Anda di halaman 1dari 6

TUGAS MEDIASI HES (KELOMPOK 2)

1. SHOFI MALINDA NADILLAH (C02218039

2. MUHAMMAD KAMALUDDIN (C92218156)

3. MUHAMMAD SYAIFUL ANWAR (C92218157)

Mediator :Selamat malam Bapak - bapak yang saya hormati, sebelum kita melakukan mediasi
izinkan saya memperkenalkan diri terlebih dahulu, nama saya Shofi Malinda Nadillah
SH.MH sebagai mediator yang telah dipilih bapak - bapak. Selanjutnya kepada bapak
– bapak saya berikan kesempatan untuk memperkenalakan diri masing – masing.
Penggugat :Perkenalkan nama saya Kamaludin sebagai penggugat dalam kasus ini.
Tergugat :Dan perkenalkan nama saya Syaiful sebagai tergugat dalam kasus ini.
Mediator :Baiklah langsung saja saya jelaskan bahwa berdasarkan Peraturan Mahkamah agung
nomor 1 tahun 2008 tentang prosedur mediasi di pengadilan dalam pasal 4 di
sebutkan bahwa semua sengketa perdata di ajukan tingkat pertama wajib lebih dahulu
di upayakan penyelesaiannya melalui perdamaian dengan bantuan seorang mediator.
Dan pada sidang bapak dan ibu kali ini telah sepakat telah menunjuk saya sebagai
mediator dalam kasus ini.selanjutnya saya menerangkan tentang mediasi. Mediasi
adalah suatu alternatif penyelesaian sengketa dimana kedua belah pihak saling
berdialog, berunding untuk menentukan titik temu. Saya selaku sebagai mediator
akan memfasilitasi negosiasi ini. Namun sebelum saya memulai mediasi saya akan
menjelaskan tahapan – tahapan mediasi diantaranya :
1.      Saya memberikan penyelesaian kepada para pihak untuk bergantian
2.      Saya akan mencari kesepahaman awal dari kedua belah pihak
3.      Saya mendefisinisikan,menentukan agenda pembicaraan.
4.      Setelah  itu kita masuk dalam tahap negosiasi
5.      Apabila negosiasi mencari kesepakatan kita akan menyusun kesepakatan akhir
Baiklah Bapak – bapak apakah setuju dengan kesepakatan tersebut?
Penggugat :Saya setuju Bu
Tergugat :Saya setuju, Bu
Mediator :Baiklah kita mulai mediasi pagi ini,bagaiamana kalau kita mendengar dari Bapak
Kamaludin terlebih dahulu untuk menyampaikan keteranganya? Bagaimana Bapak
Syaiful, apakah setuju?
Tergugat :Iya Bu silahkan.
Mediator :Silahkan Pak.
Penggugat :Terimakasih Bu atas kesempatanya, begini. Bapak Syaiful ini sampai saat ini masih
terikat hutang – piutang dengan saya. Padahal di dalam surat perjanjian Bapak Syaiful
ini sepakat untuk melunasi semua hutang-piutang beserta bungannya pada tanggal 6
januari 2021. Namun sampai pada saat jatuh tempo tergugat tidak mau melunasi
hutangnya. saya telah beberapa kali melayangkan Somasi kepada tergugat namun
sampai sekarang saya tidak mendapatkan kejelasan apa – apa dari Bapak Syaiful ini,
Mediator :Baiklah artinya bapak kecewa atas kejadian ini?
Penggugat :Sangat, sangat, sangat kecewa, Bu.
Mediator :Dan Bapak – bapak menginginkan agar pembayaran cepat dilakukan, betul begitu,
Pak?
Penggugat :Iya betul Bu, karena hutang Bapak Syaiful ini terbilang cukup besar, dan dalam surat
perjanjian Bapak Kamaluddin ini sudah sepakat untuk segera melunasi hutang-
piutang beserta Bungan saat jatuh tempo.
Mediator :Baiklah setelah kita mendengar penjelasn dari Bapak kamaluddin. selanjutnya saya
berikan kesempatan Bapak Syaiful untuk menyampaikan hal – hal yang perlu kita
ketahui. Silahkan pak?
Tergugat :Terus terang, Bu saya sangat kecewa atas tindakan Bapak M. kamaluddin ini.
Apakah iya tidak ada jalan lain selain melakukan gugatan, masih banyak jalan
alternatif berunding misal dan saya pikir lebih dewasa untuk mendapatkan jalan
keluar yang baik. Tanpa menjedrai harga diri saya.
Penggugat :Bapak, jangan berdalih saya itu sudah tiga kali Bu melayangkan surat teguran
terhadap bapak. Kalau bapak memang ada iktikad baik seharusnya bapak
