Anda di halaman 1dari 9

MEDIASI

Pendidikan dan Latihan Kemahiran Hukum III

Instruktur : Nur Amalia Putri Aditya S.H

Disusun Oleh :

Andri Fitriani 201610110311212

Friska Ningtyas Oktaviany 201610110311303

Wahyu Putri Widowati 201610110311304

Erlinawati Puspita Rahayu 201610110311308

Yustria Novi Satriana 201610110311309

FAKULTAS HUKUM

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG

2019
Nama :

1. Andri Fitriani (2016-212) Sebagai Kuasa Hukum Penggugat;


2. Friska Ningtyas Oktaviany (2016-303) Sebagai Penggugat (Budi Hardiman);
3. Wahyu Putri Widowati (2016-304) Sebagai Tergugat I (Maulidya Dewi);
4. Erlinawati Puspita Rahayu (2016-308) Sebagai Mediator (Kun Maryoso S.H):
5. Yustria Novi Satrana (2016-309) Sebagai Tergugat II (Widodo Putro).

SKENARIO MEDIASI
Mediasi Hari Pertama Pada Tanggal 19 September 2019 Pukul 10 di Ruang Mediasi
Pengadilan Negeri Probolinggo.

Mediator : Selamat Siang Bapak dan Ibuk yang saya hormati, sebelum kita memulai
mediasi izinkan saya memperkenalkan diri. Nama saya Kun Maryoso S.H.
Saya sebagai Mediator yang telah dipilih oleh Bapak dan Ibuk sekalian
dalam Perkara Perdata Nomor 168/Pdt.G/2019?PN.Pbl. Selanjutnya, saya
berikan kesempatan kepada Bapak dan Ibuk sekalian untuk memperkenalkan
diri.

Penggugat : Perkenalkan nama Saya Budi Hardiman, saya disini sebagai Penggugat.

Kuasa Hk. P : Perkenalkan nama Saya Andri Fitriani, saya disini sebagai Kuasa Hukum
Penggugat.

Tergugat I : Perkenalkan nama Saya Maulidya Dewi, saya disini sebagai Tergugat satu.

Tergugat II : Perkenalkan nama Saya Widodo Putro, suami bu Maulidya. Saya disini
sebagai Tergugat dua.

Mediator : Baiklah jika begitu, dikarenakan Bapak dan Ibuk sekalian sudah bersedia
untuk mengikuti proses mediasi ini maka mari kita langsung saja. Pertama-
tama saya ingin menjelaskan bahwa Mediasi yang ditempuh saat ini tidak
lain merupakan cara penyelesaian sengketa melalui proses perundingan
untuk memperoleh kesepakatan para pihak dengan dibantu oleh mediator,
hal ini sesuai dengan pada Peraturan Mahkamah Agung Nomor 1 Tahun
2016 Tentang Mediasi di Pengadilan. (Menjelaskan Pengertian Mediasi)

Manfaat dari Mediasi adalah untuk menyelesaikan sengketa secara lebih


sederhana, cepar dan biaya ringan, sesuai dengan kebutuhan dan
kepentingan, serta tetap menjaga hubungan baik.

Wajib Bapak dan ibu ketahui bahwa pada dasarnya mediasi bersifat tertutup
kecuali ibu-ibu berkehendak lain. ( Menjelaskan Sifat Mediasi ) dan Proses
Mediasi berlangsung paling lama 30 Hari sejak penetapan perintah
melakukan mediasi.
Adapun saya sebagai mediator merupakan pihak netral yang membantu para
pihak dalam proses perundingan guna mencari berbagai kemungkinan
penyelesaian senketa tanpa menggunakan cara yang memutus dan
memaksakan sebuah penyelesaian. Di dalam pelaksanaan mediasi kita juga
mengenal adanya prinsip-prinsip dalam mediasi yaitu antara lain yang
pertama Imparsial, yang berarti tidak memihak atau netral , yang kedua,
tidak punya hak memutus karena keputusan diambil berdasarkan
kesepakatan para pihak, berikutnya yaitu, Kerahasiaan , seluruh yang terjadi
dalam proses mediasi bersifat rahasia dan yang terakhir adalah Kaukus,
artinya jika diperlukan mediator dapat melakukan pertemuan terpisah
dengan para pihak. Baiklah untuk mempersingkat waktu akan saya bacakan
urutan mediasi yaitu sebagai berikut :

