunan, kegiatan atau perhatian.
• Aset
Pemeriksaan atas aset meliputi aset bergerak dan tidak
bergerak.
• Asuransi
Hal-hal yang perlu diperiksa mengenai asuransi:
(i). penanggung;
(ii). jenis asuransi;
(iii). risiko yang ditanggung;
(iv). obyek yang diasuransikan;
(v). jumlah pertanggungan;
(vi). jangka waktu asuransi; dan
(vii). klausula bank, bila ada.
MATERI LDD PADA PENAWARAN UMUM
• Ketenagakerjaan
Hal-hal yang perlu diperiksa mengenai ketenagakerjaan:
(i). bukti pendaftaran tenaga kerja perusahaan;
(ii). Kesepakatan Kerja Bersama (KKB) atau peraturan
perusahaan;
(iii). penggunaan tenaga kerja asing;
(iv). jaminan sosial karyawan dan keikutsertaan dalam program
(JAMSOSTEK);
(v). program dana pensiun untuk karyawan;
(vi). pemenuhan ketentuan Upah Minimum Regional (UMR);dan
(vii). izin-izin khusus di bidang ketenagakerjaan
MATERI LDD PADA PENAWARAN UMUM
• Perjanjian-perjanjian material yang mengikat Perusahaan,
termasuk perjanjian yang mengandung unsur benturan
kepentingan dan perjanjian-perjanjian sehubungan dengan
transaksi yang akan dilakukan.
Hal-hal yang perlu diperiksa mengenai perjanjian tersebut adalah:
(i). pihak dalam perjanjian;
(ii). obyek perjanjian;
(iii). nilai perjanjian;
(iv). hak dan kewajiban para pihak;
(v). pembatasan-pembatasan bagi para pihak sesuai dengan transaksi yang akan
dilakukan;
(vi). klausula pengakhiran;
(vii). keadaan cidera janji; dan
(viii). pentaatan.
MATERI LDD PADA PENAWARAN UMUM
.
MATERI LDD PADA PENAWARAN UMUM
• hambatan dan batasan yang ada atau yang mungkin timbul terhadap rencana
Pengambilalihan Saham dilihat dari peraturan perundang-undangan yang berlaku,
anggaran dasar, perijinan, perjanjian, dan perkara yang dihadapi;
• akibat hukum dari Pengambilalihan Saham terhadap pihak-pihak yang bertransaksi;
• struktur permodalan dan pemegang saham sebelum dan sesudah Pengambilalihan
Saham dari perusahaan yang diambil-alih yang menunjukkan siapa yang menjadi
pihak pengendali;
• aktiva dan passiva dari perusahaan yang diambil-alih;
• perubahan anggaran dasar dari perusahaan yang diambil-alih (apabila ada);
• tindakan korporasi dan persetujuan-persetujuan yang diperlukan untuk
melaksanakan transaksi Pengambilalihan Saham;
• keabsahan pemilikan saham oleh penjual dan pembebanan atas saham (apabila
ada); dan
• syarat dan ketentuan penting dalam perjanjian Pengambilalihan Saham.
MATERI LDD PADA PENGGABUNGAN DAN
PELEBURAN USAHA
• hambatan dan batasan (yang ada atau yang mungkin timbul) terhadap rencana Penggabungan
atau Peleburan Usaha dilihat dari peraturan perundang-undangan yang berlaku, anggaran dasar,
perijinan, perjanjian, dan perkara yang dihadapi;
• akibat hukum Penggabungan atau Peleburan Usaha terhadap pihak-pihak yang bertransaksi;
• dasar penentuan konversi saham bagi pemegang saham;
• struktur permodalan dan pemegang saham sebelum dan sesudah Penggabungan atau
Peleburan Usaha pada Perusahaan yang menerima penggabungan, atau perusahaan hasil
Peleburan Usaha yang menunjukkan siapa yang menjadi pihak pengendali;
• Aktiva dan passiva hasil Penggabungan atau Peleburan Usaha;
• perubahan anggaran dasar (bila ada, dalam hal Penggabungan Usaha) dan akta pendirian dari
perusahaan baru hasil Peleburan Usaha;
• tindakan korporasi dan persetujuan-persetujuan yang diperlukan untuk melaksanakan transaksi
Penggabungan atau Peleburan Usaha;
• penyelesaian status karyawan hasil Penggabungan atau Peleburan Usaha;
• penyelesaian terhadap kreditur yang tidak setuju atas Penggabungan atau Peleburan Usaha;
• penyelesaian terhadap pemegang saham yang tidak setuju atas Penggabungan atau Peleburan
Usaha; dan
• ada atau tidaknya unsur benturan kepentingan dalam transaksi Penggabungan atau Peleburan
Usaha.