memberikan respon yang baik, bukan justru berdiam diri dan memberikan kesan tidak
bertanggung jawab.
Mediator :Bapak – bapak harap tenang, kalau pihak satu bicara maka pihak lain harus
mendengarkan agar kita dapat mengerti apa kemauan dari masing-masing pihak.
Kalau bapak – bapak tetap seperti maka tahap mediasi ini tidak bisa di lanjutkan.
Bagaimana apakah mau di lanjutkan atau tidak?
Penggugat :Maaf Bu.
Mediator :Baiklah, silahkan Bapak Syaiful di lanjutkana penjelasannya.
Tergugat :Jadi begini Bu saya menyadari betul atas keterlambatan pelunasan ini, namun saya
juga tidak membenarkan atas tindakan Bapak Kamaluddin dengan menggugat saya,
karena gugatan ini nama baik saya tercoreng.
Mediator :Oh, jadi usaha bapak kurang di hargai dan perlu menjaga nama baik bapak.
kemudian bapak menginginkan kedua pihak menjaga nama baik.apakah benar bapak?
Tergugat :Iya pak sangat benar .itu yang saya sangat harapkan.
Mediator :Setelah saya mendengar penjelasan dari pihak Bapak Kamaluddin dan Bapak
Syaiful. Saya menemukan ada beberapa kesepahaman awal yaitu :
1.      Bapak – bapak menginginkan adanya hubungan baik.
2.      Bapak – bapak menginginkan agar masalah cepat terselesaikan.
                        Begitu kan yang kalian maksud?
P&T :Betul, Bu.
Mediator :Baiklah selanjutnya seperti Bapak kamaluddin dan Bapak Syaiful ungkapkan bahwa
sebelum perkara ini terjadi. Sebenarnya Bapak Kamaluddin menganggap Bapak
Syaiful sebagai terutang  yang dapat di percaya dan sebaliknya pihak Bapak Syaiful
menganggap Bapak Kamaluddin sebagai pemberi hutang  yang bisa di ajak kerja
sama. kalau boleh saya bertanya kemungkinan kelanjutan  hutang-piutang  tersebut di
kemudian hari.
Penggugat :Seperti yang sudah saya jelaskan, Bapak Syaiful harus sesegera mungkin dapat
melunasi hutang – hutangnya, karena ini sudah lewat jatuh temponya
Mediator :Baik, jadi Bapak menginginkan agar terhutang cepat melunasi, benar kan Pak?
Penggugat :Iya benar Bu.
Mediator :Baik, mengenai penjelasan dari Bapak M. Kamaluddin. Apakah pihak Bapak Syaiful
ada tanggapan?
Tergugat :Iya Pak sebenarnya saya sangat kecewa terhadap Bapak Kamaluddin karena terlalu
gegabah mengambil tindakan mediasi, masalah ini kan bisa dibicarakan secara
kekeluargaan dan dengan cara baik – baik.
Mediator :Dari penjelasan bapak – bapak ini saya dapat menyimpulkan bahwa jika masalah
hutang-pitang cepat diselesaikan, maka hubungan baik antara Bapak Kamaluddin dan
Bapak Syaiful dapat di lanjutkan. benar kan Pak?
P&T :Iya benar Bu!
Mediator :Baiklah jika demikian ada iktikat baik antara kedua belah pihak untuk menyelesaikan
masalah ini, selanjutnya ijinkan saya untuk menulis definisi permasalahan.
Hakim mediator menuliskan defini permasalahan di papan tulis yang telah di
sediakan,definisi permaslahan tersebut ada 2 diantaranya :
1.      Bagaimana menjaga nama baik atau hubungan baik antara kedua belah pihak?
2.      Bagaimanakah menyelesaikan pembayaran tersebut?
Mediator :Dari ke dua point tersebut yang ingin ibuk dan bapak bahas terlebih dahulu yang
mana? bagaimana Bapak M. kamaluddin?
Penggugat :Yang jelas saya menginginkan Bapak Syaiful sesegera mungkin dapat melunasi
hutang-hutangnya.
Mediator :Baiklah Pak, selanjutnya Bapak Syaiful bagaimana menurut Bapak ?
Tergugat :Terus terang Bu mengenai pelunasan hutang-piutang ini saya mendapatkan kesulitan.
Saya pikir kita bahas nama baik dulu.
Mediator :Bagaimana Bapak M. kamaluddin apakah dari pihak Bapak M. kamaluddin ada
pertimbangan lain?
Penggugat :Iya Bu/pak saya setuju,untuk membicarakan nama dulu.
Mediator      :bagaimana agenda pertama membahas nama baik atau hubungan baik antara Bapak
M. kamaluddin dan bapak Syaiful selanjutnya baru mengenai pembayaran.  Apakah
Bapak-bapak setuju ?
P&T :Iya saya setuju Bu.

