Anda di halaman 1dari 53

KEWARGANEGARAAN

OLEH
ARIE SULISTYOKO, S.Sos, M.H
Dimensi Kewarganegaraan
Kewarganegaraan merupakan status hukum dan identitas (a legal status
and an identity) (Heywood, 1994)

• terkait dengan hak-hak


dan kewajiban-
objektif kewajiban yang
diberikan negara secara
spesifik

• berkaitan dengan

subjektif kesetiaan dan rasa


memiliki terhadap
negara
Dasar Hukum Kewarganegaraan
a. UUD 1945 Pasal 26
1) Yang menjadi warga Negara adalah orang-orang bangsa Indonesia asli
dan orang bangsa lain yang diahkan dengan undang-undang sebagai
warga Negara
2) Warga Negara Indonesia adalah orang-orang asing yang bertempat
tinggal di Indonesia
3) Hal-hal mengenai warga Negara dan penduduk diatur dengan undang-
undang
b. Undang-undang RI Nomor 12 Tahun 2006
Presiden Republik Indonesia Dr. H. Susilo bambang
Yudhoyono pada tanggal 1 Agustus 2006 serta
diundangkan pada lembara Negara Republik
Indonesia Nomor 63 tahun 2006. UU baru ini
sekaligus mencabut UU nomor 26 tahun 1958,
karena dianggap sudah tidak sesuai lagi dengan
perkembangan ketatanegaraan Indonesia.
Mulai dari UU nomor 62 tahun 1958 yang telah
mengalami perubahan melalui UU nomor 10 tahun
1910 (10 februari 1910) tentang peraturan (stb 1910
: 296 jo 27 – 458)
Hak Warga negara menurut UUD
1945
1. Pekerjaan dan penghidupan yang layak (Pasal
27 ayat 2).
2. Berserikat dan berkumpul, mengeluarkan
pikiran dengan lisan dan tulisan (Pasal 28).
3. Membentuk keluarga dan melanjutkan
keturunan melalui perkawinan yang sah (Pasal
28B ayat 1).
4. Hak anak atas kelangsungan hidup, tumbuh
dan berkembang serta berhak atas
perlindungan dari kekerasan dan diskriminasi
(Pasal 28B ayat 2).
Lanjutan
5. Mengembangan diri melalui pemenuhan
kebutuhan dasarnya, mendapatkan pendidikan
dan memperoleh manfaat dari IPTEK, seni dan
budaya (Pasal 28C ayat 1).
6. Memajukan dirinya dalam memperjuangkan
haknya secara kolektif untuk membangun
masyarakat, bangsa dan negaranya (Pasal 28C
ayat2).
7. Pengakuan, jaminan, perlindungan dan
kepastian hukum yang adil serta perlakuan yang
sama dihadapan hukum (Pasal 28D ayat 1).
Lanjutan
8. Bekerja serta mendapat imbalan dan perlakuan yang
adil dan layak dalam hubungan kerja (Pasal 28D ayat 2).
9. Memperoleh kesempatan yang sama dalam
pemerintahan (Pasal 28D ayat 3).
10.Setiap orang berhak atas status kewarganegaraan(Pasal
28D ayat 4).
11.Setiap orang berhak memeluk agama dan beribadat
menurut agamanya, memilih pendidikan dan
pengajaran, memilih pekerjaan, memilih
kewarganegaraan, memilih tempat tinggal di wilayah
negara dan meninggalkannya, serta berhak kembali
(Pasal 28E ayat 1).
Lanjutan
12. Setiap orang berhak atas kebebasan meyakini
kepercayaan, menyatakan pikiran dan sikap, sesuai
dengan hati nuraninya (Pasal 28E ayat 2).
13. Setiap orang berhak atas kebebasan berserikat,
berkumpul dan mengeluarkan pendapat (Pasal 28E
ayat 3).
14. Setiap orang berhak untuk berkomunikasi dan
memperoleh informasi untuk mengembangkan
pribadi dan lingkungan sosialnya, serta berhak
untuk mencari, memperoleh, memiliki, menyimpan,
mengolah, dan menyampaikan informasi dengan
menggunakan segala jenis saluran yang tersedia (Pasal
28F).
Lanjutan
15. Setiap orang berhak atas perlindungan diri
