Anda di halaman 1dari 12

KONSTITUSI DALAM NEGARA: HAK ASASI MANUSIA DALAM

KERANGKA NEGARA HUKUM

Bintang Dava Anugerah1, Ismunandar2, Bambang Aditya3, Fadli Muhammad4

Prodi Teknik Elektro D4, Universitas Negeri Makassar, Makassar, Indonesia

bintanganugrah351@gmail.com1,happyhappyajalah20@gmail.com2,
bambangaditya1996@gmail.com3,fadhlimuh126@gmail.com4

ABSTRAK

Hak asasi manusia pada satu sisi menurut konsep hukum alam adalah suatu hak yang
melekat pada setiap individu manusia sejak dilahirkan, tetapi pada sisi lain hak asasi harus
berbentuk legalitas menurut aliran positivisme. Perdebatan apakah hak asasi manusia harus
diatur dalam konstitusi juga mewarnai pembahasan UUD 1945. Akhirnya amandemen UUD
1945 mengatur hak-hak dasar warganegara secara lebih lengkap bertitik tolak dari pemikiran
bahwa perlindungan hak asasi manusia merupakan satu elemen penting dalam konsep negara
hukum. Dimasukkan di dalamnya juga pengaturan mekanisme “judicial review” di
Mahkamah Konstitusi sebagai sarana untuk menghindari adanya peraturan yang bertentangan
dengan hak-hak dasar warga negara sebagaimana dijamin dalam konstitusi.

Kata Kunci: HAM, Negara Hukum, Mahkamah Konstitus

ABSTRACT

Human rights on the one hand by the concept of natural law is an inherent right of
every individual human being since birth, but on the other hand the legality of human rights
must be shaped by the flow of positivism. The debate over whether human rights should be
stipulated in the constitution also influence the discussion of the UUD 1945. Finally, the
UUD 1945 amendments regulate the basic rights of citizens more fully starts from the
premise that human rights protection is an important element in the concept of a
constitutional state. Incorporated therein also setting mechanism of "judicial review" in the
Constitutional Court as a means to avoid any legislation contrary to the fundamental rights
of citizens as guaranteed in the constitution.
Keywords: Human Rights, State of Law, the Constitutional Court

PENDAHULUAN perlindungan dan pemenuhan hak warga


negara. Indonesia merupakan hukum yang
Konsep negara hukum menempatkan ide
memiliki sejarah
perlindungan hak asasi manusia sebagai
salah satu elemen penting. Dengan
mempertimbangkan urgensinya
panjang dalam perjuangan perlindungan
perlindungan hak asasi manusia tersebut,
hak asasi manusia. Sebagai negara hukum
maka konstitusi harus memuat pengaturan
yang demokratis, Indonesia telah
hak asasi manusia agar ada jaminan negara
meratifikasi berbagai instrumen hukum
terhadap hakhak warga negara. Salah satu
internasional.3 Perubahan mendasar dalam
perubahan penting dalam Amandemen
politik penegakan hak asasi manusia
UUD 1945 adalah pengaturan hak warga
setelah reformasi 1998 tetapi tidak dapat
negara lebih komprehensif dibanding UUD
dilepaskan dari sejarah panjang perjuangan
1945 (pra-amandemen) yang mengatur
sebelumnya. 1 Dalam
secara umum dan singkat.1 Catatan
pelanggaran hak asasi manusia yang buruk PEMBAHASAN

