Anda di halaman 1dari 68

Buku ini menceritakan tentang di mana

seorang remaja yang beranjak dewasa


dan mengalami beberapa hal tidak
biasa,contohnya dalam hal
percintaan,dan kebinggungan.yang
dirangkum menggunakan beberapa
judul ….
KATA PENGANTAR
Dengan menyebut nama allah SWT.yang maha
pengasih lagi maha penyayang,kami panjatkan puji dan
syukur atas kehadiratnya ,yang telah melimpahkan
rahmat,hidayah,dan inayahnya kepada kami, sehingga
saya dapat menyelesaikan tugas cerpen ini.

Tugas cerpen ini telah saya susun dengan maksimal dan


mendapatkan bantuan dari beberapa pihak sehingga
dapat melancarkan pembuatan makalah cerpen ini.
Uantuk itu saya menyampaikan banyak terima kasih
kepada semua pihak yang telah berkontribusi dalam
pembuatan makalah cerpen ini.

Terlepas dari semua itu ,kami menyadari sepenuhnya


bahwa masih ada kekurangan baik dari segi susunan
kalimat maupun tatabahasanya. Oleh karena itu dengan
tangan tetbuka kami menerma saran keritik dari
pembaca agar agar kami dapat memperbaiki makalah
cerpen ini.
Akhir kata dari saya berharap semoga tugas cerpen ini
dapat memberikan manfaat maupun inspirasi tterhadap
pembaca.

Wantilan,30 maret

DAFTAR ISI
KATA
PENGANTAR……………………………….............
SEKOLAH YANG
INDAH………………………………
SAHABATKU……………………………………
……
PANTANG MENYERAH UTUK
SEKOLAH………………………………………
……
SUDUT KANTIN
SEKOLAH…………………………….
PERSAHABATAN D
KELAS…………………………....
TIDAK JADI KERJA
KELOMPOK………………………...
KENANGAN
INDAH……………………………………
SAAT SHABAT MENJADI
KEKASIH…………………………………………
….
PERPISAHAN KISAH
KASIH……………………………………………
….

SANG
INIFATOR……………………………………...
KISAH 3
SAHABAT………………………………………
……
LINGKUNGAN
SEKOLAH……………………………….
MREKA YANG MEMBERI WARNA DI PUTIH
BIRUKU…………………………………………
…...
MASAMMASA ITU
…………………………………...
TERADISI SAAT JAM
KOSONG…………………………………………
…..
Sekolah Baru yang Indah
Terkenal di daerahku dengan beberapa teman lain. Aku termasuk beruntung bisa masuk di
sekolah tersUdara masih begitu dingin ketika akhirnya aku mulai menghabiskan masa
liburan panjang kemarin. Hari ini adalah hari dimana aku harus mulai lagi rutinitas seperti
biasa sebagai seorang pelajar.

Tahun ini aku lulus dari sekolah menengah pertama atau yang sering disingkat dengan
singkatan SMP. Lulus dengan hasil memuaskan aku akhirnya menghabiskan masa liburan
panjang yang bertepatan dengan libur hari raya dengan hati yang sangat gembira. Lama,
aku sampai lupa berapa hari tapi yang jelas libur telah usai dan aku harus melanjutkan
sekolah.

Lulus SMP aku melanjutkan ke SMA tebut. Banyak teman-teman lain yang tidak diterima.

Setelah berbagai persiapan yang dilakukan akhirnya hari ini adalah hari pertama masuk
sekolah. Hari ini aku mulai mengikuti acara mos atau orientasi siswa. Aku sangat senang,
sekolahku sangat indah, berbeda dengan sekolah yang dulu.

Bangunan sekolahnya banyak dan bagus, di bagian depan ada tingkat untuk ruangan
laboratorium bahasa dan perpustakaan. Lapangan basketnya ada, halaman sekolahnya
asri dengan taman yang dipenuhi bunga mengelilingi bagian depan kelas.
Tiga hari mengikuti mos aku tidak banyak bicara selain menikmati suasana sekolah yang
nyaman. “Hei, jangan melamun terus, nanti bukunya diambil orang loh”, ucap salah satu
teman menyapaku.

“Eh, iya…. Kamu siapa?”

“Aku satu kelas dengan kamu, masak kamu lupa….”

“Iya aku ingat tapi maksudku kita kan belum kenalan, aku Dewi”

“Oh, iya aku Ratna… aku mau ke kantin kamu mau ikut tidak?”

“Oh iya, aku ikut…”

Senang rasanya mendapatkan banyak teman baru, Ratna adalah salah satu teman
sekelasku. Ada banyak teman lain yang baru aku kenal, mereka kebanyakan baik-baik,
cantik dan ganteng lagi.

