PERSIDANGAN LANJUTAN
A. Pemeriksan identitas
B. Mediasi
C. Usaha mendamaikan
D. Pembacaan Gugatan
A. Pemeriksan identitas
Pada hari sidang yang telah ditetapkan untuk itu dan para pihak telah
dipanggil, Penggugat dan Tergugat datang menghadap di muka sidang, maka
majelis hakim akan memeriksa identitas pihak-pihak, identitas Penggugat dan
Terrrgugat meliputi :
a.Namanya
b.Umur;
c.Tempat kediman;
d.Pekerjaan
Pemeriksaan identitas tersebut urgen untuk dilakukan untuk mengetahui
apakah yang berperkara yang menghadap di muka sidang tersebut benar-
benar yang bersangkuta sendii dan bukan orang lain. Setelah pemeriksaan
identitas selesai dilkukan dan ternyata antara data yang diajukan telah sesuai
dengan pencari keadailan yang bersangkutan, maka persidangan akan
dilanjutkan dengan mengusahakan perdamaian
B.Mediasi
Di dalam Pasal 1 angka 1 Peraturan Mahkamah Agung RI N.1 tahun 2016
disebutkn bahwa Mediasi adalah cara penelesaian sengketa melalui proses
perundingan untuk mmperoleh kesepakatan para pihak denn dibantu
mediaator
Mengapa mediasi didahulukan dibanding upaya majelis hakim
mendamikan kedua belah pihak. Sebelum mediasi diintegrasikan ke dalam
1
litigasi, memang majelis hakim wajib terlebih dahulu berusaha mendamaikan,
hal yang demikian regulasinya digariskan oleh HIR dan UU No.7Tahun 1989.
Namun dengan diberlakukannya PERMA No.1 tahun 2016 melalui Pasal
17ayat (1) menentukan ” Pada hari sidang yang telah ditentukan dan dihadiri
oleh para pihak. Hakim pemeriksa perkara mewajibkan para pihak untuk
memempuh mediasi.”. Dengan demikian majelis hakim tidak melakukan upaya
perdamaian terlebih dahulu, tetapi langsung mepreoritaskan mediasi lebih
dahulu
Sebelum dilakukan mediasi, majelis hakim pemeiksa perkara terlebIh
dahulu memberikan penjelasan mengenai adanya kewajiban mediasi bagi
pihak-pihak yang berperkara ,dan penjelasan tentang prosedur mediasi,
seperti yang dimaksud oleh Pasal 17 ayat (6 dan 7) PERMA No.1 Tahun 2016
Adapun Penjelasan yang dilakukan oleh Ketua Majelis Hakim seperti yang
dimaksud di atas adalah seperti yang diatur dalam Tata Kelola Mediasi di
Pengadilan yang dituangkan dalam Keputusan Ketua Mahkmah Agung
No.108/KMA//SK/VI//2016. Untuk itu guna memperjelas uraian dimaksud,
maka dikemukakan format Penjelasan Hakim Ketua Majelis seperti berikut di
bawah ini :
2
Para pihak yang bersengketa wajib menghadiri langsung pertemuan
mediasi dengan iktikat baik. Aabila tidak hadir tanpa alasan yang sah
maka dapat dikategorikan tidak beriktikat baik dan dikenakan sanksi
membayar biaya mediasi;
Dalam proses mediasi para pihak dapat memilih mediator hakim atau
mediator nonhakim , jika memilih mediator nonhakim maka biaya
ditanggung para pihak;
Apabia proses mediasi mencapai kesepakatan yang dituangkan dalam
Kesepakatan Perdamaian , maka para pihak dapat memilih kesepakatan
perdamaian akan dikuatkan dengan Akta Perdamaian atau mencabut
gugtaan;
Apabila para pihak sudah memahami dan mengerti, silahkan
menandatangani formulir penjelasan tentang mediasi;
Setelah majelis hakim selesiai memberikan penjelasan tentang
mediasi kepada pihak dan ternyata kedua pihak telah memhami atas
penjelasan-penjelasan dimaksud , maka mereka akan menandatangaani
pernyataan sebagai berikut :
3
c. Biaya-biya yang mungkin timbul akibat penggunaan mediator
nonhakim dan bukan pegawai pengadilan;
d. Tata cara dan biaya pemanggilan para pihak dalam proses mediasi;
e.Pilihan menindaklanjuti Kesepakatan Perdamaian dengan Akta
Perdamaian, pencabutan atau perubahan gugatan termasuk
penjelasan bahwa Kesepatan Perdamaian yang dikuatkan dengan
Akta Perdamaian tunduk pada ketentuan keterbukaan informasi di
Pengadilan, dan
f. Kewajiban para pihak untuk menandatangani formulir penjelasan
mediasi dalam hal para pihak telahh diberikan penjelasan secara
lengkap dan memperoleh pemahaman yang baik tentang prosedur
mediasi;
Atas penjelasan Hakim Pemeriksa Perkara tersebut, kami telah
memahami dengan baik tentang kewajiban menempuh mediasi dan bersedia
untuk melaksanakannya secara beriktikat baik;
Demikian pernyataan ini dibuat dan ditandatangani oleh kami di hadapan
Hakim Pemeriksa Perkara.