di era Pemerintahan Orde Baru di bawah UUD 1945, terjadi perdebatan tentang
Presiden Suharto2 memberi pelajaran perlu tidaknya hak-hak warga negara
bahwa setidaknya pengaturan hak-hak dimasukkan dalam pasal-pasal UUD.
warga negara harus lebih rinci di dalam Dalam Rapat BPUPKI terdapat dua kutub
konstitusi. Amandemen UUD 1945 juga yaitu Soepomo-Soekarno (menolak Hak
membuat pranata peradilan melalui warga negara masuk dalam Pasal-Pasal
Mahkamah Konstitusi untuk menggugat UUD) dan M Yamin – M. Hatta
produk perundang-undangan yang (mengusulkan hak warga negara diatur
melanggar hak-hak warga negara dalam Pasal-Pasal UUD ). Baca:
sebagaimana diatur dalam konstitusi. Hak Saafroedin Bahar, dkk (penyunting),
asasi manusia merupakan nilai-nilai Risalah Sidang BPUPKI – PPKI, 22 Mei
universal yang telah diakui secara 1945-22 Agustus 1945, Jakarta: Sekretariat
universal. Berbagai instrumen Negara Republik Indonesia, 1995, h. 162,
internasional mewajibkan negara-negara 178-181, 193-300, 249-260, 263-284. 2
peserta untuk memberikan jaminan Suharto mengundurkan diri sebagai
Presiden Indonesia kedua pada 21 Mei berdasarkan hukum. Keinginan rakyat
1998 di tengah gelombang demonstrasi tersebut tidak dapat dilepaskan dari
anti-pemerintah dan krisis ekonomi yang pengalaman ketatanegaraan di bawah
menguncang Indonesia sejak pertengahan Presiden Soekarno dan Presiden Soeharto.
tahun 1997. 3 International Convention on Pasca gerakan reformasi 1998, muncul
the Political Rights of Women (Undang gerakan dilakukannya amandemen UUD
Undang No. 68 Tahun 1958), International 1945. Amandemen UUD 1945 tidak boleh
Convention on the Elimination all Forms memberikan peluang bagi munculnya
Discrimination Against Women (Undang- praktik penyelenggaraan negara dengan
Undang No.7/1984), International kekuasaan eksekutif sebagai pendulum
Convention on the Rights of Child utama (executive heavy) seperti terjadi di
(Keputusan Presiden No. 36 Tahun 1990), masa lalu. Demikian pula harus dicegah
International Convention against Apartheid praktik ketatanegaraan dengan pendulum
in Sports (Keputusan Presiden No. 48 mengarah pada legislatif (legislative
Tahun 1993), International Convention heavy). Amanden UUD 1945 telah
against Torture and Other Cruel, Inhuman memasukkan jaminan perlindungan dan
or Degrading Treatment or Punishment pemenuhan hak warga negara dalam
(Undang-Undang No. 5 Tahun 1998), konstitusi. Beberapa Pasal di dalam UUD
International Convention on The NRI Tahun 1945 mengatur secara
Elimination of All Forms of Racial komprehensif tentang hak-hak asasi warga
Discrimination (Undang-Undang No. 29 negara dan sekaligus kewajiban negara.
Tahun 1999), International Covenant on Pengaturan dan implementasi hak-hak
Economic, Social and Cultural Rights asasi warga negara dan kewajiban negara
(Undang-Undang No. 11 Tahun 2005), selayaknya dua sisi mata uang. Beberapa
International Covenant on Civil and Pasal yang dapat disebutkan adalah
Political Rights (Undang-Undang No. 12 sebagai berikut: Pasal 26 (penduduk dan
Tahun 2005). warga negara), Pasal 27 (jaminan
persamaan di muka hukum dan
Gerakan reformasi politik yang bergulir
pemerintahan), Pasal 29 (kebebasan
pada tahun 1998 memunculkan ide
beragama), Pasal 30 (pertahanan negara),
pentingnya pengaturan hak warga negara4
Pasal 31 (pendidikan), dan Pasal 32
dalam UUD, karena kuatnya desakan
(kebudayaan daerah). Perubahan mendasar
keinginan rakyat untuk menikmati
dalam amandemen UUD 1945 adalah
kehidupan ketatanegaraan yang demokratis
pengaturan yang cukup komprehensif
tentang jaminan hak warga negara yang masyarakat, bangsa dan negaranya. d)
diatur pada Pasal 28, Pasal 28A–Pasal 28J Pasal 28D: (1) hak atas pengakuan,
(pengaturan rinci jaminan hak-hak warga jaminan, perlindungan, dan kepastian