pribadi, keluarga, kehormatan, martabat, dan
harta benda yang di bawah kekuasaannya, serta
berhak atas rasa aman dan perlindungan dari
ancaman ketakutan untuk berbuat atau tidak
berbuat sesuatu yang merupakan hak asasi (Pasal
28G ayat 1).
16. Setiap orang berhak untuk bebas dari penyiksaan
atau perlakuan yang merendahkan derajat
martabat manusia dan berhak memperoleh suaka
politik dari negara lain (Pasal 28G ayat 2).
Lanjutan
17. Setiap orang berhak hidup sejahtera lahir
dan batin, bertempat tinggal, dan mendapatkan
lingkungan hidup yang baik dan sehat serta
berhak memperoleh pelayanan kesehatan (Pasal 28H
ayat 1).
18. Setiap orang berhak mendapat kemudahan dan
perlakuan khusus untuk memperoleh kesempatan
dan manfaat yang sama guna mencapai persamaan
dan keadilan (Pasal 28H ayat 2).
19. Setiap orang berhak atas jaminan sosial yang
memungkinkan pengembangan dirinya secara utuh
sebagai manusia yang bermartabat (Pasal 28H ayat
3).
Lanjutan
20. Setiap orang berhak mempunyai hak milik
pribadi dan hak milik tersebut tidak boleh
diambil alih secara sewenang-wenang oleh
siapapun (Pasal 28H ayat 4).
21. Hak untuk hidup, hak untuk tidak disiksa, hak
untuk kemerdekaan pikiran dan hati nurani, hak
beragama, hak untuk tidak diperbudak, hak
untuk diakui sebagai pribadi dihadapan hukum,
dan hak untuk tidak dituntut atas dasar hukum
yang berlaku surut adalah hak asasi manusia
yang tidak dapat dikurangi dalam keadaan
apapun (Pasal 28I ayat 1).
Lanjutan
22. Setiap orang bebas dari perlakuan yang bersifat
diskriminatif atas dasar apapun dan berhak
mendapatkan perlindungan terhadap perlakuan
yang bersifat diskriminatif itu (Pasal 28I ayat 2).
23. Identitas budaya dan hak masyarakat
tradisional dihormati selaras dengan
perkembangan zaman dan peradaban (Pasal 28I ayat
3).
24. Tiap-tiap warga negara berhak dan wajib ikut
serta dalam usaha pertahanan dan keamanan
negara (Pasal 30 ayat 1).
25. Setiap warga negara berhak mendapat pendidikan
(Pasal 31 ayat 1).
Kewajiban warga negara menurut
UUD1945
1. Segala warga negara bersamaan
kedudukannya di dalam hukum dan
pemerintahan dan wajib menjunjung hukum
dan pemerintahan itu dengan tidak ada
kecualinya (Pasal 27 ayat 1).
2. Setiap orang wajib menghormati hak
asasi manusia orang lain dalam tertib
kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan
bernegara (Pasal 28J ayat 1).
Lanjutan
4. setiap orang wajib tunduk kepada pembatasan
yang ditetapkan dengan undang-undang dengan
maksud semata-mata untuk menjamin pengakuan
serta penghormatan atas hak dan kebebasan
orang lain dan untuk memenuhi tuntutan yang
adil sesuai dengan pertimbangan moral, nilai-nilai
agama, keamanan, dan ketertiban umum dalam
suatu masyarakat demokratis (Pasal 28J ayat 2).
5. wajib ikut serta dalam usaha pertahanan dan
keamanan negara (Pasal 30 ayat 1).
6. wajib mengikuti pendidikan dasar (Pasal 31 ayat 2)
Hak Negara Indonesia menurut UUD
1945
1. Hak untuk dijunjung tinggi atas kedaulatan hukum
dan pemerintahan (Pasal 27 ayat 1).
2. Hak untuk dibela oleh setiap warga negara (Pasal 27
ayat 3).
3. Hak untuk dipertahankan oleh warga negara (Pasal
30 ayat 1).
4. Hak untuk menguasai cabang-cabang produksi yang
