Memories
The Imperfect
Memories
Memori yang Tak Sempurna
Ditulis oleh:
Christopher Antoni
NIM: 14140110161
Ilmu Komunikasi E1
Desain Sampul:
Christopher Antoni
Diunduh dari:
www.weheartit.com
Percetakan:
Fast Print
Jl. Raya Serpong Km 9
Tangerang Selatan
ISBN: 14140110161
Cetakan pertama, Desember 2014
X + 204 hlm; 14.8 x 21 cm
Pengantar
Guru saya selalu bilang; Menulis
adalah skill, bukan bakat. Saya percaya
dengan pernyataan barusan. Saya terlahir
bukan sebagai seorang penulis. Saya
cenderung menikmati posisi saya sebagai
seorang pembaca yang baik. Dari balita, saya
tidak dibekali ilmu untuk menulis cerita.
Tetapi lewat novel ini, saya berusaha
menjadi novelis yang baik. Saya akan
berusaha sebaik mungkin menciptakan dunia
sendiri; dunia Nathan yang penuh konflik,
mimpi buruk, air mata, cinta, dan kenangan
yang tak sempurna.
Untuk Anda yang sedang membuka
halaman buku ini; selamat membaca!
Christopher A.
Daftar Isi
Pengantar .
Prolog
.
Bagian 1 Memori
Bab 1
.
Bab 2
.
Bab 3
.
Bab 4
.
Bab 5
.
Bagian 2 Penyingkapan
Bab 6
.
Bab 7
.
Bab 8
.
Bagian 3 Kepalsuan
Bab 9
.
Bab 10
.
Bab 11
.
Bab 12
.
Bab 13
.
Bab 14
.
Bagian 4 Kejatuhan
Bab 15
.
Bab 16
.
Bab 17
.
Bab 18
.
Epilog
.
Biodata
.
10
9
12
15
24
31
40
53
65
75
82
91
106
112
123
133
148
159
164
173
183
195
203
11
Prolog
Badanku terasa sakit. Penglihatanku
menjadi tidak jelas. Yang kulihat hanya
bayang bayang putih yang melintas tak tentu
arah. Sekilas aku mendengar sebuah nama
yang
dipanggil
terus
menerus.
Rose,
kubutuhkan
hanya
waktu
untuk
12
Bagian 1
Memori
13
14
Bab 1
Ini hari Selasa klasik, dimana aku
memulai
aktifitas
sekolahku
dengan
bermain
basket
dengan
tim
CEO
dari
Grand
Mobile
Inc.,
15
bergaung
di
kepalaku.
Rose,
yang
kuminum
siang
ini
sehingga
usap.
Saat
suara
terakhir
16
***
Saat aku tersadar, yang kurasakan
hanya nyeri dan pegal di sekujur tubuhku. Aku
membuka mata, dan melihat Grace, sahabat
baikku yang duduk di sisi ranjang untuk
menunggu hingga aku terjaga.
Hai lelaki lemah. Kau sudah sadar
rupanya. Grace menceletuk. Aku melihat
petugas kesehatan di sebelahnya tersenyum
kecil.
Dimana aku? jawabku dalam keadaan
setengah sadar.
Pertanyaan cliche. Kau sedang dalam
perjalanan ke rumahmu. Kau pingsan dengan
cara yang amat dramatis, seperti di sinetron.
Apakah selama basket tadi ada orang
yang berteriak nama Rose atau berdiri di
sampingku selama latihan? tanyaku.
Tentu saja tidak. Orang gila macam
apa yang melakukan hal seperti itu?
17
dan
beristirahat
hingga
hari
esok
menyambut.
***
Pagi hari kusambut dengan rasa lelah
yang masih melekat di badanku. Shower
mungkin bisa mengurangi rasa nyeri ini,
pikirku. Dengan malas, aku meraih gagang
shower dan mandi singkat. Aku segera
18
tugas yang
diberikan guruku.
Baiklah. Kau belum meminum jus
jerukmu, Nat, sahut ibu ketika aku berdiri
dengan segera dan mengambil tasku di kursi
terdekat.
Maaf, bu, tapi aku sedang tidak mood
untuk
minum
jeruk,
jawabku
sambil
***
Sesampainya di sekolah, gadis gadis
memandangiku sambil cekikikan dan anak laki
laki memandangiku dengan tatapan heran
disertai senyum yang tertahan. Ini pasti ada
19
paling
membosankan
seumur
aku
menghabiskan
waktu
dengan
terhenti
ketika
Grace
20
21
Pertumpahan
darah.
Jenazah
bertumpukan.
Ketika semua itu terlintas dibenakku,
rasa nyeri luar biasa muncul di tengkukku,
pinggang, dahi, serta betisku. Seperti dipukuli
dengan tongkat oleh lima orang sekaligus.
22
Dan
kakiku
panas,
seperti
terkena
api
23
Bab 2
Ruang tunggu psikiater hampir mirip
dengan ruang tunggu kepala sekolahku, yang
pernah kumasuki sekali karena bertengkar
dengan anak dari sekolah lain. Suasananya
sangat tenang, dengan meja resepsionis tepat
di sisi kanan pintu. Di meja itu terletak papan
nama bertuliskan: Sarah Mayland: Sekretaris,
yang tak lama kemudian memanggil namaku
untuk segera masuk ke ruang psikiater.
Ini pertama kalinya aku masuk ruang
praktik psikiater. Ruang itu didominasi warna
biru muda, dengan hiasan rak buku tinggi di
sekeliling tembok, dan di tengah ruangan
terletak satu kursi untuk berbaring, dan satu
set meja kursi kerja lengkap dengan lelaki
tua
yang
duduk
di
belakangnya
yang
24
Terimakasih.