negara). a) Pasal 28A: hak untuk hidup dan hukum yang adil serta perlakuan yang
hak mempertahankan hidup dan sama dihadapan hukum, (2) hak untuk
kehidupannya b) Pasal 28B: (1) hak bekerja serta mendapat imbalan dan
membentuk keluarga melalui perkawinan perlakuan yang adil dan layak dalam
yang sah, (2) hak melanjutkan keturunan hubungan kerja, (3) hak memperoleh
melalui perkawinan yang sah, (3) hak anak kesempatan yang sama dalam
atas kelangsungan hidup, tumbuh, dan pemerintahan, (4) hak atas status
berkembang, dan (4) hak anak atas kewarganegaraan. e) Pasal 28E: (1) hak
perlindungan dari kekerasan dan bebas memeluk agama dan beribadat
diskriminasi. c) Pasal 28C: (1) hak menurut agamanya, (2) hak memilih
mengembangkan diri melalui pemenuhan pendidikan dan pengajaran, (3) hak
kebutuhan dasarnya,(2) hak mendapat memilih pekerjaan, (4) hak memilih
pendidikan demi meningkatkan kualitas kewarganegaraan, (5) hak memilih tempat
hidupnya dan demi kesejahteraan umat tinggal di wilayah negara dan
manusia, (3) hak memperoleh manfaat dari meninggalkannya, serta berhak kembali,
ilmu pengetahuan dan teknologi, seni dan (6) hak untuk bebas meyakini
budaya, demi meningkatkan kualitas kepercayaan, menyatakan pikiran dan
hidupnya dan demi kesejahteraan 4 sikap, sesuai dengan hati nuraninya, (7)
Sebelum hak asasi manusai masuk dalam hak atas kebebasan berserikat, (8) hak atas
UUD NRI Tahun 1945, arus penguatan kebebasan berkumpul, (9) hak atas
perlindungan hak asasi manusia di kebebasan mengeluarkan pendapat. f)
Indonesia pasca reformasi didahului Pasal 28F: (1) hak untuk berkomunikasi
dengan terbitnya Ketetapan MPR RI No. dan memperoleh informasi guna
XVII /MPR/1998 Tentang Hak Asasi mengembangkan pribadi dan lingkungan
Manusia dan Tahun 1999 dikeluarkan UU sosialnya dan, (2) berhak untuk mencari,
No. 39 Tahun 1999 tentang Hak Asasi memperoleh, memiliki, menyimpan,
Manusia. mengolah dan menyampaikan informasi
dengan menggunakan segala jenis saluran
umat manusia, (4) hak untuk memajukan
yang tersedia. g) Pasal 28G: (1) hak atas
dirinya dalam memperjuangkan haknya
perlindungan diri pribadi, keluarga,
secara kolektif untuk membangun
kehormatan, martabat, dan harta benda
yang di bawah kekuasaannya, (2) hak atas (2) hak mendapatkan perlindungan
rasa aman dan perlindungan dari ancaman terhadap perlakuan yang bersifat
ketakutan untuk berbuat atau tidak berbuat diskriminatif. Jaminan perlindungan dan
sesuatu yang merupakan hak asasi, (3) hak pemenuhan hak warga negara tersebut
untuk bebas dari penyiksaan dan perlakuan perlu didukung oleh kebijakan pemerintah
yang merendahkan derajat martabat dalam mengimplementasikan norma-
manusia, (4) hak memperoleh suaka politik norma dasar dalam UUD 1945. Selain
dari negara lain. h) Pasal 28H: (1) hak kewajiban dan tugas pemerintah, sebagai
hidup sejahtera lahir dan batin, (2) hak negara hukum yang demokratis, warga
bertempat tinggal, (3) hak mendapatkan negara Indonesia harus diberikan ruang
lingkungan hidup baik dan sehat, (4) hak yang luas untuk berpartisipasi guna
memperoleh pelayanan kesehatan, (5) mempertahankan dan pemenuhan hak-
mendapat kemudahan dan perlakuan hanya. Salah satu mekanisme yang
khusus untuk memperoleh kesempatan dan dibangun dalam UUD 1945 adalah dengan
manfaat yang sama guna mencapai melakukan pengujian terhadap peraturan
persamaan dan keadilan, (6) hak atas perundang-undangan dan
jaminan sosial yang memungkinkan keputusan/tindakan adminsitrasi yang
pengembangan dirinya secara utuh sebagai dianggap melanggar hak warga negara dan
manusia yang bermartabat, (7) hak bertentangan dengan UUD 1945.
mempunyai hak milik pribadi dan hak Mekanisme melalui pengujian oleh
milik tersebut tidak boleh diambil alih kekuasaan kehakiman dikenal dengan
secara sewenang-wenang oleh siapapun. judicial review.

