Anda di halaman 1dari 7

PRAKTEK NEGOSIASI, MEDIASI DAN ARBITRASE

REGULER II SORE SEMESTER 7

Nama Kelompok :
Adhelia Putri Prastesya – 0219053631
Anang Kurniawan - 0219054971
Ataliya Mazaya – 0219055091
Isna Rizkiyah – 0219052951
Kurnia Nova Saputra - 0219053221
Mutia Zahra – 0219053581
Nida Ilma Nabila – 0219054021
Rizal Prasetyo Ortega – 0219053661
Umi Zahro – 0219053341
Soeviko Prisanda A - 0219054091
DIALOG MEDIASI WANPRESTASI HUTANG – PIUTANG DI LUAR
PENGADILAN

Mediator :Selamat siang bapak bapakyang saya hormati,sebelum kita melakukan


mediasi,ijinkan saya memperkenalkan diri terlebih dahulu, nama saya Mutia Zahra SH.MH
sebagai mediator yang telah dipilih bapak dan ibu. Selanjutnya kepada bapak dan ibu saya
berikan kesempatan untuk memperkenalakan diri masing – masing.

Penggugat : Perkenalkan nama saya Rizal sebagai penggugat dalam kasus ini.
Tergugat : Dan perkenalkan nama saya Prasetyo tergugat dalam kasus ini.
Mediator : Baiklah langsung saja saya jelaskan bahwa berdasarkan peraturan mahkamah
agung nomor 1 tahun 2008 tentang prosedur mediasi di pengadilan dalam pasal 4 di sebutkan
bahwa semua sengketa perdata di ajukan tingkat pertama wajib lebih dahulu di upayakan
penyelesaiannya melalui perdamaian dengan bantuan seorang mediator . Dan pada sidang bapak
bapak kali ini telah sepakat telah menunjuk saya sebagai mediator dalam kasus ini. Selanjutnya
saya akan menerangkan tentang mediasi. Mediasi adalah suatu alternatif penyelesaian sengketa
dimana kedua belah pihak saling berdialog, berunding untuk menentukan titik temu. Saya selaku
sebagai mediator akan memfasilitasi negosiasi ini. Namun sebelum saya memulai mediasi saya
akan menjelaskan tahapan – tahapan mediasi diantaranya :
1. Saya memberikan penyelesaian kepada para pihak untuk bergantian
2. Saya akan mencari kesepahaman awal dari kedua belah pihak
3. Saya mendefisinisikan,menentukan agenda pembicaraan.
4. Setelah itu kita masuk dalam tahap negosiasi
5. Apabila negosiasi mencari kesepakatan kita akan menyusun kesepakatan akhir. Baiklah
bapak balak apakah setuju dengan kesepakatan tersebut?