MATERI LDD PADA PENGAMBILALIHANASET
5. Konfirmasi (cross checking) dengan lembaga atau profesi penunjang pasar modal lainnya.
Apabila diperlukan sehubungan dengan transaksi yang dilakukan, Konsultan Hukum dapat
melakukan komunikasi dengan lembaga atau profesi penunjang pasar modal lainnya guna
melakukan konfirmasi (cross checking) atas hasil Uji Tuntas yang dilakukannya dengan hasil
pemeriksaan yang dilakukan oleh lembaga atau profesi penunjang pasar modal lainnya
6. permintaan informasi, konfirmasi, dan keterangan resmi dari instansi pemerintah yang
terkait.
Apabila diperlukan berdasarkan pertimbangan profesionalnya, Konsultan Hukum dapat meminta
keterangan, konfirmasi, dan keterangan resmi dari instansi pemerintah tertentu yang terkait
dengan Perusahaan atau objek transaksi untuk memastikan kebenaran material.
YANG HARUS DIMUAT DALAM LAPORAN LDD
5. Merumuskan kesimpulan
Menarik kesimpulan dari analisis terhadap permasalahan
hukumyang telah dilakukan.
Kesimpulan harus menjawab pertanyaan permasalahan
hukum, misalnya: bertentangan atau tidak,
diperbolehkan atau tidak, berdasar hukum atau tidak.
6. Merumuskan rekomendasi
Rumuskan rekomendasi berdasarkan hasil kesimpulan
Rekomendasi harus bersifat aplikatif (dapat dilaksanakan)
SISTEMATIKA LEGAL OPINION
• Pendahuluan
• Permasalahan Hukum
• Bahan-bahan yang berkaitan dengan permasalahan
hukum (informasi, data, dokumen)
• Dasar hukum dan peraturan perundang-undangan terkait
• Kasus Posisi/uraian fakta-fakta
• Analisa Hukum
• Pendapat Hukum
• Rekomendasi
YANG HARUS DIMUAT DALAM
LEGAL OPINION
• Identitas dari Konsultan Hukum yang bersangkutan.
• Pihak yang menerima Pendapat Hukum.
• Dasar penunjukannya sebagai Konsultan Hukum oleh
Perusahaan.
• Tujuan diterbitkannya Pendapat Hukum.
• Pendapat Hukum atas transaksi tertentu berdasarkan Laporan
Uji Tuntas termasuk
• Asumsi dan kualifikasi, apabila ada.
Catatan:
Berdasarkan Standar Himpunan Konsultan Hukum Pasar Modal No.
KEP. 01/HKHPM/2005.
CONTOH ASUMSI, KUALIFIKASI DAN
PEMBATASAN
Asumsi, Kualifikasi, dan Pembatasan
Pendapat hukum diberikan dengan asumsi dan kualifikasi sebagai berikut:
1. Kami mewakili kualifikasi dan telah memberi pendapat hukum dalam rangka penawaran umum
saham ini dalam integritas kami sebagai Konsultan Hukum Pasar Modal.
2. Pendapat hukum diberikan dalam kerangka hukum dan peraturan perundang-undangan yang
berlaku di NKRI dan oleh karenanya tidak dimaksudkan untuk berlaku atau ditafsirkan menurut
yurisdiksi Negara lain.
3. Pendapat hukum didasarkan atas dokumen-dokumen tertulis dan keterangan-keterangan lisan dan
atau tertulis yang di berikan oleh perseroan atau pejabat-pejabat lainnya atau petugas-petugasnya
serta keterangan tertulis yang diberikan oleh instansi yang berwenang kepada kami selama dilakukan
pemeriksaan, kecuali terhadap dokumen atau informasi yang dianggap sama sekali merupakan
rahasia perseroan yang tidak diberikan kepada kami.
Pendapat hukum diberikan dengan pembatasan sebagai berikut:
4. Pendapat hukum hanya meliputi hal-hal yang disebut secara tegas didalamnya dan tidak meliputi
hal-hal yang mungkin secara implicit dianggap termasuk didalamnya atau serupa.
5. Pendapat hukum tidak memuat dan tidak dapat dipergunakan untuk member penilaian dari aspek
perpajakan dan atau komersial atau financial atas suatu transaksi dimana perseroan menjadi pihak
atau mempunyai kepentingan atas asset yang terkait.