Pasal 28I ayat (1): hak asasi manusia yang Cita Negara Hukum
tidak dapat dikurangi dalam keadaan
Sebagai sebuah konsep, negara hukum5
apapun (1) hak untuk hidup, (2) hak untuk
dan demokrasi merupakan konsep yang
tidak disiksa, (3) hak kemerdekaan pikiran
berkembang6 dan terbuka untuk
dan hati nurani, (4) hak beragama, (5) hak
diperdebatkan dan diperbarui.7 5 Oleh
untuk tidak diperbudak, (6) hak untuk
banyak ahli konsep negara hukum (the rule
diakui sebagai pribadi dihadapan hukum,
of law) dan demokrasi sebagai "essentially
(7) hak untuk tidak dituntut atas dasar
contestable concept" karena bersifat
hukum yang berlaku surut. j) Pasal 28I
evaluatif dan bergantung pada isu-isu
ayat (2): (1) hak bebas atas perlakuan yang
normatif, ketidaksepakatan. Fallon
bersifat diskriminatif atas dasar apa pun,
menyatakan bahwa The Rule of Law is a
historic ideal, and appeals to the Rule of aspirations and dignity. ....”. The
Law remain rhetorically powerful. Yet the International Congress of Jurists, "The
precise meaning of the Rule of Law is Rule of Law in a Free Society",
perhaps less clear than ever before. Many
Ke dalam dua konsep tersebut
invocations are entirely conclusory, and
diintrodusir perlindungan hak warga
some appear mutually inconsistent.
negara, karena perlindungan hak asasi
Richard H. Fallon, Jr."The Rule of Law" as
adalah satu elemen dalam cita negara
a Concept in Constitutional Discourse”,
hukum dan perlindungan hak warga negara
Columbia Law Review, Vol. 97, No. 1
merupakan manifestasi kedaulatan rakyat
(Jan., 1997), pp. 1-2, 7. Baca juga Baca
yang merupakan unsur penting dalam
Jeremy Waldron, “Is the Rule of Law an
konsep demokrasi. Sifat dinamis dapat
Essentially Contested Concept (in
diamati dalam ruang dan waktu konsep
Florida)?” (2002) 21 Law & Phil. 137;
negara hukum8 diimplementasikan dalam
Menurut Tamanaha, the rule of law adalah
lintasan sejarah. Sejarah mencatat bahwa
gagasan yang popular secara universal
konsepsi negara hukum mengalami
sulit dipahami (the rule of law is that this
perkembangan dan pergeseran. Konsepsi
universally popular notion is elusive —
negara hukum dapat diamati dari
seemingly hard to pin down). Brian Z.
munculnya konsepsi negara hukum liberal
Tamanaha “The History and Elements of
(liberale rechtsstaat) dengan ajaran
The Rule of Law”, Singapore Journal of
nachwachter staat (negara sebagai penjaga
Legal Studies [2012] 232–247. 6 The Rule
malam)9 bergeser menjadi negara hukum
of law sebagai konsep dinamis antara lain
formal (formele rechtsstaat) yang salah
dimuat dalam Deklarasi Delhi 1959 yang
satu pemikirnya adalah Friedrich Julius
menyebutkan “The concept of the Rule of
Stahl.10 Selanjutnya berkembang konsep
Law is that the law is not static, but rather
negara hukum materiil (materiele
dynamic and evolving. The Rule of Law is
rechtsstaat) yang kemudian muncul 7
not simply about enforcing rules, but also
Sebagai sebuah "essentially contestable
is aimed at preserving fundamental
concept", konsep negara hukum dan
principles. Thus, the Rule of Law
demokrasi bersifat terbuka yaitu tunduk
safeguards and advances not only the civil
pada perbaikan berkala dalam situasi baru.
and political rights of the individual in a
Baca David Collier, et.al., Ibid. Gagasan
free society, but equally concerns the
"essentially contestable concept"
social, economic, educational and cultural
diperkenalkan oleh W.B. Gallie dalam
conditions for realising man’s legitimate
tulisannya ‘Essentially contested (Jakarta: Penerbit Erlangga, cetakan kadi}
concepts’, yang dimuat dalam Proceedings 1985); Todung Mulya Lubis, In Search of
of the Aristotelian Society, (56, 1956). Human Rights, Legal-Political Dilemmas
Menurut W.B. Gallie, essentially of Indonesia 's New Order, 1966-1990
contestable concept ‘inevitably involve (Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama,
