Anda di halaman 1dari 3

Nama : Nadya Audina Fadilah

NIM : 2010713109

Tugas Individu Topik 2

Di pagi hari yang cerah, seorang remaja bernama Mawar ingin melakukan konseling Kesehatan
reproduksi di sebuah klinik. Ia mengetahui klinik tersebut melalui pencariannya di internet. Saat
Mawar tiba di klinik, ia langsung disambut oleh seorang perempuan yang berprofesi sebagai
konselor.

Konselor : Selamat pagi Mba, ada yang bisa saya bantu?

Mawar : Pagi Bu, saya Mawar yang kemarin sudah memesan jadwal untuk konseling.

Konselor : Oh iya Mba Mawar, baik Mba mari masuk ke ruangan saya.

Di dalam ruang tersebut hanya terdapat 2 kursi dan 1 meja dengan suasana ruangan yang nyaman.

Konselor : Silakan duduk Mba Mawar (sambil mengarahkan tangan ke kursi)

Mawar : Iya terima kasih Bu (sambil duduk di kursi)

Konselor : Bagaimana keadaan Mba Mawar? Apakah ada keluhan yang ingin Mba sampaikan?

Mawar : Jadi begini Bu, saya sekarang sedang mengalami masalah dengan pacar saya.
Beberapa minggu lalu, saya dan pacar saya melakukan hubungan seksual di sebuah
hotel. Pada saat itu, rencananya saya dan pacar saya hanya ingin jalan-jalan ke mall
seperti biasa. Entah apa yang ada dipikiran pacar saya, ternyata dia malah membawa
saya ke sebuah hotel jauh dari tempat tinggal saya. Selama di perjalanan dia berkata
bahwa dia ingin membawa saya ke sebuah tempat sebagai surprise. Namun, setelah
sampai saya tidak menyangka bahwa tempat tersebut adalah hotel. Awalnya saya
tidak mengira hal negative akan terjadi pada tempat tersebut, karena saya percaya
bahwa pacar saya bukan orang yang menyayangi saya karena nafsunya. Bahkan
hubungan pacar saya dan keluarga saya juga sangat baik. Makanya saya percaya
kalau saya memang ingin di berikan surprise di dalam hotel tersebut. Lalu, setelah
sampai di dalam kamar, pacar saya menarik tangan saya untuk duduk di Kasur.

Mawar mengehela nafasnya dan berusaha menahan tangis untuk menceritakan keluhannya

Mawar :“kamu sayang kan sama aku?” tanya pacar saya “iya sayang, ada apa emang?
Kenapa kamu bawa aku ke sini?” jawab saya. “iya aku pengen banget ngelakuin
hubungan seks sama kamu, sekali ini aja please..kamu mau kan?” “aku janji suatu
hari nanti kita pasti akan menikah dan aku ngga akan sama perempuan lain” jawab
pacar saya. Pada saat itu saya hanya terdiam setelah mendengar perkataanya. Saya
tidak tahu apa yang saya harus lakukan. Sejujurnya saya sangat takut saat itu, tapi
saat saya melihat mata pacar saya yang seakan memohon dan ingin saya
mengabulkan permintaanya. “kamu y akin? Kamu gak takut kalau misalnya aku hamil
karena ngelakuin kaya gitu?” tanya saya. “engga.. kamu percaya kan sama aku? Aku
sayang banget loh sama kamu, please sekali ini aja kan aku juga udah nyiapin tempat
ini buat kamu”

Saat itu juga Mawar tidak dapat menahan tangisnya, karena ia kembali mengingat kejadian saat itu.

Konselor : Tenang ya Mawar, lepasin aja semua tangis kamu (sambil mengelus tangan Mawar)

Mawar : Iya maaf ya Bu, saya gapapa kok. Pada intinya setelah kejadian tersebut saya
khawatir kenapa saya belum menstruasi. Padahal seharusnya saya sudah waktunya
mens. Karena saya khawatir akhirnya saya bicara ke pacar saya untuk beli test pack.
Dan keesokan harinya saya mencoba test pack tersebut dan hasilnya positif Bu.
(dengan nada bicara perlahan sambil mengelus perutnya). Saat itu perasaan saya
sangat hancur, saya takut kalau orang tua saya tau mereka pasti akan marah ke saya.
Tetapi pacar saya selalu menenangkan saya kalau dia akan bertanggung jawab
kepada orang tua saya. Setelah beberapa hari itu, saya dan pacar saya mencoba
untuk berbicara ke kedua orang tua saya. Dan saat itu juga pacar saya ditampar oleh
ayah saya karena kejadian yang sudah kita lakukan. Saya dan pacar saya diusir dari
rumah, orang tua saya tidak ingin lagi menganggap saya anaknya. Bahkan setelah
kejadian tersebut, saya selalu di terror oleh orang tua saya untuk menggugurkan
kandungan saya dengan berbagai macam cara dan paksaan. Mereka malu kepada
keluarga besar dan kerabat mereka karena saya hamil di luar nikah. Namun, yang
membuat saya kecewa adalah mereka tega untuk memaksa anaknya membunuh
cucunya yang sedang didalam kandungan. Apakah seharusnya saya melakukan apa
yang orang tua saya mau? Terlebih pacar saya juga tidak tahu bagaimana
kedepannya apabila anak ini lahir karena kami sama-sama belum punya pendapatan
setiap bulan dan orang tua kami juga tidak ingin membantu sama sekali.

