Anda di halaman 1dari 5

Nama : Salvia Amirah Rahardini

Kelas : Hukum dan Hak Asasi Manusia – N


NIM : 11000120140829
Tugas : 7

UUD NRI TAHUN 1945

Dalam kaitannya dengan HAM, maka amandemen terhadap UUD NRI 1975, telah
menambahkan pasal - pasal yang mengatur tentang HAM, khususnya pada Bab XA, Pasal
28A - 28J dalam UUD NRI 1945. Pasal - pasal ini secara normatif menjamin HAM sbb.
1. Hak untuk hidup dan mempertahankan hidup dan kehidupannya (Pasal 28 A) 
2. Hak untuk membentuk keluarga dan melanjutkan keturunan melalui perkawinan yang
sah (Pasal 28 B ayat 1).
3. Hak untuk kelangsungan hidup, tumbuh dan berkembang serta hak atas perlindungan
dari kekerasan dan diskriminasi (Pasal 28 B ayat 2).
4. Hak untuk mengembangkan diri melalui pemenuhan kebutuhan dasar (Pasal 28 C ayat
1).
5. Hak untuk mendapatkan pendidikan dan memperoleh manfaat dari ilmu pengetahuan
dan teknologi, seni dan budaya (Pasal 28 C ayat 1).
6. Hak untuk mengajukan diri dalam memperjuangkan haknya secara kolektif (Pasal 28
C ayat 2).
7. Hak atas pengakuan, jaminan perlindungan dan kepastian hukum yang adil dan
perlakuan yang sama di depan hukum (Pasal 28 D ayat 1).
8. Hak untuk bekerja dan mendapat imbalan serta perlakuan yang adil dan layak dalam
hubungan kerja (Pasal 28 D ayat 2).
9. Hak untuk memperoleh kesempatan yang sama dalam pemerintahan (Pasal 28 D ayat
3).
10. Hak atas status kewarganegaraan (Pasal 28 D ayat 4)
11. Hak kebebasan untuk memeluk agama dan beribadah menurut agamanya (Pasal 28 E
ayat 1).
12. Hak memilih pekerjaan (Pasal 28 E ayat 1).
13. Hak memilih kewarganegaraan (Pasal 28 E ayat 1).
14. Hak memilih tempat tinggal di wilayah negara dan meninggalkannnya, serta berhak
untuk kembali (Pasal) 28 E ayat 1).
15. Hak kebebasan untuk meyakini kepercayaan, menyatakan pikiran dan sikap sesuai
hati nuraninya (Pasal 28 E ayat 2)
16. Hak kebebasan untuk berserikat, berkumpul dan mengeluarkan pendapat (Pasal 28 E
ayat 3).
17. Hak untuk berkomunikasi dan memperoleh informasi (Pasal 28 F).
18. Hak atas perlindungan diri pribadi, keluarga, kehormatan, martabat dan harta benda
(Pasal 28 G ayat 1).
19. Hak atas rasa aman dan perlindungan dari ancaman ketakutan untuk berbuat atau
tidak berbuat sesuatu yang merupakan hak asasi manusia (Pasal 28 G ayat 1).
20. Hak untuk bebas dari penyiksaan dan perlakuan yang merendahkan derajat martabat
manusia (Pasal 28 G ayat 2).
21. Hak untuk hidup sejahtera lahir dan batin, bertempat tinggal, dan mendapatkan
lingkungan hidup yang baik dan sehat (Pasa 28 H ayat 1).
22. Hak untuk memperoleh pelayanan kesehatan (Pasal 28 H ayat 1).
23. Hak untuk mendapatkan kemudahan dan perlakuan khusus guna mencapai persamaan
dan keadilan (Pasal 28 H ayat
24. Hak atas jaminan sosial (Pasal 28 H ayat 3).
25. Hak atas milik pribadi yang tidak boleh diambil alih sewenang-wenang oleh siapa pun
(Pasal 28 H ayat 4).
26. Hak untuk tidak dituntut atas dasar hukum yang berlaku surut (Pasal 28 I ayat 1).
27. Hak untuk bebas dari perlakuan diskriminasi atas dasar apapun dan berhak mendapat
perlindungan dari perlakuan diskriminatif tersebut (Pasal 28 I ayat 2).
28. Hak atas identitas budaya dan hak masyarakat tradisional (Pasal 28 I ayat 3).

Mengenai pengaturan tentang HAM di Indonesia didasarkan pada UUD NRI Tahun
1945 telah menjelaskan bahwa untuk menegakkan dan melindungi hak asasi manusia harus
sesuai dengan prinsip negara hukum yang demokratis, maka dalam pelaksanaan hak asasi
manusia dijamin, diatur dan dituangkan dalam peraturan perundang-undangan, yaitu dengan
menetapkan Undang-Undang Nomor 39 Tahun 1999 tentang Hak Asasi Manusia (meskipun
dibentuk sebelum amandemen terhadap Pasal 28 UUD 1945). Undang-undang tersebut akan
berfungsi sebagai undang-undang payung terhadap peraturan perundang-undangan di bidang
HAM yang sudah ada selama ini.
UNDANG UNDANG NOMOR 39 TAHUN 1999

