Anda di halaman 1dari 9

BUKU JAWABAN TUGAS MATA KULIAH

TUGAS 3

Nama Mahasiswa : NURIL JANNAH

Nomor Induk Mahasiswa/ NIM : 816299718

Kode/Nama Mata Kuliah : Pkni 4317 / Hak Asasi Manusia

Kode/Nama UPBJJ : SURABAYA

Masa Ujian : 2019/20.2 (2020.1)

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN

UNIVERSITAS TERBUKA
Kode / nama MK : PKn 14317 / Hak Asasi Manusia

Tugas :3

1. Bagaiamana perjalanan sejarah HAM dalam konstitusi Indonesia?


Jawaban :

Sejarah Ham Dalam Konstitusi Indonesia

Perumusan HAM dalam UUD 1945


Di Indonesia perumusan HAM sudah ada jauh sebelum indonesia merdeka, tradisi-
tradisi kerajaan disetiap daerah di masa lalu merupakan ide dan praktek yang dapat
kita nisbatkan sebagai bentuk penghormatan terhadap HAM yang cukup kaya dan
maju dijamannya.

Ketika perumusan HAM dalam rumusan UUD Dibahas, ide tentang HAM dilihat
sebagai cerminan pandangan barat, yang bersifat individualitis, dan liberal yang ketika
itu ditentang oleh the faunding father karena dianggap identik dengan kolonialisme
dan imperialisme.Oleh karena itu pd mulanya dalam rancangan naskah UUD tidak
memuat sama sekali adanya ketentuan tentang HAM. Sebab UUD ingin disusun
berdsarkan asas Kekeluargaan

Soekarno, mengatakan bahwa:


“ saya minta dan manangisi kpd tuan-tuan dan nyonya-nyonya buanglah sama sekali
faham individualisme itu janganlah dimasukkan dalam UUD kita yang dinamakan
rights of the citizen sebagai yang dianjurkan oleh republik perancis itu. Kita
mengkehendaki keadilan sosial. Buat apa grondwet menuliskan bahwa manusia bukan
saja mempunyai kemerdekaan suara, kemerdekaan hak memeberi suara, mengadakan
persidangan dan rapat

Soepomo sependapat dengan soekarno yang enggan untuk memasukkan Konsepsi


HAM kedalam rumusan UUD yang dibentuk, paham kenegaraan paling cocok adalah
paham integralistik. Yang tercermin kedalam sistem pemerintahan di desa-desa yang
dicirikan dengan kesatuan hidup dan kesatuan “kawulo gusti”. Dalam model ini
kehidupan antarmanusia dan individu dilihat sebagai satu kesatuan yang saling
berkaitan.

Muhammad Hatta dan Muhammad Yamin yang menyetujui prinsip kekeluargaan dan
menentang kolonialisme dan liberalisme, namun dalam rangka mencegah jangan
sampai timbul negara kekuasaan (machtsstaat) memandang perlu memasukan pasal-
pasal yang mengatur mengenai HAM kedalam UUD.

Pernyataan Hatta ;“ ....ada baiknya dalam satu satu pasal, misalnya pasal yang
mengenai warga negara disebutkan juga disebelah hak yang sudah diberikan kepada
misalnya tiap=tiap warga negara jangan takut mengeluarkan suaranya. Yang perlu
disebutkan disini hak untuk berkumpul dan bersidang atau menyurat dan lain-lain.
Formulering-nya atau redaksinya boleh kita serahkan kepada panitia kecil. Tetapi
tanggungan ini perlu untuk menjaga, supaya negara kita tidak menjadi negara
kekuasaan, sebab kita mendasarkan negara kt atas dasar kedaulatan rakyat..”
Perbedaan pendapat antara faunding father kemudian membentuk kompromi yang
memasukan ketentuan HAM dalam UUD dpat dimuat secara terbatas dalam UUD
1945 Yaitu tujuh pasal.Pasal tersebut disusun selama adanya declaration of human
right.Pada tahun 1945 telah ada declaration of independen amerika serikat dan
declaration des droit de I’homme et du citoyen perancis.” yang dijadikan untuk dasar
penyusunan Pasal HAM dalam UUD 1945

