Anda di halaman 1dari 3

NAMA : DESY FAJAR SARI

NIM : 030409089
PROGRAM STUDY : ILMU HUKUM
FAKULTAS : FHISIP

1. Kemukakan tentang pengertian HAM dan jelaskan perbedaan antara HAM dan hak
konstitusional!
Jawab :

Yang dimaksud sebagai Hak Asasi Manusia (HAM) adalah hak yang melekat pada diri
setiap pribadi manusia. Karena itu, hak asasi manusia (the human rights) itu berbeda dari
pengertian hak warga negara (the citizen’s rights). Namun, karena hak asasi manusia itu
telah tercantum dengan tegas dalam UUD 1945, sehingga juga telah resmi menjadi hak
konstitusional setiap warga negara atau constitutional rights. Namun tetap harus dipahami
bahwa tidak semua constitutional rightsidentik dengan human rights. Terdapat hak
konstitusional warga negara (the citizen’s constitutional rights) yang bukan atau tidak
termasuk ke dalam pengertian hak asasi manusia (human rights). Misalnya, hak setiap
warga negara untuk menduduki jabatan dalam pemerintahan adalah the citizen’s
constitutional rights, tetapi tidak berlaku bagi setiap orang yang bukan warga negara.
Karena itu, tidak semua the citizen’s rights adalah the human rights, akan tetapi dapat
dikatakan bahwa semua the human rights juga adalah sekaligus merupakan the citizen’s
rights.

Hak asasi manusia, sebagaimana telah dikemukakan sebelumnya, merupakan hak yang
melekat pada diri manusia secara kodrati. Namun dikarenakan, manusia hidup dalam
berbagai teritorial, HAM juga dipengaruhi oleh eksistensi teritorial tersebut, sehingga
terdapat istilah yang disebut sebagai hak kosntitusional. Antara HAM dan Hak
konstitusional, adalah dua hal yang memiliki persamaa dan juga perbedaan. Mardjono
Reksodiputro mendefinisikan HAM sebagai hak-hak yang demikian melekat, sehingga
tanpa hak-hak itu kita tidak mungkin mempunyai martabat sebagai manusia (inherent
dignity). Karena itu pula dikatakan bahwa hak-hak tersebut adalah tidak dapat
dicabut (inalienable) dan tidak boleh dilanggar (inviolable). Mukadimah Universal
Declaration of Human Rightsmulai dengan kata-kata berikut: “.....recognition of the
inherent dignity and of the equal and inalienable rights of all members of the human
family .....”. Kata “equal” disini menunjukkan tidak boleh adanya diskriminasi dalam
perlindungan negara atau jaminan negara atas hak-hak individu tersebut. Pemikiran yang
dikemukakan oleh Mardjono Reksodiputro tentang HAM, menunjukan bahwa keberlakuan
dan pengakuan HAM serta dasar yang melandasiny berisfat universal, karena HAM
tersebut merujuk pada mukaddimah dalam DUHAM. Artinya, HAM adalah hak-hak yang
bersifat universal, serta berlaku bagi seluruh umat manusia.
Berbeda hal nya dengan hak konstitusional, I Dewa Gede Palguna mendefinisikan hak
konstitusional sebagai hak-hak yang dijamin oleh konstitusi atau Undang-Undang dasar,
baik jaminan itu dinyatakan secara tegas, maupun tersirat. Karena dicantumkan dalam
konstitusi atau Undang-Undang Dasar, sehingga seluruh cabang kekuasaan negara wajib
menghormatinya. Oleh sebab itu, pengakuan dan penghormatan terhadap hak-hak
konstitusional sebagai bagian dari konstitusi sekaligus juga berarti pembatasan terhadap
kekuasaan negara.
2. Jelaskan perkembangan HAM yang rekan-rekan pahami dan berdasarkan referensi!
Jawab :

Menurut teaching human right yang diterbitkan oleh perserikatan bangsa-bangsa


(PBB),hak asasi manusia (HAM) adalah hak-hak yang melekat pada setiap manusia,yang
tanpanya manusia mustahil dapat hidup sebagai manusia.hak hidup misalnya,adalah klaim
untuk memperoleh dan melakukan segala sesuatu yang dapat membuat seseorang tetap
hidup.Tanpa hak tersebut eksistensinya sebagai manusia akan hilang.

