Anda di halaman 1dari 11

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Profesi adalah pekerjaan yang di lakukan sebagai nafkah hidup dengan


mengandalkan keahlian dan keteramilan yang tinggi dan dengan melibatkan
komitmen pribadi (moral) yang mendalam.profesi berasal dari bahasa inggris
profession yang mengandung arti sebagai bidang pekerjaan yang di landasi
pendidikan keahlian (keterampilan,kejuruan,dan sebainya). Ada pengertian lain
dari profesi adalah suatu pekerjaan penerapan seperangkat pengetahuan ecara
sistematis untuk mengatasi persoalan persoalan tersebut termasuk kedalam
wawasan nilai nilai utama yeng mempunyai relepansi tinggi dalam masyarakat.
Sedangkan profesi hukum adalah profesi yang melekat pada dan
dilaksanakan oleh aparatur hukum dalam pemerintah suatu Negara.profesi hukum
dari aparatur hukum republik Indonesia diatur dalam ketetapan MPR
II/MPR/1998 tentang garis garis besar haluan Negara.
1.2. Rumusan Masalah

Dengan memperhatikan latar belakang tersebut, agar dalam penulisan ini penulis
mendapatkan hasil yang diinginkan, maka penulis mengemukakan beberapa
perumusan masalah. Rumusan masalah itu adalah :

Adapun rumusan masalah dalam pembuatan karya ilmiah ini adalah sebagai
berikut:
1. Apakah itu Advokat,Klien,Teman sejawat,Teman sejawat asing?
2. Bagaimana bagaimana pemahaman etika dan profesi advokat?

1.3. Tujuan Penulisan

Tujuan dari penulisan karya ilmiah ini antara lain

1. Untuk memenuhi tugas mata kuliah ETIKA PROFESI HUKUM


2. Untuk menambah pengetahuan tentang sejarah dan etika profesi advokat
3. Untuk mengetahui berbagaimana pengamalan terhadap profesi advokat

1 Etika profesi hukum


1.4. Metode Penelitian

Metode yang digunakan dalam penulisan karya ilmiah ini adalah studi
pustaka atau studi literatur, yaitu penulis mengambil sumber penulisan dari buku
yang di susun oleh dosen bersangkutan,internet dan pendapat sendiri.

1.5. Sistematika Penulisan

Untuk memudahkan dalam penulisan Tugas Akhir, penulis membuat


sistematika dalam 4 Bab yaitu:

 Bab I   : Pendahuluan


 Berisi tentang latar belakang, identifikasi dan perumusan
masalah, tujuan dan kegunaan, , metode penelitian, dan
sistematika penulisan.
 Bab II : Tinjauan Pustaka
 Bab ini berisi nilai nilai kepribadian yang harus dimiliki
seorang advokat
 Bab III : Pembahasan
 Bab ini menjelaskan aplikasi pancasila dalam kehiduapan.
 Bab IV: Penutup
 Bab ini berisi tentang kesimpulan hasil analisa dan
rancangan sistem dalam rangka menjawab tujuan penelitian
yang diajukan, serta saran-saran yang penulis berikan untuk
lebih memaksimalkan kinerja sistem baru.
 Daftar Pustaka
 Daftar pusataka ini berisi tentang judul-judul buku, artikel-
artikel yang terkait dalam laporan ini.