endless disputes about their proper uses on 1993); dan Adnan Buyung Nasution,
the part of their users’. Gallie menawarkan Aspirasi Pemerintahan Konstitutional di
tujuh kriteria untuk mengidentifikasi, Indonesia, Studi Sosio-Legal atas
memahami, dan penalaran tentang Konstituante 1956-1959 (Jakarta: T
“konsep”, yaitu: (1) their appraisive Pustaka Utama Grafiti, 1995). 9 Gagasan
character, (2) internal complexity, (3) Rechtsstaat dalam suasana liberalisme dan
diverse describability, (4) openness, (5) kapitalisme tumbuh di Eropa pada sekitar
reciprocal recognition of their contested abad ke-18 yang dipelopori oleh Immanuel
character among contending parties, (6) an Kant yang mengidealkan paham laissez
original exemplar that anchors conceptual faire laissez aller dan gagasan negara jaga
meaning, and (7) progressive competition, malam (nachwachtersstaat). Jimly
through which greater coherence of Asshiddiqie, Agenda Pembangunan
conceptual usage can be achieved. Baca Hukum Nasional di Abad Globalisasi, Cet.
David Collier, et.al loc.cit. 8 Di Indonesia, I, (Jakarta: Balai Pustaka, 1998), h. 90. 10
istilah the rule of law sering dipadankan Menurut Friedrich Julius Stahl, unsur-
dengan istilah negara hukum, atau unsur dalam Rechtsstaat15 adalah (1)
rechstaats dalam bahasa Belanda. pengakuan hak-hak asasi manusia
Sejumlah sarjana hukum Indonesia (grondrechten), (2) pemisahan kekuasaan
mengunakan istilah negara hukum sebagai (scheiding van machten), (3) pemerintahan
padanan the rule of law. Sebagai bacaan berdasar atas undang-undang
rujukan yang ditulis para sarjana hukum (wetmatigheid van het bestuur), dan (4)
dimaksud, penulis ingin menyebut: Ismail peradilan administrasi (administratieve
Suny, Pergeseran Kekuasaan Eksekutif rechtspraak). Baca Muhammad Tahir
(Jakarta: Aksara Bam, cetakan Azhary, Negara Hukum: Suatu Studi
keenam,1986); Jimly Asshidiqie, Gagasan tentang Prinsip-prinsipnya dilihat dari Segi
Kedaulatan Rakyat dalam Konstitusi dan Hukum Islam, Implementasinya pada
Pelaksanaannya di Indonesia (Jakarta: PT Periode Negara Madinah dan Masa Kini.
Ichtiar Bam van Hoeve, 1994); Oemar
Seno Adji, Peradilan Bebas Negara Hukum
Negara-negara kesejahteraan kesejahteraan, oleh Utrecht, disebut
(welvarstaat).11 Sementara itu, dalam dengan negara hukum modern. Konsepsi
tradisi anglosaxon, muncul the rule of law negara hukum materiel atau negara hukum
yang diperkenalkan A.V. Dicey12 dalam modern yang berkembang kemudian
tradisi hukum Inggris yang kemudian mencakup pengertian keadilan di
berkembang di Amerika Serikat dengan dalamnya sebagai antitesis dari negara
model yang berbeda. Konsep negara hukum klasik. E. Utrecht, Pengantar
hukum dan konsep demokrasi merupakan Hukum Administrasi Negara Indonesia.
konsep yang berbeda tetapi mempunyai Jakarta: Ichtiar. 1962, h. 26-27 Pemikiran
kesamaan dan keselarasan dalam A.V. Dicey yang dituangkan dalam
memberikan perlindungan hak asasi bukunya Introduction to The Study of The
manusia dan pembatasan kekuasaan. Law of The Constitution. Dicey
Perkembangan negara modern dewasa ini, mengatakan ciri penting dalam setiap
prinsip negara hukum (nomokrasi) sering negara hukum atau disebut the rule of law,
bersandingan dengan prinsip demokrasi. adalah: (1) Supremacy of law menentang
Konsep negara hukum tidak arbitrary power, Dicey menjelaskan ... the
dipertentangkan dengan konsep demokrasi. absolute supremacy or predominance of
Kedua konsep (negara hukum dan regular law as opposed to the influence of
demokrasi) berjalan bersama dan saling arbitrary power, and excludes the existence
mendukung. Berbagai definsi13 tentang of arbitrariness, of prerogative, or even of
negara hukum memasukkan demokrasi wide discretionary authority on the part of
(dalam hal ini partisipasi publik) dan hak the government). (2) Asas persamaan
asasi manusia menjadi elemen penting perlakuan (equality before the law). Dicey
