Anda di halaman 1dari 23

NAMA: DESTINA

NPM: 41151010200137
KELAS: A Semester 6
MATA KULIAH PRAKTIK NEGOSIASI DAN MEDIASI
Tugas UTS: Membuat Surat Kesepakatan

SURAT KESEPAKATAN

Hari ini pada tanggal 5 maret 2023 (lima maret duaribu dua puluh tiga), kami yang bertanda
tangan dibawah ini :

PT.Bank Makmur Jaya Beralamat di Jl.karapitan Bandung , berdasarkan surat kuasa nomor
1/SK/131/2023. Dengan ini memberi kuasa kepada :

Nama : Destina S.H M.H

Pekerjaan : Pengacara

NIK : 252729020209

Alamat : Jl Kiara Condong Kota Bandung

Selanjutnya disebut pihak pertama

Nama : Adil

Pekerjaan : Wiraswasta

NIK : 1536383089

Alamat : Jl Cibaduyut Kota Bandung

Selamjutnya disebut pihak kedua


Dengan ini para pihak menyatakan :

- Bahwa Para pihak bersepakat menyelesaikan sengketa melalui lembaga arbitrase


Institusional yang berdomisili di Bandung bertempat di Kantor BANI komplek surapati
core blok AB No 33 Jalan PHH Mustofa (suci);
- Bahwa Para Pihak telak memilih mediator bersertifikat;
- Bahwa Para mediator tersebut diantaranya adalah Dr H Jafar Sidik, SH MH, MKn, IArbI,
Ismet Baswedan dan Akmam Umar dengan sekertaris bernama Risma Risdianti;
- Bahwa proses mediasi akan dilaksanakan pada Hari rabu tanggal 10 Maret 2023;
- Bahwa tempat menyelesaikan sengketa berada di Kantor BANI komplek surapati core
blok AB No 33 Jalan PHH Mustofa (suci);
- Bahwa Para Pihak secara tanggung renteng membayar proses penyelesaian sengketa
melalui BANI.

Demikian surat kesepakatan ini kami buat dengan sebenarnya tanpa ada paksaan dari pihak
manapun dan agar dapat dipergunakan sebagaimana mestinya.

Bandung, 05 Maret 2023

Pihak pertama Pihak kedua

(Destina S.H,. M.H.) (Adil)


SURAT PERNYATAAN HASIL NEGOSIASI

Hari ini pada tanggal 10 maret 2023 (sepuluh maret duaribu dua puluh tiga) bertempat di
Kantor BANI komplek surapati core blok AB No 33 Jalan PHH Mustofa (suci) kota Bandung
kami yang bertanda tangan dibawah ini :

PT.Bank Makmur Jaya Beralamat di Jl.karapitan Bandung, berdasarkan surat kuasa nomor
1/SK/131/2023 . Dengan ini memberi kuasa kepada :

Nama : Destina S.H M.H

Pekerjaan : Pengacara

NIK : 252729020209

Alamat : Jl Kiara Condong Kota Bandung

Selanjutnya disebut pihak pertama

Nama : Adil

Pekerjaan : Wiraswasta

NIK : 1536383089

Alamat : Jl Cibaduyut Kota Bandung

Selanjutnya disebut pihak kedua

Dengan ini Para pihak membuat kesepakatan hasil negosiasi melalui lembaga arbitrase BANI
yang diantaranya adalah :

- Bahwa PT.Bank Makmur Jaya telah meminjamkan sejumlah uang kepada pihak kedua
sebesar Rp.10.000.000.000 (sepuluh miliyar rupiah);
- Bahwa Pada awalnya pihak kedua tidak mengakui hutang dengan jumlah sebesar
Rp.10.000.000.000 (sepuluh milyar rupiah) kepada Pihak pertama;
- Bahwa telah diadakan musyawarah mufakat antara para pihak pada tanggal 1 maret 2023
akan tetapi tidak mencapai kesepakatan;
- Bahwa pada tanggal 10 maret 2023 diadakan kembali mediasi antara kedua belah pihak
dengan memilih mediator dari kantor BANI;
- Bahwa mediator tersebut diantaranya adalah Dr H Jafar Sidik, SH MH, MKn, IArbI,
Ismet Baswedan dan Akmam Umar dengan sekertaris bernama Risma Risdianti;
- Bahwa Pihak pertama telah berhasil membuktikan hutang milik pihak kedua dengan
bukti rekening koran;
- Bahwa Pihak kedua tidak mencatat pembukuan perusahaan sehingga tidak tercatat hutang
sebesar Rp.10.000.000.000 (sepuluh miliyar rupiah);
- Bahwa hasil kesepakatan tersebut adalah Pihak kedua mengakui hutang sebesar
Rp.10.000.000.000 (sepuluh miliyar rupiah) kepada pihak pertama;
- Bahwa Pihak kedua berjanji akan melunasi hutang nya selama 3bulan kedepan lamanya;
- Bahwa pihak pertama menyetujui sisa hutang sebesar Rp.2.500.000.000 (dua miliyar lima
ratus juta rupiah) akan dibayar selama 3bulan kedepan;

Demikian surat pernyataan hasil negosiasi ini kami buat dengan sebenarnya tanpa ada paksaan
dari pihak manapun dan agar dapat dipergunakan sebagaimana mestinya.

Bandung 10 maret 2023

Pihak Pertama Pihak Kedua

(Kuasa hukum PT.Makmur Jaya ) Adil


NARASI PRAKTIKUM NEGOSIASI DAN MEDIASI

MEDIATOR A/B : ..................................................


Tuan Bank Makmur (B) ; ..................................................
Kuasa Hukum (B) : .................................................