Setelah masa mos selesai kami mulai mendapatkan pelajaran seperti biasanya di sekolah.
Hari itu hari senin ketika pertama kali kita mulai belajar di SMA. Mata pelajaran pertama,
tiba-tiba aku merasa takut, “kok gurunya seperti itu ya…” bisikku kepada teman sebangku.

“Memang kenapa sih?” jawab Ratna.

“Itu, seram, sepertinya bapak itu galak…” ucapku lagi.


Aku sempat takut sekali melihat penampilan guru pertama itu. Bayangkan saja, badannya
tinggi besar, hitam, matanya tajam dan yang paling membuat aku takut adalah kumisnya
yang sangat tebal.

Karena sangat takut aku bahkan sampai merinding dan gemetar, “aduh bagaimana ini…”,
ucapku lirih.

“Sudah, diam jangan ribut dulu, belum tentu bapak itu galak”, jawab Ratna sambil melotot
ke aku.

Akhirnya aku serius memperhatikan bapak itu. Ternyata benar, setelah berkenalan dan
memberikan pelajaran ternyata bapak itu tidak galak. Suaranya ternyata lembut dan
terlihat sangat sabar. Akhirnya, pelan-pelan rasa takut ku pun hilang.

Begitulah, hari pertama yang menegangkan ternyata tidak seperti yang aku takutkan
sebelumnya. Pengalaman hari pertama masuk sekolah itu membuatku tidak takut lagi
ketika melihat guru lain yang tampak galak.
SAHABATKU

Namaku Setiabudhi, namun biasa dipanggil Budhi saja. Saat ini aku duduk di bangku kelas
2 SMP. Aku memiliki seorang sahabat terbaik. Ia bernama Karenina. Karenina punya hati
yang sangat baik. Ia sering membantuku memahami pelajaran matematika. Ia juara
olimpiade matematika. Tak jarang ibuku mengundangnya ke rumah untuk makan siang
bersama sepulang sekolah. Rumah Karenina tidak jauh dari rumahku. Kami tinggal dalam
satu wilayah perumahan, hanya beda komplek saja sehingga kamipun sering berangkat
sekolah bersama naik sepeda. Ibu Karenina sudah meninggal dunia setahun yang lalu.
Sekarang ia tinggal bersama ayahnya yang seorang pekerja keras. Ayah Karen, begitu
nama panggilannya, selalu pulang jam 10 malam setiap hari nya. Ayah Karen adalah
seorang pengusaha sukses di bidang properti dan furnitur. Keseharian Karen ditemani
oleh asisten rumah tangga. Oleh karena itu, Karen sering bermain dan belajar bersama di
rumahku hingga sore hari. Meskipun ia tampak ceria, namun aku sering melihat wajahnya
yang tiba-tiba sedih ketika melihat ibuku. Mungkin, ia teringat dengan ibunya.
Suatu hari, Karen sakit demam selama seminggu sehingga ia tidak bisa datang ke sekolah.
Karen tertinggal banyak pelajaran, terutama pelajaran bahasa Inggris dan biologi yang
mana Karen sering merasa kesulitan. Aku mencatat dengan rajin semua bahan pelajaran
yang diperlukan Karen untuk belajar, lalu aku fotokopi. Setiap hari aku menengoknya
bersama Ibu, aku khawatir sakit Karen bertambah parah. Aku juga melihat ayah Karen
yang tidak pergi bekerja untuk menjaga Karen. Ayah Karen tampak sedih dan menyesal
sudah sering meninggalkan Karen dan kurang memberikan perhatian. Begitulah cerita
yang kudapat dari ibu setelah beberapa lama mengobrol dengan Ayah Karen.

Keesokan harinya, aku melihat Karen sudah datang ke sekolah. Ternyata Karen sudah
membaik kesehatannya. Aku senang ia sudah kembali sehat dan ceria. Karen bercerita
kepadaku bahwa ayahnya tidak akan lagi pulang malam hari dan akan mengantarnya
sekolah setiap hari, juga akan meluangkan waktu bermain bersamanya di akhir pekan. Aku
semakin senang mendengar ceritanya. Kami kembali belajar bersama. Karenina selalu
memukau di mataku. Meskipun ia sedang sakit, ia selalu tampil maksimal dalam
presentasi kelompok. Sepertinya ia memang terlahir untuk menjadi sosok yang cerdas.
Sosok Karenina yang kuat dan cerdas menginspirasiku untuk menjadi pribadi yang lebih
baik lagi. Aku sangat senang bisa memiliki sahabat seperti Karenina yang bisa membuatku
termotivasi dalam belajar, juga dalam menghadapi kehidupan.