Setelah pintu di belakangku tertutup
yang menandakan Sarah sudah di luar, dr.
Gerald memulai konsultasi kami.
Pengunjung kami biasanya anak
anak autis atau lansia yang mulai pikun
dengan hidup mereka. Ini kejadian Sekali
Dalam Sepuluh Tahun bahwa seorang pria
muda gagah sepertimu mau mengunjungi
kami. Kau boleh menceritakan keluhanmu.
Kau punya waktu 30 menit.
Aku tidak butuh waktu 30 menit untuk
menceritakan kejadian janggal ini. Dalam
waktu singkat, cerita anehku keluar dengan
lancar dari mulutku. dr. Gerald sesekali
mencatat omonganku dengan tatapan heran,
seperti manusia hutan yang pertama kali
melihat ponsel.
Aku
mengakhiri
ceritaku
dengan
25
nak.
Kasus
yang
biasa
orang
yang
salah.
Mungkin
perpustakaan
sekolahku
sudah
ada
penunggu
nakal
yang
mendiaminya, bantahku.
Kau boleh saja beranggapan demikian.
Tapi kau tidak tahu fakta apa yang terkandung
26
pikiranmu.
Ditambah,
kau
ke
psikiater
ini
hanya
27
akhirnya
kuningnya
yang
muncul
kecil,
tak
dengan
lupa
mobil
dengan
28
29
Karena
identitas
yang
kutahu
ini
menyita
waktuku
dan
30
Bab 3
Aku dibangunkan oleh dering alarm
bisingku. Dengan malas, aku menarik diri dari
selimut, dan mencoba berdiri. Aku segera
mandi dan turun ke dapur untuk sarapan.
Kau lupa makan malammu, nak, ucap
Ayah.
Maaf, yah, tapi tugasku benar benar
banyak.
Padahal
sudah
kukerjakan
dari
31
Apakah
mengetahui
mungkin
sesuatu
keluarganya
yang
bisa
dari
Sacred
Heart
of
Jesus
32
mengendarai
mobil
dengan
kecepatan
selesai
setelah
aku
yang
kuberikan
33
pada
Grace,
akhirnya
aku
sampai
di
Rumah
itu
terlihat
biasa;
rumah
34
aku
memasuki
kamar
Rose.
35
memiliki
sedikit
36
hal
yang
perlu
diperbincangkan
kepada
keluarganya,
sapaku.
Mohon maaf, Anda siapa? jawab polisi
itu.
Eh, Nathan Brown, pelajar dari Sunrise
Academy, ditugaskan untuk mewawancarai
keluarga dari Rose McBryant. Tugas ini sangat
penting, pak, sebagai nilai akhir semesterku.
Apakah
Anda
mau
menolongku
dengan
sebenarnya
dilarang
dalam
kematian
Rose
McBryant
aku
37
harus
kembali
ke
sekolah.
Aku
38
39
Bab 4
Yang kulihat hanya kegelapan dimana
mana. Tapi aku dapat mendengar dengan
jelas, Ini kesempatan keduamu. Gunakanlah
dengan baik dan bijak.
Suara itu menghilang. Dan aku kembali
melihat kegelapan kosong hingga akhirnya
terbangun tepat di pagi hari. Suara itu masih
teringat
di
kepalaku.
Apa
maksudnya?
40
kelas,
semua
pelajaran
yang
tergantikan
41
oleh
kalimat
kesempatan
kedua.
perhatianku,
aku
kosong
Untuk
mencorat
dihadapanku.
mengalihkan
coret
kertas
Biasanya
aku
seketika
Apakah
ini
aku
hanya
menuliskan
lamunan
namanya.
biasa,
atau
42
***
Tiga jam pelajaran berlalu dengan
lambat, dan aku menghabiskan waktu di
sekolah
dengan
memikirkan
kesempatan
43
halte
terdekat
rumahku.
Setelah
rumah
itu
dan
mengetuk
44
sederhana,
serta
senyum
yang
siang,
ada
yang
bisa
kubantu?
Selamat siang, aku Nathan Brown,
siswa Sunrise Academy. Aku diberi tugas oleh
guruku untuk melakukan sedikit wawancara
tentang kepergian Rose McBryant. Kuharap
Anda dapat membantuku.
Mohon maaf anak muda, tetapi aku
sedang tidak ingin membicarakan kematian
keponakanku,
jawab
wanita
itu
sembari
45
46
McBryant.
Kau
bisa
47
48
salah.
Inilah
informasi
butuhkan.
49
yang
aku
adakah
usaha
Rose
untuk
Rose
tertarik
untuk
50
dan
susah
ia
menemukannya
payah.
Evelyn
dengan
tinggal
di
Barusan
itu
adalah
51
kuat.
Aku
tidak
dapat
membayangkannya.
Dengan sopan, aku menyeruput tehku,
lalu berdiri dan berpamitan dengan Nyonya
Marie. Aku segera menaiki mobil dan berniat
untuk menuju ke Sunny Hill Hospital. Aku
menghidupkan mesin, mengatur kopling, dan
meninggalkan rumah itu dengan senyuman.
52
Bab 5
Perjalanan ke rumah sakit terasa cepat.
Dalam dua puluh menit, aku telah tiba di
Sunny
Hill.
Aku
segera
bertanya
ke
diberitahu
nomor
kamarnya.
Aku
eskalator
terbuka,
aku
melihat
mahal
dengan
wajah
yang
53
dimana?
Dan
kapan?
Mungkin
hanya
perasaanku.