DEBITUR TUAN ADIL (A) :..................................................


Kuasa Hukum (A) ;..................................................

Mediator : Selamat siang bapak dan ibu yang saya hormati,sebelum kita melakukan
mediasi,ijinkan saya memperkenalkan diri terlebih dahulu, nama saya Hening
Anggarani SH.MH sebagai mediator yang telah dipilih bapak dan ibu.Selanjutnya
kepada bapak dan ibu saya berikan kesempatan untuk memperkenalakan diri
masing – masing.
Penggugat Pihak Bank Makmur : Perkenalkan nama saya Bahrudin sebagai
penggugat dan Destina SH., M.H. sebagai kuasa hukum dari Bank Makmur yang
berkantor Hukum di Cimahi Desti And Partners yang akan mewakili sebagai
penggugat yang berdasarkan Surat Kuasa Nomor 1/Kuasa/II/2023 tertanggal 28
Februari 2023.
Tergugat Tuan Adil : Dan perkenalkan nama saya Tuan Adil sebagai tergugat dalam
kasus ini.dan Bersama Kuasa Hukum Saya yaitu deandra, S.H., M.H yang
berkantor Hukum di Bandung di kantor deandra And Partners yang berdasarkan
Surat Kuasa Nomor 1/Kuasa/II/2023 tertanggal 28 Februari 2023.

Mediator : pertama-tama saya menjelaskan bahwa mediasi Bapak tidak lain tidak
bukan adalah cara penyelesaian dengan proses perundingan untuk memperoleh
kesepakatan kedua belah pihak dalam hal ini saya akan membantu sebagai
mediator di upayakan penyelesaiannya melalui perdamaian dengan bantuan
seorang mediator dan pada sidang bapak dan ibu kali ini telah sepakat telah
menunjuk saya sebagai mediator dalam kasus ini selanjutnya saya menerangkan
tentang mediasi. Mediasi adalah suatu alternatif penyelesaian sengketa dimana
kedua belah pihak saling berdialog, berunding untuk menentukan titik temu. Saya
selaku sebagai mediator akan memfasilitasi negosiasi ini. Namun sebelum saya
memulai mediasi saya akan menjelaskan tahapan – tahapan mediasi diantaranya:
1. Saya memberikan penyelesaian kepada para pihak untuk bergantian\
2. Saya akan mencari kesepahaman awal dari kedua belah pihak
3. Saya mendefisinisikan,menentukan agenda pembicaraan.
4. Setelah itu kita masuk dalam tahap negosiasi
5. Apabila negosiasi mencari kesepakatan kita akan menyusun kesepakatan akhir
Baiklah bapak dan ibu apakah setuju dengan kesepakatan tersebut ?
Penggugat : saya setuju Bu/Pak
Tergugat : saya setuju, Bu/pak
Mediator : Baiklah kita mulai mediasi pagi ini, bagaiamana kalau kita mendengar dari
Bapak Baharudin dan Kuasa Hukumnya terlebih dahulu untuk menyampaikan
keteranganya? Bagaimana bapak Tuan Adil dan Kuasa Hukumnya, apakah setuju?
Tergugat : iya pak/bu silahkan.
Mediator : silahkan bapak/bu
Penggugat : Terimakasih pak atas kesempatanya, begini. bapak Tuan Adil ini sampai
saat ini masih terikat hutang-piutang/pinjaman kepada Bank dengan saya. Padahal
di dalam surat perjanjian Bapak adil ini sepakat untuk melunasi semua hutang-
piutang beserta bungannya yang berjumlah 10 Milyar pada tanggal 6 januari 2020.
namun sampai pada saat jatuh tempo tergugat tidak mau melunasi hutangnya. saya
telah beberapa kali melayangkan Somasi kepada tergugat namun sampai sekarang
saya tidak mendapatkan kejelasan apa-apa dari bapak Tuan Adil ini,
Mediator : Baiklah artinya bapak kecewa atas kejadian ini?
Penggugat : saya sangat kecewa pak.
Mediator : Dan Bapak menginginkan agar pembayaran cepat dilakukan, betul begitu,
Pak?
Penggugat : iya betul pak, karena hutang bapak Tuan Adil ini terbilang cukup besar,
dan dalam surat perjanjian bapak adil ini sudah sepakat untuk segera melunasi
hutang-piutang beserta Bungan saat jatuh tempo.
Mediator : baiklah setelah kita mendengar penjelasn dari bapak Baharudin.
selanjutnya saya berikan kesempatan bapak Tuan Adil untuk menyampaikan hal –
hal yang perlu kita ketahui. silahkan pak?
Tergugat : terus terang, pak saya sangat kecewa atas apa yang bapa Sampaikan tadi
Bahwa Saya Memiliki hutang sejunmlah 10 milyar, pdahal faktanya bahwa saya
hanya mempunyai hutang sejumlah 7,5 milyar berdasarkan Uang yang saya terima
dari Bank makmur ini. apakah iya tidak ada jalan lain selain melakukan
gugatan,masih banyak jalan alternative: berunding misal dan saya pikir lebih
dewasa untuk mendapatkan jalan keluar yang baik..
Penggugat : Bapak, jangan berdalih saya itu sudah tiga kali, melayangkan surat teguran
terhadap bapak. Kalau bapak memang ada iktikad baik seharusnya bapak
memberikan respon yang baik, bukan justru berdiam diri dan memberikan kesan
tidak bertanggung jawab dan hanya mengaku mempunyai hutang 7,5 milyar pak.
Mediator : Bapak-bapak harap tenang, kalau pihak satu bicara maka pihak lain harus
mendengarkan agar kita dapat mengerti apa kemauan dari masing-masing pihak.
Kalau bapak-bapak tetap seperti maka tahap mediasi ini tidak bisa di lanjutkan.
Bagaimana apakah mau di lanjutkan aatau tidak?
Penggugat : Maaf pak
Mediator : baiklah, silahkan bapak adil di lanjutkana penjelasannya
Tergugat : Jadi begini Pak saya menyadari betul atas keterlambatan pelunasan ini,
namun saya juga tidak membenarkan atas tuduhan bahwa saya memiliki
tunggakan sebesar 10 milyar , saya sadar betul saya hanya menerima uang
Sejumlah 7,5 Milyar itu .
Mediator : Oh, jadi usaha bapak tidak mengakui bahwa bapa sudah memimjam uang
10 milyar malah hanya 7,5 milyar ya.apakah benar bapak?
Tergugat : iya pak sangat benar .itu yang saya sangat harapkan.
Mediator : Setelah saya mendengar penjelasan dari pihak Bapak Baharudin dan bapak
adil.saya menemukan ada beberapa kesepahaman awal yaitu :
1. Bapak dan ibu menginginkan adanya kejelasan tentang kebenaran atau jumlah
hutang yang benar dalam kasus ini.
2. Bapak dan ibu menginginkan agar masalah cepat terselesaikan
Begitu kan yang kalian maksud ?
P&T : Betul, Bu.
Mediator : baiklah selanjutnya seperti bapak Baharudin dan bapak adil ungkapkan
bahwa sebelum perkara ini terjadi. sebenarnya Bapak Baharudin menganggap
Sukarman sebagai terutang yang dapat di percaya dan sebaliknya pihak bapak adil
menganggap bapak Baharudin sebagai pemberi hutang yang bisa di ajak kerja
sama. kalau boleh saya bertanya kemungkinan kelanjutan hutang-piutang tersebut
di kemudian hari.
Penggugat : Seperti yang sudah saya jelaskan, bapak adil harus sesegera mungkin
dapat melunasi hutang-hutangnya yang sejumlah 10 Milyar itu, karena ini sudah
lewat jatuh temponya dan itu sudah termasuk bunga yang ada dan kami memiliki
bukti pembukuan keuangan milik bapak adil
Mediator : baik, jadi bapak menginginkan agar terhutang cepat melunasi, benar kan
Pak?
Penggugat : iya benar Pak/Bu.
Mediator : Baik, mengenai penjelasan dari bapak Baharudin, apakah pihak bapak adil
ada tanggapan?
Tergugat : iya pak sebenarnya saya sangat kecewa terhadap pihak bank bapak
Baharudin karena terlalu mengada ngada bahwa saya mempunyai hutang 10
Milyar.
Mediator : dari penjelasan bapak dan ibu saya dapat menyimpulkan bahwa jika
masalah hutang-pitang cepat diselesaikan dan tentang mana yang benar apakah
Tuan adil meminjam uang 10 Milyar atau 7,5 Milyar, maka terkait itu bisa
menemui titik terang untuk segera melunasi hutangnya. benar kan pak?
P&T : iya benar pak/Bu!
Mediator : baiklah jika demikian ada iktikat baik antara kedua belah pihak untuk
menyelesaikan masalah ini, selanjutnya ijinkan saya untuk menulis definisi
permasalahan.