1. Bahwa pertemuan mediasi hari ini yaitu sebatas perkenalan Mediator dan
para pihak, menjelaskan maksud tujuan dan manfaat mediasi,
menjelaskan sifat proses mediasi, menjelaskan peran mediasi dan
membuat jadwal pelaksanaan mediasi dengan para pihak serta
kesepakatan tata tertib selama proses mediasi;
2. Bahwa pertemuan kedua mediasi yaitu penyampaian resume perkara dan
usulan perdamaian oleh masing-masing pihak paling lama 5 hari setelah
penetapan pertemuan mediasi pertama;
3. Bahwa saya sebagai mediator akan menginventarisasi permasalahan dan
mengagendakan pembahasan berdasarkan skala prioritas untuk
pertemuan selanjutnya;
4. Bahwa saya sebagai mediator juga memfasilitasi dan mendorong para
pihak untuk menelusuri dan menggali kepentingan para pihak, dan
mencari berbagai pilihan penyelesaian yang terbaik bagi para pihak serta
bekerja sama mencapai permasalahan;
5. Apabila proses mediasi mencapai kesepakatan, maka kesepakatan
tersebut dituangkan dalam Kesepakatan Perdamaian dan Para pihak
dapat memilih Kesepakatan perdamaian akan dikuatkan dengan akta
perdamaian atau mencabut gugatan;

Baiklah, apakah ibu-ibu mengerti terkait pelaksanaan mediasi ini ? atau


perlu saya ulangi untuk menjelaskan lagi ?

Penggugat : Sudah jelas.

Tergugat I,II : Mengerti.

Mediator : Baik, karena ibu-ibu sudah mengerti. Maka saya akan menentukan jadwal
terkait pertemuan kedua Mediasi. Apakah Para Pihak kebertan jika
pertemuan kedua mediasi dilaksanakan pada hari Hari Senin Tanggal 23
September 2019 Pukul 10.00 WIB Tempat Ruang Mediasi Pengadilan
Negeri Probolinggo ?
Penggugat : Tidak keberatan

Tergugat I,II : Tidak keberatan

Mediator : Pada Pertemuan kedua mediasi akan dilaksanakan penyampaian resume


perkara dan usulan perdamaian para pihak, Kuasa Hukum masing-masing
pihak bisa membantu terkait pembuatan resume perkara dan mendorong para
pihak untuk berperan aktif dalam proses mediasi. Baik, selanjutnya akan
dibacakan tata tertib selama melakukan proses mediasi yaitu sebagai berikut
:

1. Para pihak wajib beritikad baik, hadir dan mengikuti jadwal mediasi
yang telah ditentukan serta berperan aktif dalam proses mediasi;
2. Para pihak harus berbicara secara bergantian setelah dipersilahkan
mediator;
3. Para pihak tidak boleh saling memotong pembicaraan;
4. Para pihak tidak saling menyerang baik secara kata-kata maupun fisik;
5. Tidak merokok;
6. Tidak menggunakan Handphone;
7. Tidak merekam isi pembicaraan.

Baiklah, apakah Bapak dan Ibu setuju dengan kesepakatan terhadap tata
tertib tersebut ? atau ada tambahan terkait tata tertib mediasi tersebut ?