penting bagi negara dan yang menguasai hajat
hidup orang banyak (Pasal 30 ayat 1).
5. Hak untuk menguasai bumi dan air dan kekayaan
alam yang terkandung di dalamnya (Pasal 33 ayat 3)
Kewajiban Negara Indonesia
menurut UUD 1945
1. Melindungi segenap bangsa, memajukan
kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan
bangsa dan ikut melaksanakan ketertiban dunia
(Pembukaan UUD 1945 alinea IV).
2. Perlindungan, pemajuan, penegakan, dan
pemenuhan hak asasi manusia adalah tanggung
jawab negara, terutama pemerintah (Pasal 28I ayat
4).
3. Menjamin kemerdekaan tiap-tiap penduduk untuk
memeluk agamanya masing-masing dan untuk
beribadat menurut agama dan kepercayaannya itu
(Pasal 29 ayat 2).
Lanjutan
4. Untuk pertahanan dan keamanan negara
dilaksanakan melalui sistem pertahanan dan
keamanan rakyat semesta oleh Tentara Nasional
Indonesia dan Kepolisian Negara Republik
Indonesia sebagai kekuatan utama, dan rakyat,
sebagai kekuatan pendukung (Pasal 30 ayat 2).
5. Tentara Nasional Indonesia terdiri atas Angkatan
Darat, Angkatan laut dan Angkatan Udara
sebagai alat negara bertugas mempertahankan,
melindungi, dan memelihara keutuhan dan
kedaulatan negara (Pasal 30 ayat 3).
Lanjutan
6. Kepolisian Negara Republik Indonesia sebagai
alat negara yang menjaga keamanan dan
ketertiban masyarakat bertugas melindungi,
mengayomi, melayani masyarakat, serta
menegakkan hukum (Pasal 30 ayat 4).
7. Membiayai pendidikan dasar (Pasal 31 ayat 2).
8. mengusahakan dan menyelenggarakan satu
sistem pendidikan nasional, yang meningkatkan
keimanan dan ketakwaan serta ahlak mulia dalam
rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, yang
diatur dengan undang-undang (Pasal 31 ayat 3).
Lanjutan
9. Negara memprioritaskan anggaran pendidikan
sekurang-kurangnya dua puluh persen dari
anggaran pendapatan dan belanja negara
serta dari anggaran pendapatan dan belanja
daerah untuk memenuhi kebutuhan
penyelenggaraan pendidikan nasional (Pasal 31
ayat 4).
10. Pemerintah memajukan ilmu pengetahuan dan
teknologi dengan menunjang tinggi nilai-nilai
agama dan persatuan bangsa untuk kemajuan
peradaban serta kesejahteraan umat manusia
(Pasal 31 ayat 5).
Lanjutan
11. Negara memajukan kebudayaan nasional
Indonesia di tengah peradaban dunia
dengan menjamin kebebasan masyarakat
dalam memelihara dan mengembangkan
nilai-nilai budayanya (Pasal 32 ayat 1).
12. Negara menghormati dan memelihara bahasa
daerah sebagai kekayaan budaya nasional
(Pasal 32 ayat 2).
13. Mempergunakan bumi dan air dan kekayaan
alam untuk sebesar-besarnya kemakmuran
rakyat (Pasal 33 ayat 3).
Lanjutan
14. Memelihara fakir miskin dan anak-anak yang
terlantar (Pasal 34 ayat 1).
15. Negara mengembangkan sistem jaminan
sosial bagi seluruh rakyat dan
memberdayakan masyarakat yang lemah dan
tidak mampu sesuai dengan martabat
kemanusiaan (Pasal 34 ayat 2).
16. Negara bertanggung jawab atas
penyediaan fasilitas pelayanan kesehatan
dan fasilitas pelayanan umum yang layak
(Pasal 34 ayat 3).
Asas Kewarganegaraan
 Seseorang yang diakui sebagai warga negara
dalam suatu negara haruslah ditentukan
berdasarkan ketentuan-ketentuan yang telah
disepakati dalam negara tersebut
 Pada umumnya asas kewarganegaraan dapat