Hakim mediator menuliskan defini permasalahan di papan tulis yang telah di sediakan, definisi
permaslahan tersebut ada 2 diantaranya :
1. Bagaimana memproleh jalan tengah mengenai kebenaran nominal hutang tersebut?
2. Bagaimanakah menyelesaikan pembayaran tersebut?

Mediator : Dari ke dua point tersebut yang ingin bapak bahas terlebih dahulu yang
mana? bagaimana Bapak Baharudin?
Pengggugat : Yang jelas saya menginginkan bapak Tuan Adil sesegera mungkin dapat
melunasi hutang-hutangnya yang sejumlah 10M
Mediator : baiklah Pak, selanjutnya bapak adil bagaimana menurut bapak?
Tergugat : terus terang Bu/pak mengenai pelunasan hutang-piutang ini saya
mendapatkan kesulitan dan tidak terima saya di cap mempunyai hutang 10 M.
Saya pikir saya hanya mempunyai hutanghanya 7,5 Milyar dan saya siap akan
melunasi hutangnya.
Mediator : bagaimana bapak Baharudin apakah dari pihak bapak Baharudin ada
pertimbangan lain?
Penggugat : iya Bu/pak saya setuju,untuk membicarakan Nominal dahulu.
Mediator : bagaimana agenda pertama membahas Nominal yang benar apakah 10 M
atau 7,5 M antara Bapak Baharudin dan bapak Sukarman selanjutnya baru
mengenai pembayaran. Apakah Bapak-bapak setuju ?
P&T : iya saya setuju bu/pak.