Penggugat : Setuju

Tergugat I,II : Setuju

Mediator : Baiklah saya kira sudah cukup utuk hari ini. Terimakasih kepada para Pihak
sudah hadir dalam pertemuan pertama mediasi ini. Saya harap Kepada para
Pihak untuk tetap hadir di Pertemuan mediasi yang kedua yaitu pada hari
Senin Tanggal 23 September 2019 Pukul 10.00 WIB di Ruang Mediasi
Pengadilan Negeri Probolinggo untuk penyampaian Resume perkara dan
usulan perdamaian dari masing-masing pihak.

Sesuai dengan PERMA 1 NO. 1 Tahun 2016 Tentang Mediasi di Pengadilan bahwa
Pertemuan mediasi pertama dilakukan untuk perkenalan untuk mengetahui identitas masing-
masing pihak, menjelaskan peran mediator, sifat mediasi, manfaat mediasi, mekanisme
mediasi dan merumuskan jadwal serta tata tertib selama mediasi. Sedangkan pertemuan
selanjutnya untuk membahas permasalahan dari pembacaan resume perkara masing-masing
pihak.

Pertemuan 2

Mediator : Selamat Siang Bapak dan Ibuk yang saya hormati, sebelum kita memulai
mediasi izinkan saya untuk membacakan tata tertib proses mediasi yang
telah kita sepakati bersama yaitu sebagai berikut :
1. Para pihak wajib beritikad baik, hadir dan mengikuti jadwal mediasi
yang telah ditentukan serta berperan aktif dalam proses mediasi;
2. Para pihak harus berbicara secara bergantian setelah dipersilahkan
mediator;
3. Para pihak tidak boleh saling memotong pembicaraan;
4. Para pihak tidak saling menyerang baik secara kata-kata maupun fisik;
5. Tidak merokok;
6. Tidak menggunakan Handphone;
7. Tidak merekam isi pembicaraan.

Saya harap Bapak dan Ibuk bisa menaati tata tertib yang telah disepakati
tersebut. Untuk memulai mediasi, bagaimana kalau kita mulai dengan
mendengar keterangan dari pihak Penggugat terlebih dahulu ?

Penggugat : Jadi begini, saya dengan bu Maulidiya dan suaminya pak Widodo
melakukan transaksi jual beli seharga Rp. 350.000.000 (Tiga Ratus Lima
Puluh Juta Rupiah). Sudah dibuatkan Akta Jul beli di hadapan Notaris Bu
Rahmawati S.H., M.Kn dengan Nomor 124/Pbl/2019 Tanggal 18 Juni 2019.
Pada waktu itu Bu Maulidya membayar uang muka seharga Rp. 200.000.000
(Dua Ratus Juta Rupiah) secara tunai, dan sepakat sisanya akan dibayar dua
bulan setelah akta dibuat. Tanggal 11 Agustus 2019 Bu Maulidya dengan
suaminya membayar sisa pembayaran/pelunasan dengan memberikan 2
lembar cek.

(Penggugat meminta tolong kepada kuasa hukum untuk memberikan Fotocopy dua lembar
cek tersebut dan akta jual beli serta sekaligus meminta untuk menjelaskannya)

Kuasa Hk P : Jadi pada Tanggal 11 Agustus 2019, Bu Maulidya dengan Pak Widodo
membayar sisa pembayaran/pelunasan dengan memberikan dua lembar cek
yaitu sebagai berikut :

1. Cek No. XP 279269 tanggal 18 Agustus 2019 BCA (Bank Central


Asia) Sejumlah Rp. 85.000.000 (Delapan Puluh Lima Juta Rupiah) dan
2. Cek No. XP 279251 Tanggal 18 Agustus 2019 BCA (Bank Central
Asia) sejumlah Rp. 65.000.000 (Enam Puluh Lima Juta Rupiah).
Kedua cek tersebut atas nama Pak Widodo.