Secara umum UU ini memuat asas-asas dasar dari Hak Asasi Manusia sebagai berikut:
a. Asas Universalitas HAM
Sebagaimana ditegaskan dalam Pasal 3 ayat 1 UU No.39 /1999 tentang HAM yang
menyatakan bahwa : “...Setiap orang dilahirkan bebas dengan harkat dan martabat manusia
yang sama dan sederajat serta dikaruniai akal dan hati nurani untuk hidup bermasyarakat,
berbangsa dan bernegara dalam semangat persaudaraan.”
b. Asas Non - Derogable Rights
Penegasan asas yang dipahami sebagai tidak dapat dikuranginya hak-hak tertentu yang
dimiliki oleh setiap orang dalam keadaan apapun ini terdapat dalam Pasal 4 UU Nomor: 39
tahun 1999 tentang HAM yang menyatakan:  "Hak untuk hidup, hak untuk tidak disiksa, hak
kebebasan pribadi, pikiran dan hati nurani, hak beragama, hak untuk tidak diperbudak, hak
untuk diakui sebagai pribadi dan persamaan di hadapan hukum, dan hak untuk tidak dituntut
atas dasar hukum yang berlaku surut adalah hak asasi manusia yang tidak dapat dikurangi
dalam keadaan apa pun dan oleh siapa pun".
c. Asas bahwa setiap orang berhak untuk menggunakan, semua upaya hukum nasional
dan forum internasional untuk semua pelanggaran HAM yang dialaminya. Jaminan itu
ditegaskan dalam Pasal 7 ayat 1 UU Nomor 39 tahun 1999 tentang HAM yang menyatakan,
bahwa : “..Setiap orang berhak untuk menggunakan semua upaya hukum nasional dan forum
internasional atas semua pelanggaran hak asasi manusia yang dijamin oleh hukum Indonesia
dan hukum internasional mengenai HAM yang telah diterima negara Republik Indonesia.
d. Prinsip bahwa ketentuan hukum internasional yang telah diterima negara RI yang
menyangkut HAM menjadi hukum nasional, diatur dalam Pasal 7 ayat 2 UU Nomor 39
tahun 1999 tentang HAM, bahwa : “...Ketentuan hukum internasional yang telah diterima
negara Republik Indonesia yang menyangkut HAM menjadi hukum nasional.

UU ini juga mengadopsi norma - norma hak yang terdapat dalam berbagai instrumen
internasional HAM, sebagaimana tampak pada kategorisasi hak dalam UU tersebut yang
merujuk pada berbagai instrumen internasional HAM seperti UDHR, ICCPR, ICESCR, dsb.
Secara lebih rinci UU ini menjabarkan hak-hak tersebut dalam sepuluh bagian, yaitu:
a. Bagian I : Hak untuk hidup (Pasal 9).
b. Bagian II : Hak untuk berkeluarga dan melanjutkan keturunan (Pasal 10).
c. Bagian IlI : Hak mengembangkan diri (Pasal 11 - 16).
d. Bagian IV : Hak memperoleh keadilan (Pasal 17 - 19).
e. Bagian V : Hak atas kebebasan pribadi (Pasal 20 - 27).
f. Bagian VI : Hak atas rasa aman (Pasal 28 - 35).
g. Bagian VII : Hak atas kesejahteraan (Pasal 36 - 42).
h. Bagian VIII: Hak turut serta dalam pemerintahan (Pasal 43 - 44).
i. Bagian IX: Hak perempuan (Pasal 45 - 51).
j. Bagian X : Hak anak (Pasal 52 - 66).

Berkaitan dengan pelaksanaan dan penegakan HAM, maka UU ini menegaskan


bahwa hak tersebut merupakan kewajiban semua pihak, negara dan warga negaranya. HAM
tidak hanya berbicara mengenai hak tapi juga rentang kewajiban, yaitu kewajiban untuk
saling menghormati dan menghargai HAM orang lain. Setiap HAM yang dimiliki seseorang
akan menimbulkan kewajiban dan tanggung jawab untuk menghormati hak asasi orang lain
secara timbal balik sehingga terdapat pembatasan dan larangan dalam pelaksana,
perlindungan HAM. Pembatasan ini ditetapkan dengan UU dan dimaksudkan untuk
menjamin pengakuan serta penghormatan atas hak dan kebebasan orang lain, dan untuk
memenuhi tuntutan yang adil sesuai dengan pertimbangan moral, keamanan, ketertiban
umum dan kepentingan bangsa.

Dalam upaya perlindungan dan penegakan HAM, Pemerintah mempunyai kewajiban


untuk menghormati, melindungi, menegakkan dan memajukan HAM. Upaya ini antara lain
dilakukan dengan melakukan langkah implementatif efektif dan konkrit atas berbagai
instrumen hukum maupun kebijakan di bidang HAM, baik dari segi hukum, politik, ekonomi,
sosial, budaya, pertahanan dan keamanan serta segi lain yang terkait. Sedangkan partisipasi
aktif masyarakat dalam upaya perlindungan HAM dapat dilakukan baik secara individu
maupun kelompok melalui organisasi politik, organisasi masyarakat, lembaga swadaya
masyarakat, maupun akademisi. Partisipasi ini dapat dilakukan dengan:
a) Memberikan laporan terjadinya pelanggaran HAM.
b) Mengajukan usulan mengenai perumusan dan kebijakan yang berkaitan dengan HAM.
c) Melakukan penelitian, pendidikan dan penyebarluasan informasi tentang HAM.

Sumber :
Prof. Dr. Rahayu. (2015). Hukum Hak Asasi Manusia. Semarang : Badan Penerbit UNDIP

Anda mungkin juga menyukai