Aku segera menekan tombol tiga,
lantai dimana Evelyn beristirahat. Setelah
sampai, aku segera menuju ke ruang 322. Aku
melihat ke dalamnya melalui kaca, dan melihat
ruangan itu sepi. Aku mengetuk pintu, dan
mendengar
seorang
wanita
mengatakan
sekitar
tangannya
yang
empat
puluh,
namun
kurus
seperti
ranting
Ia
melihatku,
Ia
tersenyum,
bertanya,
Selamat malam. Anda siapa ya?
54
dan
Selamat
malam.
Perkenalkan,
aku
aneh,
tanggapnya
sambil
tersenyum.
Nyonya Evelyn, aku ingin bercerita
sedikit. Apa kau keberatan?
Tidak. Aku senang mendengar cerita
orang lain. Hidup di dalam kamar ini sungguh
membosankan, kau tahu.
Aku menceritakan kejadian dimana aku
pingsan, aku mendengar suara, kematian
Rose, aku mencari tahu kepada keluarga
Rose, hingga aku menulis nama Evelyn di
55
seksama.
Sambil
tersenyum,
Ia
menanggapi ceritaku.
Kau punya cerita yang sangat aneh.
Kita belum pernah bertemu sebelumnya, tetapi
kau menulis namaku di coretan. Baiklah, aku
belum memiliki tanggapan spesifik terhadap
ceritamu, tetapi aku juga ingin bercerita
tentang hidupku, tentang Matthew yang kau
sebutkan tadi.
Baiklah,
aku
senang
mendengar
cerita, jawabku.
Sembilan belas tahun yang lalu, aku
bekerja sebagai seorang pengacara. Aku jatuh
cinta dengan seseorang. Namanya Matthew.
Ia
seorang
jurnalis.
Kami
bertemu
di
56
Kami
mengobrol,
malam
bersama,
jalan
dan
bersama,
makan
akhirnya
kami
mengenalkan
Matthew
pada
gantinya,
aku
akan
dijodohkan
paling
kebahagiaan.
penting,
Tapi
kami
harapan
memiliki
kami
tidak
berlangsung lama.
Evelyn menghela nafas dan meminum
air dari gelasnya, lalu melanjutkan bercerita.
57
Aku
dipaksa
keluargaku
untuk
Aku
sangat
marah.
Setelah
diperbolehkan
untuk
mengunjungi
di
kamarku.
58
Orangtuaku
tetap
lancar.
Semuanya
terasa
baik,
melampiaskan
kemarahanku
dengan
prihatin
mendengarnya.
Aku
59
luka
separah
itu
merupakan
hasil
Evelyn
barusan
60
61
62
Bagian 2
Penyingkapan
63
64
Bab 6
Yang kuingat selanjutnya adalah aku
dibangunkan oleh sinar matahari pagi yang
menyilaukan. Aku pasti sangat kelelahan
sampai sampai
Sekarang
adalah
mandi
yang
kuinginkan
dengan
air
sekarang
hangat
agar
pribadi
yang
benar.
berkomunikasi
Aku
dengan
65
introvert
sekarang.
menjadi
teman
jarang
teman
dan
mengenakan
pakaian
santai
66
kacamata
hitam
menempel
di
mobilku.
Aku
tidak
keberatan.
dan
kacamata
hitam
keren
yang
67
tidak
seperasaan
denganku.
Sampai
Grace
mampu
menyihirku
yang
aku
menurut.
Peramal tersebut
68
ikalnya
dibiarkan
bergurai
di
peramal
membaca
garis
tanganku.
Ekspresi
peramal
itu
berubah.
Ia
Dengan
tatapan
tajam,
69
lebih
bijak
dalam
menentukan
70
Aku
sudah
meramal
kepadaku
dan
71
bercerita
betapa
menyesalnya
mereka
tidak
menghiraukan
ucapanku.
Aku sudah cukup muak dengan omong
kosong di tenda ini. Aku pun berkata.
Maaf, Nyonya Peramal, tetapi aku tidak
pernah percaya pada ramalan siapapun.
Terima kasih telah memberikanku sedikit
pencerahan, kataku seraya keluar dari tenda
dengan
cepat.
Grace
mengikutiku
dari
melepas
genggamannya.
Ia
***
Selama satu jam, aku dan Grace hanya
terduduk diam disana sambil memandangi laut
yang beranjak jingga. Akhirnya Grace meraih
tanganku dan berkata,
72
Grace.
Dia
benar.
Dia
mencium
hangat
keningku.
Ini
menciumku.
terasa
keningku.
sangat
pertama
Ketika
nyaman
kalinya
ia
Bibirnya
di
Grace
melepaskan
selalu
ada
di
sampingmu
untuk
73
dalam
membuka
misteri
Matt.
Dengan
74
Bab 7
Selama satu malam, kami bercerita
lewat telepon sampai pukul 2 malam. Kemarin
adalah hari terbaik dalam hidupku. Akhirnya
gadis yang kuanggap sahabatku selama ini
mau menjadi pasanganku. Memang benar
kata orang, sahabat adalah awal dari pacaran.
Pagi harinya, di hari Minggu, aku tidak
bangun siang seperti biasanya, aku bangun
awal untuk memasak sarapan untuk diriku
sendiri, lalu mandi dan menjemput Grace di
rumahnya. Ketika tiba di rumahnya, Grace
ternyata juga sudah bangun. Ia langsung
berganti pakaian ketika aku mengajaknya
mengunjungi suatu tempat.
***
Aku mengendarai mobilku ke Sunny Hill
Hospital, untuk menceritakan apa yang aku
dapat
dari
peramal
Crazy
75
Bunny
Land.
tiba
di
Sunny
Hill.
