DISUSUN OLEH :
0219053221
REG 2 SEMESTER 6
FAKULTAS HUKUM
UNIVERSITAS PEKALONGAN
BAB I PENDAHULUAN
Proses hukum menjadi ajang beradu teknik dan keterampilan. Siapa yang lebih
pandai menggunakan hukum akan keluar sebagai pemenang dalam berperkara.
Bahkan, advokat dapat membangun konstruksi hukum yang dituangkan dalam
kontrak sedemikian canggihnya sehingga kliennya meraih kemenangan tanpa
melalui pengadilan. Pada zaman modern seperti sekarang ini tidak jarang
kejahatan yang kerap kali terjadi belakangan ini motivnya karena keadaan
ekonomi, sosial maupun moral. Selain itu juga kejahatan membuat masyarakat
menjadi resah dan takut serta dapat pula merusak tatanan hidup masyarakat.
Dengan semakin terbukanya mata masyarakat terhadap masalah hukum maka
peran advokat menjadi semakin penting. Hal ini menempatkan kedudukan advokat
menjadi sama pentingnya dengan lembaga penegakan hukum lainnya seperti
Kepolisian, Jaksa dan Hakim.
Advokat sebagai salah satu aparat penegak hukum tentu memiliki Hak dan
Kewajiban yang perlu diperhatikan secara hati-hati dan hati-hati. Seorang Advokat
tentu tidak hanya memperhatikan haknya untuk memperoleh Honorarium,
namun juga perlu memperhatikan kewajiban lainnya baik yang ada dalam Kode
Etik Advokat Indonesia maupun Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2003 tentang
Advokat.
Sebagai profesi yang nyata, seluruh Advokat wajib tunduk kepada Kode Etik
Advokat Indonesia. Dalam kode etik yang disahkan pada tanggal 23 Mei 2002,
dijelaskan dalam Pembukaan, bahwa :
Oleh karena itu, setiap Advokat harus menjaga citra dan kehormatan
kehormatan profesi, serta setia dan menjunjung tinggi Kode Etik dan Sumpah
Profesi, yang pelaksanaannya dilakukan oleh Dewan Kehormatan sebagai suatu
lembaga yang eksistensinya dan harus diakui setiap Advokat tanpa suatu profesi
yang mana ia berasal dan menjadi anggota, yang pada saat mengucapkan Sumpah
Profesi-nya saat konser dan kepatuhannya terhadap Kode Etik Advokat yang
berlaku.
Dengan demikian Kode Etik Advokat Indonesia adalah sebagai hukum tertinggi
dalam menjalankan bisnis, yang menjamin dan melindungi namun membebankan
kewajiban kepada setiap Advokat untuk jujur dan bertanggung jawab dalam
menjalankan profesinya baik kepada klien, pengadilan, atau masyarakat dan
terutama kepada dirinya sendiri.”
Dalam Kode Etik Profesi Advokat, seorang Advokat wajib untuk memperhatikan
beberapa hal penting seperti tentang Kepribadian Advokat, Bagaimana Hubungan
dengan Klien, Bagaimana Hubungan dengan Teman Sejawat, serta bagaimana
cara bertindak menangani perkara. Dalam UU Advokat dijelaskan lebih lanjut
bahwa advokat memiliki Hak dan Kewajiban. Hal ini dijelaskan dalam BAB IV Hak
dan Kewajiban Advokat Pasal 14 sampai dengan Pasal 20, BAB VI Bantuan
Hukum Cuma-Cuma Pasal 22 Ayat (1), BAB VIII Atribut Pasal 25, serta BAB IX
Kode Etik dan Dewan Kehormatan Advokat Pasal 26 Ayat ( 2) sebagai berikut :
Pasal 14
Pasal 16
Advokat tidak dapat berjalan baik secara perdata maupun pidana dalam
menjalankan tugas profesinya dengan iktikad baik untuk kepentingan pembelaan
Klien dalam sidang pengadilan.
Pasal 17
Pasal 18
(2) Advokat tidak dapat diidentifikasi dengan Kliennya dalam membela perkara
Klien oleh pihak yang khusus dan/atau masyarakat.
Pasal 19
(1) Advokat wajib merahasiakan segala sesuatu yang diketahui atau diperoleh
dari Kliennya karena hubungan profesinya, kecuali ditentukan oleh
Undangundang.
Pasal 20
(2) Advokat memegang jabatan lain yang mengabdikan diri sedemikian rupa
sehingga merugikan profesi Advokat atau mengurangi kebebasan dan kebebasan
dalam menjalankan tugas profesinya.
(3) Advokat yang menjadi pejabat negara, tidak melaksanakan tugas profesi
Advokat selama memangku jabatan tersebut.