Pemecahan Masalah
Mediator : setelah kedua pihak setuju untuk membicarakan nominal terlebih dahulu,
maka selanjutnya saya berikan kesempatan bagi bapak dan bapak mengajukan
usulan mengenai pemecahan masalah ini. Kira-kira siapa yang terlebih dahulu
mau mengemukakan usulannya? apakah bapak baharudin dan Bapak Tuan Adil
mempunyai usul untuk penyelesaian masalah ini?
Tergugat : Dalam hal pelunasan utang-utang pasti akan saya lunaskan
pembayarannya namun, saya harap tidak dalam waktu dekat ini, dan saya siap
hanya akan membayar sebagaimana uang yang saya terima sejumlah 7,5 Milyar
Mediator : apakah bapak adil memiliki usulan untuk memberikan kepastian
pembayaran kepada Bapak Baharudin?
Tergugat : bagaimana kita melakukan perjanjian tertulis yang memuat mengenai
jumlah yang disepakati utuk jalan tengah nominal yang diterima kedua belah
pihak danbagaimana cara pembayarannya? terus berapa jumlah yang harus di
bayar serta tenggang waktu yang di butuhkan. saya rasa itu sudah cukup.
Penggugat : Iya saya sangat setuju sekali. mengenai apa yang kita tuangkan pada
perjanjian tersebut, bukan begitu Bu/pak Mediator?
Mediator : baiklah sebelumnya kalau boleh saya menyampaikan baik bapak Tuan
Adil dan bapak Baharudin sama -sama menginginkan adanya kelanjutan
hubungan baik di kemudian hari, namun masih membutuhkan waktu untuk
memikirkan cara terbaik mengenai pelunasan pembayaran di kemudian hari. yang
dapat diterima dari kedua belah pihak bagaimana kita membahas usulan nomor
satu yaitu melanjutkan untuk menetapkan Jumlah nominal yang dipinjam apakah
bapak dan ibu memiliki usulan untuk masalah ini?
Tergugat : baik, saya akan membayar 10 miliar tetapi saya meminta waktu untuk
membayarnya Dengan begitu saya juga akan membayar hutang tersebut dan saya
berjanji akan membayar sejumlah itu Bapak Baharudin.
Mediator : baik saya melihat bapak Sukarman beritikad untuk membayar dengan
Nominal tersebut. selanjutnya bagaimana tanggapan Bapak Baharudin, silahkan
Pak!
Penggugat : ya, pada dasarnya saya juga tidak menginginkan hal-hal seperti ini terjadi,
kalau memang ada kejelasan dari pihak bapak Sukarman mengenai pelunasan
utang-piutang ini.
Mediator : baik dari penjelasan para pihak saya melihat bapak Baharudin dan Bapak
Sukarman sepakat untuk menetapkan bahwa Hutang yang benar adalah 10 Milyar.
selanjutnya kita beranjak ke permasalahan nomor 2 yaitu tentang kewajiban
pelunasan hutang-piutang. bagaimana ada tanggapan dari pihak Bapak adil?
Tergugat : mengenai pelunasan hutang piutang ini, saya pasti akan segera melunasi
hanya saja seperti yang saya sampaikan sebelumnya, saya mohon kesabaran
Bapak Baharudin, karna saya menita penundaan pembayaran sampai 3 bulan
kedepan.
Mediator : Bagaimana bapak Baharudin? Dari pihak bapak Sukarman sudah
memberikan kepastian soal pembayaran. Ada tanggapan, Bapak?
Penggugat : Baik tidak jadi masalah, asalkan 3 bulan kedepan saya mau semua piutang
sudah lunas.
Mediator : ok, jadi begini pihak bapak Baharudin ini membutuhkan kepastian dari
bapak Sukarman. Apakah Bapak Sukarman bisa menjamin bahwa semua hutang
bapak pada tiga bulan kedepan dapat di lunaskan?
Tergugat : iya, Bu/Pak jadi begini awal saya berhutang kepada bapak Baharudin ini
untuk keperluan penambahan modal usaha saya, jadi untuk 3 bulan kedepan usaha
saya akan ada banyak perkembangan, dan saya akan melunasi saat itu juga.
Mediator : menurut saya usulan bapak sudah konkrit, bagaimana tanggapan dari
Bapak Baharudin atas usulan dari bapak Sukarman?
Penggugat : terus terang sebetulnya saya ingin pembayaran piutang ini dapat segera di
lunasi, namun baiklah tidak apa-apa. Namun pada bulan ke- 3 bapak Sukarman
Harus melunasi semua hutang-hutangnya.
Mediator : baiklah pada pertemuan mediasi ini kita telah mencapai kata sepakat yaitu
mengenai saling menjaga nama baik atau hubungan baik dan melakukan
pembayaran dengan cara bayar kontan pada bulan bulan ke-3. Dan artinya tiga
bulan ke depan pitang ini sudah lunas di bayarkan, benak kan begut, pak?
P&T : Betul, Bu
Mediator : baiklah selanjutnya kita akan mempersiapkan kesepakatan perdamaian
yang mana nantinya di dalam kesepakatan tersebut para pihak harus
menambahkan klausul. Apakah gugatan ini di cabut atau kesepakatan
perdamaian? yang di lakuakan pada putusan majelis hakim yang mellahirkan
akte perdamaian.
Penggugat : pak mediator saya bertanya apakah perbedaan 2 klausul tersebut?
Mediator : baiklah saya jelaskan apabila gugatan tersebut di cabut maka kesepakatan
perdamaian hanya mengikat kedua belah pihak, dimana apabila salah satu ingkar
janji maka harus di ajukan gugatan kembali, sedangkan untuk klausul yang
menyebutkankesepakatan perdamaian yang di kukuhkan di dalam majelis hakim
menjadi akte perdamaian sehingga apabila salah satu pihak wanprestasi/ingkar
janji maka dapat di eksekusi langsung oleh ketua pengadilan setempat tanpa
mengajukan gugatan.
Penggugat : wah kalau begitu harus di bukukan ke dalam majelis hakim,karena
kesepakan ini masih ada point yang belum dipenuhi oleh bapak Sukarman.
Mediator : bagaimana bapak Sukarman apakah bapak setuju?
Tergugat : iya saya setuju pak.
Mediator : baiklah bapak dan ibu selanjutnya saya menyerahkan kesepakatan
perdamaian yang telah di tanda tangani kepada ketua majelis hakim.dan
pembacaan putusan dengan panitera penggugat.
RESUME 1

Alternatif penyelesaian sengketa diatur dalam undang-undang republik Indonesia nomor 30


tahun 1999 tentang arbitrase dan alternatif penyelesaian sengketa.