Setelah
dalam
terbangun,
dan
ruangannya,
sedang
Eve
membaca
sudah
The
&
Grace
bersalaman
sambil
76
terdiam
sesaat
sebelum
aku
77
mengherankan,
lalu
memberikan
tanggapannya.
Aku masih tidak percaya. Bagaimana
seseorang yang sudah mati terlahir kembali
dengan memori yang tidak sempurna? Semua
ini tidak masuk akal. Kau harus pulang, Nat.
Aku tidak mau lagi mendengar omong kosong
ini, ucap Eve ketus.
Kau
harus
percaya.
Aku
akan
78
kau!
Perawat!
Tolong
aku!
Dengan
gusar,
aku
meninggalkan
79
menghela
nafas,
dan
mulai
Setelah
kuceritakan
semuanya,
80
Semua
orang
di
dunia
boleh
81
Bab 8
Aku
mengendarai
mobil
menuju
manisnya
mampu
kebingunganku,
dan
menyingkirkan
membuatku
82
Sebelum
kami
duduk,
aku
kami
menunggu,
kepalanya
ke
Grace
sekeliling
mengungkapkan
Rose, jawabku.
83
kematian
mengungkapkan
kematian
juga
menambahkan,
Nat,
tangan
seorang
pembunuh
berdarah
dingin?
Aku sudah berpikir matang matang
tentang
hal
ini.
Aku
akan
membongkar
84
Tapi,
apa
alasanmu
untuk
biarkan
dia
membantuku
85
Nathan
kematian
tidak
Rose.
berhak
Ia
bisa
dibiarkan
saja.
86
Aku
harus
lagi.
melakukan
Ia
akhirnya
apa
yang
membiarkan
kami
seharusnya
kami
lakukan.
Baiklah.
Tapi,
Ryan,
tolong
jaga
menanggapinya
dengan
87
88
Bagian 3
Kepalsuan
89
90
Bab 9
Ryan mengantar kami sampai ke pintu
depan rumahnya. Sebelum kami naik ke mobil,
ia berkata kepada kami,
Pembongkaran kasus ini tidak akan
memakan waktu sebentar, otomatis waktu
istirahatmu sedikit berkurang. Aku tidak akan
memintamu untuk bolos sekolah. Kau bisa
mencari
waktu
luang
untuk
menjalankan
rencana kita.
Baiklah. Aku mengerti. Akan kuhubungi
lagi jika masih ada yang perlu kutanyakan,
jawabku.
Oh, ya. Kau punya kamera? tanya
Ryan.
Ya. Untuk apa? tanyaku balik.
Pokoknya
bawa
saja.
Kita
akan
jalan,
Ryan
mobil
berbisik di telingaku,
91
kami
keluar
dari
mobil
dan
ini?
Tapi
jika
aku
tidak
92
***
Sesampainya
aku
di
rumah,
aku
menghabiskan
makananku
sambil
***
Esok harinya, aku memasukkan segala
sesuatu yang kuperlukan untuk penyelidikankami.
Setelah
mandi
dan
sarapan,
aku
93
mungkin
ke
kantor
Ryan
menggunakan
motorku.
Sesampainya di sana, aku menelpon
Ryan dan dia segera keluar dari kantornya. Ia
telah menggunakan jaket dan helm nya
sendiri. Ia memintaku untuk pergi ke Galaxy
City Office Building, yang letaknya cukup jauh
dari kantor Ryan. Aku menurut dan pergi
kesana.
Sesampainya disana, sudah banyak
wartawan
yang
menunggu.
Aku
segera
94
berkomentar
apapun,
aku
95
sangat
membenci
reporter
berbagai
kami
riset
hanya
tentang
butuh
Anda.
wawancara
tidak
perlu
biografi,
bantah
96
mengalami
resesi
karena
terakhir.
Pemegang
saham
mulai
dana
yang
masuk
untuk
yang
berat,
perawatannya.
Dengan
nada
suara
Edmund menjawab,
Apa maumu?
Kami hanya ingin membantu Anda
untuk membangun kembali citra Anda di mata
masyarakat.
Anda
tentu
dapat
97
kau
lalui
sebagai
anak
yang
milyader.
Bagaimana
kau
rekan
bisnisku,
dan
ayah
98
99
mereka
dan
memuaskan
diriku
sendiri.
terkadang.
Ia
sering
lupa
100
barusan
membuka
mertuanya
sendiri.
Ia
melanjutkan
omongannya.
Aku
menikahi
Eve
karena
aku
memancing
Edmund
dengan
menjawab,
Tidak, Pak. Kami tak tahu.
Kalian memang jurnalis yang kurang
cerdas ya. Kalian tentunya bisa menangkap
omonganku dari tadi. Bisnis. Uang. Barry
adalah
penjamin
finansial
perusahaanku.
101
menjamin
kesuksesan
perusahaanmu?
Apa kau perlu tahu? Aku tidak mau
jawab, jawab Edmund.
Wah,
ternyata
ia
masih
bisa
Perawat
istriku?
Ya.
yang
Ehem.
rutin
Aku
kau
tahu
sesuatu
yang
102
berkomentar!
kameraku.
Sepertinya
Aku
kembali
Edmund
ke
tidak
103
kutahu.
Memangnya
aku
104
***
Brengsek
benar
si
Edmund
itu,
105
Bab 10
Kantor yang kami tuju ternyata sebuah
bangunan yang cukup tua. Temboknya kuning
pucat. Jendelanya terlihat kusam. Bangunan
itu bertingkat dua. Luasnya sedang sedang
saja. Di atas pintu depannya tertulis Kantor
Catatan Kriminal. Kami memasukinya.