2 Etika profesi hukum


BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

1.1. Kepribadian yang harus di miliki seorang advokat

a. Advokat dapat menolak dan memberi nasehat dan bantuan hukum


kepada setiap orang yang memerlukan jasa dan atau bantuan hukum
dengan pertimbangan oleh karena tidak sesuai dengan keahlian dan
bertentangan dengan hati nuraninya,tetapi tidak dapat menolak dengan
alasan perbedaan agama,kepercayaan,suku,keturunan,jenis
kelamin,keyakinan politik dan kedudukan social.
b. Advokat dalam melakukan tugasnya tidak bertujuan semata mata untuk
memperoleh imbalan materi materi tetapi lebih mengutamakan
tegaknya hukum,kebenaran dan keadilan.
c. Advokat dalam menjalankan profesinya adalah bebas dan mandiri serta
tidak di pengaruhi oleh siapapun dan wajib memperjuangkan hak hak
asasi manusia dalam Negara ini.
d. Advokat wajib memelihara rasa solidaritas dengan teman sejawat.
e. Advokat wajib memberikan bantuan dan belaan hukum kepada teman
sejawat yang diduga atau di dakwa dalam dalam suatu perkara pidana
atas permintannya atau karena penunjukan organisasi profesi.
f. Advokat tidak dibenarkan untuk melakukan pekerjaan lain yag dapat
merugikan kebebasan,derajat,dan martabat advokat.
g. Advokat harus senantiasa menjunjung tinggi profesi advokat sebagai
profesi terhormat (officium nobile).
h. Advokat dalam menjalankan profesinya harus bersikap sopan terhadap
semua pihak namun wajib mempertahankan hak dan martabat advokat.
i. Advokat yang kamudian diangkat untuk memuduki suatu jabatan
Negara (eksekutif,legislative,yudikatif) tidak di benarkan unuk
berpraktek sebagai advokat dan tidak di perkenankan namanya di
cantumkan atau dipergunakan oleh siapapun atau oleh kantor manapun

3 Etika profesi hukum


dalam suatu perkara yang sedang di proses/berjalan selama ia
menduduki jabatan berikut.

BAB III

PEMBAHASAN

3.1. Pengertian advokat,klien,teman sejawat,teman sejawat asing


a. Advokat adalah seseorang atau mereka yang melakukan pekerjaan
jasa bantuan hukum termasuk konsultan hukum yang menjalankan
pekerjaannya baik dilakukan di luar pengadilan dan atau di dalam
pengadilan bagi klien sebagai mata pencahariannya.
b. Penasehat hukum adalah idem dito “Advokat” diatas dengan
sebutan“Penasehat Hukum”.
c. Klien adalah orang/subyek hukum yang dengan memberikan kuasa
diberikan bantuan huku m oleh Advokat/Penasehat Hukum atau
oleh mereka yang menjalankan fungsi sebagai Advokat/Penasehat
Hukum.
d. Sejawat asing adalah orang atau mereka yang bukan
berkewarganegaraanIndonesia, yang menjalankan praktek hukum
dengan sah (legaal/legal) atau menjalankan pekerjaan
sebagai Advokat/Penasehat Hukum di Indonesia.
e. Honorarium adalah sejumlah pembayaran uang sebagai imbalan
pemberian jasa bantuan hukum yang diterima
oleh Advokat/Penasehat Hukum berdasarkan kesepakatan
perjanjian dengan kliennya.
f. Dewan Kehormatan adalah lembaga atau badan yang dibentuk oleh
organisasi profesi Advokat/ Penasehat Hukum, yang
berfungsi dan berkewenangan mengawasi, dipatuhi dan dijalankan
sebagaimana mestinya kode etik profesi Advokat/Penasehat
Hukum ini di organisasi “IKADIN”, “A.A.I.” dan
“I.P.H.I.” masing-masing. Pasal 2 Dalam pengertian “Advokat”
dan “Penasehat Hukum” dimaksud pasal 1 ad.a dan ad. b. diatas,
dimaksud termasuk juga mereka yang disebut :

4 Etika profesi hukum


a. Pengacara
b. Pengacara Praktek
c. Penerima Kuasa dengan izin khusus insidentil” dari pengadilan
setempat.