Dalam pasal 1 angka 1 menyebutkan

- arbitrase adalah cara penyelesaian suatu sengketa perdata diluar pengadilan umum yang
didasarkan pada perjanjian arbitrase yang dibuat secara tertulis oleh para pihak yang
bersengketa.

Pasal 1 angka 10:

- alternatif penyelesaian sengketa adalah lembaga penyelesaian sengketa atau beda pendapat
melalui prosedur yang disepakati para pihak yakni penyelesaian di luar pengadilan dengan cara
konsultasi, negosiasi, mediasi, konsiliasi atau penilaian.

Pasal 6

1. Sengketa atau beda pendapat perdata dapat diselesaikan oleh para pihak melalui alternatif
penyelesaian sengketa yang didasarkan pada itikad baik dengan mengesampingkan penyelesaian
secara litigasi di pengadilan negeri

2. Penyelesaian sengketa atau beda pendapat melalui alternatif penyelesaian sengketa


sebagaimana dimaksud dalam ayat 1 diselesaikan dalam pertemuan langsung oleh para pihak
dalam waktu paling lama 14 hari dan hasilnya diluangkan dalam suatu kesepakatan tertulis.

3. Dalam hal sengketa atau beda pendapat sebagaimana dimaksud dalam ayat 2 tidak dapat
diselesaikan maka atas kesepakatan tertulis para pihak sengketa atau beda pendapat diselesaikan
melalui bantuan seorang atau lebih penasihat ahli maupun melalui seorang mediator

4. Apabila para pihak tersebut dalam waktu paling lama 14 hari dengan bantuan seorang atau
lebih penasihat ahli maupun melalui seorang mediator tidak berhasil mencapai kata sepakat, atau
mediator tidak berhasil mempertemukan kedua belah pihak maka para pihak dapat menghubungi
sebuah lembaga arbitrase atau lembaga alternatif penyelesaian sengketa untuk menunjuk seorang
mediator.
5. Setelah penunjukan mediator oleh lembaga arbitrase atau lembaga alternatif penyelesaian
sengketa dalam waktu paling lama 7 hari usaha mediasi sudah harus dapat dimulai.

6. Usaha penyelesaian sengketa atau beda pendapat melalui mediator sebagaimana dimaksud
dalam ayat 5 dengan memegang teguh kerahasiaan dalam waktu paling lama 30 hari harus
tercapai kesepakatan dalam bentuk tertulis yang ditandatangani oleh semua pihak yang terkait.

7. Kesepakatan penyelesaian sengketa atau beda pendapat secara tertulis adalah final dan
mengikat para pihak untuk dilaksanakan dengan tingkat baik secara wajib didaftarkan di
pengadilan negeri dalam waktu paling lama 30 hari sejak penandatanganan.

8. Kesepakatan penyelesaian sengketa atau beda pendapat sebagaimana dimaksud dalam ayat 7
wajib selesai dilaksanakan

9. Apabila usaha perdamaian sebagaimana dimaksud dalam ayat 1 sampai dengan ayat 6 tidak
dapat tercapai maka para pihak berdasarkan kesepakatan secara tertulis dapat mengajukan usaha
penyelesaian melalui lembaga arbitrase ad hoc.

Ruang lingkup

- landasan hukum alternatif penyelesaian sengketa

- istilah dan pengertian alternatif penyelesaian sengketa dan arbitrase

- falsafah alternatif penyelesaian sengketa

- prinsip-prinsip alternatif penyelesaian sengketa

- kelebihan dan kekurangan alternatif penyelesaian sengketa

- kemahiran produk akhir

- negosiasi, mediasi dan arbitrase

# dasar hukum alternatif penyelesaian sengketa

- undang-undang nomor 90 tahun 1999 tentang arbitrase dan alternatif penyelesaian

- peraturan pemerintah nomor 54 tahun 2000 tentang lembaga penyedia jasa pelayanan sengketa
lingkungan hidup di luar pengadilan
- peraturan MA nomor 2 tahun 2003 tentang prosedur mediasi di pengadilan

- peraturan ma nomor 1 tahun 2008 tentang prosedur mediasi di pengadilan

- peraturan ma nomor 1 tahun 2016 tentang prosedur mediasi di pengadilan.

# dasar hukum arbitrase

- pasal 615 sampai 651 reglament rechtvoordering (RV)

- pasal 377 hey herzuliene indonesisch reglement

- pasal 705 rechtreglement voor the bolutengewesten (RBG)

- pasal ll aturan peralihan UUD 1945

- UUD nomor 14 tahun 1970 tentang pokok-pokok kekuasaan kehakiman

- undang-undang nomor 14 tahun 1985 tentang mahkamah agung

- UUD nomor 30 tahun 1999 tentang arbitrase dan alternatif penyelesaian sengketa

- rules and prcedures badan arbitrase Nasional Indonesia (BANI)

# peristilahan

Alternatif penyelesaian sengketa dalam bahasa Inggris disebut alternatif dispure resolution
(ADR). Dengan istilah HDR dapat diartikan alternative to litigation (ATL) dalam htl selam
pengadilan dalam apes termasuk arbitrase dan dapat diartikan alternative to adjucation (ATA),
Dengan ATA ini maka arbitrase dan badan penyelesaian sengketa yang memutus tidak termasuk
aps.