Wacana HAM di indonesia telah berlangsung seiring dengan berdirinya Negara Kesatuan
Republik Indonesia (NKRI).Secara garis besar perkembangan pemikiran HAM di
indonesia dapat dibagi ke dalam dua periode,yaitu : sebelum kemerdekaan (1908-1945)
dan sesudah kemerdekaan.

- Periode sebelum kemerdekaan (1908-1945)


Pemikiran HAM dalam periode sebelum kemerdekaan dapat dijumpai dalam sejarah
kemunculan organisasi pergerakan nasional seperti Boedi Oetomo (1908),Sarekat
Islam (1911),Indische Partij (1912),Partai Komunis Indonesia (1920)Perhimpunan
Indonesia (1925),dan Partai Nasional Indonesia (1927).Lahirnya organisasi pergerakan
nasional itu tidak bisa dilepaskan dari sejarah pelanggaran HAM yang dilakukan oleh
penguasa kolonial ,penjajahan,dan pemerasan hak-hak masyarakat terjajah .puncak
perdebatan HAM yang dilonyarkan oleh para tokoh pergerakan nasional,seperti
Soekarno, Agus salim, Mohammad Natsir, Mohammad Yamin, K.H.Mas Mansur,
K.H. Wachid Hasyim, Mr.Maramis, terjadi dalam sidang-sidang BPUPKI.
Dalam sejarah pemikiran HAM di indonesia, Boedi Oetomo mewakali organisasi
pergerakan nasional mula-mula yang menyuarakan kesadaran berserikat dan
mengeluarkan pendapat melalui petis-petisi yang ditujukan kepada pemerintah
kolonial maupun lewat tulisan di surat kabar.Inti dari perrjuangan Boedi Oetomo
adalah perjuangan akan kebebasan berserikat dan mengeluarkan pendapat melalui
organisasi massa dan konsep perwakilan rakyat.

- Periode setelah kemerdekaan


Perdebatan tentang HAM terus berlanjut sampai periode pasca kemerdekaan
Indonesia: 1945-1950, 1950-1959, 1959-1966, 1966-1998, dan periode HAM
Indonesia kontemporer (pasca orde baru).

Periode Pasca Orde Baru


Tahun 1998 adalah era paling penting dalam sejarah HAM di indonesia.Lengsernya
tampuk kekuasaan Orde Baru sekaligus menandai berakhirnya rezim militer di Indonesia
dan datangnya era baru demokrasi dan HAM,setelah tiga puluh tahun lebih terpasung di
bawah rezim otoriter.Pada tahun ini Presiden Soeharto digantikan oleh B.J. Habibie yang
kala itu menjabat sebagai Wakil presiden RI.

Pada masa Habibie misalnya, perhatian pemerintah terhadap pelaksanaan HAM


mengalami perkembangan yang sangat signifikan.Lahirnya Tap MPR No.
XVII/MPR/1998 tentang HAM merupakan salah satu indikatorkeseriusan pemerintahan
era reformasi akan penegakan HAM.Sejumlah konvensi HAM juga diratifikasi di
antaranya:konvensi HAM tentang kebebasan berserikat dan perlindungan hak untuk
berorganisasi;konvensi menentang penyiksaan dan perlakuan kejam;konvensi
penghapusan segala bentuk diskriminasi rasial;konvensi tentang penghapusan kkerja
paksa;konvensi tentang diskriminasi dalam pekerjaan dan jabatan;serta konvensi tentang
usia minimum untuk di perbolehkan bekerja.

Komitmen pemerintah terhadap penegakan HAM juga di tunjukkan dengan pengesahan


UU tentang HAM,pembentukan Kantor Menteri Negara Urusan HAM yang kemudian di
gabung dengan Departeman Hukum dan Perundang-undangan menjadi Departeman
Kehakiman dan HAM,penambahan pasal-pasal khusus tentang HAM dalam amandemen
UUD 1945,pengesahan UU tentang pengadilan HAM.

Anda mungkin juga menyukai