Setelah HAM di muat dalam UUD 1945, Muhammad Yamin memberikan pernyataan
bahwa:
“ bahwa pada waktu UUD 1945 dirancang pembukaannya menjamin demokrasi,
tetapi pasal- pasalnya benci kepada kemerdekaan diri, dan menentang liberalisme dan
demokrasi revolusioner. Akibat pendirian ini yaitu hak-hak asasi tidaklah diakui
seluruhnya, melainkan diambil satu dua saja yang kira-kira sesuai dengan suasana
politik dan sosial pada tahun yang dipengaruhi oleh peperangan Fasisme melawan
demokrasi. Waktu merancang konstitusi 1945 maka hak-hak asasi yang lebih luas
memandang dimajukan, tetapi usul itu kandas atas alasan bahwa pada waktu itu hak
asasi dipandang sebagai kemenangan liberalisme yang tidak disukai”

PASAL-PASAL YANG MEMUAT KONSEPSI HAM DI DALAM UUD 1945


Setelah melalui perdebatan antara pihak yang pro dan kontra untuk memasukan
Konsepsi HAM ke dalam UUD 1945, Maka Akhirnya para faunding father negara RI
mensepakati untuk memasukkan konsepsi HAM kedalam 7 Pasal, yakni:Pasal 27
mengenai Hak tentang persamaa dalam hukum dan penghidupan yang layak;Pasal 27
ayat (1) menyebutkan bahwa segala warga negara bersamaan kedudukan dalam
hukum

Pasal 29 tentang kemerdekaan untuk memeluk agama


Pasal 27 ayat (2) mengkehendaki bahwa warga negara berhak atas penghidupan yang
layak bagi kemanusiaan.Pasal 28 tentang kebebasan berserikat, berkumpul dan
mengeluarkan pikiran secara lisan maupun tulisanPasal 29 tentang kemerdekaan
untuk memeluk agamaPasal 31 tentang Hak untuk mendapat pengajaranPasal 32
tentang perlindungan ang bersifat kulturalPasal 33 tentang Hak-Hak EkonomiPasal 34
tentang kesejahteraan sosial

HAM dalam Konstitusi RIS 1949


Konstitusi RIS ditetapkan tanggal 14 Desember 1949Di dalam Konstitusi RIS 1949 ,
Pengaturan HAM terdapat di dalam Pasal 7 sampai Pasal 33Pasal 34 sampai Pasal 41
memuat beberapa kewajiban asasi dari Pemerintah

HAM dalam UUD Sementera 1950


UUD Sementara 1950 ditetapkan tanggal 15 agustus 1950Pengaturan HAM di dalam
UUD S Diambil dari ketentuan Konstitusi RIS 1949HAM dalam UUD S 1950
terdapat di dalam Pasal 7 sampai Pasal 31Kewajiban Asasi Pemerintah di atur Pasal
35 sampai pasal 43

Menurut Muhammad Yamin, yang menjadi dasar pemikiran bagi perumusan


Ketentuan HAM dalam Konstitusi RIS 1949 dan kemudian menjadi rumusan Pasal 7
sampai Pasal 43 UUD Sementara 1950 adalah prinsip-prinsip bahwa:Negara
berdasarkan atas ketuhanan yang Maha Esa ( Pasal 43)Kemauan Rakyat adalah dasar
kekuasaan penguasa (Pasal 35 )Perekonomian berdasar atas asas kekeluargaan ( Pasal
38)Hak milik adalah suatu fungsi Sosial ( Pasal 26)
Pengertian terhadap Hak Miliki sebagai suatu fungsi Sosial diartikan bahwa “ hak
miliki itu tidak boleh dipakai oleh yang dimilikinya secara sewenang-wenang
sehingga merugikan orang lain atau membahayakan masyarakat”Pemerintah berhak
mempergunakan hak miliki seseorang untuk kepentingan umum.