3.2. Sejarah advokat


Advokat termasuk salah satu profesi yang tertua.dalam perjalanannya
profesi ini dinamai sebagai officium nobile,jabatan yang mulia penamaan itu
terjadi adalah karena aspek kepercaan dari (pemberi kuasa,klien)yang dijalankan
untuk mempertahankan dan memperjuangkan hak haknya di forum yang telah di
tentukan.advokat sebagai nama resmi profesi dalam sistem peradilan kita pertama
di tentukan di temukan dalam ketentuan susunan kehakiman dan kebujaksanaan
mengadili (RO).advokat itu merupakan padanan dari kata advocaat (Belanda)
yakni seseorang yang resmi diangkat utuk menjalankan profesinya setelah
memperoleh gelar Meester in de rechten (Mr).tetapi sebenarnya berasal dari kata
latin advocare.advocator.profesi ini sebenarnya profesi ynag relatif lama,jauh
sebelum kemerdekaan nasional,profesi advokat sudah dikenal dalam masyarakat
Indonesia.
Pada tahun 1947 telah diperkenalkan satuperaturan yanag mengatur
profesi advokat,peraturan yang di kenal dengan nama Reglement op de
rechterlijke organisatie en het beleid der justitie in Indonesia (S.1874 no. 23 yo
s.1848 no. 57) dengan segala perubahan dan penambahannya,antara lain
menyebutkan advokat adalah procureur.melihat kenyataan bahwa undang undang
advokat telah dibuat pada tahun 1947,dapat diduga bahwa profesi sudah dikenal
pada tahun 1850-an.disamping itu juga pada masa sebelum kemerdekaan
nasioanal,kita mengenak pokrol atau sering disebut dalam istilah lawyer,mereka
adalah pemuka pemuka masyarakat atau orang orang yang biasa yang setelah
memperoleh pendidikan praktek hukum seperti; Hukum acara Perdata,Hukum
acara Pidana,hukum perdata,Hukum pidana,diberikan izin pengadilan untuk
memberikan nasehat hukum atau melakukan pembelaan masyarakat pencari
keadilan di depan pengadilan.para pokrol inikemudian berpraktek pula seperti

5 Etika profesi hukum


halnya advokat. Pokrol atau bush lawyer ini sekarang sudah tidak banyak di
kenal,dan lambat laun keberadaannya sudah semakin memudar.

3.3. pemahaman etika profesi advokat


1.    Pahaman Etika
Rumusan konkrit dari sistem etika bagi professional di rumuskan dalam
satu kode etik profesi yang secara harfiah berarti etika yang di kodifikasi atau
bahasa awamnya dituliskan.Bertens menyatakan bahwa kode etik ibarat kompas
yang memberikan atau menunjukan arah bagi suatu profesi dan sekaligus
menjamin mutu moral profesi itu dalam masyarakat.anggota dengan mengadakan
larangan larangan untuk melakukan oerbuatan perbuatan yang merudikan
kesejahteraan materil para anggotanya.senada dengan Bertens,Sidarta berpendapat
bahwa kode etik profesi adalah seperangkat kaedah perililaku sebagai pedoman
yang harus di patuhi.dalam mengemban suatu profesi.
Sebagai organisasi profesi,advokat perlu memiliki kode etik sebagai asas
atau nilai yang berkenan dengan ahlak atau moral yang membebankan kewajiban
dan sekaligus memberikan pelindugan hukum kepada setiap anggotanya dalam
menjalankan profesimya.dalam menjalankan profesinya itu berada di bawah
perlindungan hukum,undang-undang dan kode etik itu sendiri,memberikan
kebebasan yang berdasarkan kepada kehormatan dan kepribadian advokat yang
berpegang teguh kepada kemandirian,kejujuran, kerahasiaan dan keterbukaan.
Karenanya selaku penegak hukum profesi advokat sejajar dengan intansi penegak
hukum lainnya,karena itu juga setiap advokat di tuntut untuk tetap menjaga citra
dan martabat kehormatan profesi serta setia dan menjunjung tinggi kode etik dan
sumpah profesi,yang pelaksaannya di awasi oleh dewan kehormatan sebagai suatu
lembaga yang eksistensinya telah dan harus diakui setiap advokat tanpa melihat
dari organisasi profesi yang mana ia berasal jadi anggota.oleh karena itu setiap
advokat yang memilih profesi itu harus tunduk dan taat pada aturan berperilaku
(code of conducf) yang dikenal sebagai kode etik advokat, sebelum berlakunya
Uundang-undang nomer 18 tahun 2003. Walaupun kode etik advokat hanyalah
sebagai aturan moral belaka akan tetapi sejak berlakunya undang-undangnomer 18

