SITI MUTMAINAH
YAN SETIAWAN
PURWANTO
DAFTAR ISI
PENDAHULUAN ..........................................................................................................................................2
A. LATAR BELAKANG ........................................................................................................................2
B. TUJUAN ........................................................................................................................................... 6
PAGE 1
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Dalam Kurikulum 2013, proses pembelajaran merupakan salah satu elemen dari
standar proses pendidikan dasar dan menengah yang mengalami perubahan guna
pencapaian keberhasilan pembelajaran dan pembentukan kompetensi Peserta didik.
Pemerintah dalam Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik
Indonesia No. 22 tahun 2016 tentang Standar Proses Pendidikan Dasar Menengah
menjelaskan bahwa dalam mengimplementasikan proses pembelajaran di
kurikulum 2013 pada satuan pendidikan harus diselenggarakan secara interaktif,
inspiratif, menyenangkan, menantang, memotivasi Peserta didik untuk
berpartisipasi aktif, serta memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas,
dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat, dan perkembangan fisik serta
psikologis Peserta didik. Amanat ini menjadi rujukan bahwa guru harus merancang
pembelajaran yang dapat membuat peserta didik aktif, kreatif, dan mandiri sesuai
kemampuannya.
Peserta didik kita kini merupakan generasi digital native, generasi yang lahir di
mana teknologi sudah berada di lingkungannya. Istilah digital native merupakan
predikat yang diberikan untuk semua kategori anak-anak yang telah dewasa
menggunakan teknologi seperti internet, komputer dan perangkat mobile. Generasi
digital native digambarkan sebagai multitaskers, mereka merasa nyaman terlibat
dalam beberapa tugas secara bersamaan. Karakteristik lain dari digital native adalah
tingginya rasa ingin tahu dalam memperoleh informasi dan pengetahuan, adaptif
dan mengharapkan respon instan dan manfaat dari teknologi yang mereka gunakan.
Karakteristik umum yang dimiliki peserta didik di era ini menuntut variasi strategi
pembelajaran yang dapat memfasilitasi mereka dengan seperangkat pengalaman
belajar yang dapat mengaktifkan serta bermakna.
PAGE 2
sebelum mereka datang ke kelas dan mereka mulai berdiskusi, bertukar
pengetahuan, menyelesaikan masalah, dengan bantuan siswa lain maupun guru,
melatih siswa mengembangkan kefasihan prosedural jika diperlukan, inspirasi dan
membantu mereka dengan proyek-proyek yang menantang dengan memberikan
kontrol belajar yang lebih besar. Sejalan dengan pendapat Graham Brent (2013),
Flipped classroom merupakan strategi yang dapat diberikan oleh pendidik dengan
cara meminimalkan jumlah instruksi langsung dalam praktik mengajar mereka
sambil memaksimalkan interaksi satu sama lain. Strategi ini memanfaatkan
teknologi yang menyediakan tambahan yang mendukung materi pembelajaran bagi
Peserta didik yang dapat diakses secara online.
PAGE 3
Kelebihan model Flipped Classroom (Bergmann & Sams, 2012) yaitu: (a)
menjawab tantangan peserta didik masa kini; (b) membantu peserta didik yang
memiliki banyak kegiatan di luar sekolah; (c) membantu peserta didik yang mau
berusaha untuk memahami materi belajar; (d) membantu semua peserta didik
untuk menjadi yang terbaik; (e) memungkinkan peserta didik untuk mengendalikan
“pendidik”; (f) meningkatkan interaksi antara peserta didik dengan pendidik; (g)
memungkinkan pendidik memahami peserta didik lebih baik lagi; (h)
meningkatkan interaksi antar peserta didik; (i) memungkinkan fasilitasi terhadap
perbedaan karakteristik peserta didik; (j) mengubah manajemen kelas; (k)
mengubah cara pendidik berkomunikasi dengan orangtua; (l) mengedukasi
orangtua; (m) membuat kelas menjadi terbuka, dapat diakses oleh siapa saja; (n)
merupakan teknik yang baik untuk digunakan ketika pendidik tidak dapat hadir di
kelas.
Peserta didik lebih terlatih untuk belajar mandiri dan memanfaatkan Sumber
Belajar.
PAGE 4
Peserta didik memiliki kesempatan penuh untuk mengerjakan tugas mereka
dengan pendampingan pendidik, maupun keterlibatan orang tua dan atau
narasumber lainnya.
