TUGAS 3
UNIVERSITAS TERBUKA
Kode / nama MK : PKn 14317 / Hak Asasi Manusia
Tugas :3
Ketika perumusan HAM dalam rumusan UUD Dibahas, ide tentang HAM dilihat
sebagai cerminan pandangan barat, yang bersifat individualitis, dan liberal yang ketika
itu ditentang oleh the faunding father karena dianggap identik dengan kolonialisme
dan imperialisme.Oleh karena itu pd mulanya dalam rancangan naskah UUD tidak
memuat sama sekali adanya ketentuan tentang HAM. Sebab UUD ingin disusun
berdsarkan asas Kekeluargaan
Muhammad Hatta dan Muhammad Yamin yang menyetujui prinsip kekeluargaan dan
menentang kolonialisme dan liberalisme, namun dalam rangka mencegah jangan
sampai timbul negara kekuasaan (machtsstaat) memandang perlu memasukan pasal-
pasal yang mengatur mengenai HAM kedalam UUD.
Pernyataan Hatta ;“ ....ada baiknya dalam satu satu pasal, misalnya pasal yang
mengenai warga negara disebutkan juga disebelah hak yang sudah diberikan kepada
misalnya tiap=tiap warga negara jangan takut mengeluarkan suaranya. Yang perlu
disebutkan disini hak untuk berkumpul dan bersidang atau menyurat dan lain-lain.
Formulering-nya atau redaksinya boleh kita serahkan kepada panitia kecil. Tetapi
tanggungan ini perlu untuk menjaga, supaya negara kita tidak menjadi negara
kekuasaan, sebab kita mendasarkan negara kt atas dasar kedaulatan rakyat..”
Perbedaan pendapat antara faunding father kemudian membentuk kompromi yang
memasukan ketentuan HAM dalam UUD dpat dimuat secara terbatas dalam UUD
1945 Yaitu tujuh pasal.Pasal tersebut disusun selama adanya declaration of human
right.Pada tahun 1945 telah ada declaration of independen amerika serikat dan
declaration des droit de I’homme et du citoyen perancis.” yang dijadikan untuk dasar
penyusunan Pasal HAM dalam UUD 1945
Setelah HAM di muat dalam UUD 1945, Muhammad Yamin memberikan pernyataan
bahwa:
“ bahwa pada waktu UUD 1945 dirancang pembukaannya menjamin demokrasi,
tetapi pasal- pasalnya benci kepada kemerdekaan diri, dan menentang liberalisme dan
demokrasi revolusioner. Akibat pendirian ini yaitu hak-hak asasi tidaklah diakui
seluruhnya, melainkan diambil satu dua saja yang kira-kira sesuai dengan suasana
politik dan sosial pada tahun yang dipengaruhi oleh peperangan Fasisme melawan
demokrasi. Waktu merancang konstitusi 1945 maka hak-hak asasi yang lebih luas
memandang dimajukan, tetapi usul itu kandas atas alasan bahwa pada waktu itu hak
asasi dipandang sebagai kemenangan liberalisme yang tidak disukai”
Ketentuan HAM dalam Konstitusi RIS 1949 dan UUD Sementera 1950
Ketentuan tentang hak/kebebasan, larangan pelanggaran HAM, serta ketentuan
mengenai kewajiban negara dan kewajiban warga negara dalam Konstitusi RIS dan
UUDS 1950.Ketentuan mengenai hak kebebasan mencakup:Hak berkumpul ( freedom
of association) dan hak bersidang ( freedom of assembly) “pasal 20”;Hak
mengeluarkan pendapat ( freedom of expression) “pasal 19”
Hak untuk mogok dan berdemontrasi atau unjuk rasa ( Pasal 21);
Hak untuk mengajukan pengaduan ( pasal 22)Hak untuk memajukan permohonan
petisi ( pasal 22);Kebebasan memeluk agama dan beribadah ( pasal 18 dan Pasal
43);Hak untuk mendapatkan pekerjaan bagi setiap warga negara ( pasal 28)Kebebasan
untuk mendirikan serikat pekerja ( pasal 29)Hak untuk mendapatkan perlindungan
keluarga ( pasal 39)Hak fakir miskin dan anak terlantar ( pasal 39)
Kewajiban dari Warga Negara dalam Konstitusi RIS’49 dan UUDS 1950
Pasal 24 mengenai hak dan kewajiban mempertahankan negaraPasal 32 mengatur