Penggugat : Setelah seminggu pelunasan, saya cairkan dua lembar cek tersebut di Bank
OCBC NISP Sidoarjo akan tetapi pihak Bank mengatakan ditolak karena
Rekening Giro telah ditutup. Jadi saya langsung menghubungi bu Maulidya
akan tetapi bu Maulidya seolah selalu menghindar dari saya, seolah Bu
Maulidy tidak beritikad baik kepada saya. Dan setelah Bu Maulidya bisa
ditemui, Bu Maulidya justru mengatakan tidak benar dan rekening tabungan
giro atas nama Widodo masih aktif. Jadi karena saya merasa tidak adil dan
dirugikan disini maka saya dengan kuasa hukum saya mengajukan Gugatan.
Mediator : Kalau boleh tau Objek dari Transaksi antara Bapak dengan Bu Maulidya dan
Suami bu Maulidya apa ?

Penggugat : Rumah milik saya yang terletak di Kelurahan Mangunharjo, Kecamatan


Kartasoro Kota Probolinggo. Sertifikat Hak Milik 2233 Luas 265 m2

Mediator : Jadi kalau boleh saya simpulkan bahwa Pak Budi dengan Bu maulidya
beserta Suaminya telah melakukan Perjanjian Pengikatan Jual Beli terbukti
dari fotocopy Akta yang saya terima yaitu dengan objek Rumah di
Kelutahan Mengunharjo, kecamatan kartasoro Kota Probolinggo dengan
sertifikat Hak Milik 2233 Luas 265m2. Tahap pembayaran dilakukan 2 kali
yaitu uang muka sebesar Rp. 200.000.000 (Dua Ratus Juta Rupiah) dan
Tahap kedua yaitu dua lembar cek yang masing2 nominalnya Rp.
85.000.000 dan Rp. 65.000.000. Akan tetapi saat dicairkan dua lembar cek
tersebut tidak bisa karena dinyatakan tabungan giro tutup. Benar begitu ?

Penggugat : Benar bu.

Mediator : Lalu solusi apa yang Pak Budi Inginkan dari Mediasi ini ?

Penggugat : Seperti yang saya katakan tadi bahwa saya merasa tidak adil dan dirugikan
atas Transaksi Jual beli ini karena cek yang bu maulidya dan pak widodo
berikan tidak bisa saya cairkan. Sedangkan mereka sudah menerima SHM
dan sedang proses pergantian Nama.

Kuasa Hukum menjelaskan maksud keinginan dari Penggugat

Kuasa Hk. P : Bahwa kami ingin mengajukan usulan perdamaian sebagai berikut :

1. Bahwa Bu Maulidya dan Pak widodo mengakui kesalahannya dan Tulus


meminta maaf kepada Bapak Budi;
2. Bahwa Bu Maulidya dan Pak Widodo melunasi sisa pembayaran sebesar
Rp. 150.000.000 (Seratus Lima Puluh Juta Rupiah);

Pada saat mediasi para pihak yang berperkara harus lebih aktif dalam penyampaian
permasalahan. Sedangkan peran dari Kuasa Hukum yaitu membantu para pihak
melaksanakan hak dan kewajibannya, menyampaikan penjelasan hakim, mendorong para
pihak untuk aktif, membantu mengidentifikasi kebutuhan, kepentingan dan usulan
penyelesaian sengketa, merumuskan rencana dan usulan kesepakatan perdamaian, serta
menjelaskan kewajiban kuasa hukum.

Mediator : Benar begitu Pak Budi ?

Penggugat : Benar.

Mediator : Baiklah, selanjutnya saya persilahkan kepada Bu Maulidya dan Pak Widodo
untuk menyampaikan permasalahannya.
Tergugat I : Baik terimakasih kesempatannya. Memang benar saya dan suami saya
melakukan transaksi jual beli dengan Pak Budi. Dan benar bahwa telah
dibuatkan Akta Jual beli seperti yang dikatakan oleh Pak Budi yaitu di
hadapan Notaris Bu Rahmawati S.H., M.Kn dengan Nomor 124/Pbl/2019
Tanggal 18 Juni 2019. Saya telah membayar uang muka seharga Rp.
200.000.000 (Dua Ratus Juta Rupiah) secara tunai. Saya membayar sisanya.
dengan suami saya dengan memberikan 2 lembar cek seperti yang telah
dikatakan oleh Penggugat.

