Anda di halaman 1dari 2

SKENARIO MEDIASI GUGAT CERAI

Penggugat & Tergugat : Assalamu’alaikum

Mediator : Wa’alaikumsalam Wr.Wb. gimana kabarnya?

Penggugat & Tergugat : Alhamdulillah Sehat bu hakim

Mediator : (Memeriksa nama para pihak dengan menanyakannya) apakah benar ini dengan
ibu riri sebagai penggugat dan pak ayus sebagai tergugat?

Penggugat & Tergugat : iya bu hakim benar

Mediator : Baik begini loh Bapak-Ibu sekalian, bahwasanya Pernikahan merupakan ibadah
yang disyari'atkan oleh Allah SWT melalui Rasul-Nya, maka tidak diragukan lagi pernikahan
adalah bukti ketundukan seseorang kepada Allah dan Rasul-Nya.

Di dalam Al quran di jelaskan, bahwa kesuksesan sebuah kehidupan berkeluarga itu harus
dimulai dari rasa tenteram diantara anggota keluarga, baik suami terlebih pihak istri.
Ketenteraman itu sumber dari rasa kasih dan sayang diantara keduanya. Sebagaimana
dijelaskan Allah dalam Al Quran Surah Ar Rum Ayat 21 yang dapat disimpulkan bahwa
tujuan perkawinan dalam Islam ialah untuk mencapai ketenangan hidup yang diliputi kasih
sayang lahir bathin dari kedua suami istri, menjaga diri seseorang agar tidak mudah jatuh ke
lembah kemaksiatan terutama perzinahan dan untuk mewujudkan keluarga muslim yang
sejahtera bahagia, tenteram dan damai serta melambangkan kehidupan menurut ajaran agama
Islam sehingga mencerminkan keluarga yang taat menjalankan ibadah.

Ketenteraman itu lahir akibat menyatunya pasangan suami istri secara lahir dan bathin.
Masing-masing baik laki-laki atau pun wanita memiliki kekurangan yang menjadikan hatinya
bergejolak, pikiran kacau, tetapi dengan pernikahan ini diharapkan kekurangan itu
tersempurnakan, sehingga gejolak tersebut terendam dan kekacauan itu terjernihkan.

Setiap pasangan suami-isteri bisa saling merasakan segala kelelahan, kebingungan maupun
persoalan-persoalan rumah tangga lainnya. Dengan penuh kasih, mereka akan mudah untuk
saling merasakan suka duka dengan penuh pengertian dan saling memaafkan sepanjang
hidupnya. Terutama di saat salah seorang di antara mereka berbuat salah dan keliru dalam
menjalankan kewajiban hidup sehari-hari.
Hendaknya setiap kita senantiasa menjauhi pertengkaran yang penuh rasa dengki dan
prasangka. Sebakinya pihak yang sadar untuk senantiasa memaafkan kesalahan pasangannya
dengan penuh ketulusan, tanpa harus membeberkan berbagai kesalahan dan kekhilafannya itu
pada orang lain atau pihak ketiga. Coba ingat masa-masa awal pernikahan dulu, apakah
kalian tidak rindu?

Penggugat : Iya bu Hakim, ini semua gara-gara dia yang tidak bekerja. Saya sudah mati-
matian pergi ke Taiwan untuk bekerja di karenakan kondisi ekonomi rumah tangga yang
sedang sulit. Jelas maksud dan tujuan saya adalah berusaha maksimal untuk menyelamatkan
bahtera rumah tangga tetapi apa ternyata dia punya hubungan dengan perempuan lain dan
sudah tidak memperdulikan saya dan anak-anak saya bahkan dia tidak pernah memberikan
kabar serta nafkah kepada saya sebagai istrinya.Sebelumnya saya Mohon maaf  bu Hakim
saya lakukan ini semua karena saya sudah tidak kuat dengan perlakuannya selama ini
terhadap saya, saya cuma berusaha menuntut keadilan atas apa yang seharusnya menjadi hak
saya.

Tergugat : .....

Mediator : Ya sudah, ada baiknya sekarang kalian masing-masing berinstrospeksi dulu,


tenangkan pikiran dan hati kalian dan saya pesan supaya pikir-pikir dulu dengan matang.
bukankah dari perkawinan kalian sudah di karuniai dua anak? Cobalah pikirkan kembali

Penggugat : Iya bu Hakim terima kasih atas saran-sarannya. Akan tetapi saya tetap dalam
pendirian saya untuk membawa persoalan ini berlanjut ke persidangan

Mediator : Baiklah kalau begitu, karena proses mediasi dianggap tidak berhasil maka perkara
ini akan tetap dihadirkan dalam persidangan selanjutnya.

Penggugat &Tergugat : Iya bu Hakim terima kasih atas waktunya. (ketiganya saling berjabat
tangan dan meninggalkan ruang mediasi)

Anda mungkin juga menyukai