Peserta didik memiliki termotivasi untuk berkolaborasi, berbagi ide dan
menggarap proyek bersama teman.
Peserta didik mempunyai kesempatan untuk mendapatkan bimbingan dan
fasilitasi yang lebih banyak dari pendidik.
pendidik dapat memastikan bahwa setiap Peserta didik telah memahami
konsep/ materi yang disampaikan sebelum pindah ke materi berikutnya.
pendidik memiliki kesempatan untuk meninjau kembali rencana pembelajaran
yang telah diterapkan.
Peserta didik dapat mempelajari kembali bahan bacaan/video/multimedia
pembelajaran setiap saat, terutama bagi Peserta didik yang absen (tidak masuk
sekolah).
Terjalin komunikasi yang baik antara pendidik dan Peserta didik.
pendidik dapat meningkatkan keterlibatan Peserta didik melalui variasi
interaksi peserta didik dengan konten atau materi pembelajaran, peserta didik
dengan peserta didik, dan peserta didik dengan pendidik.
Efisien, karena Peserta didik diminta untuk mempelajari materi di rumah,
sehingga pada saat di kelas, Peserta didik dapat lebih memfokuskan kepada
kesulitannya dalam memahami materi ataupun kemampuannya dalam
menyelesaikan soal-soal berhubungan dengan materi tersebut.
Masalahnya adalah bagi guru di sekolah untuk dapat menerapkan model
pembelajaran kelas terbalik atau flipped classroom, mereka masih perlu
mendapatkan petunjuk dan bimbingan untuk memilih jenis model, cara
menyiapkan dan menerapkannya. Meskipun minat dan antusiasme mereka ingin
menerapkan model pembelajaran kelas terbalik atau flipped classroom tinggi,
namun mereka masih memerlukan adanya pedoman atau rancangan serta perlu
berkolaborasi dengan pengembang teknologi pembelajaran.
Berdasarkan rekomendasi hasil analisis kebutuhan model pembelajaran Flipped
Classroom yang memanfaatkan Rumah Belajar, perlu dikembangkan model
pembelajaran Flipped Classroom untuk jenjang SMP. Model pembelajaran yang
dirancang ini disesuaikan dengan karakteristik Peserta didik, pendidik, dan materi,
serta sarana dan prasarana yang dimiliki sekolah.
PAGE 5
B. TUJUAN
Rancangan model model pembelajaran Flipped Classroom yang memanfaatkan
Rumah Belajar dibuat dengan tujuan agar menjadi acuan bagi sekolah dan pendidik
dalam:
1. Mempersiapkan proses pembelajaran yang sesuai dengan karakteristik peserta
didik dan sesuai model kelas terbalik atau flipped classroom;
2. Mengidentifikasi materi, indikator pencapaian kompetensi, dan kebutuhan
media yang sesuai ;
3. Mengimplementasikan model kelas terbalik atau flipped classroom dengan
mengacu pada empat komponen utama, yaitu: Metode, Media, Waktu, dan
Evaluasi.
4. Mengevaluasi pelaksanaan model kelas terbalik atau flipped classroom serta
melakukan berbagai penyempurnaan yang diperlukan.
Rancangan ini menjadi panduan atau pedoman bagi guru untuk merancang
pembelajaran sebelum menerapkan model flipped classroom di kelasnya. Bagi
Sekolah, rancangan ini dapat memberikan gambaran terkait sarana dan prasarana
yang perlu dikembangkan oleh sekolah dalam rangka pembelajaran yang inovatif.
Selain itu, manajemen sekolah juga dapat memprogramkan pengembangan
kompetensi para pendidik sesuai dengan kebutuhan untuk menerapkan model
flipped classroom. Orang tua dapat ikut berperan ketika sekolah atau pendidik akan
menerapkan model flipped classroom. Oleh karena itu, sekolah atau pendidik dapat
menginformasikan tentang model ini pada awal orientasi sekolah.
PAGE 6
DESKRIPSI RANCANGAN MODEL PEMBELAJARAN FLIPPED
CLASSROOM
Pertama, Model kelas terbalik mengikuti prinsip belajar tuntas atau penguasaan
kompetensi yang tinggi. Dengan prinsip ini model pembelajaran kelas terbalik
mencoba mengajak siswa untuk berusaha mencapai kompetensi yang tinggi dan
dapat mencapai tingkat penguasaan materi yang memadai (passing grade yang
tinggi). Sebelum kelas berlangsung siswa telah dikondisikan agar belajar secara
mandiri atau secara kelompok, sehingga diharapkan ketika kelas dimulai siswa
sudah mencapai penguasaan materi yang cukup memadai misalnya 40-70% atau
bahkan lebih tinggi lagi. Dengan demikian jam belajar di kelas dapat dimanfaatkan
oleh siswa dan guru untuk mengoptimalkan pencapaian penguasaan kompetensi
yang setinggi-tinggi hingga 100% atau bahkan melebihi target. Guru dapat
menetapkan passing grade atau tingkat penguasaan materi yang tinggi dengan
model kelas terbalik ini.