Ketentuan HAM dalam Konstitusi RIS 1949 dan UUD Sementera 1950
Ketentuan tentang hak/kebebasan, larangan pelanggaran HAM, serta ketentuan
mengenai kewajiban negara dan kewajiban warga negara dalam Konstitusi RIS dan
UUDS 1950.Ketentuan mengenai hak kebebasan mencakup:Hak berkumpul ( freedom
of association) dan hak bersidang ( freedom of assembly) “pasal 20”;Hak
mengeluarkan pendapat ( freedom of expression) “pasal 19”

Hak untuk mogok dan berdemontrasi atau unjuk rasa ( Pasal 21);
Hak untuk mengajukan pengaduan ( pasal 22)Hak untuk memajukan permohonan
petisi ( pasal 22);Kebebasan memeluk agama dan beribadah ( pasal 18 dan Pasal
43);Hak untuk mendapatkan pekerjaan bagi setiap warga negara ( pasal 28)Kebebasan
untuk mendirikan serikat pekerja ( pasal 29)Hak untuk mendapatkan perlindungan
keluarga ( pasal 39)Hak fakir miskin dan anak terlantar ( pasal 39)

Hak atas perlindungan diri dan harta benda ( pasal 8)


Kebebasan bergerak dan tinggal dimana saja dalam wilayah negara ( pasal
9)Kebebasan meninggalkan negeri dan kembali lagi ( pasal 9)Hak atas perlakuan yang
jujur oleh hakim yang tidak memihak ( pasal 13)Hak untuk membela diri di depan
hakim (pasal 14)kebebasan bertempat tinggal (kediaman) untuk tidak diganggu gugat
( pasal 16)

kebebasan atas rahasia surat ( Pasal 17)


Kebebasan agama dan keinsyafaan batin serta pikiran ( pasal 18)Hak untuk turut serta
dalam pemerintahan dan memangku jabatan pemerintah ( pasal 23)Kebebasan hak
milik, baik sendiri atau bersama-sama ( pasal 26)Hak untuk mendapatkan pengajaran
bagi setiap warga negara ( pasal 30)Kebebasan untuk melakukan pekerjaan sosial dan
amal ( pasal 31)

LARANGAN ATAS PELANGGARAN HAM DI DALAM KONSTITUSI RIS DAN


UUDS 1950
Perbudakan, perdagangan budak, dan perhambaan ( Pasal 10);Penyiksaan yang tidak
berkemanusiaan atau menghina ( Pasal 11);Menangkap dan menahan bukan oleh
kekuasaan yang sah dan menurut ketentuan UU yang sah ( Pasal 12)Perampasan yang
salah dan kematian perdata

Memasuki tempat tinggal atau rumah orang lain ( Pasal 16)


Mendapat keuntungan atau kerugian menjadi warga negara dalam golongan rakyat
( pasal 25);Merampas hak milik dengan sewenang-wenang ( Pasal 26)Pencabutan hak
milik atau membinaasakan benda ( Pasal 27)

Kewajiban dari Warga Negara dalam Konstitusi RIS’49 dan UUDS 1950
Pasal 24 mengenai hak dan kewajiban mempertahankan negaraPasal 32 mengatur
mengenai Kewajiban untuk tunduk dan patuh kepada undang-undang dan aturan
hukum

KEWAJIBAN DAN TANGGUNG JAWAB PEMERINTAH


Kewajiban dan tanggung jawab negara dalam rangka menghormati ( to respect),
melindungi (to protect), dan memenuhi ( to fulfit) Hak asasi manusia,
yaitu:Perkembangan rakyat baik rohani maupun jasmani ( Pasal 41)Pemberantasan
Buta Huruf ( Pasal 41)Pengajaran kebangsaan ( Pasal 41)Pelajaran umum ( Pasal
41)Persamaan hak murid ( Pasal 41)Kebersihan umum dan kesehatan umum ( Pasal
42)

Jaminan sosial ( Pasal 36 )


Kemakmuran rakyat ( Pasal 37)Kesempatan untuk turut serta dalam perkembangan
kemakmuran ( pasal 37)Mencegah monopoli ( pasal 37)Memerhatikan perbedaan
dalam kebutuhan masryarakat dan kebutuhan-kebutuhan golongan rakyat ( Pasal 25)