Penggugat : Saya setuju Bu


Tergugat : Saya juga setuju, Bu
Mediator : Baiklah kita mulai mediasi pagi ini,bagaiamana kalau kita mendengar dari Bapak
Rizal terlebih dahulu untuk menyampaikan keteranganya? Bagaimana bapak Prasetyo, apakah
setuju?
Tergugat : Iya silahkan Bu
Mediator : Silhahkan bapak Rizal
Penggugat : Terimakasih Bu atas kesempatanya, begini. Bapak Prasetyo ini sampai saat ini
masih terikat hutang-piutang dengan saya sebesar Rp. 80.000.000 ( delapan puluh juta rupiah ).
Padahal di dalam surat perjanjian Bapak Prasetyo ini sepakat untuk melunasi semua hutang-
piutang beserta bungannya pada tanggal 6 januari 2022. namun sampai pada saat jatuh tempo
tergugat tidak mau melunasi hutangnya. saya telah beberapa kali melayangkan Somasi kepada
tergugat namun sampai sekarang saya tidak mendapatkan kejelasan apa-apa dari bapak Prasetyo
ini,
Mediator : Baiklah artinya bapak kecewa atas kejadian ini?
Penggugat : Sangat, sangat, sangat kecewa, Bu
Mediator : Dan Bapak menginginkan agar pembayaran cepat dilakukan, betul begitu, Pak
Rizal ?
Penggugat : Iya betul bu, karena hutang bapak Prasetyo ini terbilang cukup besar, dan dalam
surat perjanjian bapak Prasetyo ini sudah sepakat untuk segera melunasi hutang-piutang beserta
Bunganya saat jatuh tempo.
Mediator : Baiklah setelah kita mendengar penjelasan dari bapak Rizal. Selanjutnya saya
berikan kesempatan bapak Prasetyo untuk menyampaikan hal – hal yang perlu kita ketahui.
Silahkan, pak?
Tergugat : Terus terang saya sangat kecewa atas tindakan bapak Rizal ini. Apakah iya tidak
ada jalan lain selain melakukan gugatan,masih banyak jalan alternative seperti berunding antara
saya dan Bapak Rizal, dan saya pikir lebih dewasa untuk mendapatkan jalan keluar yang baik.
Tanpa mencederai harga diri saya.
Penggugat : Pak Prasetyo, jangan berdalih, saya itu sudah tiga kali, Saya melayangkan surat
teguran terhadap bapak. Kalau bapak memang ada iktikad baik seharusnya bapak memberikan
respon yang baik, bukan justru berdiam diri dan memberikan kesan tidak bertanggung jawab.
Saya memberikan kelonggaran waktu dari bulan Januari hinggal akhir Oktober, namun bapak
tidak ada niatan untuk melunasi hutang Bapak.
Mediator : Bapak-bapak harap tenang, kalau pihak satu bicara maka pihak lain harus
mendengarkan agar kita dapat mengerti apa kemauan dari masing-masing pihak. Kalau bapak-
bapak tetap seperti maka tahap mediasi ini tidak bisa di lanjutkan. Bagaimana apakah mau di
lanjutkan aatau tidak?
Penggugat : Maaf Bu saya sedikit emosi
Mediator : Baiklah, silahkan bapak Prasetyo di lanjutkan penjelasannya.
Tergugat : Jadi begini Bu saya menyadari betul atas keterlambatan pelunasan ini, namun
saya juga tidak membenarkan atas tindakan bapak Baharudin dengan menggugat saya, karena
gugatan ini nama baik saya tercoreng.
Mediator : Oh, jadi usaha bapak kurang di hargai dan perlu menjaga nama baik Bapak