Pemecahan Masalah
Mediator :Setelah kedua pihak setuju untuk membicarakan nama baik terlebih dahulu,maka
selanjutnya saya berikan kesempatan bagi bapak dan bapak mengajukan usulan
mengenai pemecahan masalah ini. Kira-kira siapa yang terlebih dahulu mau
mengemukakan usulannya? Apakah bapak M. Kamaluddin dan Bapak Syaiful
mempunyai usul untuk penyelesaian masalah ini?
Penggugat :Ibu sebetulnya hubungan saya dengan Bapak Syaiful ini sebelumnya cukup baik,
sehingga saya percaya bemberi pinjaman unagn dengan jumlah yang cukup besar,
namun pada kenyataannya bapak Syaiful ini justru memanfaatkan kebaikan saya. Hal
ini yang sulit saya terima.
Tergugat :Dalam hal pelunasan hutang – hutang pasti akan saya lunaskan pembayarannya
namun, saya harap tidak dalam waktu dekat ini, karena saya sedang mengalami
kesulitan dalam keuangan harap pengertiannya.
Mediator :Apakah Bapak Syaiful memiliki usulan untuk memberikan kepastian pembayaran
kepada Bapak M. kamaluddin?
Tergugat :Bagaimana kita melakukan perjanjian tertulis yang memuat mengenai bagaimana
cara pembayarannya? terus berapa jumlah yang harus di bayar serta tenggang waktu
yang di butuhkan. saya rasa itu sudah cukup.
Penggugat :Iya saya sangat setuju sekali. mengenai apa yang kita tuangkan pada perjanjian
tersebut, bukan begitu Bu?
Mediator :Baiklah sebelumnya kalau boleh saya menyampaikan baik Bapak Syaiful dan Bapak
M. kamaluddin sama – sama menginginkan adanya kelanjutan hubungan baik di
kemudian hari, namun masih membutuhkan waktu untuk memikirkan cara terbaik
mengenai pelunasan pembayaran di kemudian hari. yang dapat diterima dari kedua
belah pihak bagaimana kita membahas usulan nomor satu yaitu melanjutkan untuk
menjaga nama baik atau tetap berhubungan baik. Apakah bapak – bapak memiliki
usulan untuk masalah ini?
Tergugat :Yang jelas untuk selanjutnya seharusnya Bapak M. kamaluddin tidak mengambil
tindakan gegabah semacam ini, kalau masalah ini bisa dibicarakn dengan baik – baik.
Dengan begitu saya juga akan membayar hutang tersebut dan saya berjanji saya tidak
akan menjelek – jelekan Bapak M. kamaluddin.
Mediator :Baik saya melihat bapak Syaiful beritikat untuk menjaga nama baik masing-masing
pihak. selanjutnya bagaimana tanggapan Bapak M. kamaluddin, silahkan Pak!
Penggugat :Ya, pada dasarnya saya juga tidak menginginkan hal-hal seperti ini terjadi, kalau
memang ada kejelasan dari pihak Bapak Syaiful mengenai pelunasan utang-piutang
ini.
Mediator :Baik dari penjelasan para pihak saya melihat Bapak M. kamaluddin dan Bapak
Syaiful  sepakat untuk tetap menjaga nama baik atau hubungan baik. selanjutnya kita
beranjak ke permasalahan nomor 2 yaitu tentang kewajiban pelunasan hutang –
piutang. Bagaimana ada tanggapan dari pihak Bapak Syaiful?
Tergugat :Mengenai pelunasan hutang piutang ini, saya pasti akan segera melunasi hanya saja