KONSEPSI HAM DALAM UUD 1945 PASCA AMANDEMEN


Setelah amandemen ke II UUD 1945 tahun 2000, Materi baru ketentuan dasar tentang
HAM dalam UUD 1945 dimuat dalam Pasal 28A ayat (1) sampai Pasal 28 J ayat
(2)Selain Pasal 28 A sampai 28 J tersebut, Pasal-Pasal yang berkaitan dengan HAM
adalah Pasal 29 ayat (2), Pasal 27 ayat (1)dan (2), Pasal 28, PASAL 30 Ayat (1), Pasal
31 ayat (1), (2), bukan lah merupakan jaminan HAM yang sebenarnya tetapi
melainkan berkaitan dengan Hak Warga Negara

INSTRUMEN PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN TENTANG HAM DI


INDONESIA
Semenjak tahun 1993, PBB telah menghasilkan 25 Konvensi Internasional yang
berkaitan dengan HAM, Namun Indonesia hanya menandatangani 5 saja, dan baru 3
diantaranya yang telah diratifikasi.

Kelima (5) konvensi yang ikut ditanda tangani Indonesia sampai tahun 1993 yakni:
International convention against apartheid in sports;Convention on rights of the
childConvention on the elimination of all forms of discrimination against
women;Coonvention on the political rights of womenConvention against torture and
other cruel, inhuman of degrading treatment of punishment

3 Konvensi yang telah diratifikasi menjadi bagian Hukum Nasional Indonesia yakni:
Convention Of Rights of the child;Convention on the Elimination of all forms of
discrimination against women;Convention on the political rights of women

Peraturan PerUUan tentang HAM


UUD 1945 ( Pasal 28 A- Pasal 228 J)TAP MPR Nomor XVII Tahun 1998 tentang
HAM yang dianggap sebagai piagam Nasional Hak Asasi Manusia di Indonesia yang
telah dimasukan kedalam Pasal 28A-28J UUD 1945.Undang-Undang Nomor 5 tahun
1998 tentang Pengesahan convention against torture and other cruel, in human or
degrading treatment or punisment ( Konvensi tentang Menentang Penyiksaan dan
perlakuan atau penghumuman lain yang kejam, tidak manusiawi, dan merendahkan
martabat manusia

Keputusan Presiden Nomor 83 tahun tentang Pengesahan Convention ( Number 87),


concerning freedom of association and protection of the right to organize ( konvensi
nomor 87 tentang kebebasan Berserikat dan Perlindungan Hak untuk
berorganisasiUndang-Undang Nomor 8 tahun 1999 tentang Perlindungan
Konsumen;Undang-Undang Nomor 19 tahun 1999 tentang Rarifikasi Konvensi ILO
Nomor 105 tentang Penghapusan Pekerja Secara Paksa;Undang-Undang Nomor 20
tahun tentang Ratifikasi Konvensi ILO Nomor 138 tentang Usia Minimum bagi
Pekerja;

Undang-undang Nomor 21 tahun 1999 tentang Ratifikasi Konvensi ILO Nomor 11


tentang diskriminasi dalam pekerjaan;Undang-Undang No. 26 tahun 1999 tentang
pencabutan UU No. 11 tahun 1963 tentang Tindak Pidan SubversiUndang-Undang
No.29 tahun 1999 tentang Ratifikasi Konvensi Penghapusan segala bentuk
DiskriminasiUndang-Undang Nomor 39 tahun tentang Hak Asasi ManusiaPerpu
Nomor 1 tahun 1999 tentang Pengadilan Hak Asasi Manusia

Keputusan Presiden Nomor 129 tahun 1998 tentang Rencana Aksi Nasional Hak
Asasi Manusia 1998-2003
Keputusan Presiden Nomor 40 tahun tentang Rencana Aksi Nasional HAMUndang-
Undang Nomor 12 Tahun tetnang Pengesahan Internasional Covenant on civil and
political rights ( konvensi internasioanal Hak-Hak Sipil dan Politik;

2. Bagaimana hubungan antara hak asasi manusia dengan hukum?


Jawaban :
 Hukum berhubungan dengan Hak Asasi Manusia karena hukum dengan prinsip rule
of law diperlukan untuk menjamin agar Hak Asasi Manusia bisa dimiliki oleh setiap
warga negara. Jawaban panjang: Hak Asasi Manusia adalah hak dasar yang dimiliki
setiap manusia sejak dia lahir