Prasetyo. kemudian bapak menginginkan kedua pihak menjaga nama baik. Apakah benar bapak?
Tergugat : Iya Bu sangat benar . Itu yang saya sangat harapkan.
Mediator : Setelah saya mendengar penjelasan dari pihak Bapak Rizal dan bapak Prasetyp. Saya
menemukan ada beberapa kesepahaman awal yaitu :
1. Bapak dan ibu menginginkan adanya hubungan baik.
2. Bapak dan ibu menginginkan agar masalah cepat terselesaikan. Begitu kan yang bapak-
bapak maksud ?
P&T : Betul, Bu.
Mediator : Baiklah selanjutnya seperti bapak Rizal dan bapak Prasetyo ungkapkan bahwa
sebelum perkara ini terjadi. Sebenarnya Bapak Rizal menganggap Prasetyo sebagai terutang
yang dapat di percaya dan sebaliknya pihak bapak Prasetyo menganggap bapak Rizal sebagai
pemberi hutang yang bisa di ajak kerja sama. Kalau boleh saya bertanya kemungkinan
kelanjutan hutang-piutang tersebut di kemudian hari.
Penggugat : Seperti yang sudah saya jelaskan, bapak Prasetyo harus sesegera mungkin dapat
melunasi hutang-hutangnya, karena ini sudah lewat jauh jatuh temponya.
Mediator : Baik , jadi bapak Rizal menginginkan agar terhutang cepat melunasi, benar kan
Pak ?
Penggugat : iya benar Bu
Mediator : Baik, mengenai penjelasan dari bapak Rizal, apakah pihak bapak Prasetyo ada
tanggapan?
Tergugat : Iya Bu, sebenarnya saya sangat kecewa terhadap bapak Rizal karena terlalu
gegabah mengambil tindakan mediasi,masalah ini kan bisa dibicarakan secara kekeluargaan dan
dengan cara baik – baik.
Mediator : Dari penjelasan bapak dan ibu saya dapat menyimpulkan bahwa jika masalah
hutang-pitang cepat diselesaikan, maka hubungan baik antara bapak Rizal dan bapak Prasetyo
dapat di lanjutkan. benar kan pak?
P&T : iya benar Bu !
Mediator : Baiklah, jika demikian ada iktikat baik antara kedua belah pihak untuk
menyelesaikan masalah ini, selanjutnya ijinkan saya untuk menulis definisi permasalahan.
Mediator menuliskan defini permasalahan di papan tulis yang telah di sediakan,definisi
permaslahan tersebut ada 2 diantaranya :
1. Bagaimana menjaga nama baik atau hubungan baik antara kedua belah pihak?
2. Bagaimanakah menyelesaikan pembayaran tersebut?
Mediator : Dari ke dua point tersebut yang ingin bapak bahas terlebih dahulu yang mana?
bagaimana Bapak Rizal?
Pengggugat : Yang jelas saya menginginkan bapak Prasetyo sesegera mungkin dapat melunasi
hutang-hutangnya.
Mediator : Baiklah Pak, selanjutnya bapak Prasetyo bagaimana menurut bapak ?
Tergugat : Terus terang Bu, mengenai pelunasan hutang-piutang ini saya mendapatkan
kesulitan. Saya pikir kita bahas nama baik dulu
Mediator : Bagaimana bapak Rizal apakah dari pihak bapak ada pertimbangan lain?
Penggugat : Iya Bu, saya setuju,untuk membicarakan nama dulu.
Mediator : bagaimana agenda pertama membahas nama baik atau hubungan baik antara
Bapak Rizal dan bapak Prasetyo selanjutnya baru mengenai pembayaran. Apakah Bapak-bapak
setuju ?
P&T : iya saya setuju Bu