dibedakan menjadi dua :


1. Dari sisi kelahiran.
2. Dari sisi Perkawinan
Dari sisi kelahiran
Terdapat dua asas kewarganegaraan, yaitu :

 Asas kelahiran (Ius Soli) dan,

 Asas keturunan (Ius Sanguinis)


Dari sisi Perkawinan
Hukum kewarganegaraan juga mengenal dua
asas yang erat kaitannya dengan masalah
perkawinan, yaitu :

 Asas kesatuan hukum dan,

 Asas persamaan derajat


Ius Soli

Asas ius soli (ius = hukum, dalil, pedoman, dan soli/solum =


negeri) adalah asas yang menentukan kewarganegaraan
seseorang menurut daerah atau Negara tempat dimana ia
dilahirkan. Contoh : Orang tua Robert warga negara amerika
melahirkan di negara Inggris, maka anak tersebut menjadi
warga negara Inggris. Negara yang menganut asas tersebut
antara lain, Inggris, Mesir, Amerika.
Ius Sanguinis

Ius Sanguinis (ius = hukum,dalil, pedoman, dan sanguinis = darah,


keturunan) adalah asas yang menentukan kewarganegaraan
seseorang menurut pertalian darah atau keturunan dari orang tua
yang bersangkutan. Jadi yang menentukan kewarganegaraan
seseorang ialah kewarganegaraan orang tuanya, dengan tidak
mengindahkan dimana ia sendiri dan orang tuanya berada dan
dilahirkan. Contoh : Orang tua Aviscena warga negara Indonesia
melahirkan di negara China. Aviscena dinyatakan sebagai warga
negara Indonesia, karena Indonesia dan China menganut asas Ius
sanguinis.
Asas Kesatuan Hukum
Didasarkan pada paradigma suami istri
ataupun ikatan keluarga merupakan inti
masyarakat yang mengutamakan suasana
sejahtera, sehat, dan tidak terpecah. Dalam
menyelenggarakan kehidupan
bermasyarakatnya ikatan keluarga yang baik
perlu mencerminkan adanya suatu kesatuan
yang bulat.
Asas Persamaan Derajat
Dimana suatu perkawinan tidak menyebabkan
perubahan status kewarganegaraan masing-
masing pihak. Baik suami maupun isteri tetap
memiliki kewarganegaraan asalnya.
Penentuan kewarganegaraan menurut Undang-
Undang RI Nomor 12 Tahun 2006

1. Asas ius sanguinis, yaitu asas yang menentukan


kewarganegaraan seseorang berdasarkan
keturunan,bukan berdasarkan negara tempat
dilahirkan.
2. Asas ius soli secara terbatas, yaitu asas yang
menentukan kewarganegaraan seseorang
berdasarkan negara tempat kelahiran, yang
diberlakukan terbatas bagi anak-anak sesuai
dengan ketentuan yang diatur undang-undang.
Anak dari warga negara asing yang lahir di
Indonesia dapat menjadi warga negara Indonesia
kecuali jika orang tuanya tidak menginginkannya.
Lanjutan
3. Asas kewarganegaraan tunggal, yaitu asas
yang menentukan satu kewarganegaraan bagi
setiap orang Indonesia. Warga negara
Indonesia tidak boleh memiliki lebih dari satu
kewarganegaraan.
4. Asas kewarganegaraan ganda terbatas, yaitu
asas yang menentukan kewarganegaraan
ganda bagi anak-anak sesuai dengan
ketentuan yang diatur dalam undang-undang
Kedudukan Warga negara dalam
Negara
1. Dengan memiliki status warga negara, maka
orang akan memiliki hubungan dengan negara.
Hubungan ini berwujud status sebagai warga
negara, peran sebagai warga negara, serta hak
dan kewajiban sebagai warga negara.
2. Sebagai warga negara, ia memiliki hubungan
timbal balik yang sederajat dengan negaranya.
3. Secara teori, status warga negara meliputi
status pasif, aktif, negatif dan positif.
4. Peran warga negara meliputi peran pasif, aktif,
negatif dan positif.
Peran Warga Negara dalam Negara
1. Peran pasif adalah kepatuhan warga negara terhadap
peraturan perundang-undangan yang berlaku.
2. Peran aktif adalah aktivitas warga negara untuk terlibat
serta ambil bagian dalam kehidupan bernegara,
terutama dalam memengaruhi keputusan politik.
3. Peran positif adalah aktivitas warga negara untuk
meminta pelayanan dari negara untuk memenuhi
kebutuhan hidup.
4. Peran negatif adalah aktivitas warga negara untuk
menolak campur tangan negara dalam persoalan
pribadi.
Kewarganegaraan
Menurut UU No. 12 Tahun 2006 Pasal 1
ayat 2 menyatakan kewarganegaraan
adalah segala ikhwal yang
berhubungan dengan negara. Artinya
segala sesuatu yang berkaitan dengan
kewarganegaraan akan selalu
berhubungan dengan negara.
Istilah Kewarganegaraan dibagi
menjadi dua
1. Kewarganegaraan dalam arti yuridis dan
sosiologis.
2. Kewarganegaraan dalam arti formil dan
materiil.
Kewarganegaraan dalam arti yuridis
dan sosiologis
 Kewarganegaraan dalam arti yuridis ditandai
dengan adanya ikatan hukum antara orang-
orang dengan negara yang mengakibatkan
kedudukan warga negara terhadap negara,
seperti adanya akte kelahiran, surat
pernyataan, dll.
 Kewarganegaraan dalam arti sosiologis
ditandai dengan ikatan emosional, perasaan,
ikatan keturunan, ikatan tanah air, dll.
Kewarganegaraan dalam arti formil
dan materiil
 Kewarganegaraan dalam arti formil, dimana
kewarganegaraan seseorang mengakibatkan
orang tersebut memiliki pertalian hukum
serta tunduk pada hukum negara yang
bersangkutan.
 Kewarganegaraan dalam arti materiil, dimana