Mediator : Bisa dibacakan terkait 2 lembar cek tersebut ?

Tergugat II : Cek No. XP 279269 tanggal 18 Agustus 2019 BCA (Bank Central Asia)
Sejumlah Rp. 85.000.000 (Delapan Puluh Lima Juta Rupiah) dan Cek No.
XP 279251 Tanggal 18 Agustus 2019 BCA (Bank Central Asia) sejumlah
Rp. 65.000.000 (Enam Puluh Lima Juta Rupiah). Kedua cek tersebut atas
nama Saya.

Tergugat II memberikan FC Akta jual beli, dan kwitansi lunas yang isinya nominal cek
tersebut.

Tergugat II : Bahwa bukannya kami tidak beritikad baik kepada Pak Budi dengan tidak
membayar sisa pembayaran tersebut. Saya yang memiliki Tabungan Giro
tersebut bisa membuktikan bahwa Tabungan Giro saya masih aktif.

Tergugat II memberikan bukti Tabungan Gironya yang masih aktif.

Mediator : Lalu mengapa ada pernyataan dari Pihak Bank yang menyatakan Tabungan
Giro milik Pak Widodo tutup ?

Tergugat II : Setelah saya cek kembali, ternyata karena kesalahan saya dalam pembuatan
cek tersebut. Ada kekeliruan bu, sehingga cek tersebut tidak bisa dicairkan.

Mediator : Saya simpulkan bahwa Bu Maulidya dan Pak Widodo membenarkan telah
terjadi Transaksi Jual Beli dengan Pak Budi, hal itu dibuktik dari Akta Jual
beli yang sama dengan yang dimiliki Pak Budi dan SHM rumah yang
merupakan objek transaksi tersebut. Bu Maulidya telah membayar uang
muka seharga Rp. 200.000.000 (Dua Ratus Juta Rupiah) secara tunai. Dan
membayar sisanya dengan dua lembar cek pada Tanggal 18 Agustus
dibuktikan dari kwitansi pembayaran, dan nominal cek yang sama. Bahwa
Pak Widodo mengakui adanya kekeliruan terhadap cek tersebut sehingga
ceknya tidak bisa dicairkan oleh Pak Budi. Benar begitu Bu Maulidya dan
Pak Widodo ?

Tergugat I, II : Benar.

Mediator : Lalu, Solusi apa yang Bu Maulidya dan Pak Widodo inginkan dari mediasi
ini ?
Tergugat I : Bahwa saya ingin masalah ini diselesaikan baik-baik karena permasalahan ini
hanya kesalahpahaman antara Saya, suami saya dengan Pak Budi.

Tergugat II : Bahwa saya dan isteri saya mengakui kesalahan dan meminta maaf secara
tulus kepada Pak Budi karena kekeliruan saya. Dan kami akan membayar
sisa pembayaran secepatnya, akan tetapi karena kekeliruan ini saya mohon
kepada Pak Budi untuk memberikan waktu kepada kami selama 7 hari untuk
membayar sisa pembayaran tesebut.

Mediator : Bagaimana Pak Budi, apakah Pak Budi bersedia memaafkan Bu Maulidya
dan Pak Widodo ? dan bersedia memberikan batas waktu 7 hari kepada Bu
Maulidya dan Pak Widodo untuk membayar sisa pembayaran tersebut ?

Penggugat : karena Pak widodo dan Bu Maulidya dengan tulus meminta maaf dan akan
membayar hutangnya, maka saya maafkan dan saya setuju memberikan
batas waktu 7 hari kepada Bu Maulidya dan Pak Widodo.