ATRIBUT
Pasal 25
Advokat wajib tunduk dan mematuhi kode etik profesi Advokat dan ketentuan
tentang Dewan Kehormatan Organisasi Advokat.
2. Ada atau tidak ada kendala bagi kepolisian dalam menangani advokat yang
malpraktek?
D. Manfaat Penelitian
1. Bagi penulis, dalam rangka memperoleh gelar kesarjanaan, agar nantinya
penelitian yang saya lakukan ini dapat berguna untuk menambah ilmu dan
pengetahuan yang mendalam tentang advokat.
E. Keaslian Penelitian
Dengan ini penulis menyatakan bahwa Penulis Hukum / ini merupakan hasil karya
asli penulis, bukan merupakan duplikasi ataupun plagiasi dari hasil karya penulis
lain. Penelitian yang saya lakukan adalah mengenai advokat. Dalam mengutip hasil
karya pendapat para ahli di bidang hukum ini, saya selaku peneliti juga
mencantumkan sumbersumber yang saya peroleh yang nantinya akan saya tuangkan
ke dalam catatan kaki yang mana sumber tersebut merupakan pelengkap dari hasil
karya tulis yang akan saya gunakan untuk menunjang penelitian ini agar mendapat
hasil yang maksimal. Demikian uraian singkat mengenai proses penelitian saya. F.
Batasan Konsep Berdasarkan uraian penulisan hukum diatas oleh penulis yaitu
“Peran polri terhadap malpraktek advokat di yogyakarta”.Perlu diketahui batasan
konsep atau pengertian istilah yang berkaitan dengan penulisan hukum ini.
1. Peran menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah perangkat tingkah yang
diharapkan dimiliki oleh orang yang berkedudukan dalam masyarakat. Serta
menurut Kamaus Besar Bahasa Indonesia adalah ikut, turut.
2. Kepolisian adalah segala hal-ihwal yang berkaitan dengan fungsi dan lembaga
polisi sesuai dengan peraturan perundang-undangan.
3. Advokat menurut Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2003 Pasal 1 butir 1
tentang advokat adalah orang yang berprofesi memberi jasa hukum, baik
didalam maupun diluar pengadilan yang memenuhi persyaratan berdasarkan
ketentuan UndangUndang ini.
4. Malpraktek adalah perilaku tidak baik/buruk, yang terjadi dari tugas profesi,
malpraktek bisa juga dinyatakan mencakup pelanggaran etika, pelanggaran
hukum dan pelanggaran terhadap disiplin yang berhubungan dengan tugas
profesi.
G. Metode Penelitian
1. Jenis penelitian Penelitian hukum ini merupakan penelitian yuridis normatif yaitu
dengan melakukan pengkajian dan pengolahan data dengan bertitik tolak pada aspek
hukum dilakukan dengan cara meneliti Kode Etik Advokat dan Peraturan perundang-
undangan No.18 Tahun 2003 tentang advokat dengan didukung oleh fakta-fakta yang
ada di lapangan yang berupa pendapat lisan maupun tertulis dari para narasumber
yang terkait dengan penelitian ini.
2. Sumber data Dalam penelitian hukum lazim dibedakan antara sumber data
sekunder dan yang langsung diperoleh dari responden/data primer.
1) Bahan hukum primer, yaitu bahan hukum yang mempunyai kekuatan yang
mengikat, berupa norma hukum peraturan perundang-undangan yaitu :
2) Bahan hukum sekunder yang diperoleh dari literatur buku serta internet.
a. Studi Kepustakaan, yaitu suatu cara untuk mengumpulkan data berupa buku,
pendapat ahli, dan sumber-sumber resmi terkait dengan permasalahan hukum yang
diteliti.
c. Narasumber pada penelitian ini adalah individu ataupun instansi yang berwenang
dan mempunyai keterkaitan dengan permasalahan yang menjadi objek penelitian
Berdasarkan data yang diperoleh dan dikumpulkan dari hasil penelitian maka penulis
akan melakukan analisis secara deskriftif kualitatif yaitu menggambarkan data yang
diperoleh tanpa memperhitungkan angka-angka yang bersifat statistik. Dalam
menganalisa data yang diperoleh digunakan metode berpikir induktif yaitu pola
berpikir yang berawal dari hal-hal yang khusus kemudian ditarik menjadi hal-hal
yang bersifat umum.
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Advokat adalah orang yang mendampingi pihak yang berperkara. Tugas utama
advokat adalah memastikan klien yang didampingi mendapatkan hak-hak yang
semestinya dalam melakukan tindakan hukum.
2. Hak dan kewajiban advokat menurut Pasal 14, 15, 16, 17, 18, 19, 20 Undang-
Undang Nomor 18 Tahun 2003 tentang Advokat.