orang yang sudah memiliki kewarganegaraan


tidak jatuh pada kekuasaan atau kewenangan
negara lain. Negara lain tidak berhak
memperlakukan kaidah-kaidah hukum pada
orang yang bukan warga negaranya.
Pewarganegaraan menurut Pasal 1
ayat 3 UU No. 12 Tahun 2006
Tata cara bagi orang asing untuk memperoleh
kewarganegaraan RI melalui permohonan.
Secara singkat bahwa pewarganegaraan
adalah cara memperoleh kewarganegaraan
yang selanjutnya disebut dengan naturalisasi.
Pewarganegaraan sering disebut dengan naturalisasi, yaitu suatu proses
hukum yang dilakukan oleh seseorang untuk memperoleh / memiliki
kewarganegaraan suatu negara. Naturalisasi dilakukan karena seseorang tidak
memenuhi syarat sebagai warga negara berdasarkan pada asas Ius Soli maupun
asas Ius Sanguinis. Secara umum terdapat dua cara pewarganegaraan (stelsel),
yaitu:
a.Stelsel Aktif : bahwa seseorang akan menjadi warga negara dari suatu
negara apabila melakukan serangkaian tindakan hukum tertentu secara aktif
b.Stelsel Pasif : bahwa seseorang secara otomatis menjadi warga negara dari
suatu negara tanpa harus melakukan tindakan hukum tertentu (pasif)
Berdasarkan dua stelsel diatas terdapat dua hak yang dimiliki setiap warga
negara terkait dengan status kewarganegaraan, yaitu:
c.Hak Opsi : hak untuk memilih suatu kewarganegaraan
d.Hak Repudiasi : hak untuk menolak suatu kewarganegaraan
Persyaratan menjadi WNI menurut
Pasal 9 UU No. 12 tahun 2006
1. Telah berusia 18 tahun atau sudah kawin.
2. Pada waktu mengajukan permohonan sudah
bertempat tinggal di wilayah negara RI paling
singkat 5 tahun berturut-turut atau paling
singkat 10 tahun tidak berturut-turut.
3. Sehat jasmani dan rohani.
4. Dapat berbahasa Indonesia serta mengakui
dasar negara Pancasila dan UUD Negara RI
1945.
Lanjutan
5. Tidak pernah dijatuhi pidana karena
melakukan tindak pidana yang diancam
dengan pidana penjara 1 tahun atau lebih.
6. Jika dengan memperoleh kewarganegaraan
RI, tidak menjadi berkewarganegaraan ganda.
7. Mempunyai pekerjaan dan/atau
berpenghasilan tetap.
8. Membayar uang pewarganegaraan ke Kas
Negara.
Cara Memperoleh Pewarganegaraan
Negara Indonesia memberikan kesempatan kepada orang
asing untuk menjadi warga negara Indonesia dengan cara
pewarganegaraan (naturalisasi).
Pewarganegaraan dapat diperoleh melalui:
a.Perkawinan, yaitu perkawinan antara warga asing dengan
pria WNI. Dalam hal ini isteri akan memperoleh
kewarganegaraan Indonesia. Apabila prianya warga negara
asing sedangkan wanitanya WNI, maka wanita (isteri) tersebut
akan kehilangan kewarganegaraan RI bila dalam 1 tahun
setelah perkawinan tidak menyatakan keinginan menjadi WNI.
b.Orang asing yang berjasa kepada NKRI atau dengan
alasan kepentingan negara, dapat diberi kewarganegaraan RI
oleh Presiden setelah memperoleh pertimbangan DPR.
c. Dikabulkannya pengajuan permohonan. Dalam hal ini,
apabila ada orang asing yang ingin menjadi warga negara
Indonesia, ia harus mengajukan permohonan kepada
Menteri Kehakiman melalui kantor pengadilan negeri
setempat di mana ia tinggal atau Kantor KBRI (Kedutaan
Besar Republik Indonesia) bagi yang tinggal di luar negeri.
Dengan ketentuan permohonan:
1. Permohonan diajukan secara tertulis di atas materai
2. Permohonan harus ditulis dalam bahasa Indonesia.
Disertai bukti-bukti tentang: umur , persetujuan dari istri,
kecakapan berbahasa Indonesia, dan lain-lain.
Setelahnya, pengadilan negeri atau perwakilan diplomatik RI
berwenang untuk memeriksa syarat-syarat dan menguji pemohon
tentang kecakapannya berbahasa Indonesia dan penguasaan
sejarah Indonesia.
Secara singkat, permohonan pewarganegaraan atau naturalisasi,
dapat dibedakan menjadi:
1. Naturalisasi Biasa
Naturalisasi biasa adalah cara pewarganegaraan dimana
warga asing yang akan mengajukan permohonan kepada
pemerintah dengan cara memenuhi syarat-syarat yang telah
ditentukan pemerintah.

