S
atu hal yang lazim ditemui dalam keprofesian hukum adalah pendapat
hukum (legal opinion) yang merupakan rangkuman pandangan,
argumentasi, gagasan, dan rekomendasi normatif-praktikal terhadap isu
hukum tertentu. Pendapat hukum ini umumnya dikemukakan oleh praktisi
dan/atau akademisi hukum baik secara individu maupun sebagai representasi dari
Lembaga tertentu. Karena keberadaannya yang sedemikian lekat dengan profesi
hukum, khususnya Advokat yang salah satunya menjalankan fungsi konsultatif,
maka penting bagi para calon Advokat memahami secara inklusif pendapat
hukum ini.
Eksistensi pendapat hukum menjadi kian signifikan, terutama dalam
lapangan hukum perjanjian (hukum kontrak)1 karena pada umumnya dalam
perancangan atau penyusunan suatu kontrak, para pihak yang akan mengikatkan
diri dalam perjanjian (kontrak) dimaksud perlu mendengarkan pandangan-
pandangan hukum dari konsultan hukumnya masing-masing. Di sini terjadi
proses dialektika hukum antara para pihak dengan konsultan dan proses
konsiderasi yang intensif antara aspek hukum dengan aspek komersial dari objek
perjanjiannya.
Pendapat hukum, dalam perkembangannya, tidak hanya ditemui dalam
lapangan hukum perjanjian. Pada aspek lain dari hukum, sudah mulai jamak
ditemukan pendapat hukum yang dikemukakan, tidak hanya oleh Advokat secara
individu, namun juga lembaga-lembaga hukum baik di pemerintahan (biro
hukum) maupun di luar pemerintahan (firma hukum, LBH, organisasi
kemasyarakatan). Umumnya pendapat hukum diajukan atas permasalahan atau
isu hukum administrasi, kebijakan publik, perancangan undang-undang tertentu
(proyek legislasi), dan lainnya.
1. Definisi Pendapat Hukum
Cukup banyak definisi dari pendapat hukum (legal opinion), ini
dikarenakan perbedaan sudut pandang dalam memahami legal opinion itu
sendiri. Namun demikian, sebagai benchmark dalam memahami lebih lanjut
legal opinion, patut dikemukakan definisi legal opinion dalam Black’s Law
Dictionary:
“A document prepared by an attorney for his client, embodying his
understanding of the law as applicable to a state of facts submitted to him
for that purpose” (dokumen yang disusun oleh Advokat untuk kliennya,
1 D. Sidik Suraputra, Pendapat Hukum dalam Transaksi Komersial, Jurnal Hukum dan Pembangunan
UI, Tahun ke-35, No.2, April-Juni 2005, hlm. 143. Perkembangan Lembaga pendapat hukum di
Indonesia dimulai dari sejak masifnya praktik kontrak Internasional. Dalam relasi tersebut, Advokat
dituntut untuk dapat mengidentifikasi isu-isu hukum yang berkelindan dalam perjanjian yang diinisiasi
untuk selanjutnya menuangkan pandangan lengkapnya dalam suatu dokumen bernama legal opinion.
2 Henry Campbell Black, Black’s Law Dictionary, Revised Fourth Edition, Minnesota: West
Publishing, 1968, hlm. 1243.
3 James J. Fuld, Legal Opinions in Business Transactions: An Attempt to Bring Some Order out of Some
permintaan klien ditujukan kepada pihak ketiga seperti calon investor yang akan menanamkan modalnya.
Dalam konteks ini, legal opinion dimaksudkan untuk mengurangi ketidakseimbangan informasi dan
pemahaman antara klien dengan pihak ketiga tersebut (to reduce asymmetric informations). Steven L.
Schwarcz, The Limits of Lawyering: Legal Opinions in Structured Finance, Texas Law Review, Vol. 84, Number
1, November 2005, hlm. 56 – 57.
L
egal Due Diligence (LDD) pertama kali mencuat dalam perkembangan
hukum di Indonesia sejak dimulainya program percepatan perekonomian
melalui IPO (Initial Public Offering) atau Go Public. Implikasi dari program
IPO atau go public tersebut adalah setiap emiten dipersyaratkan oleh lembaga
berwenang yaitu Otoritas Jasa Keuangan (OJK), harus menunjuk Konsultan
Hukum untuk melakukan pemeriksaan hukum atau pengujian secara menyeluruh
atas perusahaannya. Hal ini, antara lain, diatur dalam Peraturan Badan Pengelola
Pasar Modal Nomor IX.C.2 angka 5 huruf o tentang Bentuk dan Isi Prospektus dan
Prospektus Ringkas dalam Rangka Penawaran Umum9.
Penerapan LDD kemudian berkembang dari semula hanya pada proses IPO,
kemudian merambah ke proses merger merusahaan, konsolidasi atau akuisisi
10 Ibid., hlm. 4.
11 Munir Fuady, dalam Acep Rohendi, Kewajiban dan Tanggung Jawab Konsultan Hukum Sebagai
Profesi Penunjang Pasar Modal, Jurnal Ecodemica, Vol. 1 No. 1 April 2017, hlm. 64 – 65.
12 Kristianto, dalam Ibid., hlm. 60.
17 M Irsan Nasarudin dan Indra Surya, dalam Ramon Nofrial, Tanggung Jawab Konsultan Hukum
Sebagai Profesi Penunjang dalam Mewujudkan Prinsip Keterbukaan di Pasar Modal, Jurnal Samudra Keadilan,
Vol. 10 No. 1 Januari-Juni 2015, hlm. 116.
Henry Campbell Black, 1968, Black’s Law Dictionary, Revised Fourth Edition,
Minnesota: West Publishing.
Yonita, Badriyah Rifai, Muhammad Ashri, Penerapan Legal Due Diligence (LDD)
Pada Akuisisi Perbankan, Jurnal Pascasarjana Unhas, 2014.
Acep Rohendi, Kewajiban dan Tanggung Jawab Konsultan Hukum Sebagai Profesi
Penunjang Pasar Modal, Jurnal Ecodemica, Vol. 1 No. 1 April 2017.