Kami langsung disambut pemandangan
yang sepi. Di ruang tamu hanya terdapat
sebuah meja resepsionis lengkap dengan
petugasnya yang masih muda. Di kanan kiri
ruangan itu terdapat pintu kayu yang menuju
ke
ruang
berbeda.
Kami
tidak
yang
bisa
kubantu?
tanya
106
Boleh
kupinjam
Kartu
Penduduk mu?
Ryan menyerahkan kartunya. Setelah
petugas itu mengecek di komputernya, ia
berkata,
Mari, ikuti aku.
Kami
mengikutinya
ke
pintu
yang
107
yang
tersusun
rapi.
Petugas
dan
menyerahkan
dokumen
itu
108
lain
di
rumah
kami
terlihat
catatan
kematian
Matt.
Petugas
109
kami.
menemukan
Kami
fakta
membacanya
bahwa
Matt
dan
memang
bingungnya
denganku.
110
Dia
juga
semangat
kami
untuk
111
Bab 11
Penyelidikan
kami
berlanjut
esok
terlihat
lebih
mirip
asrama.
Kami
itu
tampak
bingung.
Ia
112
Rose
tidak
pernah
bercerita
***
Perawat itu mengantar kami ke ruang
konsultasi kosong. Ia duduk di kursi besar
yang biasanya ditujukan untuk dokter. Kami
113
lemas.
Tetapi
ia
berusaha
ceritakan
padaku
pagi
114
hari
panggilan
di
ponselnya.
Ia
Ia
segera
Kutebak
menyembunyikan
bahwa
penelpon
itu
pukul
satu
siang,
seseorang
sakit.
Rose
mengangkatnya,
dan
bahwa
tetangganya
115
menelpon,
116
itu
diam
sejenak,
lalu
aku
mengingatnya.
menjawab,
Sepertinya
kau
ingat
kepada
sesuatu
yang
Rose?
Atau
kepadamu?
Tidak. Ia tidak mengatakan apapun. Ia
hanya mengerang kesakitan. Aku sangat
kasihan padanya saat itu, jawab si perawat.
Apakah kau ingat persis bagaimana
kondisi Matt saat itu?
Ia
diam
sejenak,
mengeluarkan
117
terdapat
baret
dan
lebam.
Pergelangan
truk
itu.
Namun,
apa
yang
kau
pernah
bertanya
pada
118
atas
penjelasanmu
yang
sangat
membantu.
Sama sama, nak. Aku berharap
kasus kematian Rose dapat terselesaikan
dengan baik. Dia adalah orang yang sangat
baik, jawab perawat itu.
***
Kami meninggalkan Autumn Breeze
dan menuju ke Bangaley 4th Street, rumah
masa lalu Ryan dan Rose. Sesampainya kami
disana, aku langsung turun dari motorku dan
masuk lewat pintu belakang rumah yang tidak
disegel. Rasa lapar di perutku tidak lagi aku
hiraukan. Aku membuka pintu dan hipotesisku
benar. Ada yang janggal di ruangan itu.
Jika
Rose
memang
gantung
diri,
119
tali
tambang?
Tidak
mungkin
seseorang
isinya
berhamburan.
Meja
buffet
120
melihat
sebuah
benda
berkilau
di
lalu
memasukkannya
ke
sakuku.
Aku
beranjak
menuju
lemari
yang
melihat
tas
hitam
kulit
yang
atas
tumpukan
baju
terdapat
121
lemari
itu,
bersembunyi,
sambil
122
Bab 12
Yang kulihat selanjutnya adalah tatapan
penuh
amarah
menceritakan
di
mata
semua
Ryan.
penemuanku
Aku
di
kami
terputus
setelah
123
pulang,
dan
ia
berpesan
meninggalkan
rumahnya
dan
terlalu
telat.
menyembunyikan
Aku
berusaha
kelelahanku
dengan
tubuhku
di
kasur,
dan
124
***
Pagi harinya, aku terbangun dengan
posisi kepala yang terkulai di meja. Untungnya
pagi itu aku tidak telat, hanya, tugasku menjadi
kusut. Namun apa boleh buat, aku segera
mandi,
membereskan
meja
belajar,
di
bangku
depan
kelas.
Ia
Sangat
banyak
hal
yang
125
Aku
menceritakan
pada
Grace
dengan
mengelus
punggungku.
Kasus ini terlihat semakin ruwet, Nat.
Kuharap kau bisa menjaga dirimu. Aku tak
ingin hal buruk terjadi padamu, katanya
sambil menatapku.
Ya, Grace. Aku akan menjaga diri.
***
Pulang sekolah, aku menuju gerbang
sekolah dengan menggenggam tangan Grace.
Namun, aku telah disambut oleh Ryan. Ia
126
parkir
tepat
di
depan
gerbang
dengan
mobilnya.
Nat, kurasa kau harus ikut aku. Ada hal
yang harus kutunjukkan padamu, katanya.
Tapi, aku ada janji dengan Grace,
bung, jawabku.
Oh, oke, tak apa. Kalian jalan saja
berdua, aku mau mengerjakan pekerjaan
rumahku, sanggah Grace.
Hei, Grace, bagaimana jika kau ikut
saja? tawar Ryan.
Aku menatap tajam Ryan, ia hanya
tersenyum. Sedangkan Grace menatap kami
dengan pandangan penuh ketertarikan. Ia pun
menjawab,
Baiklah jika kalian mengizinkan.
***
Kami
naik
ke
mobil
Ryan
dan
127
menatap
jalan
tersebut.
Aku
ke
memandang
arah
sekelilingku.
pepohonan.