2. Naturalisasi Luar Biasa (Istimewa)


Pewarganegaraan istimewa adalah pewarganegaraan yang
diberikan oleh pemerintah (Presiden) atas persetujuan DPR
dengan alasan kepentingan negara atau yang bersangkutan
telah berjasa terhadap negara. Mereka tidak dikenakan syarat-
syarat untuk mengajukan permohonan pewarganegaraan
biasa. Mereka hanya diharuskan mengucapkan sumpah atau
janji setia.
Kehilangan Kewarganegaraan RI
Berdasarkan UU No. 12 tahun 2006 seseorang dapat kehilangan
kewarganegaraan Indonesia apabila:
a. Memperoleh kewarganegaraan lain atas kemauan sendiri.
b. Tidak menolak atau tidak melepaskan kewarganegaraan lain,
sedangkan orang yang bersangkutan berkesempatan untuk
itu.
c. Dinyatakan hilang kewarganegaraannya oleh Presiden atas
permohonannya sendiri., yang bersangkutan sudah berusia
18 (delapan belas) tahun, bertempat tinggal di luar negeri,
dan dengan dinyatakan hilang Kewarganegaraan Republik
Indonesia tidak menjadi tanpa kewarganegaraan.
d. Masuk dalam dinas tentara asing tanpa izin terlebih dahulu
dari Presiden.
e. Secara sukarela mengangkat sumpah atau
menyatakan janji setia kepada negara asing
atau bagian dari negara asing tersebut
f. Tidak diwajibkan tetapi turut serta dalam
pemilihan sesuatu yang bersifat
ketatanegaraan untuk suatu negara asing.
g. Mempunyai paspor atau surat yang
bersifat paspor dari negara asing
atau surat yang dapat diartikan
sebagai tanda kewarganegaraan
yang masih berlaku dari negara lain
atas namanya.
h. Bertempat tinggal di luar wilayah negara Republik
Indonesia selama 5 (lima) tahun terus menerus bukan
dalam rangka dinas negara, tanpa alasan yang sah dan
dengan sengaja tidak menyatakan keinginannya untuk
tetap menjadi Warga Negara Indonesia sebelum jangka
waktu 5 (lima) tahun berikutnya yang bersangkutan
tidak mengajukan pernyataan ingin tetap menjadi Wrga
Negara Indonesia kepada Perwakilan Republik
Indonesia yang wilayah kerjanya meliputi tempat
tinggal yang bersangkutan padahal perwakilan Republik
Indonesia tersebut telah memberitahukan secara
tertulis kepada yang bersangkutan, sepanjang yang
bersangkutan tidak menjadi tanpa kewarganegaraan
Seseorang juga bisa kehilangan status kewarganegaraan
yang disebabkan oleh perkawinan. Hal ini diatur dalam pasal
26 UU No. 12 tahun 2006 yaitu sebagai berikut:
1. Perempuan WNI yang kawin dengan laki-laki warga negara
asing kehilangan kewarganegaraan Republik Indonesia jika
menurut hukum negara asal suaminya, kewarganegaraan
istri mengikutu kewarganegaraan suami sebagai akibat
perkawinan tersebut.
2. Laki-laki warga negara Indonesia yang kawin dengan
perempuan warga negara asing kehilangan
kewarganegaraan Republik Indonesia jika menurut hukum
negara asal istrinya, kewarganegaraan suami mengikuti
kewarganegaraan istri sebagai akibat perkawinan tersebut.
3. Setiap orang yang memperoleh kewarganegaraan RI
berdasarkan keterangan yang palsu oleh instansi yang
berwenang dinyatakan batal kewarganegaraannya.
Contoh Naturalisasi
1. Christian Gonzales dari Uruguay ke
Indonesia
2. Irfan Bachdim dari Belanda ke Indonesia
3. Diego Michels dari Belanda ke Indonesia
DAMPAK UMUM NATURALISASI
a) Seseorang perempuan asing yang kawin dengan
seorang warga Negara RI memperoleh kewarganegaraan RI.
Pada umumnya kewarganegaraan RI yang diperoleh seorang
suami dengan sendirinya berlaku terhadap istrinya.
Sebaliknya, bila seorang suami kehilangan kewarganegaraan
itu;
b) Anak yang belum berumur 18 tahun dan belum kawin,
yang mempunyai hubungan hukum kekeluargaan dengan
ayahnya sebelum ayah itu memperoleh kewarganegaran RI
turut memperoleh kewarganegaran RI;
c) Kewarganegaraan RI yang diperoleh seorang ibu barlaku
juga terhadap anak-anaknya yang tidak mempunyai
hubungan kekeluargaan dengan ayahnya, jika anak itu belum
berumur 18 tahun atau belum kawin.
Persoalan Kewarganegaraan
 Bipatride (dua
kewarganegaraan)

