Disusun Oleh :
KHAIRIL HAFIDZ
1408015005
Kelas A
FAKULTAS HUKUM
UNIVERSITAS MULAWARMAN
SAMARINDA
2016
ABSTRAK :
Dalam menjalankan profesi sebagai advokat tentu tidak lepas
dari yang namanya beretika dan bertanggung jawab dalam
menjalankan profesinya, undang-undang Republik Indonesia Nomor 18
Tahun 2003 tentang advokat bahwa organisasi advokat wajib
menyusun kode etik advokat untuk menjaga martabat dan kehormatan
profesi advokat sebagai profesi yang terhormat dan mulia sehingga
setiap advokat wajib tunduk dan mematuhi kode etik tersebut.
Didalam tulisan kali ini paper saya mendeskripsikan, dan akan
menjelaskan agar kita lebih memahami lagi bagaimana advokat dalam
beretika dan bertanggung jawab di pengadilan atau bagaimana
beretika kepada klien dan bahkan ke teman sejawat.
Didalam tulisan ini dan untuk lebih mempertajam pemahaman
kita tentang bagaimana cara beretika dan bertanggung jawab yang
baik dan benar saya dan kelompok melakukan wawancara ke salah
satu kantor advokat di samarinda di jalan Letjen Soeprapto komp.ruko
century No.07 Samarinda, mengutip wawancara dari seorang advokat
dari Bapak Parlindungan Pasaribu, SH.,MH.,MA,. Bapak Parlindungan
Pasaribu, SH.,MH.,MA, sudah melakukan profesi advokat/pengacara di
samarinda sudah selama 26 tahun. beliau sudah berpenggalaman
dalam menyelesaikan masalah-masalah hukum terkait profesinya
sebagai advokat/pengacara. Menurut beliau etika itu ada yang tidak
tertulis dan ada yang dibuat dalam bentuk tertulis dalam beretika,
bukan hanya apa yang telah diatur dalam undang-undang yang diatur
dalam kode etik tetapi juga apa yang dilakoni secara adat istiadat yang
berlaku didalam kelompok masyarakat tertentu didaerah tersebut
itulah kode etik.
Dari pertanyaan dan semua penjelasan dari bapaknya
bagaimana cara beretika dan bertanggung jawab baik dan benar
dalam profesi hukum advokat dan selama menjadi advokat apakah
pernah terjadi pelanggaran dan bagaimana bentuk dari pelanggaran
tersebut, berikut ulasan dan pejelasan dari paper saya.
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Undang-undang Dasar Republik Indonesia tahun 1945
menyatakan bahwa Negara Indonesia adalah negara hukum. Prinsip
negara hukum yaitu menuntut adanya jaminan kesederajatan bagi
setiap orang di hadapan hukum (equality before the law). Oleh karena
itu, Undang-undang Dasar juga menentukan bahwa setiap orang
berhak atas pengakuan, jaminan, perlindungan, dan kepastian hukum
yang adil serta perlakuan yang sama di hadapan hukum. Dalam usaha
mewujudkan prinsip tersebut dalam kehidupan bermasyarakat dan
bernegara, peran dan fungsi advokat sebagai profesi yang bebas,
mandiri, dan bertanggung jawab merupakan hal yang penting
disamping lembaga peradilan dan instansi penegak hukum lainnya
seperti polisi, jaksa, dan hakim.
Advokat sebagai nama resmi profesi dalam sistem peradilan kita,
pertama ditemukan dalam ketentuan Susunan Kehakiman dan
Kebijaksanaan Mengadili (RO). Advokat itu merupakan asal dari kata
Advocaat (Belanda) yakni seseorang yang telah resmi diangkat untuk
menjalankan profesinya setelah memperoleh gelar meester in de
rechten (Mr). Lebih jauh lagi, sesungguhnya akar kata itu berasal dari
kata latin advocare, advocator. Oleh karena itu, hampir di setiap
bahasa di dunia istilah itu dikenal.
Kemandirian dan kebebasan yang dimiliki oleh profesi advokat
harus diikuti oleh adanya tanggung jawab dari masing-masing advokat
dan organisasi profesi yang menaunginya. Sebagaimana yang telah
diamanatkan oleh Undang-undang No. 18 Tahun 2003 tentang
Advokat, bahwa organisasi advokat wajib menyusun kode etik advokat
untuk menjaga martabat dan kehormatan profesi advokat sebagai
profesi yang terhormat dan mulia (officium mobile), sehingga setiap
advokat wajib tunduk dan mematuhi kode etik tersebut. Dalam
pembukaannya, Kode Etik Advokat Indonesia menyatakan bahwa kode
etik tersebut sebagai hukum tertinggi dalam menjalankan profesi
advokat, yang menjamin dan melindungi namun juga membebankan
kewajiban kepada setiap advokat untuk jujur dan bertanggun jawab
dalam menjalankan profesinya baik kepada klien, pengadilan, negara,
atau masyarakat, dan terutama kepada dirinya sendiri. Dan untuk
melakukan pengawasan terhadap pelaksanaan kode etik tersebut,
maka organisasi advokat membentuk suatu dewan kehormatan yang
juga berwenang untuk memeriksa dan mengadili perkara pelanggaran
kode etik yang dilakukan oleh advokat.
Namun dalam pembahasan saya kali ini tidak menuntut
kemungkinan profesi dari advokat ini bisa saja melakukan
pelanggaran dalam kode etik sebagai advokat atau penasehat hukum.
maka dari itu tugas tulisan dari saya kali ini akan membahas
pelanggaran apa saja yang pernah terjadi dan bagaimana bentuk dari
pelanggarannya.
