SKENARIO MEDIASI
Mediasi pada Tanggal 04 Januari 2023 Pukul 11.00 WIB di White Caffe Purwokerto, Kab.
Banyumas.
Mediator (Joe) : Selamat siang Ibu-ibu yang saya hormati, sebelum kita memulai
mediasi izinkan saya memperkenalkan diri. Nama saya Yohanes Erwin
Prayogo Raharusun. Saya sebagai Mediator yang telah dipilih oleh ibu-
bu sekalian dalam perkara ini. Selanjutnya, saya berikan kesempatan
kepada saudara sekalian untuk memperkenalkan diri.
Penggugat (Afiani) : Perkenalkan nama saya Afiani Anugrah Ramadhani, saya disini
sebagai Penggugat.
Suami Penggugat : Perkenalkan nama saya Prediksi Setiaji, saya disini sebagai suami dari
ibu afiani.
Kuasa Hk. P : Perkenalkan nama Saya Rosma Novellya, saya disini sebagai
Tergugat I (Edely) : Perkenalkan nama Saya Edely Setia Delwita, saya disini sebagai
Tergugat satu.
Tergugat II : Perkenalkan nama Saya Bintang Pramustika, Saya disini sebagai Tergugat
dua.
1. Bahwa pertemuan mediasi hari ini yaitu sebatas perkenalan Mediator dan
para pihak, menjelaskan maksud tujuan dan manfaat mediasi,
menjelaskan sifat proses mediasi, menjelaskan peran mediasi dan
membuat jadwal pelaksanaan mediasi dengan para pihak serta
kesepakatan tata tertib selama proses mediasi;
2. Bahwa pertemuan kedua mediasi yaitu penyampaian resume perkara dan
usulan perdamaian oleh masing-masing pihak paling lama 5 hari setelah
penetapan pertemuan mediasi pertama;
3. Bahwa saya sebagai mediator akan menginventarisasi permasalahan dan
mengagendakan pembahasan berdasarkan skala prioritas untuk
pertemuan selanjutnya;
4. Bahwa saya sebagai mediator juga memfasilitasi dan mendorong para
pihak untuk menelusuri dan menggali kepentingan para pihak, dan
mencari berbagai pilihan penyelesaian yang terbaik bagi para pihak serta
bekerja sama mencapai permasalahan;
5. Apabila proses mediasi mencapai kesepakatan, maka kesepakatan
tersebut dituangkan dalam Kesepakatan Perdamaian dan Para pihak
dapat memilih Kesepakatan perdamaian akan dikuatkan dengan akta
perdamaian atau mencabut gugatan;
Mediator : Baik, karena saudara sekalian sudah mengerti. Maka saya sebagai moderator
akan melanjutkan dengan mediasi selanjutnya hari ini yang bertempat di White
Caffe, Purwokerto, Kab.Banyumas.
Penggugat : Tidak keberatan.
keberatan.
1. Para pihak wajib beritikad baik, hadir dan mengikuti jadwal mediasi
yang telah ditentukan serta berperan aktif dalam proses mediasi;
2. Para pihak harus berbicara secara bergantian setelah dipersilahkan
mediator;
3. Para pihak tidak boleh saling memotong pembicaraan;
4. Para pihak tidak saling menyerang baik secara kata-kata maupun fisik;
5. Tidak merokok;
6. Tidak menggunakan Handphone;
7. Tidak merekam isi pembicaraan.
Penggugat : Setuju.
Mediator : Saya harap saudara sekalian bisa menaati tata tertib yang telah disepakati
tersebut. Untuk memulai mediasi, bagaimana kalau kita mulai dengan
mendengar keterangan dari pihak Penggugat terlebih dahulu ?
Penggugat (Afi) : Jadi begini, saya dengan Bu Edely dan Ibu Bintang melakukan transaksi
jual beli tas branded seharga Rp. 4 milyar . Sudah dibuatkan nota Jual beli
Tanggal 30 September 2022. Pada waktu itu saya membayar uang muka
sebesar Rp. 1 milyar secara tunai, dan sepakat sisanya akan dibayar dua
bulan setelah tas saya datang. Tangga 3 Oktober 2022 saya membayar sisa
pembayaran/pelunasan dengan memberikan 2 lembar cek.
Suami Penggugat : Iya betul apa yang dikatakan oleh istri saya bahwasanya dia membeli tas
dari saudara Bintang dan Edely dengan harga Rp. 4 milyar dengan adanya
persetujuan saya terlebih dahulu.