Ketiga, Model kelas terbalik mengikuti prinsip memenuhi minat dan kebutuhan
siswa. Dengan memberikan konten yang dapat dipelajari siswa sebelum
pembelajaran di kelas, rasa ingin tahu dan kebutuhan siswa ingin menguasai
pengetahuan dipenuhi dan dipuaskan. Selain itu penyediaan konten media yang
beragam akan memenuhi gaya belajar siswa yang berbeda-beda. Dengan demikian
model pembelajaran ini diharapkan dapat menumbuhkan bibit-bibit ilmuwan atau
setidaknya mendorong minat untuk menguasai pengetahuan.
PAGE 7
Keempat, Model kelas terbalik menerapkan prinsip belajar mandiri dan
mengutamakan independen study. Dengan pemberian tugas belajar sebelum kelas
berlangsung siswa didorong untuk lebih berinisiatif untuk melatih kemampuan
mengarahkan dan menentukan belajarnya sendiri. Kesempatan untuk berlatih
mengarahkan belajarnya sendiri dan memilih cara belajarnya sendiri akan
membimbing siswa untuk lebih percaya diri dan memiliki komitmen belajar yang
tinggi. Tingkat literasi siswa terutama media literasinya, akan berkembang dan
meningkat seiring dengan tingkat usianya.
Keenam, Model kelas terbalik menerapkan prinsip belajar menjadi lebih mudah
dan menyenangkan. Dengan menyediakan konten yang beragam seperti berbentuk
video, animasi atau simulasi yang bisa ditonton maka proses belajar akan terasa
lebih mudah diikuti oleh siswa. Selain itu dengan konten yang dikemas dalam
bentuk potongan-potongan kecil materi, dan bisa dilaksanakan dalam waktu yang
fleksibel di luar kelas, belajar akan lebih menyenangkan bagi anak-anak.
PAGE 8
Selain video tutorial, penyampaian materi yang akan dipelajari peserta didik di
rumah dapat memanfaatkan LMS (Learning Management System).
PAGE 9
dengan memanfaatkan teknologi. Penyampaian konten/materi bisa memanfaatkan
media chat (seperti WhatsApp) karena lebih banyak peserta didik yang mungkin
belum memiliki laptop, namun memiliki gawai sebagai sarana komunikasi dan
informasi. Konten yang diberikan melalui media atau teknologi harus disertai
dengan Lembar Aktivitas Siswa (LAS) yang memuat petunjuk belajar serta
rangkaian aktivitas pembelajaran yang harus dilakukan peserta didik agar aktivitas
peserta didik lebih terarah.
Selain orang tua, tentunya sekolah juga memiliki peranan penting dalam
menyediakan sarana dan prasarana. Sekolah harus menyediakan perlengkapan
seperti: laptop yang dapat digunakan siswa di kelas, akses internet, LCD projector
untuk presentasi siswa di kelas, laboratorium, serta PSB (pusat sumber belajar)
sebagai sarana bagi siswa untuk mencari sumber belajar lain. Sekolah juga perlu
memberikan ruang dan waktu bagi siswa untuk menggunakan sarana tersebut
setelah jam pelajaran. Dengan demikian, bagi siswa yang tidak memiliki sarana di
rumah dapat memanfaatkan sarana di sekolah pada saat jam sekolah usai.
PAGE 10
E. TAHAPAN UMUM MODEL PEMBELAJARAN FLIPPED CLASSROOM
Tahapan umum model pembelajaran flipped classroom dengan memanfaatkan
Rumah Belajar dapat dikelompokkan menjadi 3 (tiga):
Persiapan:
Analisis materi, indikator pencapaian kompetensi, dan kebutuhan media yang
sesuai untuk disajikan dalam model pembelajaran flipped classroom merupakan
langkah awal yang harus dilakukan pendidik sebagai desainer pembelajaran.