B. Tujuan
Tujuan dari paper dan tulisan ini adalah untuk memenuhi tugas
kuliah etika dan tanggung jawab profesi hukum. lebih memahami lagi
apa yang menjadi dasar dibentuknya etika dan tanggung jawab profesi
hukum terutama adalah profesi advokat sebagai penasehat hukum dan
juga membuka pemikiran kita apakah pernah terjadi pelanggaran
terutama profesi advokat diindonesia ini, maka dari itu apa-apa saja
pelanggarannya dan bagaimana bentuk pelanggarannya dan
penanggananya agar terhidar dari penyimpangan kode etika dalam
profesi advokat
C. Manfaat
Menambah ilmu lebih dalam terhadap matakuliah etika dan
tanggung jawab profesi hukum terutama advokat.
D. Penelitian Terkait
Dalam menyusun dan menulis untuk mendasari suatu karya tulis
saya ini saya menggambil dari berbagai buku-buku literatur dan
informasi sumber dari internet dan beberapa penelitian dilapangan
terkait masalah ini.
Wawancara terkait dengan mata kuliah etika & tanggung
jawab profesi hukum ADVOKAT oleh Bapak Parlindungan
pasaribu, SH.,MH.,MA, Beliau berpendapat bahwa mata kuliah etika
dan tanggung jawab profesi hukum advokat ini sangat penting
bagaimanapun mahasiswa harus melakukan perkuliah dengan tujuan
dalam melakukan penelitian terjun langsung kelapangan menanyakan
sendiri datang kekantor advokat dan menanyakan langsung terkait
membedah lebih dalam lagi terhadap profesi advokat bagaimana etika
dan tanggung jawab profesi itu dilaksanakan dilapangan.
BAB II
PEMBAHASAN
1. Pengertian Advokat
Dalam Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2003, Advokat
adalah orang yang berprofesi memberi jasa hukum, baik di
dalam maupun di luar pengadilan yang memenuhi persyaratan
berdasarkan ketentuan Undang-Undang ini.
Sedangkan menurut Kode Etik Advokat adalah orang yang
berpraktek memberi jasa hukum, baik didalam maupun diluar
pengadilan yang memenuhi persyaratan berdasarkan undang-
undang yang berlaku, baik sebagai Advokat, Pengacara,
Penasehat Hukum, Pengacara praktek ataupun sebagai konsultan
hukum.
Pendapat lain juga berkata bahwa advokat adalah
seseorang atau mereka yang melakukan pekerjaan jasa bantuan
hukum termasuk konsultan hukum yang menjalankan
pekerjaannya baik dilakukan diluar pengadilan dan atau didalam
pengadilan bagi klien sebagai mata pencariannya.
9 Wawancara dengan Bapak Parlindungan Pasaribu, SH.,MH.,MA, 2016. Etika dan tanggung
jawab profesi advokat. Samarinda, kantor Advokat. Pertanyaan ; Pelanggaran kode etik,
apakah bapak pernah mendengar atau mengetahui terkait dengan pelanggaran kode etik
itu sendiri dalam profesi advokat.
paris yang berbicara melalui media elektronik tapi tidak dibawa ke
dewan kehormatan tapi kenyataan tidak ada yang kena hukum berarti
tidak ada yang membawakan tapi itu menurut bapak parlindungan
pasaribu dari kode etik PERADI itu tidak bisa seperti membicarakannya
melalui media cetak maupun media elektronik itu melanggar.10
Organisasi itu ada disana dewan kehormatan yang namanya DPD
tingkat povinsi itu tingkat pertama nanti kalau ada yang tidak
sependapat itu bisa banding sekaligus putusan akhir yaitu di DPD jadi
dewan kehormatan ada 2, satu di DPD satu di DPT.11
Kalau ada pidananya itu berarti dia tidak sedang dalam melakukan
tugas karena kode etik itu tidak menyangkut pidana, di dalam kode
etik itu menyatakan bahwa pengacara itu tidak bisa dipidana maupun
diperdata didalam undang-undang nomor 18 tahun 2003 tentang
advokat tapi ada seseorang melaksanakan tugas pembelaan tapi dia
diluar melakukan melaksanakan tugas, melaksanakan tugas karena
diberikan kuasa tapi dia tidak melaksanakan tugas pada saat yang
kuasa itu tapi diluar misalnya dia menyogok hakim kan itu diluar tidak
ada diminta disurat kuasa dibuat itu karena itu dilarang oleh undang-
undang emangnya bisa dikausakan untuk mencuri, membunuh,
menyuap dan sebagainya tidak bisa memberikan kuasa seperti tadi
karena yang dibolehkan adalah yang dibenarkan hukum misalnya
kalau pun klien pembunuh, pencuri harus membela berdasarkan
kuasanya dalam melaksanakan tugas. maka dewan kehormatan tidak
ada mengadili masalah pidana tetapi seandainya itu bukan masalah
10 wawancara dengan Bapak Parlindungan Pasaribu, SH.,MH.,MA, 2016. Etika dan tanggung
jawab profesi advokat. Samarinda, kantor Advokat. Pertanyaan ; Terkait pelanggaran diatas
itu dalam bentuk pelanggaran kode etik seperti apa.
DAFTAR PUSTAKA
www.Hukumonline.com
12 Ibid- Pertanyaan ; Untuk penangananya sendiri apakah ada yang sampai terkena pidana
dari pelanggaran kode etik itu