(Penggugat meminta tolong kepada kuasa hukum untuk memberikan Fotocopy dua lembar
cek tersebut dan nota pembelian serta sekaligus meminta untuk menjelaskannya)
Kuasa Hk P : Jadi pada Tanggal 3 Oktober 2022, klien saya membayar sisa
pembayaran/pelunasan dengan memberikan dua lembar cek yaitu sebagai
berikut :
1. Cek No. XP 279269 tanggal 3 Oktober 2022 BCA (Bank Central Asia)
Sejumlah Rp. 1,5 milyar dan
2. Cek No. XP 279251 Tanggal 3 Oktober 2022 BCA (Bank Central
Asia) sejumlah Rp. 1,5 milyar. Kedua cek tersebut atas nama saya
Penggugat : Setelah selang beberapa minggu, saya mendatangi toko barang branded
tersebut untuk mengecek ke aslian tas saya akan tetapi pihak dari Gucci
mengatakan bahwa barang tersebut kw super bukan asli dari Gucci. Jadi
saya langsung menghubungi Bu Edely akan tetapi Bu Edely seolah selalu
menghindar dari saya, seolah Bu Edely tidak beritikad baik kepada saya.
Dan setelah Bu Edely bisa ditemui, Bu Edely justru mengatakan tidak benar
dan barang yang di jual adalah barang branded yang asli. Jadi karena saya
merasa tidak adil dan dirugikan disini maka saya dengan kuasa hukum saya
mengajukan Gugatan.
Suami Penggugat : Saya disini sebagai suami, saya juga ikut merasa dirugikan, terlebih tidak ada itikad
baik kepada kami. Uang 1,5 milyar bukanlah jumlah yang sedikit.
Mediator : Kalau boleh tau Objek dari Transaksi antara Ibu Afiani dan Ibu Edely apa ?
Penggugat : Tas branded merek Gucci yang saya beli dari Ibu Edely dan Ibu Bintang.
Suami Penggugat : Saya pun sebagai saksi menyaksikan pengambilan tas branded merek
gucci tersebut dengan istri saya.
Mediator : Jadi kalau boleh saya simpulkan bahwa Ibu Afiani dan suami dengan
Ibu Edely dan Ibu Bintang telah melakukan Perjanjian Pengikatan Jual Beli
terbukti dari fotocopy nota pembelian yang saya terima yaitu dengan objek
tas bermerek Gucci di Purwokerto, Kabupaten Banyumas Tahap
pembayaran dilakukan 2 kali yaitu uang muka sebesar Rp. 1 milyar dan
Tahap kedua yaitu dua lembar cek yang masing-masing nominalnya Rp.
1,5 milyar. Akan tetapi saat di cek barang tersebut ternyata kw super . Benar
begitu ?
Mediator : Lalu solusi apa yang Ibu Afiani dan suami yang inginkan dari Mediasi ini ?
Suami : Saya menemani istri, dan maka dari itu saya menyerahkan sepenuhnya kepada istri
saya, karena istri saya yang lebih paham terkait masalah tersebut.
Penggugat : Seperti yang saya katakan tadi bahwa saya merasa tidak adil dan dirugikan
atas Transaksi Jual beli ini karena tas yang Bu Edely dan Ibu Bintang berikan palsu atau kw
super. Sedangkan mereka sudah menerima uang dengan jumlah yang sangat besar sebesar 4
milyar.
Kuasa Hukum menjelaskan maksud keinginan dari Penggugat
Kuasa Hk. P : Bahwa kami ingin mengajukan usulan perdamaian sebagai berikut :
Pada saat mediasi para pihak yang berperkara harus lebih aktif dalam penyampaian
permasalahan. Sedangkan peran dari Kuasa Hukum yaitu membantu para pihak
melaksanakan hak dan kewajibannya, menyampaikan penjelasan hakim, mendorong para
pihak untuk aktif, membantu mengidentifikasi kebutuhan, kepentingan dan usulan
penyelesaian sengketa, merumuskan rencana dan usulan kesepakatan perdamaian, serta
menjelaskan kewajiban kuasa hukum.
Penggugat : Benar.
Mediator : Baiklah, selanjutnya saya persilahkan kepada Bu Edely dan Bu Bintang untuk
menyampaikan permasalahannya.
Tergugat I : Baik terima kasih kesempatannya. Memang benar saya dan Ibu Bintang
melakukan transaksi jual beli dengan Ibu Afiani . Dan benar bahwa telah
dibuatkan nota jual beli seperti yang dikatakan oleh Ibu Afiani di Tanggal 30
Oktober 2022. Ibu Afiani telah membayar uang muka seharga Rp.1 milyar
secara tunai. dan membayar sisanya dengan cek.
Tergugat II : Cek No. XP 279269 Tanggal 3 Oktober 2022 BCA (Bank Central Asia)
Sejumlah Rp. 1,5 milyar dan
Cek No. XP 279251 Tanggal 3 Oktober 2022 BCA (Bank Central Asia)
sejumlah Rp1,5 milyar . Kedua cek tersebut atas nama Saya.
Tergugat II memberikan FC nota jual beli, dan kuitansi lunas yang isinya nominal cek
tersebut.