6 Etika profesi hukum


tahun 2003, kode etik advokat yang dikenal sebagai kode etik advokat Indonesia
yang disepakati oleh 7 (tujuh) organisasi advokat yang ada yaitu Ikadin, AAI,
IPHI, AKHI, HKPM, SPI dan HAPI telah menjadi hukum positif sebagai mana
dinyatakan dalam pasal 33 undang-undang nomer 18 tahun 2003.
Maksud dan tujuan kode etik ialah untuk mengatur dan memberi kausalitas
kepada pelaksanaan profesi serta untuk menjaga kehormatan dan nama baik
organisasi profesi serta untuk melindungi public yang memerlukan jasa-jasa baik
professional. Kode etik jadinya merupakan makanisme pendisiplinan, pembinaan,
dan pengontrolan etos kerja anggota-anggota profesi.
Yang dimaksud dengan profesi adalah pekerjaan tetap sebagai pelaksanaan
fungsi kemasyarakatan berupakarya pelayanan yang pelaksaanna dijalnkan secara
mandiri dengan komitmen dan keahlian berkeilmuaan dalam bidang tertentu yang
pengembangannya dihayati sebagai panggilan hidup dan terikat pada etika umum
dan khusus (etika profesi) bersumber pada semangat pengabdian terhadap sesame
demi kepentingan umum,serta berakar dalam peghormatan terhadap martabat
manusia (respect fot human dignity).jadi profesi adalah nilai praktis ilmu secara
tangung jawab untuk menyelsaikan masalah konkrit yang di hadapi seorang warga
masyarakat.pengembanan profesi mencaku bidang bidang yang barkaitan dengan
salah satu nilai nilai kemanusiaan yang pundamental,seperti
keilahian,keadilan,kesehatan, social/pendidikan, informasi.

2.    Hubungan Advokat dan klien


Hubungan antara pengemban profesi denga klien atau pasien adalah
hubungan yang personal yaitu hubungan antara subjek pendukung nilai yang
bersipat horizontal,antara dua pihak yang secara formal yuridis kedudukannya
sama.namun,sesungguhnya dalam substansi hubungan antara penenban profesi
dank lien atau pasien,secara sosia psikologikal terhadap ketidak
seimbangan.pengemban profesi memiliki dan menjalankan otoritas professional
terhadap kliennya yang bertumpu pada kompetensi teknikkal yang lebih
superior.klien tidak memiliki kompetensi teknikal atau tidak berada dalam posisi
untuk menilai secara obyektif pelaksaannya,kompetensi teknikal mengemban
profesi yang di minta pelayanan profesionalnya.karena itu klien berada dalam

7 Etika profesi hukum


posisi tidak ada pilihan lain kecuali untuk mempercayai pengemban profesi
terkait.klien harus mempercayai bahwa pengemban profesi akan memberikan
pelayanan profesionalnya secara bermutu dan bermanfaat serta tidak akan
menyalah gunakan situasinya,melainkan secara bermartabat.dan secara
bermartabat akan mengarahkan seluruh pengetahuan dan heahlian berkeilmuannya
dalam menjalankan jasa profesinya.
Sehubungan dengan nilai nilai dan kepentingan yang terlibat di
dalamnya,maka pengemban profesi itu menuntut bahwa pengemban profesi dalam
melaksanakan pelayanannya profesionalnya dijiwai sikap etika tertentu.pengmban
profesi itu disebut etika profesi.Etika prefesi pada hakikatnya adalah kesanggupan
untuk secara seksama berupaya memenuhi kebutuhan pelayanan professional
dengan kesungguhan, keccermatan dan keseksamaan mengupayakan pengerahan
keahlian dan kemahiran berkeilmuandalam rangka pelaksanaan kewajiban
masyarakat sebagai keseluruhan terhadap para warga masyarakat yang
membutuhkannya,yang bermuatan empat kaidah pokok.Pertama,profesi harus di
pandang dan di hayati sebagai suatu pelayanan dengan tidak mengacu
pamrih.Kedua,selaku mengacu pada kepentingan atau nilai nilai luhur sebagai
norma kritik yang bermativasi sikap dan tindakan.Ketiga,berorientasi pada
masyarakat sebagai keseluruhan.Keempat,semangat solidaritas antar sesame rekan
seprofesi demi menjaga kwualitas dan martabat profesi.