Konselor : Baik Mba, kamu sekarang tenangin diri dahulu ya. Saya ingin menjelaskan ulang
terkait permasalahan kamu. Bahwa kamu saat ini sedang hamil setelah melakukan
hubungan seksual dengan pacar kamu. Kemudian, orang tua kamu memaksa kamu
untuk melakukan aborsi dan kamu tidak tahu apa yang sebaiknya kamu lakukan.

Mawar : Iya betul Bu

Konselor : Sebelumnya saya disini tidak akan memberikan solusi terbaik dari masalah yang
sedang Mba alami. Tetapi, saya akan membantu Mba untuk memberikan beberapa
pilihan solusi dan Mba Mawar sendiri yang nanti akan menentukan solusi terbaik
bagi diri Mba sendiri. Jadi, berdasarkan permasalahan Mba saat ini, bahwa apa yang
Mba lakukan dengan pacarnya adalah bukan paksaan tapi kemauan atas kedua belah
pihak. Dan yang perlu Mba ketahui bahwa tindakan aborsi merupakan tindakan
illegal yang dilarang dalam undang-undang, kecuali apabila Mba merupakan korban
pemerkosaan atau kondisi Mba dan bayi yang di dalam kandungan dalam keadaan
berbahaya maka itu boleh untuk dilakukan aborsi. Tetapi, dengan syarat yaitu
dilakukan oleh tenaga medis yang terlatih. Pilihan pertama yang dapat Mba lakukan
adalah dengan mempertahankan kehamilan Mba dan saat lahir Mba sendiri yang
akan mengurus dan membersarkan anak Mba. Hal tersebut dapat Mba lakukan
dengan beberapa pertimbangan terkait kondisi ekonomi dan kesiapakan mental Mba
dan pacar untuk menjalani pilihan tersebut. Dalam umur Mba yang masih remaja ini,
apabila Mba memutuskan dengan pilihan ini maka Pendidikan sekolah Mba akan
menjadi korban. Setelah menjalai 6 bulan kehamilan Mba sudah tidak dapat
melanjutkan jenjang sekolah dan harus fokus untuk merawat anak. Selain itu, pilihan
kedua adalah dengan memberikan anak Mba yang sudah lahir untuk diadopsi
seseorang. Boleh dengan diadopsi keluarga, kerabat, atau orang lain yang dapat
dipertanggungjawabkan. Pilihan kedua ini dapat Mba pilih apabila kondisi ekonomi
dan kesiapan mental Mba dan pacar belum matang. Selain itu, apabila Mba memilih
pilhan kedua ini, Mba dapat melanjutkan Pendidikan Mba yang sebelumnya. Mba
juga dapat melanjutkan ke jenjang kuliah dan berkarir tanpa perlu memikirkan dan
mengurus anak sendiri karena anak Mba hidupnya sudah terjadim dengan orang tua
adopsi. Kedua pilihan tersebut saya sarankan perlu dibicarakan baik-baik dengan
orang tua kedua belah pihak. Saya harap Mba dapat memutuskan pilihan terbaik
bagi diri Mba dan bukan karena paksaan atau dorongan dari pihak lain.

Mawar : Baik terima kasih Ibu atas saran dan waktunya untuk mau mendengarkan cerita
saya.

Konselor : Iya sama-sama Mba Mawar. Apakah ada hal lain yang ingin ditanyakan Mba?

Mawar : Sudah cukup Bu. Setelah ini saya akan pertimbangankan kedua saran dari Ibu

Konselor : Baik, semoga Mba Mawar dapat memilih jalan keluar terbaik untuk permasalahan
ini ya Mba. Sebelum itu, setelah nanti Mba sudah memutuskan pilihan apa yang
ingin Mba pilih. Mba akan melakukan konsultasi kembali ya dengan saya. Dan Mba
boleh menghubungi saya Kembali untuk diberikan jadwal kunjungan ulang.

Mawar : Iya Bu, terima kasih ya.

Konselor : Sama-sama Mba, semoga sehat selalu ya.

Setelah sesi konsultasi berakhir Mawar langsung keluar ruangan dan pulang.

Anda mungkin juga menyukai