Seminggu menjelang ujian semester, ayah Karen menelpon ibuku. Ia mengabarkan bahwa
Karen masuk rumah sakit. Aku panik juga sedih mendengarnya. Sepulang sekolah aku dan
ibu menjenguk Karen. Dokter mengatakan bahwa Karen jatuh dari tangga dan kepalanya
terbentur. Karen harus dioperasi ke Singapura untuk mendapatkan penanganan yang
terbaik. Ayah Karen sedang mengurus semua berkas dan urusan ke berangkatan mereka
ke Singapura. Aku semakin sedih, namun aku hanya bisa mendoakan semoga tidak terjadi
apa-apa dengan Karen. Keesokannya Karen dan Ayahnya berangkat ke Singapura. Saat itu
Karen belum sadarkan diri juga.

Ujian semester pun berlalu. Aku ingat biasanya menjelang ujian semester, aku dan Karen
belajar bersama di sekolah bersama temen- teman sekelompok dan Karen selalu menjadi
inisiator belajar kelompok itu. Semester ini berbeda. Tidak ada belajar kelompok. Aku
belajar sendiri di rumah. Aku berusaha keras untuk membuktikan pada Karen bahwa aku
bisa mendapatkan nilai matematika yang bagus. Aku harap ketika dia sudah sembuh, dia
akan senang mendengarnya.

Dua minggu kemudian, ketika pembagian rapor, aku melihat ayah Karen datang ke sekolah
menemui wali kelasku. Dengan mata berkaca-kaca, ayah Karen membicarakan sesuatu
yang serius dengan ibu guru. Aku hanya memandangnya dari kejauhan dan kuajak ibu
menghampiri ayah Karen. Jantungku berdegub kencang. Aku bertanya-tanya apakah ada
yang terjadi dengan Karen. Dengan tidak sabar, aku bertanya pada ayah Karen tentang
keadaan sahabatku itu. Ayah Karen mengatakan bahwa Karen sudah ada di rumah. Hanya
itu yang dikatakannya. Namun, hati ku tenang. Aku jadi ingin segera pulang dan bertemu
Karen. Sudah sebulan kami tidak bertemu. Akhirnya aku pergi ke rumah Karen bersama
ibu dengan naik mobil ayah Karen. Sepanjang perjalanan, ayah Karen tidak banyak bicara
dan sebentar-bentar mengangkat telponnya yang berdering.
Sesampainya di rumah Karen, aku melihat ramai orang-orang duduk di kursi yang sudah
di sediakan di luar rumah. Aku bingung bukan main. Ada acara apa di rumah Karen
sebenarnya. Aku dan ibu berpandang-pandangan, sama herannya perasaan kami.
Kemudian begitu aku masuk ke rumah nya, seorang gadis kecil berambut pendek
mengejutkan ku dengan tawanya. Aku tidak mengenalinya. Rambutnya pendek dan
mengenakan gaun berwarna putih. Ah ternyata itu Karen dan hari itu adalah hari
penikahan ayah Karen dengan seorang perawat yang selama sebulan ini merawat Karen
di Singapura. Jantungku rasanya mau copot. Aku sudah berpikir yang tidak-tidak tentang
kondisi Karen. Aku sangat bahagia Karen sudah sembuh dan kini ia akan memiliki ibu lagi.
Sahabat terbaikku, Karenina, tetaplah bersamaku, menjadi sahabatku selamanya. Jangan
lagi meninggalkanku.
Pantang Menyerah Untuk
SEKOLAH.

Danu adalah anak dari orang yang kurang mampu, Ibunya meninggal dunia saat Danu
berumur 2 tahun. Sepeninggal Ibunya, keluarganya menjadi berantakan, ayah Danu
mempunyai banyak hutang kepada rentenir untuk menghidupi keluarganya, uang hasil
kerja sebagai penyapu jalanan saja tidak cukup untuk menghidupi keluarganya.

Danu duduk di kelas 6 SD, walaupun dia anak dari orang yang kurang mampu tapi ia
termasuk siswa yang cukup pandai. Setelah pulang sekolah Danu selalu menjualkan koran
dari toko koran langganannya, setiap hari Danu mendapat uang sebesar Rp 25.000 dari
hasil menjualkan koran. Uang itu ia pergunakan untuk membelikan obat untuk adiknya
yang terbaring lemah di tempat tidur.

Suatu ketika, Danu diberi sebuah surat dari Pak Dadang, guru Danu, Surat itu ia berikan
kepada Ayahnya, ternyata isi surat tersebut adalah Danu diminta untuk membayar uang
sekolah yang sudah menunggak selama 4 bulan. Danu berfikir apakah ia bisa melanjutkan
sekolahnya atau tidak.