Sebelum tatap muka, pendidik mempersiapkan bahan belajar termasuk panduan
pembelajaran yang akan menjadi rujukan bagi peserta didik dalam melaksanakan
aktivitas. Peserta didik diminta untuk belajar mandiri di rumah atau di luar jam
pembelajaran mengenai materi untuk pertemuan berikutnya. Konten atau materi
yang dipelajari dapat diunduh atau diakses secara online melalui Rumah Belajar.
Untuk memandu peserta didik, pendidik harus mempersiapkan instruksi, baik lisan
ataupun tertulis tentang aktivitas yang harus dilakukan, misalnya menggunakan
Lembar Aktivitas.
Pelaksanaan:
Penerapan model flipped classroom dengan memanfaatkan Rumah Belajar
meliputi strategi pembelajaran yang terdiri dari 4 komponen utama: Metode, Media,
Waktu, dan Evaluasi. Model pembelajaran flipped classroom memungkinkan
diterapkannya beberapa metode pembelajaran dalam satu siklus implementasi
model. Pendidik dapat mengkombinasikan berbagai metode pembelajaran untuk
memastikan peserta didik terlibat aktif di setiap aktivitas pembelajaran.
Pengelolaan kelas yang menerapkan model pembelajaran flipped classroom akan
sangat bervariasi. Pada pembelajaran di kelas, peserta didik dibagi menjadi
beberapa kelompok heterogen. Peran pendidik pada saat kegiatan belajar
berlangsung adalah memfasilitasi berlangsungnya diskusi dengan metode
cooperatif learning. Di samping itu, pendidik juga akan menyiapkan beberapa
pertanyaan (soal) dari materi tersebut yang bisa disajikan dalam bentuk Lembar
Aktivitas Siswa. Pendidik dapat pula mengadopsi model flipped classroom untuk
memberikan pembelajaran atau konten instruksional sebagai pekerjaan rumah.
Sebelum belajar di kelas, peserta didik diwajibkan untuk mengakses konten (teks,
video, animasi, simulasi, dll.) yang terdapat di Rumah Belajar. Menurut Tucker
dalam Amy Roehl (2013) peserta didik memanfaatkan waktu di kelas untuk bekerja
PAGE 11
menyelesaikan masalah, pengembangan konsep, dan terlibat dalam pembelajaran
kolaboratif. Menurut Dean N. Shimamoto (2012) dalam jurnal internasional yang
berjudul Implementing a Flipped Classroom: An Instructional Module,
menyimpulkan bahwa flipped classroom berpeluang untuk menyebabkan
perubahan dalam cara penyampaian materi. Dengan memanfaatkan teknologi,
pendidik dapat memberikan alternatif model belajar berbasis tradisional dengan
menerapkan metode pembelajaran yang menggabungkan instruksi langsung dan
pembelajaran aktif yang melibatkan para peserta didik dalam proses pembelajaran.
Inti dari proses pembelajaran adalah mengkondisikan keterlibatan peserta didik
secara aktif dalam melaksanakan setiap aktivitas pembelajaran. Pembelajaran yang
berpusat pada peserta didik memfasilitasi aktivitas yang mengarah pada kolaborasi,
pembelajaran berbasis proyek, integrasi teknologi, dan diskusi antara peserta didik
dan pendidik tentang pembelajaran (Barness, 2013). Masih menurut Barness,
pembelajaran yang berpusat pada siswa dapat diciptakan melalui 5 aktivitas: 1)
pemberian proyek/ tugas yang berkelanjutan; 2) mengintegrasikan teknologi; 3)
melibatkan peserta didik dalam aktivitas kelas dan luar kelas sebagai pengganti PR;
4) menghilangkan peraturan dan konsekuensinya, fokus pada aktivitas peserta
didik, dan 5) melibatkan peserta didik dalam evaluasi. Hal tersebut bila dikaitkan
dalam model pembelajaran flipped classroom cukup relevan, ide dasar untuk
membuat siswa terhubung dan terikat dengan proses/ aktivitas pembelajaran
menjadi kunci utama, salah satunya dengan memberikan tugas/ proyek yang
berkesinambungan. Pengintegrasian teknologi dalam pembelajaran juga relevan,
karena model flipped classroom yang akan dikembangkan ini difokuskan pada
pemanfaatan konten dan layanan Rumah Belajar. Konsep kelas terbalik pada flipped
classroom, di mana terjadi pertukaran aktivitas dari kelas tradisional pada
umumnya juga cukup sesuai. Artinya, model pembelajaran flipped classroom yang
akan dikembangkan harus tetap memastikan terjadinya pembelajaran yang
berpusat pada siswa. Bahwa berbagai aktivitas pembelajaran yang diintegrasikan
dengan TIK merupakan sarana untuk memfasilitasi terjadinya pembelajaran aktif,
bermakna, yang berpusat pada peserta didik.
