Mediator : baik....Sebelum kita mulai sesi mediasi pada pagi hari ini
terlebih dahulu perkenankan saya memperkenalkan diri saya,
nama saya Habib Khirzin, S.H ,CPM. Selaku Mediator yang
bersertifikat dari Dewan Sengketa Indonesia.
Mawar : saya Mawar pak, disini saya sebagai penggugat dalam perkara ini
pak.
Sanusi : Saya Sanusi pak, dan disini saya sebagai tergugat dalam kasus ini
pak.
Sebelum kita mulai proses sesi mediasi ini, saya akan menjelaskan tahapan
tahapan yang akan kita lalui dan tata tertib didalam proses mediasi ini.
Yang Pertama, saya akan memberikan kesempatan kepada para pihak untuk
menyampaikan permasalahannya secara bergantian dimana pada saat salah satu
pihak saya berikan kesempatan untuk berbicara maka saya mohon agar pihak yang
lain mendengarkan, dan tidak menyela pembicaraan ataupun menyerang satu
sama lain.
Kedua, selama proses mediasi berlangsung ada kemungkinan saya akan meminta
waktu pertemuan terpisah atau dapat disebut kaukus. bapak ibu jangan kuatir , apa
apa saja yang dibicarakan dalam pertemuan terpisah dan itu tidak akan sampai
kepada pihak lain. Kalau pun ada hal – hal yang perlu disampaikan kepada pihak
yang satunya, maka saya akan meminta bapak dan ibulah yang menyampaikan
sendiri. Bapak ibu tenang saja disaat pertemuan kaukus. jadi, Pada saat saya
berbicara dengan salah satu pihak, saya akan meminta pihak lain untuk menunggu
diluar begitu juga sebaliknya. Dan informasi yang saya dapatkan dari pihak
manapun akan saya jaga kerahasiaannya.
Ketiga, selama menjalankan proses mediasi, saya sebagai mediator akan menjaga
kerahasiaan dan saya juga bersikap netral dimana saya tidak memihak kepada
salah satu pihak.
Mawar : Begini pak, saya kan seorang ibu rumah tangga yang sehari –
seharinya bekerja berjualan di pasar. Sebelumnya pernikahan saya
dengan suami saya baik baik saja pak. Akan tetapi selama 1 tahun
ini suami saya berubah sikap kepada saya, Suami saya sering
melakukan tindakan Kekerasan Dalam Rumah Tangga (KDRT).
Bahkan sudah 1 (satu) tahun ini tidak pernah lagi memberikan
nafkah kepada saya baik nafkah lahir maupun batin pak. Saya
sudah tidak tahan lagi menahan perlakuan suami saya kepada saya
pak, saya sudah cukup sabar selama ini pak.
Mediator : Baiklah, jadi disini ibu merasa kecewa atas kejadiaan Ini ?
Mawar : Benar bu
Mediator : Dan ibu menginginkan agar pak Sanusi tidak melakukan KDRT
dan juga memberikan nafkah kepada Ibu ?
Mawar : Benar bu
Sanusi : Baik pak, jadi apa yang dikatakan oleh istri saya itu tidak benar
pak. Saya tidak pernah melakukan KDRT dan juga tidak memberi
nafkah terhadap istri saya. Jadi begini pak, istri saya itu bekerja
dari pagi sampai sore bahkan sampai malam. Sehingga kurangnya
waktunya untuk dirumah dan begitu juga terhadap anak-anak.
Sehinga menjadikani saya kesal pak, dan saya tidak memukul istri
saya pak. Dan saya kaget kenapa istri saya mau menggugat cerai
saya. saya tidak mau bercerai pak. Karena saya masih sangat
mencintai ibu mawar yaitu istri saya pak.
Mediator : Ohh jadi bapak tidak mau bercerai dengan buk mawar, benar
begitu pak ?
Sanusi : Tidak ada pak, yang jelasnya saya sangat kaget dan kecewa atas
gugatan cerai dari ibu Mawar pak.
Mediator : Setelah saya mendengar penjelasan dari pihak ibu Mawar maupun
bapak Sanusi , sebelumnya saya melihat bahwa ada kesepahaman
awal yaitu bapak dan ibu menginginkan agar masalah ini cepat
selesai dan jika memungkinkan di selesaikan melalui mediasi.
Bukan begitu bapak ibu ?