 Apatride (tidak
memiliki
kewarganegaraan)
Sanksi pidana atas pelanggaran pewarganegaraan
1) Pasal 36 ayat 1
Pejabat yang karena kelalaiannya melaksanakan tugas dengan kewajiban
sebagaimana ditentukan dalam undang-undang ini sehingga mengakibatkan
seorang kehilangan hak untuk memperoleh kembali dan / atau kehilangan
kewarganegaraan RI dipidana dengan pidana penjara paling lama 1 tahun
2) Pasal 36 ayat 2
Dalam hal ini tidank pidana sebagaimana dimaksud pada ayat 1 dilakukan
karena kesengajaan, dipidana dengan penjara paling lama 3 tahun
3) Pasal 37 ayat 1
Setiap orang yang dengan sengaja memberikan keterangan palsu, termasuk
keterangan diatas sumpah, membuat surat atau dokumen palsu, memalsukan
surat atau dokumen dengan maksud untuk memakai atau menyeluruh
memakai keterangan atau surat atau dokumen yang dipalsukan untuk
memperoleh kewarganegaraan RI atau memperoleh kembali
kewarganegaraan RI dipidana paling singkat 1 tahun dan paling lama 4
tahun dan denda RP. 1.000.000.000,-
4) Pasal 37 ayat 2
Setiap orang yang dengan sengaja menggunakan keterangan palsu,
termasuk keterangan diatas sumpah, membuat surat atau dokumen palsu,
memalsukan surat atau dokumen sebagaimana yang dimaksud pada ayat 1
dipidana dengan pidana paling singkat 1 tahun dan paling lambat 4 tahun
5) Pasal 38 ayat 1
Dalam hal pidana sebagaimana dimaksud dalam pasal 37 dilakukan
korporasi, pengenaan pidana dijatuhkan kepada korporasi dan atau
pengurus yang bertindak untuk dan atas nama korporasi
6) Pasal 38 ayat 2
Korporasi sebagaimana dimaksud pada ayat 1 dipidana dengan pidana
denda paling sedikit RP. 1.000.000.000,- dan paling banyak Rp.
5.000.000.000,- dan dicabut izin usahanya
7) Pasal 38 ayat 2
Pengurus korporasi sebagaimana dimaksud pada ayat 1 dipidana dengan
penjara paling singkat 1 tahun dan paling lama 5 tahun dan denda paling
sedikut Rp. 1.000.000.000,- dan paling banyak Rp. 5.000.000.000,-

Anda mungkin juga menyukai