PAGE 12
materi. Salah satu kelebihan model flipped classroom adanya kolaborasi orangtua
dan pendidik. Setelah belajar di kelas Peserta didik juga harus mengecek
pemahaman yang telah diperolehnya. Bentuk evaluasi yang bisa diterapkan sesuai
karakteristik Peserta didik, melibatkan Peserta didik dan orang tua. Evaluasi dapat
dilakukan pada mid semester atau akhir semester untuk melihat hasil belajar,
namun perlu juga didesain evaluasi proses selama penerapan flipped classroom,
yaitu menilai keterampilan-keterampilan abad 21 seperti: Creativity, Critical
Thinking, Communication, dan Collaboration. Idealnya aktivitas yang dirancang
dalam model pembelajaran flipped classroom dapat menstimulasi
teraktualisasikannya keterampilan abad 21 tersebut. Evaluasi yang dilakukan
nantinya tidak hanya untuk melihat hasil belajar atau nilai Peserta didik, tapi
melihat iklim belajar setelah proses implementasi model dilaksanakan.
PAGE 13
POLA PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN FLIPPED
CLASSROOM
Penilaian
Evaluasi − Sikap
− Pengetahuan
− Kinerja (praktik)
PAGE 14
Persiapan:
Dalam menerapkan model pembelajaran flipped classroom, pendidik harus
melakukan persiapan pada awal tahun pelajaran dan satu minggu sebelum
pembelajaran.
Pelaksanaan:
Penerapan model flipped classroom dengan memanfaatkan Rumah Belajar meliputi
strategi pembelajaran yang terdiri dari 4 komponen utama: Metode, Media, Waktu,
dan Evaluasi. Model pembelajaran flipped classroom memungkinkan diterapkannya
beberapa metode pembelajaran dalam satu siklus implementasi model. Pendidik
dapat mengkombinasikan berbagai metode pembelajaran untuk memastikan
peserta didik terlibat aktif di setiap aktivitas pembelajaran. Model pembelajaran
flipped classroom mulai diimplementasikan pada saat satu minggu sebelum
pembelajaran di kelas dimulai.
PAGE 15
- Menyiapkan pertanyaan-pertanyaan tentang materi yang belum dipahami.
Pertanyaan dapat diajukan sebelum pembelajaran di kelas, melalui email atau
chat group.
PAGE 16
RENCANA KERJA DAN KRITERIA KEBERHASILAN
A. RENCANA KERJA
Agar mudah dalam melakukan implementasi model pembelajaran flipped
classroom di kelas, perlu disusun rencana kerja dengan format sebagai berikut:
NAMA GURU :
MATA PELAJARAN :
KELAS :
Langkah 1:
Kelompok guru mata pelajaran Kelompok guru mata Sebelum awal tahun
melakukan identifikasi KD dan pelajaran pelajaran dimulai
indikator pencapaian kompetensi
berdasarkan silabus. (saat Raker)
Langkah 2:
Kelompok guru mata pelajaran Kelompok guru mata Sebelum awal tahun
menyiapkan LKPD (Lembar Kerja pelajaran pelajaran dimulai
Peserta Didik) dan petunjuk
praktikkum. (saat Raker)
PAGE 17
Langkah 4. Kelompok guru mata Sebelum awal tahun
pelajaran pelajaran dimulai
Kelompok Kerja Guru melakukan
identifikasi sarana dan prasarana yang (saat Raker)
dibutuhkan
Langkah 5.