Mediator : Baiklah, selanjutnya seperti yang telah bapak dan ibu ungkapkan,
bahwa sebelum perkara ini terjadi, sebenarnya ibu Mawar
menganggap bapak Sanusi sebagai suami yang baik dan selalu
meberikan nafkah kepada ibu dan sebaliknya pihak bapak Sanusi
menganggap ibu Mawar sebagai istri yang baik. Kalau boleh pak
ibuk saya bertanya, bagaimana pendapat ibu Mawar mengenai
kelanjutan rumah tangga ibu Mawar dengan bapak Sanusi
dikemudian hari ?
Mawar : Ya pak, seperti yang sudah saya jelaskan tadi bahwa sebelumya
itu hubungan saya dan bapak Sanusi baik baik saja. Tapi saya
sangat kecewa pak dengan bapak Sanusi selama 1 tahun terakhir
ini karena tidak memberikan saya nafkah lahir batin. Dan malah
menjadi orang yang kasar dan suka KDRT.
Mediator : Jadi Ibu menginginkan masalah nafkah agar diberikan oleh bapak
Sanusi, dan pak sanusi agar tidak melakukan KDRT lagi. Namun
saya ingin bertanya bila masalah ini dapat terselesaikan. Apakah
ibu dapat mempertimbangan kelanjutan rumah tangga ibu dengan
bapak Sanusi dikemudian hari ?
Mawar : Iya pak, saya bisa mempertimbangkannya lagi. Jika bapak Sanusi
tidak berlaku kasar lagi terhadap saya. Bagaimanapun juga saya
memiliki anak pak. Yang masih butuh peran kedua orang tua.
Mediator : Oke.. baik, mengenai penjelasan dari ibu Mawar, apakah pihak
bapak Sanusi ada tanggapan?
Sanusi : Ya pak, sebenarnya saya tidak pernah melakukan seperti apa yang
dikatakan oleh istri saya. Akan tetapi jika istri saya masih
bersikeras mengatakan kalau saya melakukan itu. Maka disini saya
meminta maaf kepada istri saya , jika perlu buk dibuat surat hitam
di atas putih bahwasanya saya tidak akan melakukan KDRT dan
akan memberikan nafkah lahir batin kepada istri saya. Karena saya
tidak mau bercerai dengan istri saya buk, saya sangat mencintai ibu
mawar. akan tetapi saya kecewa kepada ibu Mawar yang mana
seharusnya masalah ini bisa dibicarakan secara kekeluargaan
terlebih dahulu. Bukannya langsung menggugat cerai langsung ke
pengadilan.
Mediator : baik....Dari penjelasan bapak dan ibu, saya dapat menyimpulkan
bila masalah pemberian nafkah dan KDRT dapat diselesaikan
dengai baik. Maka kedua belah pihak sama sama memiliki
keinginan untuk melanjutkan rumah tangga dimasa yang akan
datang. Benar begitu bapak ibu?
Mediator : Baiklah, jika demikian saya melihat iqtikad baik dari kedua belah
pihak untuk sama – sama menyelesaikan masalah ini. Selanjutnya
izinkanlah saya menulis mengenai definisi permasalahannya.
Definisi permasalahan
Mediator : Dari Kedua permasalahan tersebut, poin mana yang ingin bapak
ibu bahas terlebih dahulu. Bagaimana ibu Mawar ??
Mawar : Yang jelas pak, saya ingin rumah tangga saya seperti dulu lagi,
yang mana suami saya berperilaku baik dan juga selalu
memberikan nafkah lahir batin kepada saya.
Mediator : Apakah bapak Sanusi ada usulan pemberian nafkah kepada ibu
Mawar , jika hubungan rumah tangga ini dilanjutkan ?
Sanusi : Ya pak, jadi begini pak. Mengenai pemberian nafkah saya pasti
akan memberi nafkah kepada ibu Mawar. Jadi begini saja pak,
sepertinya istri saya kurang percaya terhadap saya. Buatkan saja
pak surat perjanjian bahwasanya saya akan memberi nafkah
kepada sitri saya 5.000.000 setiap bulannya. Dan saya tidak akan
berlaku kasar atau KDRT lagi. begitu saja pak.
Mediator : Bagaimana ibu Mawar, apa ada tanggapan atas usulan bapak
Sanusi?
Mawar : baiklah, kalau seperti yang dikatakan oleh pak sanusi saya setuju
dengan usulannya pak.