mengenai Kewajiban untuk tunduk dan patuh kepada undang-undang dan aturan
hukum
Kelima (5) konvensi yang ikut ditanda tangani Indonesia sampai tahun 1993 yakni:
International convention against apartheid in sports;Convention on rights of the
childConvention on the elimination of all forms of discrimination against
women;Coonvention on the political rights of womenConvention against torture and
other cruel, inhuman of degrading treatment of punishment
3 Konvensi yang telah diratifikasi menjadi bagian Hukum Nasional Indonesia yakni:
Convention Of Rights of the child;Convention on the Elimination of all forms of
discrimination against women;Convention on the political rights of women
Keputusan Presiden Nomor 129 tahun 1998 tentang Rencana Aksi Nasional Hak
Asasi Manusia 1998-2003
Keputusan Presiden Nomor 40 tahun tentang Rencana Aksi Nasional HAMUndang-
Undang Nomor 12 Tahun tetnang Pengesahan Internasional Covenant on civil and
political rights ( konvensi internasioanal Hak-Hak Sipil dan Politik;
3. Jelaskan 5 (lima jenis hak asasi manusia yang diatur dalam Undang-Undang
DasarNegara Republik Indonesia Tahun 1945!
Jawaban :
Hak untuk Hidup termaktub dalam pasal 9 UU No. 39 tahun 1999. Hak untuk hidup
ini dimulai ketika kamu dilahirkan ke dunia. Saat baru saja lahir kamu sudah memilki
hak untuk hidup di dunia ini. Selain itu kamu juga mempunyai hak atas lingkungan
kamu seperti air, udara, tanah tempat kamu berpijak karena disanalah tempat kamu
untuk hidup.
Sudah menjadi sebuah siklus dalam kehidupan dimana seseorang pada suatu saat akan
menemukan jodohnya lalu melanjutkan garis keturunannya. Hak untuk membentuk
sebuah keluarga sudah diatur dalam pasal 10. Dengan adanya undang-undang ini
maka semua orang mempunyai hak untuk menikah dan memiliki keturunan.
Dalam suatu proses pengadilan, terdapat beberapa hak yang harus ditaati seperti hak
perlindungan bagi saksi dan korban dan hak seorang narapidana untuk bebas dari
hukuman setelah masa tahanannya habis, Selain itu menjadi seorang narapidana
dalam penjara juga mempunyai hak keadilan untuk diperlakukan dengan baik,
diberikan bimbingan untuk menjadi orang yang lebih baik. Aturan ini tercantum
dalam pasal 17 UU No. 39 tahun 1999.
Pasal 20 mencakup kebebasan pribadi seperti kebebasan bagi setiap masyarakat untuk
memeluk agamanya masing-masing tanpa ada faktor paksaan. Selain itu juga
kebebasan untuk berpendapat yang bersifat pribadi dan juga menyampaikan pendapat
di depan umum.
4. Jelaskan 3 (tiga) pandangan hak asasi manusia menurut pandangan ideolog di dunia
ini!
Jawaban :
Pandangan hak asasi manusia menurut ideologi yang berlaku di dunia adalah
Individualistis
Paham individualistis ini seringkali dikenal juga dengan paham liberalisme
(kebebasan) yang dikenalkan oleh John Locke dan Jan Jaques Rousseau dan dikutip
oleh Max Boli Sabon dalam bukunya Hak Asasi Manusia (hal. 87) adalah paham yang
mengatakan bahwa manusia sejak dalam kehidupan alamiah (status naturalis) telah
mempunyai hak asasi, termasuk hak-hak yang dimiliki secara pribadi. Hak manusia
meliputi hak hidup, hak kebebasan dan kemerdekaan, serta hak milik (hak memiliki
sesuatu).
Marxisme
Paham marxisme menurut Mujaid Kumkelo, dkk dalam bukunya Fiqh HAM
(Ortodoksi dan Liberalisme Hak Asasi Manusia dalam Islam) (hal. 34) adalah paham
yang diambil dari filsuf Karl Marx, dimana paham tersebut menolak teori hak-hak
alami, karena suatu hak adalah kepemilikan negara atau kolektivitas (respository of all
rights).