Wakil Kepala Sekolah bidang Wakil Kepala Sekolah bidang Di awal tahun ajaran baru
sarana dan prasarana Sarana Prasarana
menyiapkan sarana dan
prasarana yang dibutuhkan
oleh guru dan siswa
Wakil Kepala Sekolah bidang Wakil Kepala Sekolah bidang Setelah raker sekolah
Kurikulum melakukan Kurikulum
verifikasi hasil identifikasi KD
dan indikator pencapaian
kompetensi berdasarkan
silabus yang dilakukan oleh
kelompok kerja guru
Wakil Kepala Sekolah bidang Wakil Kepala Sekolah bidang Setelah raker sekolah
Kurikulum melakukan Kurikulum
verifikasi hasil identifikasi
kebutuhan bahan belajar/media
pembelajaran yang dilakukan
oleh kelompok kerja guru
PAGE 18
Nama Kepala Sekolah :
Sekolah :
B. KRITERIA KEBERHASILAN
Penerapan model pembelajaran flipped classroom akan berhasil apabila
semua pihak yang terlibat sudah menjalankan tugasnya, persyaratan sarana dan
prasarana yang dibutuhkan dapat terpenuhi. Berikut ini kriteria yang harus
dipenuhi untuk mengukur keberhasilan penerapan model pembelajaran flipped
classroom:
Aspek Indikator
Sekolah - Tersedia lab komputer atau laptop yang dapat
digunakan oleh siswa kapan saja.
- Tersedia akses internet yang dapat digunakan oleh siswa
kapan saja (sesuai aturan sekolah).
- Tersedia ruang belajar selain kelas yang dapat digunakan
oleh siswa kapan saja (perpustakaan, lab IPA,
kebun/taman, lapangan, lainnya).
Guru - Merancang waktu dan ruang belajar sesuai kebutuhan
siswa.
- Mengembangkan konten sesuai kebutuhan siswa dan
mudah diakses oleh semua siswa.
- Menyediakan beragam konten yang mudah dipahami
dan dapat dipelajari secara mandiri oleh siswa.
- Memberikan kesempatan pada siswa untuk melakukan
aktivitas belajar mandiri.
PAGE 19
Aspek Indikator
- Membimbing semua siswa baik secara individu maupun
kelompok dan memberikan umpan balik
- Mengamati dan mengawasi siswa untuk membuat
penilaian yang tepat.
- Melakukan penilaian formatif selama pembelajaran di
kelas berlangsung.
- Berkolaborasi dan melakukan refleksi dengan pendidik
lainnya.
Siswa - Menerima konten materi sebelum pembelajaran dimulai
(idealnya satu minggu).
- Memanfaatkan waktu dan ruang belajar yang telah
disediakan guru untuk mempelajari materi yang
diberikan.
- Memahami materi dan petunjuk belajar/praktikkum
yang diberikan guru dalam bentuk beragam media (teks,
video, animasi).
- Mempelajari materi secara mandiri atau kelompok.
- Mendapatkan bimbingan dari guru ketika mengalami
kesulitan dalam memahami materi.
- Melakukan praktikkum/demonstrasi/simulasi/presentasi
bersama teman kelompoknya.
PAGE 20
REFERENSI
Bergmann, J., & Sams, A. (2012). Flipped Your Classroom: Reach every student in
every class every day. ISTE & ASCD.
Barness, Mark. (2013). Five steps to create a progressive, student centered classroom.
Diakses Januari 24, 2018, from http://inservice.ascd.org/five-steps-to-create-
a-progressive-student-centered-classroom/
Halili, S., Razak, A., & Zainuddin, Z. (2015). Enhaching Collaborative Learning in
Flipped Classroom. AJBAS. Retrieved Januari 24, 2018, from
https://pdfs.semanticscholar.org/31a0/f7aea7b1c6261c5530a2da4fa766f9918f5
3.pdf
Roehl, A., Reddy, S. L., & Shannon, G. J. (2013). The Flipped Classroom: An
Opportunity to Engage Millennial Students through Active Learning
Strategies. Family and consumer science. Retrieved Maret 27, 2017, from
https://www.learntechlib.org/p/154467/
PAGE 21
LAMPIRAN
1. Identifikasi tujuan pembelajaran dan konten/media belajar yang dibutuhkan.
Mata pelajaran :
Kelas/semester :
KD :
Indikator pencapaian belajar Sarana & Media yang Konten di Sumber
dibutuhkan Belajar
2. Merancang aktivitas belajar siswa di rumah (di luar jam pelajaran) dan di kelas
(saat jam pelajaran).
Mata pelajaran :
Kelas/semester :
KD :
Indikator pencapaian belajar Aktivitas belajar di Aktivitas belajar di
rumah kelas
b. Penilaian pengetahuan
Mata pelajaran :
Kelas/semester :
KD :
Indikator pencapaian belajar :
Instrumen/pertanyaan :
PAGE 22
c. Penilaian keterampilan
Mata pelajaran :
Kelas/semester :
KD :
Indikator pencapaian belajar :
Kegiatan
Persiapan Pelaksanaan Jumlah
No Nama Akhir
Praktikum Praktikum Skor
Praktikum
PAGE 23