HAM perlu dimasukan dalam UUD 1945 untuk HAM perlu dimuat dalam UUD 1945 sebagai
menghindari penyalahgunaan kekuasaan oleh perlindungan kemerdekaan terhadap warga negara
negara terhadap warga negara (rechtstaat
machstaat) “Supaya aturan kemerdekaan warga negara
dimasukan dalam undang-undang dasar seluas-
“Sebab itu baiknya dalam salah satu pasal, luasnya. Saya menolak segala alasan alasan yang
misalnya pasal mengenai warga negara, disebutkan dimajukan untuk tidak memasukannya dan
juga di sebelah hak yang sudah diberikan seterusnya dapatlah saya memajukan beberapa
kepadanya misalnya tiap-tiap warga negara jangan alasan pula, selain daripada yang diamajukan oleh
takut mengeluarkan suaranya. Yang perlu anggota yang terhormat Drs. Moh. Hatta tadi. Segala
disebutkan di sini hak untuk berkumpul dan constitution lama dan baru diatas dunia berisi
bersidang atau menyurat dan lain-lain. Formulering- perlindungan aturan dasar itu, misalnya undang-
nya atau redaksinya boleh kita serahkan kepada undang dasar Dai Nippon, Republik philipina dan
panitia kecil. Tetapi tanggungan ini perlu untuk Republik tiongkok. Aturan dasar tidaklah berhubungan
menjaga, supaya negara kita tidak menjadi negara dengan liberalisme, melainkan semata-mata suatu
kekuasaan sebab kita mendasarkan negara kita keharusan perlindungan kemerdekaan yang harus di
atas kedaulatan rakyat” akui dalam undang-undang dasar”
2) Ketetapan MPR Tentang HAM Pada Masa Orde Baru
Secara garis besar usaha orde baru untuk mengimplementasikan HAM, dapat
dilihat dari aspek yuridis yang telah dikeluarkannya yaitu antara lain :
a. Dalam tahun 1966, MPR membentuk sebuah panitia dengan tugas menyusun sebuah
konsep HAM dan hak-hak warga negara, namun sayang konsep ini tidak pernah
disahkan
b. TAP MPR NO.II/1978 (tentang P4/Ekaprasetya). Dalam penjelasan mengenai sila
kemanusiaan tercantum, sebagai berikut : “Manusia diakui dan diperlakukan sesuai
dnegan harkat dan martabatnya sebgai makhluk tuhan YME, yang sama sederajat,
yang sama hak dan kewajibannya asasinya”
c. TAP MPR IV/ 1978 (tentang GBHN). Dalam usaha pembangunan hukum nasional
perlu di tingkatkan langkah langkah untuk penyusunan perundang-undangan yang
menyangkut hak dan kewajiban asasi warga negara dalam rangka mengamalkan
Pancasila dan ind 1945. Hal ini diulangi lagi dalam GBHN 1983
1. HAM Generasi I
Diwakili oleh Hak-hak Sipil dan Politik
2. HAM Generasi II
Diwakili oleh Hak-hak Ekonomi, Sosial, dan Budaya
3. HAM Generasi III
Diwakili oleh Hak Solidaritas
Hak-hak Sipil dan Politik (Generasi I)