seperti yang saya sampaikan sebelumnya, saya mohon kesabaran Bapak M.
Kamaluddin, karna saya menita penundaan pembayaran sampai 3 bulan kedepan.
Mediator :Bagaimana Bapak M. Kamaluddin? Dari pihak Bapak Syaiful sudah memberikan
kepastian soal pembayaran. Ada tanggapan, Bapak?
Penggugat :Baik tidak jadi masalah, asalkan 3 bulan kedepan saya mau semua piutang sudah
lunas.
Mediator :Ok, jadi begini pihak bapak M. kamaluddin ini membutuhkan kepastian dari bapak
Syaiful. Apakah Bapak Syaiful bisa menjamin bahwa semua hutang bapak pada tiga
bulan kedepan dapat di lunaskan?
Tergugat :Iya, Bu jadi begini awal saya berhutang kepada Bapak M. Kamaluddin ini untuk
keperluan penambahan modal usaha saya, jadi untuk 3 bulan kedepan usaha saya
akan ada banyak perkembangan, dan saya akan melunasi saat itu juga.
Mediator :Menurut saya usulan bapak sudah konkrit, bagaimana tanggapan dari Bapak M.
Kamaluddin atas usulan dari Bapak Syaiful?
Penggugat :Terus terang sebetulnya saya ingin pembayaran piutang ini dapat segera di lunasi,
namun baiklah tidak apa – apa. Namun pada bulan ke- 3 Bapak Syaiful harus
melunasi semua hutang – hutangnya.
Mediator :Baiklah pada pertemuan mediasi ini kita telah mencapai kata sepakat yaitu mengenai
saling menjaga nama baik atau hubungan baik dan melakukan pembayaran dengan
cara bayar kontan pada bulan bulan ke-3. Dan artinya tiga bulan ke depan pitang ini
sudah lunas di bayarkan, benarkan begitu, Pak?
P&T :Betul, Bu.
Mediator :Baiklah selanjutnya kita akan mempersiapkan kesepakatan perdamaian yang mana
nantinya di dalam kesepakatan tersebut para pihak harus menambahkan
klausul. Apakah gugatan ini di cabut atau kesepakatan perdamaian? Yang dilakukan
pada putusan majelis hakim yang melahirkan akte perdamaian.
Penggugat :Bu saya bertanya apakah perbedaan 2 klausul tersebut ?
Mediator :Baiklah saya jelaskan apabila gugatan tersebut di cabut maka kesepakatan
perdamaian hanya mengikat kedua belah pihak, dimana apabila salah satu ingkar janji
maka harus di ajukan gugatan kembali, sedangkan untuk klausul yang
menyebutkankesepakatan perdamaian yang di kukuhkan di dalam majelis hakim
menjadi akte perdamaian sehingga apabila salah satu pihak wanprestasi / ingkar janji
maka dapat di eksekusi   langsung oleh ketua pengadilan setempat tanpa mengajukan
gugatan.
Penggugat :Wah kalau begitu harus di bukukan ke dalam Majelis Hakim, karena kesepakan ini   
masih ada point yang belum dipenuhi oleh bapak Syaiful.
Mediator :Bagaimana Bapak Syaiful apakah Bapak setuju ?
Tergugat :Iya saya setuju Bu.
Mediator :Baiklah Bapak – bapak selanjutnya saya menyerahkan kesepakatan perdamaian yang
telah di tanda tangani kepada ketua majelis hakim.dan pembacaan putusan dengan
panitera penggugat.                                                         

Anda mungkin juga menyukai