Istilah aps resmi dikenal dan digunakan sejak undangkannya UU nomor 30 tahun 1999 tentang
arbitrase dan aps. Sebelumnya beberapa istilah di perkenalkan misalnya penyelesaian sengketa
(UU no 23 tahun 1977 tentang pengelolaan lingkungan hidup dan mekanisme alternatif
penyelesaian sengketa (MAPS) dan forum-forum ilmiah.

# kelebihan alternatif penyelesaian sengketa

- sifat sukarelaan dalam proses karena tidak adanya unsur pemaksaan

- prosedur yang cepat


- keputusannya yang bersifat non judicial

- prosedur rahasia

- fleksibilitas dalam menentukan syarat-syarat penyelesaian masalah

- hemat waktu karena prosesnya lebih cepat dibandingkan dengan pengadilan

- hemat biaya

# kekurangan alternatif penyelesaian sengketa

- dalam negosiasi kekurangannya yaitu tidak adanya kepercayaan antara para pihak yang
bersengketa dalam menyelesaikan suatu sengketa tertentu dan seringkali tidak ada upaya untuk
saling mendengarkan kehendak dan keinginan masing-masing pihak

- kelemahan dalam mediasi yaitu adanya ketakutan eksekusi para pihak setelah mencapai
kesepakatan karena kesepakatan dicapai dengan sukarela maka eksekusi tersebut dilakukan
dengan sukarela pula

- kelemahan dalam arbitrase yaitu arbitrase tidak memiliki kekuatan eksekutorial dan kepastian
hukum terhadap kesepakatan yang telah dihasilkan.

# Negosiasi

Negosiasi merupakan bagian dari proses penyelesaian sengketa secara kompromi (kooperatif
antar pihak) dengan tujuan menyelesaikan pemecahan masalah bersama.

# Mediasi

Mediasi adalah proses negosiasi pemecahan konflik atau sengketa di mana pihak luar atau pihak
ketiga yang tidak memihak bekerjasama dengan pihak yang bersengketa atau konflik untuk
membantu memperoleh kesepakatan perjanjian dengan memuaskan

# arbitrase

arbitrase adalah cara penyelesaian suatu sengketa perdata diluar pengadilan umum yang
didasarkan pada perjanjian arbitrase yang dibuat secara tertulis oleh para pihak yang
bersengketa.
#contoh kasus yang diselesaikan melalui alternatif penyelesaian sengketa

1. Negosiasi

Kasus utang piutang yang dilakukan oleh apin ia meminjam uang 80 juta kepada surya dan
berjanji akan dikembalikan dalam jangka waktu 3 bulan tetapi apin ingkar terhadap janjinya
tersebut, akan tetapi para pihak setuju untuk menyelesaikan kasus tersebut dengan negosiasi

2. Mediasi

Di desa glagor kecamatan Kediri kabupaten tombo barat terdapat sengketa bisnis mengenai
pemasangan salah satu tower perusahaan provider sengketa ini diselesaikan dengan media
dengan win-win solution

3. Arbitrase

Di kelurahan tantu Tedong ada kasus kelahian yang memperebutkan air irigasi sengketa ini
diselesaikan dengan arbitrase.

#prinsip-prinsip aps

- kesepakatan para pihak prinsip ini sangat esensial badan-badan arbitrasa hus menghormati apa
yang para pihak sepakati

- kebebasan memilih cara penyelesaian sengketa

- kebebasan memilih hukum

- itikad baik

- exhaustion of local remedies prinsip ini merupakan bentuk penghormatan atas suatu negara.

RESUME 2

Klausula Perjanjian

Dalam membuat perjanjian /kontrak harus memperhatikan klausula Perjanjian terutama harus
dilihat klausula tentang penyelesaian sengketa ada arau helakny a portal yang mengatur tentang
hanya ada pasal hal tersebut Walaupun young mengaturnya itu akan menentukan akan di bawa
kemana sengketa tersebut bila suatu saat terjadi sengketa. apakah akan diselesaikan di
Penyelesaian songketa dom Arbitrase" Pengadilan atau melalui Alternatif

Fungsi klausula tentang penyelesaian sengketa

1). Adanya kepastian Hukum, Jika terjadi sengketa jelas sengketa tersebut akan diselesaikan
dimana atau akan di bawa kemana sengketa tersebut, akankah dibawa ke pengadilan negara / di
lembaga arbitrase/ lembaga Alternatif Penyelesaian Sengketa.

2). Memberikan kewenangan kepada tembaga tersulut misalnya yang dipilih lembaga arbitrase/
lembaga Alternatif Penyelesaian Sengketa. lainnya diatur dalam pasal 2, 4, dan 11 UU No.30
Tahun 1999.

Pasal 2

uu ini mengatur penyelesaian sengketa atau beda pendapat antara pihak dalam satu hubungan
hukum tertentu yang telah mengadakan perjanjian arbitrase yang secara tegas mengatakan bahwa
semua sengketa atau beda pendapat yang timbul atau yang mungkin timbul dari hubungan
hukum tersebut akan di selesaikan dengan cara arbitrase atau melalui alternatif penyelesaian
sengketa.

Pasal 4

(1) Dalam hal para pihak telah menyetujui bahwa sengketa di antara mereka akan diselesaikan
melalui arbitrase dan para pihak telah memberikan wewenang, maka arbiter berwenang
menentukan dalam putusannya mengenai hak dan kewajiban para pihak jika hal ini tidak diatur
dalam perjanjian mereka.

(2) Persetujuan untuk menyelesaikan sengketa melalui arbitrase sebagaimana dimaksud dalam
ayat (1) dimuat dalam suatu dokumen yang ditandatangani oleh para pihak.

(3) Dalam hal disepakati penyelesaian sengketa melalui arbitrase terjadi dalam bentuk pertukaran
surat, maka pengiriman teleks, telegram, faksimili, e-mail atau dalam bentuk sarana komunikasi
lainnya, wajib disertai dengan suatu catatan penerimaan oleh para pihak.