dalam negara hukum. Hal ini dapat diamati mengatakan...equality before the law, or
dari definisi the United Nations, yang equal subjection of all classes to the
menyatakan bahwa the rule of law refers ordinary law of the land administered by
to: a principle of governance in which all the ordinary law courts), (3) Perlindungan
persons, institutions and entities, public hak asasi manusia yang dijamin konstitusi.
and private, including the State itself, are ... may be used as a formula for expressing
accountable to laws that are publicly the fact that with us the law of the
promulgated, equally enforced and constitution, the rules which in foreign
independently adjudicated, and which are countries naturally form part of of
Reaksi keras terhadap liberalisme constitutional code, are not the source but
kapitalisme memunculkan negara the consequence of the rights of individual,
as defined and enforced by the courts). konsep demokrasi kerap dijadikan satu
A.V. Dicey, Introduction To The Study of istilah, yaitu konsep negara hukum yang
The Law of The Constitution demokratis. Hal ini disebabkan adanya
keterkaitan antara nilai-nilai penunjang
Tentang negara hukum, menurut
demokrasi dan elemen-elemen negara
Richard H. Fallonk, merupakan konsep
hukum. Kesamaan tersebut yang
yang diperdebatkan dan belum ada
menjadikan satu nafas untuk menyebutkan
pengertian yang tuntas. Meski demikian
bentuk ideal negara hukum yang
menurut Fallon, secara umum konsep
melindungi hak-hak warga negara dalam
Negara Hukum memiliki tiga tujuan
satu istilah negara hukum yang
utama, yakni: (1) the rule of law should
demokratis. Sifat demokratis dari konsep
protect against anarchy and the Hobbesian
negara hukum itu diperlihatkan melalui
war of all against all ; (2) the rule of law
pemahaman bahwa hukum dalam negara
should allow people to plan their affairs
demokratis ditentukan oleh rakyat, yang
with reasonable confidence that they can
tidak lain merupakan pengaturan hubungan
know in advance the legal consequences of
di antara sesama rakyat dan perlindungan
various actions, (3) the rule of law should
hak-hak warga negara dalam konteks
guarantee against at least some types of
hubungan penguasa dan rakyat. Dalam
official arbitrarines. Richard H. Fallon,
perspektif demokrasi, berkembang konsep
Jr."The Rule of Law" as a Concept in
constitutional democratic yaitu
Constitutional Discourse”,
pemerintahan yang dibatasi kekuasaannya
Consistent with international dan tidak dibenarkan bertindak sewenang-
human rights norms and standards. It wenang terhadap warga negaranya.
requires, as well, measures to ensure Pembatasan-pembatasan tersebut
adherence to the principles of supremacy dituangkan dalam konstitusi. Konsep
of law, equality before the law, demikian ini dikenal juga dengan
accountability to the law, fairness in the “pemerintahan berdasarkan konstitusi
application of the law, separation of (constitutional goverment). Tentang
powers, participation in decision-making, konstitusi, menurut C. F. Strong konstitusi
legal certainty, avoidance of arbitrariness adalah kumpulan asas-asas yang mengatur
and procedural and legal transparency. dan menetapkan kekuasaan dan 14 Report
Konsep negara hukum memiliki historis of the Secretary General, “The Rule of
dalam perjuangan menegakkan demokrasi. Law and Transitional Justice in Conflict
Oleh karena itu konsep negara hukum dan and Post-Conflict Societies”, UN SC, UN
Doc. S/2004/616 at 4. Bandingkan dengan democratic terus berkembang sejalan
pendapat Brian Z. Tamanaha. Definisi the dengan perkembangan perlindungan hak
rule of law yang disampaikan Secretary asasi manusia dan pembatasan kekuasaan
General, “The Rule of Law and negara. Dalam pemahaman demikian,
Transitional Justice in Conflict and konsep demokratik konstitusional dan
PostConflict Societies tersebut ditolak negara hukum yang demokratis terdapat
Brian Tamanaha yang berpendapat bahwa irisan kesamaan dalam hal pembatasan