3. Jelaskan 5 (lima jenis hak asasi manusia yang diatur dalam Undang-Undang
DasarNegara Republik Indonesia Tahun 1945!
Jawaban :

1. Hak Untuk Hidup (Pasal 9)

Hak untuk Hidup termaktub dalam pasal 9 UU No. 39 tahun 1999. Hak untuk hidup
ini dimulai ketika kamu dilahirkan ke dunia. Saat baru saja lahir kamu sudah memilki
hak untuk hidup di dunia ini. Selain itu kamu juga mempunyai hak atas lingkungan
kamu seperti air, udara, tanah tempat kamu berpijak karena disanalah tempat kamu
untuk hidup.

2. Hak berkeluarga dan melanjutkan keturunan (pasal 10) 

Sudah menjadi sebuah siklus dalam kehidupan dimana seseorang pada suatu saat akan
menemukan jodohnya lalu melanjutkan garis keturunannya. Hak untuk membentuk
sebuah  keluarga sudah diatur dalam pasal 10. Dengan adanya undang-undang ini
maka semua orang mempunyai hak untuk menikah dan memiliki keturunan.

3. Hak mengembangkan diri (pasal 11) 


Sebagai seorang manusia, kita mempunyai hak untuk mendapatkan ilmu pengetahuan.
siapapun berhak untuk mengembangkan dirinya. Ilmu tidak memandang umur, baik
anak kecil hingga orang tua. Dan kita semua juga mempunyai hak untuk menikmati
hasil dari manfaat maupun hasil dari ilmu pengetahuan seperti mengendarai
motor,mobil, transportasi umum. Hal ini sesuai dengan yang diatur di pasal 11 UU
Hak Asasi Manusia.

4. Hak memperoleh keadilan (pasal 17)

Dalam suatu proses pengadilan, terdapat beberapa hak yang harus ditaati seperti hak
perlindungan bagi saksi dan korban dan hak seorang narapidana untuk bebas dari
hukuman setelah masa tahanannya habis, Selain itu menjadi seorang narapidana
dalam penjara juga mempunyai hak keadilan untuk diperlakukan dengan baik,
diberikan bimbingan untuk menjadi orang yang lebih baik. Aturan ini tercantum
dalam pasal 17 UU No. 39 tahun 1999.

5. Hak atas kebebasan pribadi (pasal 20)

Pasal 20 mencakup kebebasan pribadi seperti kebebasan bagi setiap masyarakat untuk
memeluk agamanya masing-masing tanpa ada faktor paksaan. Selain itu juga
kebebasan untuk berpendapat yang bersifat pribadi dan juga menyampaikan pendapat
di depan umum.