Aku
Naluriku
128
ingin
mengecek
sesuatu,
jawabku.
Aku berjalan diantara pepohonan. Di
tanah terdapat jalan setapak yang sudah lama
tidak dipakai, tampak dari lebatnya rumput
yang tumbuh di atasnya. Aku tetap mengikuti
jalan tersebut. Grace dan Ryan mengikutiku.
Kami berjalan cukup lama, sekitar 45 menit,
sampai kami menemukan sebuah pondok tua
kecil nan bobrok yang dibangun di tengah
tengah pepohonan ini. Rasa ingin tahuku
bertambah. Aku memasukinya.
Pondok
itu
berbau
sangat
apak.
meja
kayu
129
jelek
yang
dibuat
Pondok
ini
seperti
bekas
130
seperti
bayangan
hitam.
Nafasku
jalan
raya.
Aku
mempercepat
seseorang
menyelamatkanku.
mendengarnya
Lalu,
131
rasa
dan
sakit
132
Bab 13
Kami pergi meninggalkan lokasi itu. Aku
duduk
bersama
Grace
dibelakang,
Ryan
tiga
buah
burger
besar
dan
melahapnya.
Nathan, ini saatnya membicarakan hal
di hutan tadi. Apa yang kau rasakan? tanya
Ryan tiba tiba.
Dj vu. Bayangan itu kembali lagi.
Semuanya terasa sangat jelas. Aku merasa
seperti baru melarikan diri dari suatu tempat di
133
Aku
mengambilnya
dan
134
memberikanku
kotak
CD
yang
hasil
wawancara
kita
dengan
mengambilnya
dan
135
***
Esok paginya, aku terbangun pada
pukul empat pagi. Setelah mencoba tidur lagi
beberapa kali, aku terjaga sepenuhnya. Aku
mencuci mukaku, dan tiba tiba teringat pada
CD di kantong jaketku. Aku menyalakan
komputer dan memutar rekaman wawancara
kami dengan Edmund. Aku mendengarkan
dengan seksama. Semuanya terasa jelas di
CD ini. Suara Edmund tidak menunjukkan
kebohongan. Setelah mendengarkan hingga
selesai, aku beralih ke CD milik Rose. Aku
memutarnya dan mempersiapkan telingaku.
Muncul suara samar seorang lelaki yang tidak
asing bagiku. Ia mengatakan sesuatu yang
136
untuk
apa
sih
uang
sebanyak itu?
Tidak perlu banyak tanya. Kami tak
mau membunuh kecuali kau membayar lebih.
Kau butuh berapa?
Terjadi hening sesaat. Lalu suara berat
dan serak itu menjawab,
Dua belas ribu dolar,
Baiklah. Aku akan menulis cek nya.
Tapi aku mau si Matthew itu benar benar
mampus. Kalian tak boleh meninggalkan bukti
dan jejak apapun.
137
tak
membunuhnya
peduli
dimana.
kalian
Yang
ingin
terpenting,
selesai.
Aku
langsung
138
tanganku
menunjukkan
pukul
jadi
pembunuh
Matt
bukan
139
dengar
suara
lelaki
yang
bukti
yang
kuat
sama
seperti
140
menjulurkan
sebuah
tangannya
buku
tabungan.
yang
Aku
141
telepon
genggamnya
sebelum
ia
jam
sebelum
Rose
142
pernah
menanyakannya
tapi
nomor
itu
polisi,
tidak
pada
terdaftar
di
kami
terhenti
dengan
Ryan.
Namun
sebelumnya,
aku
***
143
sambil
tersenyum.
Aku
144
Aku
berjanji
memperhatikanmu, jawabku.
145
akan
lebih
Maaf,
Nat.
tapi
hubungan
kita
lebih
merasa
nyaman
sebagai
kekesalanku
sendiri.
Lalu
Grace
melanjutkan perkataannya.
Nat, tolong jangan marah. Aku tidak
bermaksud hal ini harus terjadi. Tapi, aku
sungguh merasa hubungan ini harus berhenti
disini.
Aku
mendengar
isakan
kecil
di
146
Aku
kembali
tertunduk
dan
147
Bab 14
Aku segera membanting pintu kamarku
sesampainya
aku
menenggelamkan
di
kamar.
wajahku
ke
Aku
dalam
berbicara
singkat,
ibu
menutup
Koma
disana.
Seseorang
menembaknya.
Aku terkejut dan butuh beberapa detik
sebelum akal sehatku kembali. Aku segera
148
selama
lima
belas
menit,
aku
149
150
tidak
lihat
hal
lain
yang
mencurigakan? tanyaku.
Kami mengecek semua kendaraan
yang keluar dari kawasan kerja. Tidak ada hal
lain.
151
Bagaimana dengan
Nat,
kami
sudah
memeriksa
seperti
suatu
peringatan
akan
itu
memelukku
adalah
di
Grace.
bangku
Ia
langsung
tersebut.
Johny
tidak
menjawab
perkataannya.
152
Aku
menuruti
perkataannya
dan
153
lancar.
Dan
kami
berhasil
154
hal
yang
kematiannya
tak
sama.
Namun
pernah
kasus
terpecahkan.
Jen
tersenyum
dan
Ia
merapikan
155
kertas
keertas
156
Bagian 4
Kejatuhan
157
158
Bab 15
Aku menarik gas motorku lebih keras.
Aku segera berkendara ke rumah Ryan, untuk
mengungkapkan apa yang kutemukan di
rumah sakit. Aku mencapai rumahnya pada
sore hari. Aku segera menekan bel rumahnya,
dan segera disambut oleh wajah ramah Marie.