Pemecahan Masalah
Mediator : Setelah kedua pihak setuju untuk membicarakan nama baik terlebih dahulu,maka
selanjutnya saya berikan kesempatan bagi bapak dan bapak mengajukan usulan mengenai
pemecahan masalah ini. Kira-kira siapa yang terlebih dahulu mau mengemukakan usulannya?
Apakah bapak Rizal dan Bapak Prasetyo mempunyai usul untuk penyelesaian masalah ini?
Penggugat : Sebetulnya hubungan saya dengan bapak Prasetyo ini sebelumnya cukup baik,
sehingga saya percaya bemberi pinjaman unagn dengan jumlah yang cukup besar, namun pada
kenyataannya bapak Prasetyo ini justru memanfaatkan kebaikan saya. Hal ini yang sulit saya
terima.
Tergugat : Dalam hal pelunasan utang-utang pasti akan saya lunaskan pembayarannya
namun, saya harap tidak dalam waktu dekat ini, karena saya sedang mengalami kesulitan dalam
keuangan dan saya mengharapkan pengertian dari Bapak Rizal.
Mediator : Apakah bapak Prasetyo memiliki usulan untuk memberikan kepastian
pembayaran kepada Bapak Rizal?
Tergugat : Bagaimana kita melakukan perjanjian tertulis yang memuat mengenai
bagaimana cara pembayarannya? terus berapa jumlah yang harus di bayar serta tenggang waktu
yang di butuhkan. saya rasa itu sudah cukup.
Penggugat : Iya saya sangat setuju sekali. Mengenai apa yang kita tuangkan pada perjanjian
tersebut, bukan begitu Bu Mediator ?
Mediator : Baiklah sebelumnya kalau boleh saya menyampaikan baik bapak Prasetyo dan
bapak Rizal sama -sama menginginkan adanya kelanjutan hubungan baik di kemudian hari,
namun masih membutuhkan waktu untuk memikirkan cara terbaik mengenai pelunasan
pembayaran di kemudian hari yang dapat diterima dari kedua belah pihak. Bagaimana kita
membahas usulan nomor satu yaitu melanjutkan untuk menjaga nama baik atau tetap
berhubungan baik. Apakah bapak-bapak memiliki usulan untuk masalah ini ?
Tergugat : Yang jelas untuk selanjutnya seharusnya Bapak Baharudin tidak mengambil tindakan
gegabah semacam ini, kalau masalah ini bisa dibicarakn dengan baik – baik. Dengan begitu saya
juga akan membayar hutang tersebut dan saya berjanji saya tidak akan menjelek – jelekan Bapak
Rizal.
Mediator : Baik, saya melihat bapak Prasetyo beritikat untuk menjaga nama baik masing-
masing pihak. selanjutnya bagaimana tanggapan Bapak Rizal, silahkan Pak!
Penggugat : Ya, pada dasarnya saya juga tidak menginginkan hal-hal seperti ini terjadi, kalau
memang ada kejelasan dari pihak bapak Prasetyo mengenai pelunasan utang-piutang ini.
Mediator : Baik dari penjelasan para pihak saya melihat bapak Rizal dan Bapak Prasetyo
sepakat untuk tetap menjaga nama baik atau hubungan baik. Selanjutnya kita beranjak ke
permasalahan nomor 2 yaitu tentang kewajiban pelunasan hutang-piutang. Bagaimana, ada
tanggapan dari pihak Bapak Prasetyo?
Tergugat : Mengenai pelunasan hutang piutang ini, saya pasti akan segera melunasi hanya saja
seperti yang saya sampaikan sebelumnya, saya mohon kesabaran Bapak Rizal, karna saya menita
penundaan pembayaran sampai 3 bulan kedepan.
Mediator : Bagaimana bapak Rizal? Dari pihak bapak Prasetyo sudah memberikan kepastian
soal pembayaran. Ada tanggapan, Bapak?
Penggugat : Baik tidak jadi masalah, asalkan 3 bulan kedepan saya mau semua piutang sudah
lunas beserta bunganya.
Mediator : Ok, jadi begini pihak bapak Rizal ini membutuhkan kepastian dari bapak Prasetyo.
Apakah Bapak Prasetyo bisa menjamin bahwa semua hutang bapak pada tiga bulan kedepan
dapat di lunaskan?
Tergugat : iya, Bu jadi begini awal saya berhutang kepada bapak Rizal ini untuk keperluan
penambahan modal usaha saya, jadi untuk 3 bulan kedepan usaha saya akan ada banyak
perkembangan, dan saya akan melunasi saat itu juga.
Mediator : Menurut saya usulan bapak sudah konkrit, bagaimana tanggapan dari Bapak Rizal
atas usulan dari bapak Prasetyo?
Penggugat : Terus terang sebetulnya saya ingin pembayaran piutang ini dapat segera di lunasi,
namun baiklah tidak apa-apa. Namun pada bulan Januari 2024, bapak Sukarman Harus melunasi
semua hutang-hutangnya.
Mediator : Baiklah pada pertemuan mediasi ini kita telah mencapai kata sepakat yaitu
mengenai saling menjaga nama baik atau hubungan baik dan melakukan pembayaran dengan
cara bayar kontan pada bulan Januari 2024. Dan artinya tiga bulan ke depan pitang ini sudah
lunas di bayarkan, benar begitu, pak?
P&T : Betul, Bu
Mediator : Baiklah selanjutnya kita akan mempersiapkan kesepakatan perdamaian yang mana
nantinya di dalam kesepakatan tersebut para pihak harus menambahkan klausul. Apakah gugatan
ini di cabut atau kesepakatan perdamaian? yang di lakuakan pada putusan majelis hakim yang
melahirkan akte perdamaian.
Penggugat : Bu mediator saya bertanya apakah perbedaan 2 klausul tersebut ?
Mediator : Baiklah saya jelaskan apabila gugatan tersebut di cabut maka kesepakatan
perdamaian hanya mengikat kedua belah pihak, dimana apabila salah satu ingkar janji maka
harus di ajukan gugatan kembali, sedangkan untuk klausul yang menyebutkankesepakatan
perdamaian yang di kukuhkan di dalam majelis hakim menjadi akte perdamaian sehingga apabila
salah satu pihak wanprestasi/ingkar janji maka dapat di eksekusi langsung oleh ketua pengadilan
setempat tanpa mengajukan gugatan.
Penggugat : Wah, kalau begitu harus di bukukan ke dalam majelis hakim ,karena kesepakan ini
masih ada point yang belum dipenuhi oleh bapak Prasetyo
Mediator : Bagaimana bapak Prasetyo, apakah bapak setuju ?
Tergugat : Tidak apa-apa Bu Mediator.
Mediator : Baiklah bapak, selanjutnya saya menyerahkan kesepakatan perdamaian yang telah
di tanda tangani kepada ketua majelis hakim. Dan pembacaan putusan dengan panitera
penggugat.

Anda mungkin juga menyukai