3.    Undang undang yang mengatur kode etik advokat Indonesia


 Undang undang Nomor 18 Tahun 2003 tentang Advokat.
 Pasal 1 huruf a,b dan c UU advokat,tentang pengertian
Advokat,Klien,dan Teman sejawat;
 Pasal 6,Pasal 7,Pasal 8 UU advokat,tentang tindakan,jenis tindakan
yang di kenakan oleh dewan kehormatan;
 Pasal 26 dan pasal 27 UU advokat tentag kewenagan organisasi
advokat dan dewan kehormatan;
 Pasal 29 ayat (1) UU advokat tentang di tetapkan dan di
jalankannya kode etik bagi para anggota;

8 Etika profesi hukum


 Pasal 27 ayat (5) UU advokat mengatur bahwa ketentuan lebih
lanjut mengenai susunan,tugas,dan kewenangan dewan kehormatan
Organisasi diatur dalam kode etik;
 Pasal 26 ayat (2) UU advokat wajib tunduk dan mematuhi kode
etik profesi advokat dan ketentean dewan kehormatan organisasi
advokat;
 Pasal 21 UU advokat,kode etik ini adalah peraturan tentang kode
etik dan ketentuan tentang dewan kehormatan bagi mereka yang
menjalankan profesi advokat sebagai satu satunya koe etik yang di
berlakukan dan berlaku di Indonesia.

9 Etika profesi hukum


BAB IV

PENUTUP

4.1. Kesimpulan

Advokat adalah orang yang berpraktek memberi jasa hukum, baik didalam
maupun di luar pengadilan yang memenuhi persyaratan berdasarkan undang-
undang yang berlaku, baik sebagai Advokat, Pengacara, Penasehat Hukum,
Pengacara praktek ataupun sebagai konsultan hukum.
Klien adalah orang, badan hukum atau lembaga lain yang menerima jasa dan atau
bantuan hukum dari Advokat.
Maksud dan tujuan kode etik ialah untuk mengatur dan memberi kausalitas
kepada pelaksanaan profesi serta untuk menjaga kehormatan dan nama baik
organisasi profesi serta untuk melindungi public yang memerlukan jasa-jasa baik
professional. Kode etik jadinya merupakan makanisme pendisiplinan, pembinaan,
dan pengontrolan etos kerja anggota-anggota profesi
.. 

4.2. Saran

Dalam karya ilmiah ini penulis berkeinginan supaya karya ilmiah ini
bermanfaat bagi pembaca dan dapat menambah pengetahuan tentang Advokat
yang terdapat pada mata kuliah ETIKA PROFESI HUKUM.

10 Etika profesi hukum


DAFTAR PUSTAKA

.
Herdy mulyana,Etika profesi Hukum sesi 10,tanggung jawab profesi dan etika
advokat,Tasikmalaya,hal 51

http://makalahdanskripsi.blogspot.com/2008/07/etika-profesi-kode-etik.html

http://www.informasiahli.com/2016/04/pengertian-advokat-dan-etika-profesi-
advokat.html

https://www.scribd.com/doc/266790737/Materi-Ke-Advokat-An

http://www.academia.edu/8950534/
MAKALAH_ETIKA_DAN_TANGGUNG_JAWAB_PROFESI_ADVOKAT

http://makalahdanskripsi.blogspot.com/2008/07/etika-profesi-kode-etik.html

11 Etika profesi hukum

Anda mungkin juga menyukai