4. Jelaskan 3 (tiga) pandangan hak asasi manusia menurut pandangan ideolog di dunia
ini!
Jawaban :
Pandangan hak asasi manusia menurut ideologi yang berlaku di dunia adalah
Individualistis
Paham individualistis ini seringkali dikenal juga dengan paham liberalisme
(kebebasan) yang dikenalkan oleh John Locke dan Jan Jaques Rousseau dan dikutip
oleh Max Boli Sabon dalam bukunya Hak Asasi Manusia (hal. 87) adalah paham yang
mengatakan bahwa manusia sejak dalam kehidupan alamiah (status naturalis) telah
mempunyai hak asasi, termasuk hak-hak yang dimiliki secara pribadi. Hak manusia
meliputi hak hidup, hak kebebasan dan kemerdekaan, serta hak milik (hak memiliki
sesuatu).
Marxisme
Paham marxisme menurut Mujaid Kumkelo, dkk dalam bukunya Fiqh HAM
(Ortodoksi dan Liberalisme Hak Asasi Manusia dalam Islam) (hal. 34) adalah paham
yang diambil dari filsuf Karl Marx, dimana paham tersebut menolak teori hak-hak
alami, karena suatu hak adalah kepemilikan negara atau kolektivitas (respository of all
rights).
Pahak marxisme ini menurut Teguh Presetyo dalam bukunya Filsafat, Teori, dan Ilmu
Hukum: Pemikiran Menuju Masyarakat yang Berkeadilan dan Bermartabat (hal. 42)
sebuah filsafat yang tidak boleh statis, tetapi harus aktif membuat perubahan-
perubahan karena yang terpenting adalah perbuatan dan materi, bukan ide-ide.
Menurut Marx, manusia selalu terkait dengan hubungan-hubungan kemasyarakatan
yang melahirkan sejarah. Menusia adalah makhluk yang bermasyarakat, yang
beraktivitas, terlihat dalam suatu proses produksi. Hakikat manusia adalah kerja
(homo laborans, homo faber). Jadi ada kaitan yang erat antara filsafat, sejarah, dan
masyarakat. Pemikiran Marx ini dikenal dengan Materialisme Historis atau
Materialisme Dialektika.
Masih dari sumber yang sama, dengan jalan pikiran ini pula Marx menjelaskan
pandangannya tentang teori pertentangan kelas, sehingga pada perkembangan
berikutnya melahirkan Komunisme.
Integralistis
Paham integralitas adalah suatu konsep negara yang dipaparkan oleh Soepomo, yang
menurutnya negara adalah hukum, dimana jika negara berbahagia, berarti dengan
demikian itu adalah kebahagian bagi tiap individu dan golongannya juga, karena
individu dan golongan tersebut cinta kepada tanah air. Dengan demikian, hak yang
berasal dari manusia sebagai otonomi sendiri adalah hal yang bertentangan menurut
prinsip integralistis, karena kepentingan individu adalah kepentingan negara, begitu
juga sebaliknya. (Pidato Soepomo dalam sidang Badan Persiapan Usaha-Usaha
Persiapan Kemerdekaan (BPUPK) pada tanggal 31 Mei 1945. Lihat, Risalah Sidang
Badan Penyelidik Usaha-usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI), Panitia
Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI) 28 Mei 1945 - 22 Agustus 1945).

5. Uraikan 5 (lima) peraturan perundang-undangan yang mengatur tentang hak asasi


manusia di Indonesia!
Jawaban :

Hak asasi manusia dalam undang-undang diatur secara rinci tentang setiap jenis
hak asasi. Oleh karena itu, ada banyak UU yang mengatur HAM di Indonesia. Dari
banyaknya pengaturan HAM dalam UU di antaranya adalah sebagai berikut ;

 UU Nomor 5 Tahun 1998 yang berisi tentang ratifikasi terhadap aturan anti
kekejaman, penyiksaan, perlakuan, atau penghukuman yang kejam, tidak
berperikemanusiaan, dan merendahkan martabat.
 UU Nomor 9 TAhun 1998 yang berisi tentang kebebasan menyatakan pendapat
 UU Nomor 11 Tahun 1998 yang mengatur tentang hak dan kewajiban buruh di
Indonesia
 UU Nomor 8 Tahun 1999, berisikan tentang hak dan perlindungan konsumen.
 UU Nomor 19, 20, dan 21 Tahun 1999, berisi tentang perburuhan. Dalam hal ini
UU mengatur tentang penghapusan ekrja paksa, upah minimum pekerja, dan
diskriminsai dalam pekerjaan.
 UU Nomor 26 Tahun 1999, berisikan tentang pencabutan hukum subsversi yang
dianggap membatasi hak berpendapat.
 UU Nomor 39 Tahun 1999 , berisikan tentang HAM.
 UU Nomor 40 Tahun 1999, berisikan tentang pers, hak dan kewajibannya.
 UU Nomor 26 TAhun 2006, berisikan tentang pengadilan terhadap pelanggar
HAM.

Banyak bukan jaminan hak asasi manusia yang dimiliki warga negara Indonesia.
Hal-Hal yang diuraikan di atas belum termasuk Keputusan Presiden dan Peraturan
Pemerintah sebagai penyelenggara pemerintah. Maka kita seharusnya bersyukur
tinggal di negara yang menajim HAM warga negaranya. Adapun segala
pelanggaran yang masih ada, tugas kita untuk mengatasinya bersama. Semoga
bermanfaat.

Anda mungkin juga menyukai