Tergugat II : Bahwa bukannya kami tidak beritikad baik kepada ibu afiani dengaaan
memberikan tas palsu atau kw super. Saya yang memiliki memiliki tas
tersebut bisa di bukitkan bahwa saya membelinya di luar negeri.
Mediator : Lalu mengapa ada pernyataan dari Pihak gucci bahwa tas yang di berikan
kepada Ibu Afiani tas kw atau palsu?
Tergugat II : Setelah saya cek kembali, ternyata karena kesalahan saya dalam
memberikan nomor tas yang saya beli tertukar. Ada kekeliruan pak,
sehingga tas tersebut dikatakan palsu karena data pembelian yang tidak valid.
Mediator : Saya simpulkan bahwa Bu Edely dan Ibu Bintang membenarkan telah
terjadi Transaksi Jual Beli dengan Ibu Afiani, hal itu dibuktikan dari nota
Jual beli yang sama dengan yang dimiliki Ibu Afiani dan tas Gucci yang
merupakan objek transaksi tersebut. Ibu Afiani telah membayar uang muka
seharga Rp. 1milyar secara tunai. Dan membayar sisanya dengan dua lembar
cek pada Tanggal 3 Oktober 2022 dibuktikan dari kuitansi pembayaran, dan
nominal cek yang sama. Bahwa Ibu Bintang mengakui adanya kekeliruan
terhadap nomor validasi tas Gucci tersebut sehingga tasnya tidak terdafatar
dalam pembelian Gucci oleh Ibu Afiani. Benar begitu Ibu Edely dan Ibu
Bintang ?
Tergugat I, II : Benar.
Mediator : Lalu, Solusi apa yang Bu Edely dan Ibu Bintang inginkan dari mediasi
ini ?
Tergugat I : Bahwa kami ingin masalah ini diselesaikan baik-baik karena permasalahan
ini hanya kesalahpahaman antara Saya, Ibu Bintang dengan Ibu Afiani.
Tergugat II : Bahwa saya dan Ibu Edely saya mengakui kesalahan dan meminta maaf
secara tulus kepada Ibu Afiani karena kekeliruan kami. Dan kami akan
memberikan nota yang asli secepatnya, akan tetapi karena kekeliruan ini
saya mohon kepada Ibu Afiani untuk memberikan waktu kepada kami
selama 7 hari untuk mencari nota yang terkait dengan pembayaran tesebut.
Mediator : Bagaimana Ibu Afiani dan suami, apakah Ibu Afiani bersedia memaafkan
Bu Edely dan Ibu Bintang ? dan bersedia memberikan batas waktu 7 hari
kepada Bu Edely dan Ibu Bintang untuk mencari nota terkait dengan
pembayaran tersebut ?
Penggugat : Karena Ibu Edely dan Bu Bintang dengan tulus meminta maaf dan akan
mencari dan memberikan nota asli, maka saya maafkan dan saya setuju
memberikan batas waktu 7 hari kepada Bu Edely dan Ibu Bintang.
Mediator : Baiklah, saya rasa sudah menemukan kesepakatan. Tapi sebelumnya saya
akan membacakan kesepakatan yang telah disepakati bersama yaitu sebagai
berikut :
Penggugat : Puas.
Tergugat : Puas.
Tergugat I : Pak Mediator saya ingin bertanya apa perbedaan Kesepakatan perdamaian
dengan akta perdamaian ?
Mediator : Saya jelaskan, apabila hanya kesepakatan perdamaian maka Pihak
Penggugat yaitu Ibu Afiani wajib mencabut Gugatan dan kesepakatan
Perdamaian tersebut mengikat kedua belah pihak yaitu Ibu Afiani, Bu Edely
dan Ibu Bintang. Apabila Kesepakatan Perdamaian dikuatkan dalam Akta
Perdamaian maka memiliki kekuatan eksekutorial dan sama halnya dengan
putusan hakim yang mempunyai kekuatan hukum tetap. Apakah saudara
sekalian mengerti ? Atau perlu saya ulangi kembali ?
Penggugat : Mengerti.
Mediator : Saya beri waktu 2 Menit kepada Bu Afiani, Bu Edely dan Bu Bintang
berdiskusi terkait kesepakatan pedamaian ini dikukuhkan ke akta
perdamaian atau tidak.
Bintang ?
Kesepakatan perdamaian dibuat oleh mediator dan ditandatangani oleh kedua belah pihak dan
mediator.
Mediator : Baiklah terima kasih banyak kepada saudara sekalian atas itikad baiknya
telah mengikuti mediasi secara penuh dan berperan aktif sampai menemukan
solusi dari permasalahan. Saya harap kepada kedua belah pihak untuk saling
memaafkan dan menghilangkan perselisihan setelah keluar dari ruangan
mediasi ini. Saya selaku mediator meminta maaf apabila ada kesalahan,
kekurangan maupun salah kata.
Para pihak mengucapkan terimakasih dan berjabat satu sama lain serta meminta maaf.