Nyonya Marie, Ryan ada? tanyaku.
Eh, ada. Ia sedang makan. Ada apa,
Nat? tanyanya kembali.
Aku
perlu
berbicara
dengannya,
jawabku cepat.
Marie langsung mempersilahkan aku
masuk. Aku segera menghampirinya di meja
makan. Sambil mengunyah makanannya, ia
memandangiku dengan tatapan bingung. Aku
segera berkata.
Cepat habiskan makananmu. Segera
ganti bajumu. Bawa pistol atau apapun yang
159
***
Aku
mengendarai
motorku
menuju
kuperlukan.
menungguku
di
memberanikan
Sementara
ruang
diriku
untuk
Ryan
tamu,
aku
menelpon
beberapa
saat,
tidak
ada
yang
160
lain.
Jika
kau
berani
melanggar
161
sebelum
menemui
pembunuh
itu.
***
Pada pukul sepuluh kurang lima menit,
kami
telah
tiba
di
dermaga
itu.
Kami
162
163
Bab 16
Kau tidak bisa menuduhku seenaknya,
anak
muda,
ucap
Edmund
sambil
menyalakan rokoknya.
Tentu saja kami bisa. Jika memang
kau bukan pembunuh Rose, Matt, dan Harlow,
mengapa kau bersedia datang kemari?
Ia terdiam sesaat, menghisap rokoknya,
dan menghembuskan kepulan asap ke udara.
Ia kemudian berkata,
Ceritakan
padaku
apa
yang
kau
temukan.
Baiklah. Pertama, aku akan bercerita
tentang kematian Harlow Black. Bodyguard
mu yang kau bunuh karena membiarkanmu
mabuk untuk mengungkapkan semua rahasia
busukmu.
Aku melanjutkan,
Sepulang dari caf itu, kau dibantu
naik ke mobilmu. Di dalam mobil, kau cukup
164
tersadar
untuk
mengetahui
bahwa
kau
Avenue
dan
menembak
kepalanya
untuk
menembak
mereka.
kamilah
yang
membongkar
165
Matt
akan
mengambil alih
harta
Lalu
kau
membayar
sekelompok
gubuk
tak
berpenghuni
dan
truk,
anak
buahmu
lupa
meninggalkan
lokasi.
Kau
cukup
166
Keringat
Lalu
dingin
Ryan
muncul
di
melanjutkan
omonganku.
Yang terakhir, kami akan bercerita
tentang Rose, perawat yang kau bunuh. Rose
terlalu penasaran pada Matt, dan mencari tahu
tentangnya. Akhirnya, ia menemukan Eve dan
menjadi teman baiknya. Rose mengetahui
bahwa Eve dan Matt sempat bersama hingga
maut memisahkan. Lalu Rose yang cukup
cerdas
mengetahui
membunuh
pembicaraanmu
bahwa
Matt.
dengan
Ia
kaulah
yang
mendengar
pembunuh
167
membunuh
menjerat
leher
Rose.
Rose
di
Pembunuh
rumahnya
itu
dan
menghilangkan
jejak.
Ia
lupa
Rose.
Rose
sempat
menyayat
168
membuang
rokoknya.
Ia
soal
pembunuh
untungnya,
aku
bayaran
membawa
itu,
dan
mereka
bersamaku.
Dengan
refleks,
aku
menundukkan
mereka
dan
menembaki
169
perang
di
tepi
danau.
Tubuh
tubuh
Edmund.
Setelah
cukup
jauh
dari
daerah
Serentak,
aku
terjatuh
ke
tanah.
menghalangi
pukulan
itu
dan
170
tepat
sebelum
ia
menarik
171
172
Bab 17
Ketika
membuka
mataku,
cahaya
Membutakanku
sesaat,
hingga
bergerak
sedikit,
menggerakkan
ibu
semakin
jelas.
Setelah
dan
kesakitan.
Ibu
aku
sedikit
segera
173
mendesah
membantuku
mengembalikan
semula.
posisi
Dokter
pembicaraannya
tanganku
pun
dengan
seperti
mengalihkan
perawat
untuk
meng-iya-kan
anggukan
menggerakkan
ruangan.
Di
kecil.
pandanganku
samping
perkataannya
Lalu
aku
ke
seluruh
ranjangku
terdapat
174
Senyuman
ibu
lenyap,
tergantikan
makan.
Sini ibu
ambilkan
makan
dalam
kuanggap
waktu
seperti
dua
kakakku
175
minggu
sendiri.
sudah
Aku
***
Setelah menangis selama beberapa
menit, aku mengontrol emosiku, agar berhenti
menjadi cengeng. Lalu dengan suara bergetar,
aku bertanya kembali kepada Grace.
Edmund. Dimana dia?
Entahlah. Neraka, mungkin. Dia mati 3
pagi tadi.
Memangnya sekarang jam berapa?
tanyaku.
Sebelas siang. Kau belum makan, sini,
kusuapi.
Grace berdiri dan mengambil makan
siang yang berada di meja dekat ranjangku.
176
177
kakinya
yang
teramputasi,
gadis
Lebih
putus
banyak
asa,
tetes
air
mata,
dan
kesedihan
178
mengetuk
pintu.
Setelah
tersenyum
sebagai
bentuk
179
kematian
Matt
dan
Rose.
kau
benar. Semuanya
sudah
meninggalnya
temanmu.
Ia
sangat
pengukur
detak
suaranya,
jantung
detak
Eve
jantungnya
180
Nat,
harus
kupanggilkan
perawat
perlu,
gadis
muda.
Aku
memjamkan
matanya.