Pasal 11
(1) Adanya suatu perjanjian arbitrase tertulis meniadakan hak para pihak untuk mengajukan
penyelesaian sengketa atau beda pendapat yang termuat dalam perjanjiannya ke Pengadilan
Negeri.

(2) Pengadilan Negeri wajib menolak dan tidak akan campur tangan di dalam suatu penyelesaian
sengketa yang telah ditetapkan melalui arbitase, kecuali dalam hal-hal tertentu yang ditetapkan
dalam Undang-undang ini.

3). untuk menghindari konflik yurisdiksi untuk lembaga-lembaga penyelesaran Sengketa. (diatur
dalam pasal 3 UU NO 30 Tahun 1999).

Pasal 3 Pengadilan Negeri tidak berwenang untuk mengadili sengketa para Pihak yang telah
terikat dalam perjanjian arbitrase..

Untuk Penyelesaian sengketa diluar pengadilan diatur juga dalan UU No 48 Tahun 2009 tentang
kekuasaan kehakiman. dalam pasal 58-61.

Jenis-Jenis Arbitrase:

1). Arbitrast Ad Hoc

Arbitrase ad hoc atau voluntary Arbitration merupakan suatu arbitrase yang secara insidental
(jika sengketa terjadi) untuk menyelesaikan sengketa tertentu dengan jangka waktu tertentu.

Kemudian apabila sengketa tersebut sudah di selesaikan, maka dengan sendirinya arbitrase
tesebut bubar atau membubarkan diri.

Arbitrase jenis ini biasanya digunakan oleh masyarakat hukum adat, sengketa. perburuhan, dan
ganti rugi.

Dalam arbitrase para pihak yang terlibat sengketa diberikan kebebasan untuk menentukan sendiri
Arbiter, kerangka kerja prosedur dan aparatur administratif dari Arbitrase Pembentukannya
tersebut harus mendapat persetujuan dari pihak -pihak terlibat sengketa.

2). Arbitrase institusional

Arbitrase ini disebut juga arbitrase tetap memiliki lembaga permanen yang sengaja didirikan.
untuk menjadi tembaga permanen penyelesaian sengketa Arbitrase, baik dalam bingkai Nasional
maupun Internasional. Lembaga-lembaga tersebut yaitu:
a). Badan Arbitrase Nasional Indonesia (BANI)

b). Badan Arbitrase Syariah National (BASYARNAS)

c). Badan Arbitrase Pasar Modal Indonesia (BAPMI)

d). Court of Arbitration of International chamber of Commerce (ICC International Court


Arbitration)

e). The International Center for Settlement of Investment Disputes (ICSID).

Putusan arbitrase atau APS

Putusan dari ketentuan dalam arbitrase atau APS yaitu final dan mengikat sesuai dengan
ketentuan pasal 6 ayat (7) uu no. 30 tahun 1999 yang berbunyi: “kesepakatan penyelesaian
sengketa arau beda pendapat secara tertulis adalah final dan mengikat para pihak untuk
dilaksanakan dengan itikad baik serta wajib di daftarkan di pengadilan negeri dalam waktu
paling lama 30 (tiga puluh) hari sejak penandatanganan.

RESUME 3

# Akta kesepakatan/perdamaian/perjanjian ada dua model yaitu:

1. Apa perdamaian dalam bentuk akta notaris

2. Akta perdamaian dalam bentuk akta di bawah tangan (dibuat oleh para pihak jika ada saksi
boleh, masing-masing ada saksi karena jika hanya satu bukan saksi karena unus testis nullus
testis satu saksi bukan saksi)

# Marwah atau falsafah dari APS:

1. Memberdayakan para pihak berselisih untuk menyelesaikan permasalahan pihak-pihak terkait.

Pada pihaknya yaitu para pihak yang berselisih, negosiator, kuasa hukum/pengacaranya, dan juga
arbiter jika masuk di dalam fase arbitrase.

2. Menyelesaikan permasalahannya dengan cara kooperatif non konfrontatif

# penyelesaian sengketa
Dalam perjanjian harus disertakan atau tertera tentang penyelesaian sengketa, jika belum ada dan
perjanjian tidak/belum terjadi sengketa maka harus segera dibuat.

#dalam pasal 10 UU no 48 tahun 2009 tentang kekuasaan kehakiman menyatakan:

(1) pengadilan dilarang menolak untuk memeriksa, mengadili, dan memutus suatu perkara yang
diajukan dengan dalih bahwa hukum tidak ada atau kurang jelas melainkan wajib untuk
memeriksa dan mengadilinya.

(2) ketentuan sebagaimana dimaksud pada ayat 1 tidak menutup usaha penyelesaian perkara
perdata secara perdamaian.

Dalam pasal tersebut pengadilan dilarang menolak tetapi dalam UU no 30 tahun 1999 tentang
lebih terasa dan alternatif penyelesaian sengketa, yaitu:

Pasal 3

Pengadilan negeri tidak berwenang untuk mengadili sengketa para pihak yang telah terikat dalam
perjanjian arbitrase

Pasal 11

(1) adanya suatu perjanjian arbitrase tertulis meniadakan hak para pihak untuk mengajukan
penyelesaian sengketa atau beda pendapat yang termuat dalam perjanjiannya ke pengadilan
negeri.

(2) Pengadilan negeri wajib menolak dan tidak akan campur tangan dalam suatu penyelesaian
sengketa yang telah ditetapkan melalui administrase, kecuali dalam hal-hal tertentu yang
ditetapkan dalam undang-undang ini.