Mediator : baiklah, saya rasa sudah menemukan kesepakatan. Tapi sebelumnya saya
akan membacakan kesepakatan yang telah disepakati bersama yaitu sebagai
berikut :

1. Bahwa Pihak Penggugat mensetujui Perdamaian dengan Tergugat I dan


Tergugat II;
2. Bahwa Pihak Tergugat I dan Tergugat II mengakui kesalahan dan
meminta maaf kepada Penggugat;
3. Bahwa Pihak Tergugat akan melunasi Sisa Pembayaran Rp. 150.000.000
(Seratus Lima Puluh Juta Rupiah);
4. Bahwa Pihak Penggugat dengan Tergugat I dan Tergugat II sepakat sisa
pembayaran dilakukan paling lambat 7 Hari setelah adanya Kesepakatan
Perdamaian.

Itulah tadi kesepakatan-kesepakatan yang sudah disepakati. Saya mau


bertanya kepada Pak Budi , Bu Maulidya dan Pak Widodo apakah puas
dengan hasil mediasi ini?

Penggugat : puas

Tergugat : Puas

Mediator : baiklah selanjutnya kita akan mempersiapkan kesepakatan perdamaian yang


mana nantinya di dalam kesepakatan tersebut para pihak harus
menambahkan klausul. Apakah kesepakatan perdamaian ini dikuatkan dalam
akta perdamaian ataukah hanya kesepakatan perdamaian saja ?

Tergugat I : Bu Mediator saya ingin bertanya apa perbedaan Kesepakatan perdamaian


dengan akta perdamaian ?
Mediator : Saya jelaskan, apabila hanya kesepakatan perdamaian maka Pihak Penggugat
yaitu Pak Budi wajib mencabut Gugatan dan kesepakatan Perdamaian
tersebut mengikat kedua belah pihak yaitu Pak Budi, Bu Maulidya dan Pak
Widodo. Apabila Kesepakatan Perdamaian dikuatkan dalam Akta
Perdamaian maka memiliki kekuatan eksekutoril dan sama halnya dengan
putusan hakim yang mempunyai kekuatan hukum tetap. Apakah Pak Budi,
Bu Maulidya dan Pak Widodo mengerti ?Atau perlu saya ulangi kembali ?

Penggugat : Mengerti

Tergugat I,II : Mengerti

Mediator : Saya beri waktu 2 Menit kepada Pak Budi, Bu Maulidya dan Pak Widodo
berdiskusi terkait kesepakatan pedamaian ini dikukuhkan ke akta
perdamaian atau tidak.

Mediator : Baik, bagaimana Pak Budi ? Apakah Pak budi ingin menguatkan kesepakatan
perdamaian ke Akta perdamaian ?

Penggugat : Iya, saya ingin mengkukuhkan ke akta perdamaian.

Mediator : Bagaimana Bu Maulidya dan Pak Widodo ?

Tergugat I, II : Saya juga ingin dikukuhkan ke akta perdamaian.

Kesepakatan perdamaian dibuat oleh mediator dan ditandatangani oleh kedua belah pihak dan
mediator.

Mediator : Baiklah terimakasih banyak kepada Pak Budi, Bu Maulidya dan Pak Widodo
atas itikad baiknya telah mengikuti mediasi secara penuh dan berperan aktif
sampai menemukan solusi dari permasalahan. Saya harap kepada kedua
belah pihak untuk saling memaafkan dan menghilangkan perselisihan
setelah keluar dari ruangan mediasi ini.Saya selaku mediator meminta maaf
apabila ada kesalahan, kekurangan maupun salah kata.

Para pihak mengucapkan terimakasih dan berjabat satu sama lain serta meminta maaf.
Mediator menyampaikan laporan hasil mediasi kepada Hakim Pemerika Perkara dengan
melampirkan kesepakatan perdamaian. Sidang berikutnya yaitu pembacaan putusan oleh
Hakim pemeriksa perkara.

Anda mungkin juga menyukai