Detak
alat
pengukur
detak
tidak
181
182
Bab 18
Sore harinya, beberapa teman kelas
mengunjungiku. Mereka menunjukkan rasa
simpati
mereka
dengan
berdoa
untuk
pulang
untuk
mempersiapkan
menjenguk
pakaianku
ayah
untuk
dan
besok.
sangat
membantuku
untuk
183
***
Aku duduk di sebuah bangku di sebuah
ruang kosong. Aku tidak tahu aku ada dimana.
Lalu, pintu terbuka, dan seorang wanita muda
yang kukenal bersama seorang pria yang
sangat kukenal memasuki ruangan itu. Wanita
itu adalah Rose, dan lelaki itu Ryan. Sejenak
aku mengira bahwa aku pasti sudah gila, atau
sudah mati. Aku pasti berada di surga.
Tidak, Nat, kau belum mati, ucap
Ryan.
Bagaimana kau tahu apa yang sedang
kupikirkan? tanyaku.
Mudah saja. Mimpi adalah aktivitas
otak. Kami masuk ke dalam mimpimu, berarti
kami masuk ke dalam otakmu dan mengetahui
pikiranmu, jawab Rose.
184
kami
bisa
beristirahat
dengan
tenang.
Tetapi, Rose, mengapa kau tidak
mengalami reinkarnasi sepertiku? tanyaku.
Kau mengalami reinkarnasi karena ada
suatu hal yang harus kau selesaikan di dunia
ini. Sedangkan aku, tidak ada yang perlu
kulakukan lagi. Aku sudah tau sejak awal,
kaulah yang akan menyelesaikan semua
kegilaan ini, jawab Rose.
185
Kurasa
kami
harus
kembali,
Nat.
Setelah
beberapa
pelukanku.
Ryan
detik,
dan
aku
Rose
saat
yang
sama,
cahaya
terang
jendela.
186
dari
ranjangku,
namun
karena
segera
membuka
bajuku
dan
kaos
dalamku
dan
celana
dari
187
tersenyum
kembali.
Lalu
kami
188
Kami
mendekati
kerumunan
tersebut.
Disana
dengan
sudah
pakaian
ada
serba
Nyonya
hitamnya.
Marie
Di
kecil,
namun
189
tetap
tersenyum
proses
pemakaman,
Kami
membacakan
ceramahnya
tentang
sama
sekali.
menyadarkanku
Mimpi
bahwa
tadi
mereka
malam
memang
190
benda
yang
ada
di
sekitarnya
191
gila
di
kota
ini.
Namun
Ryan
beberapa
hari
saja,
kami
sudah
aku
merasa
menjadi
segalanya
untuk
192
Tamat
193
194
Epilog
Bunyi mesin mobil memenuhi garasi
rumahku. Aku menyentuh kap mobilnya, dan
memanggil
ayah
dan
ibu
untuk
turun
kemeja
biru
muda
yang
tergantung
wisudawan.
Aku
jubah
hitam
tersenyum
195
dan
topi
sejenak
dan
ternyata
layar
TV
masih
***
Sesampainya disana, kami langsung
turun. Selama ayah dan ibu beramah tamah
dengan guru dan orang tua siswa lainnya, aku
mengenakan jubah dan topiku. Kemudian
kami menuju ke tempat duduk kami di
halaman sekolah.
Setelah menunggu selama lima belas
menit,
acara
membacakan
dimulai.
susunan
196
Pembawa
acara.
Dan
acara
yang
biasa,
sambutan
kepala
sekolah
sebuah
wisuda.
Namun
untungnya,
pembawa
acara
selanjutnya,
acara
yakni
panggung,
giliran
namaku
yang
menuju
panggung.
Lalu
kepala
197
ayah
menepuk
bahuku
pelan
dan
ibu
tersenyum padaku.
Setelah pengalungan medali selesai,
pembawa acara mengumumkan bahwa acara
selanjutnya adalah sambutan dari perwakilan
siswa siswi. Mereka memanggil nama Grace
Hunters. Grace pun berdiri dan dengan
senyuman, ia naik ke atas panggung dan
menuju podium. Ia mengeluarkan secarik
kertas dari jubahnya. Ia mengetuk mikrofon
perlahan
dan
mulai
membacakan
isi
pidatonya.
Aku berterimakasih atas kesempatan
yang
diberikan
kesempatan
sehingga
untuk
aku
diberikan
memberikan
kata
198
Untuk
mencapainya,
setiap
telah
kutemukan
disini.
Aku
juga
menatap
kearahku
dan
pahitnya
manisnya
kehidupan,
perjuangan.
dan
betapa
Aku
juga
199
senyuman
yang
sangat
manis,
berteriak
sangat
keras,
dan
***
Grace
turun
dari
podium
dengan
dan
menghampirinya.
mendekat
kepadaku.
tanganku
ke
melingkarkan
Aku
pinggangnya,
lengannya
ke
Ia
pun
melingkarkan
dan
bahuku.
ia
Ia
berkata,
Bagaimana sambutanku, Pria Lemah?
200
tidak
akan
pergi
tanpa
pangeranku, jawabnya.
Kabar baiknya, aku juga akan masuk
ke GMU, jurusan Kriminologi, balasku.
Dengan wajah yang terkejut dan tawa
yang keras, ia menciumku tepat di bibir dan
mengatakan,
Baiklah, ayo kita buka kasus baru, pak
detektif.
201
202
Biodata Penulis
Christopher Antoni lahir
di Bengkulu, 14 Oktober
1996.
Ia
dibesarkan
di
Gading
Serpong,
Tangerang
pendidikan
di
Multimedia
Nusantara
jurusan
sedang
Universitas
Ilmu
203
204