Pahak marxisme ini menurut Teguh Presetyo dalam bukunya Filsafat, Teori, dan Ilmu
Hukum: Pemikiran Menuju Masyarakat yang Berkeadilan dan Bermartabat (hal. 42)
sebuah filsafat yang tidak boleh statis, tetapi harus aktif membuat perubahan-
perubahan karena yang terpenting adalah perbuatan dan materi, bukan ide-ide.
Menurut Marx, manusia selalu terkait dengan hubungan-hubungan kemasyarakatan
yang melahirkan sejarah. Menusia adalah makhluk yang bermasyarakat, yang
beraktivitas, terlihat dalam suatu proses produksi. Hakikat manusia adalah kerja
(homo laborans, homo faber). Jadi ada kaitan yang erat antara filsafat, sejarah, dan
masyarakat. Pemikiran Marx ini dikenal dengan Materialisme Historis atau
Materialisme Dialektika.
Masih dari sumber yang sama, dengan jalan pikiran ini pula Marx menjelaskan
pandangannya tentang teori pertentangan kelas, sehingga pada perkembangan
berikutnya melahirkan Komunisme.
Integralistis
Paham integralitas adalah suatu konsep negara yang dipaparkan oleh Soepomo, yang
menurutnya negara adalah hukum, dimana jika negara berbahagia, berarti dengan
demikian itu adalah kebahagian bagi tiap individu dan golongannya juga, karena
individu dan golongan tersebut cinta kepada tanah air. Dengan demikian, hak yang
berasal dari manusia sebagai otonomi sendiri adalah hal yang bertentangan menurut
prinsip integralistis, karena kepentingan individu adalah kepentingan negara, begitu
juga sebaliknya. (Pidato Soepomo dalam sidang Badan Persiapan Usaha-Usaha
Persiapan Kemerdekaan (BPUPK) pada tanggal 31 Mei 1945. Lihat, Risalah Sidang
Badan Penyelidik Usaha-usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI), Panitia
Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI) 28 Mei 1945 - 22 Agustus 1945).
Hak asasi manusia dalam undang-undang diatur secara rinci tentang setiap jenis
hak asasi. Oleh karena itu, ada banyak UU yang mengatur HAM di Indonesia. Dari
banyaknya pengaturan HAM dalam UU di antaranya adalah sebagai berikut ;
UU Nomor 5 Tahun 1998 yang berisi tentang ratifikasi terhadap aturan anti
kekejaman, penyiksaan, perlakuan, atau penghukuman yang kejam, tidak
berperikemanusiaan, dan merendahkan martabat.
UU Nomor 9 TAhun 1998 yang berisi tentang kebebasan menyatakan pendapat
UU Nomor 11 Tahun 1998 yang mengatur tentang hak dan kewajiban buruh di
Indonesia
UU Nomor 8 Tahun 1999, berisikan tentang hak dan perlindungan konsumen.
UU Nomor 19, 20, dan 21 Tahun 1999, berisi tentang perburuhan. Dalam hal ini
UU mengatur tentang penghapusan ekrja paksa, upah minimum pekerja, dan
diskriminsai dalam pekerjaan.
UU Nomor 26 Tahun 1999, berisikan tentang pencabutan hukum subsversi yang
dianggap membatasi hak berpendapat.
UU Nomor 39 Tahun 1999 , berisikan tentang HAM.
UU Nomor 40 Tahun 1999, berisikan tentang pers, hak dan kewajibannya.
UU Nomor 26 TAhun 2006, berisikan tentang pengadilan terhadap pelanggar
HAM.
Banyak bukan jaminan hak asasi manusia yang dimiliki warga negara Indonesia.
Hal-Hal yang diuraikan di atas belum termasuk Keputusan Presiden dan Peraturan
Pemerintah sebagai penyelenggara pemerintah. Maka kita seharusnya bersyukur
tinggal di negara yang menajim HAM warga negaranya. Adapun segala
pelanggaran yang masih ada, tugas kita untuk mengatasinya bersama. Semoga
bermanfaat.