Penggugat Tergugat
C, Mediator
Setelah di atas dijelaskan tentang mediasi, selanjutnya akan dijelaskan
tetang mediator Mediator adalah Hakim atau pihak lain yang memiliki
Sertifikat Mediator sebagai pihak netral yang membantu para pihak dalam
proses perundingan guna mencari berbagai kemungkinan penyelesaian
sengketa tanpa menggunakan cara memutus atau memaksakan sebuah
penyelesaian.
Mediator pada hakekatnya adalah dipipih sendiri oleh para pihak. Atas
kesepakatan para pihak, mereka memilih siapa yang dikehendaki menjadi
mediator dalam membantu penyelesaian perkaranya, Tetapi tidak jarang
para pihak kesulitan dalamm memilihnya meskipun di Pengadilan telah
4
dipampang nama-nama mediator yang dapat dipilih. Oleh karena itu dalam
praktik agar lebih efesien, mereka pada umumnya menyerahkan sepakat
agar majelis hakim menunjuk mediator yang dimaksud.
Dalam upaya melakukan mediasi dengan tujuan guna mencari berbagai
kemungkinan penyelesaian sengketa ada kalanya berhasil, Jika perundingan
tersebut menghasilkan perdamian, maka penyelesaian perkara tersebut akan
diakhiri dengan perdamian. Perdamaian dimaksud adalah dituangkan dalam
akta perdamaian, hal ini berlaku terhadap perkara non perceraian. Berikut ini
diberikan contoh akta perdamaian
Kesepakatan Perdamaian yang berhasil dirumuskan tersebut ditanda
tangani oleh :
para pihak , dan
Mediator,
yang kemudian Perdamaian tersebut dikuatkan dalam putusan
Pengadilan Agama
AKTA PERDAMAIAN
Nomor. /Pdt.G/ /PA……
5
telah mengadakan persetujuan berdasarkan Kesepakatan Perdamaian
secara tertulis tertanggal …………………………sebagai berikut :
Pasal 1
dst
PUTUSAN
Nomor …../Pdt.G/…..…../PA…….
MENGADILI
6
Demikian diputuskan dalam sidang permusyawaratan Majelis Hakim
Pengadilan Agama ……………… pada hari ………… tanggal ……….., oleh
kami ………………….. sebagai Hakim Ketua …………….., ……… dan
………… masing-masing Hakim Anggota yang ditunjuk berdasarkan Surat
Penetapan Ketua Pengaadilan Agama ………………. Nomor …..Pdt.G/ /
PA…, tanggal ………. dan ucpkan dalam persidangan terbuka untuk umum
pada hari itu juga oleh hakim Ketua dengan dihadiri oleh paara Hakim
Anggota tersebut ………….., Panitera Pengganti dan kuasa Penggugat dan
Tergugat.
Hakim-Hakim Anggota Hakim Ketua
…………………………… ,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,
……………………………
Panitera Pengganti
………………………
Di atas adalah merupkan contoh mediasi berhasil.Mediasi adakalanya gagal
menccapai kesepakatan. Jika mediasi gagal mencaapai kesepakatan, maka
mediator wajib melapor menyatakan mmediasi tidak berhasil mencapai
kesepakatan. Ketentuan tersebut diatur dlam Pasal 32 PERMA No.1 tahun
2016. Pemberitahun ketidak berhasilan tersebut dibuat tertulis dan ditujukan
kepada hakim pemeriksa perkara tersebut.
MEDIATOR
7
KESEPAKATAN
PERDAMAIAN ,
DITANDA
PENGGUGAT
TERGUGAT
MENGADILI
1 .Mengabulkan permohonan pencabutan perkara Nomor …/Pdt.G/…../PA.
Jr,dari Pemohon/Penggugat
2. Memerintahkan kepada Panitera untuk mencatat pencabutan perkara
tersebut dalam regester perkara
3. Memerintahkan penggugat/pemohon untuk membayar biaya perkara
sejumlah Rp ………..
C. Usaha mendamaikan
Pasca mediasi sebagaimana dikemukakan tersebut di atas, maka dalam
sidang yang dihadiri oleh kedua pihak, majelis hakim pemeriksa perkara
tersebut tetap berkewajiban mendamaikan, bahkan dalam perkara perceraian
regulasinya mengatur selama perkara belum diputuskan, usaha mendamiakan
dapat dilakukan pada setiap sidang pmeriksaan. Ketentuan ini diatur dalam
Pasal 82 ayat (4) UU No.7 Tahun 1989.
8
mendamiakan tidak berhasil maka sidang (perkara perceraian) dinyatakan
tertutup untuk umum. Tertutp untuk umum maksudnya selain pihak yang
berperkara tidak diperbolehkan mengikuti proses persidangan yang sedang
berlangsung.
D.Pembacaan Gugatan
Setelah usaha mendamaikan yang dilakukan oleh majeis hakim idak
berrhasil, dimulailh persidangan dengan membacakan gugatan penggugat.
Pengertian membacakan gugat dalam praktik yang membaca adalah
pengguugat atau kuasanya, malah terkadang walaupun tidak dibaca
dinyatakan dianggap telah dibacakan. Selanjutnya setelah gugatan dibacakan,
maka pada persidangan berikutnya kesempatan diberikan kepada Tergugat
untk menyampaikan jawaban dan berikutnya nanti disusul dengan agenda
replik dari Penggugat dan duplik dari Tergugat. Pembahasan tentang hal ini
lebih detail akan disampikan pada materi berikutnya.
9
10