Dibuat oleh:
Dhika Bramantia
Reguler II
Sejak jatuhnya pemerintahan Orde Baru, dan bangkitnya orde reformasi tatanan kehidupan
kenegaraan Indonesia mengalami banyak perubahan, terutama berkait dengan Undang-
undang Dasarnya yaitu Undang-undang Dasar 1945. UUD 1945 ini telah diamandemen
sebanyak 4 (empat) kali (Amandemen pertama dalam SU MPR 1999, kedua dalam Sidang
Tahunan (ST) MPR 2000, ketiga dalam ST MPR 2001 dan keempat dalam ST MPR 2002).
latar belakang politik hukum hak asasi manusia di dalam Undang-Undang Dasar 1945
telah memenuhi prinsip konstitusionalisme. Hal ini bisa dilihat dari proses awal
penyusunan dalam BPUPKI, UUDS 1950, Konstitusi RIS, Sidang Istimewa MPR,
Undang-Undang Hak Asasi Manusia No 39 Tahun 1999 dan Amandemen kedua Undang-
Undang Dasar 1945 bahwa Undang-Undang Dasar 1945 mengacu pada prinsip
konstitusionalisme, sehingga penegakkan prinsip konstitusionalisme di Indonesia dapat
ditegakkan.
Di Indonesia penghormatan atas hak-hak asasi manusia telah dijamin oleh Pancasila dan
Undang-undang Dasar 1945, sebagai pandangan hidup, falsafah dan dasar konstitusional
bagi Negara Kesatuan RI. Walaupun perwujudan secara materiil dan formil baru ada
setelah dikeluarkannya undang-undang No. 39 Tahun 1999 tentang HAM dan Undang-
undang No. 26 Tahun 2000 tentang Pengadilan HAM. Undang-undang tersebut
dikeluarkan sebagai salah satu rangkaian rencana aksi nasional hak asasi manusia
berdasarkan Keputusan Presiden No. 129 tahun 1998.
Meskipun di dalam UUD 1945 tidak banyak dicantumkan pasal-pasal tentang HAM,
namun kekuarangan-kekurangan tersebut telah dipenuhi dengan lahirnya sejumlah
Undang-undang antara lain UU No. 14 Tahun 1970 dan UU No. 8 Tahun 1981 yang
banyak mencantumkan ketentuan tentang HAM. UU No. 14 Tahun 1970 memuat 8 pasal
tentang HAM, sedangkan UU No. 8 Tahun 1981 memuat 40 pasal. Lagipula di dalam
Pembukaan UUD 45 didapati suatu pernyataan yang mencerminkan tekad bangsa
Indonesia untuk menegakkan HAM yang berbunyi, "Bahwa sesungguhnya kemerdekaan
itu adalah hak segala bangsa dan oleh sebab itu, maka penjajahan di atas dunia harus
dihapuskan, karena tidak sesuai dengan perikemanusiaan dan perikeadilan".
Timbul pertanyaan bagaimana dapat menegakkan HAM kalau di dalam konstitusinya tidak
diatur secara lengkap ? Memang di dalam UUD 1945 ketentuan-ketentuan yang mengatur
tentang HAM relatif terbatas tetapi hal ini tidak akan menghambat penegakan HAM karena
sudah diperlengkapi dengan Undang-undang lain, seperti UU Pokok Kekuasaan
Kehakiman, UU Hukum Acara Pidana (KUHAP), UU Hak Asasi Manusia, UU Pengadilan
HAM dan peraturan perundangan lainnya.1
Sekalipun demikian, telah diusulkan juga untuk membuka kesempatan memasukkan pasal-
pasal HAM ke dalam Konstitusi UUD 1945 melalui amandemen. Upaya amandemen
terhadap UUD 1945 ini telah melalui 2 tahapan usulan. Usulan draft amandemen Undang-
undang Dasar 1945 yang kedua tanggal 18 Agustus 2000 telah menambahkan satu bab
khusus yaitu Bab X-A tentang Hak Asasi Manusia mulai pasal 28 A sampai dengan 28 J.
Sebagian besar isi perubahan tersebut mengatur mengani hak-hak sipil dan politik, hak-hak
ekonomi, sosial dan budaya. Adapun Hak Asasi Manusia yang ditetapkan dalam Bab X A
Undang-undang Dasar 1945 adalah sebagai berikut :