Pasal 45

(1) dalam hal para pihak datang menghadap pada hari yang ditetapkan, arbiter atau majelis
arbitrase terlebih dahulu mengusahakan perdamaian antara para pihak yang bersengketa

(2) dalam hal usaha perdamaian sebagaimana dimaksud dalam ayat 1 tercapai maka arbiter atau
majelis arbitrase membuat suatu akta perdamaian yang final dan mengikat para pihak dan
memerintahkan para pihak untuk memenuhi ketentuan perdamaian tersebut.
Tetapi ada yurisprudensi mahkamah agung yaitu jika para pihak telah memilih lembaga
penyelesaian sengketanya melalui arbitrase atau alternatif penyelesaian sengketa maka
kewenangan absolut itu ada di lembaga aps/arbitrase bukan di pengadilan.

RESUME 4

Penyelesaian sengketa diluar pengadilan dalam UU no 48 tahun 2009 tentang kekuasaan


kehakiman yang diatur dalam pasal 58- 61 pas

Pasal 58

Upaya penyelesaian sengketa perdata dapat dilakukan diluar pengadilan negara melalui arbitrase
atau alternatif penyelesaian sengketa.

Pasal 59

(1) arbitrase merupakan cara penyelesaian suatu sengketa pada data di luar pengadilan yang
didasarkan pada perjanjian arbitrase yang dibuat secara tertulis oleh para pihak yang
bersengketa.

(2) putusan arbitrase bersifat final dan mempunyai kekuatan hukum tetap dan mengikat para
pihak

(3) dalam hal para pihak tidak melaksanakan putusan arbitrase secara sukarela, putusan
dilaksanakan berdasarkan perintah ketua pengadilan negeri atas permohonan salah satu pihak
yang bersengketa.

Pasal 60

(1) alternatif penyelesaian sengketa merupakan lembaga penyelesaian sengketa atau beda
pendapat melalui prosedur yang disepakati para pihak, yang di penyelesaian di luar pengadilan
dengan cara konsultasi, negosiasi, mediasi, konsultasi, dan penilaian ahli

(2) penyelesaian sengketa melalui alternatif penyelesaian sengketa sebagaimana dimaksud pada
ayat 1 hasilnya dituangkan dalam kesepakatan tertulis.
(3) kesepakatan tertulis sebagaimana dimaksud pada ayat 2 bersifat final dan mengikat para
pihak untuk dilaksanakan dengan iktikad baik.

Pasal 61

Ketentuan mengenai arbitrase dan penyelesaian sengketa di luar pengadilan sebagaimana


dimaksud dalam pasal 58 pasal 59 dan pasal 60 diatur dalam undang-undang.

Jika dalam perjanjian tidak ada pasal yang mengatur penyelesaian sengketa maka para pihak bisa
membuat perjanjian tentang penyelesaian sengketa ketika sengketa telah ada, dengan
memperhatikan pasal 9 UU no 30 tahun 1999

Pasal 9

(1) dalam hal para pihak memilih menyelesaikan sengketa melalui arbitrase setelah sengketa
terjadi persetujuan mengenai hal tersebut harus dibuat dalam suatu perjanjian tertulis yang
ditandatangani oleh para pihak.

(2) dalam hal para pihak tidak dapat menandatangani perjanjian tertulis sebagaimana dimaksud
dalam ayat 1 perjanjian tertulis tersebut harus dibuat dalam bentuk akta notaris.

(3) perjanjian tertulis sebagaimana yang dimaksud dalam ayat 1 harus memuat:

a. Masalah yang dipersengketakan

b. Nama lengkap dan tempat tinggal pada pihak

c. Nama lengkap dan tempat tinggal arbiter atau majelis arbitrase

d. Tempat arbiter atau majelis akan mengambil keputusan

e. Nama lengkap sekretaris

f. Jangka waktu penyelesaian sengketa

g. Pernyataan kesediaan dari arbiter

h. Pernyataan kesediaan dari pihak yang bersengketa untuk menanggung segala biaya yang
diperlukan untuk penyelesaian sengketa melalui arbitrase.
(4) perjanjian tertulis yang tidak memuat hal sebagaimana dimaksud dalam ayat 3 batal lebih
hukum.

RESUME 5

Dalam Arbitrase, ada hal yang harus diperhatikan yaitu:

1) Memilih arbirase (ad hoc/institusi)

2) Memilih arbiter ke-1, ke-2, dan ke-3

3) Menentukan sekretaris

4) Menentukan tempat

5) Membicarakan tentang biaya-biaya yang harus dikeluarkan

Dalam memilih arbiter, harus melihat terlebih dahulu bahwa arbiter tersebut ahli dalam
menangani perkara yang terjadi kepada kita. Walaupun sudah memilih arbiter, arbiter ini bukan
kuasa hukum dari pihak-pihak karena arbiter ini sifatnya independen.

Ketika memilih arbiter arbiter pihak a memilih arbiter 1, pihak b memilih arbiter 2, dan arbiter 3
di rekomendasikan oleh para pihak (arbitrase ad hoc) tetapi dalam arbitrase institusi misalnya
BANI arbiter ke-3 ditentukan oleh BANI.

Persamaannya

Waktu penyelesainnya sama 180 hari

Putusannya sama final dan mengikat

Perbedaanya

Arbitrase ad hoc, prosedur dibuat dulu oleh para pihak, agar berjalan dengan cepat harus
menundukan diri atau sepakat untuk mengikuti prosedur BANI misalnya.

Untuk tempat bisa memilih akan dilangsungkan dimana sidang tersebut.

Arbitrase institusi, prosedur & tempat sudah ada.

Anda mungkin juga menyukai