demokrasi dan hak asasi manusia bukan kekuasaan negara dan perlindungan warga
merupakan elemen penting dalam negara. Dalam kaitannya dengan
mendefinikan rule of law. Menurut operasionalisasi konsep negara hukum
Tamanaha, Definisi The rule of law secara yang demokratis, tidak ada warga negara
simpel dan mendasar adalah “government yang berada di atas hukum dan karenanya
officials and citizens are bound by and semua warga negara harus patuh pada
abide by the law”. Tamanaha menolak hukum.19 Sebagai konsekuensi dari
demokrasi dan hak asasi manusia sebagai penerapan prinsip persamaan kedudukan di
elemen penting dalam mendefinisikan The muka hukum, maka kekuasaan otoriter dan
Rule of Law seperti dalam definisi The autokratik harus dikeluarkan dari wacana
Rule of Law dalam Report of the Secretary negara hukum, karena kedua tipe
General, “The Rule of Law and kekuasaan tersebut hampir dapat
Transitional Justice in Conflict and Post- dipastikan pelaksanaan kekuasaan
Conflict Societies”; Baca Brian Z. pemerintahan sarat dengan tidaknya
Tamanaha “The History and Elements of kepastian hukum, tidak terselenggaranya
The Rule of Law”, Singapore Journal of peradilan yang independen dan imparsial
Legal Studies [2012] 232–247 . dan gagalnya penerapan prinsip persamaan
di muka hukum. Penegasan ini penting
Pemerintah, hak-hak yang
dikemukakan, karena pemerintahan-
diperintah, dan hubungan antara keduanya
pemerintahan dengan corak otoriter dan
atau antara pemerintah dengan yang
autokratik juga mengklaim dirinya sebagai
diperintah. Konstitusi dipergunakan untuk
negara hukum. Karena itu, perlu ada
menggambarkan keseluruhan sistem
penambahan kata "demokratik" pada
ketatanegaraan suatu negara, yang
terminologi negara hukum. Pembahasan
merupakan kumpulan peraturan yang
lebih operasional dari konsep negara
menetapkan dan mengatur atau
hukum yang demokratis juga dikaitkan
menentukan pemerintah.18 Constitutional
dengan jaminan kekuasaan kehakiman
yang independen sebagaimana dianut elemen negara hukum yang demokratis
dalam tradisi hukum anglo saxon dan tersebut harus dijabarkan di dalam
rechtsstaats. Keterkaitan antara pemisahan konstitusi. Penempatan konstitusi sebagai
kekuasaan dengan konsep negara hukum sumber hukum tertinggi dalam suatu
terletak pada pengaturan batas-batas negara merupakan penjelmaan semangat
kekuasaan yudikatif, eksekutif dan demokrasi. Konstitusi kemudian diartikan
legislatif ataupun hubungan di antara sebagai benteng demokrasi. Bertitik tolak
cabang-cabang kekuasaan tersebut dalam dari konstruksi berfikir demikian, maka
konstitusi. para pemikir hukum mengaitkan ajaran
demokrasi dalam kontelasi semangat
Pandangan Friedrich Julius
hukum, atau sering diucapkan dalam satu
Stahl,21 yaitu elemen pemerintahan
istilah konsep negara hukum yang
berdasarkan peraturan-peraturan, di
demokratis (democrtische rechsstaat).
samping unsur perlindungan hak asasi,
pembagian kekuasaan dan peradilan tata
usaha negara. Dalam kaitannya dengan
penyusunan suatu konstitusi, segenap
DAFTAR PUSTAKA

Brian Z. Tamanaha “The History and Elements of The Rule of Law”, Singapore Journal of
Legal Studies [2012] 232–247.

Richard H. Fallon, Jr."The Rule of Law" as a Concept in Constitutional Discourse”,


Columbia Law Review, Vol. 97, No. 1 (Jan., 1997), pp. 1-2, 7.

Adnan Buyung Nasution, Aspirasi Pemerintahan Konstitutional di Indonesia, Studi Sosio-


Legal atas Konstituante 1956-1959 (Jakarta: T Pustaka Utama Grafiti, 1995).

Tahir Azhary, Negara Hukum: Suatu Studi tentang Prinsip-prinsipnya dilihat dari Segi
Hukum Islam, Implementasinya pada Periode Negara Madinah dan Masa Kini,
Jakarta, Bulan Bintang, 1992, h. 66-67.

Miriam Budiardjo, Dasar-Dasar Ilmu Politik, (Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 2005).

C. F. Strong, Konstitusi-Konstitusi Politik Modern, Jakarta: Nuansa dan Nusamedia, 2004.

Anda mungkin juga menyukai