Danu sudah 5 hari tidak masuk sekolah, ia berusaha mencari uang bersama ayahnya
untuk membiayai sekolahnya. Pada sore hari Pak Imam Guru sekolahnya Danu datang ke
rumahnya Danu, Pak Imam bertanya kepada Danu kenapa sudah tidak masuk sekolah
selama 5 hari, Danu berterus terang bahwa ia mencari uang bersama Ayahnya untuk
membiayai sekolahnya. Cukup lama mereka berbincang-bincang, tidak lama kemudian Pak
Imam berkata kepada Danu untuk terus sekolah, dan Pak Imam akan membiayai Sekolah
(SD) Danu.

Esok harinya Danu masuk sekolah, di sekolah ada pengumuman bahwa Ujian Sekolah akan
diadakan 1 minggu kemudian, dan barang siapa yang lulus dengan nilai yang bagus ia akan
mendapat beasiswa untuk masuk SMP Harapan Bangsa secara gratis.

Danu terus belajar dengan giat, agar ia bisa mendapatkan beasiswa tersebut. Saat Ujian
berlangsung, Danu dapat mengerjakannya dengan baik.

3 minggu kemudian hasil Ujian Nasional diumumkan, Danu sangat gembira dengan nilai
yang cukup bagus, yaitu: BI (9,2), Mat (9), IPA (9,6). dan Pak Imam mengumumkan siapa
yang mendapat beasiswa masuk SMP Harapan Bangsa. Dan ternyata Danu yang
mendapatkan beasiswa tersebut. Danu sangat gembira dan berterimakasih kepada semua
gurunya dan Ayahnya yang telah membantunya dalam belajar.

Akhirnya Danu terus melanjutkan sekolahnya ke jenjang yang lebih tinggi yaitu SMP, ia
akan belajar dengan sungguh-sungguh supaya berhasil untuk meraih cita-citanya, yaitu
seorang Guru.

TAMAT
Sudut Kantin Sekolah
Suasana pagi di SMA Cahaya Langit begitu riuh, tidak seperti murid lain yang kebanyakan
sibuk menyiapkan sebagian pekerjaan rumah yang belum selesai, Sugeng, Hajar dan
Ranto justru duduk di kantin sekolah menikmati sarapan dengan santai. Pagi itu memang
pagi yang super sibuk tapi tidak untuk mereka.

“Gimana Geng, presentasi kimia sudah siap kan?


“Tenang Jar, seperti tidak kenal aku aja…. meski jelek gini aku nih ranking kelas loh….”

“Eiess…. Anak pintar tuh gak sombong Geng….”

Mereka menghabiskan sarapan dengan santai tanpa terlihat terburu-buru sama sekali.
Wajar memang, ketiga murid kelas 3 tersebut memang termasuk murid yang pandai dan
rajin. Tidak seperti kebanyakan murid lain yang malas mengerjakan tugas, mereka bertiga
selalu mengerjakan tugas dengan baik, bahkan saat tugas baru diberikan hari itu juga
biasanya mereka telah selesai mengerjakannya.

Itu yang membuat mereka selalu siap mendapatkan ilmu baru saat pelajaran di mulai.
Saat mereka di dalam kelas, mereka pun dengan santai mengikuti pelajaran yang
diberikan.

“Tidak ada yang istimewa hari ini…datar…”


“Ya, benar, hanya mereka saja yang sibuk mengerjakan tugas yang belum kelar…”

“Itulah untungnya jadi anak rajin Jar,… selalu selangkah lebih maju…”
“Tumben kamu positif To, biasanya Ranto kan terkenal negatif….”

“Iya tuh, salah sarapan kali….”

Sesekali, mereka yang duduk berdekatan saling berbisik saat mendengarkan penjelasan
guru di kelas. Meski begitu mereka tetap fokus dan selalu tanggap dengan setiap interaksi
yang diberikan oleh guru.

“Hajar, ….”
“Iya…iya pak….”

“Coba kamu kerjakan soal di depan…”


“Baik pak…”

Hajar yang murid kesayangan semua guru langsung unjuk gigi, meski gigi-nya memang
sudah maju, dengan sigap mengerjakan soal yang sudah ditulis di depan kelas…

“Salah tuh Jar, gimana sih kamu….”


“Eh…masak sih, yang mana To… perasaan sudah benar deh, iya gak pak…?
“Hem… coba di cek lagi….”
“Ngeyel kamu, coba perhatikan baris ketiga, hasilnya kan jadi selisih nol koma sekian….”
“Masa sih….”

Akhirnya, meski sempat mendapatkan koreksi dari teman di belakang, Hajar mampu
mengerjakan soal tersebut dengan benar. Tepuk tangan pun menyambut meriah….

“Hajar hebaaat pak…..”


“Iya benar, padahal saja saja masih bingung dengan soal itu…”

“Hu…. Dasar kamu aja yang lemoot…..”


“Haa…aha…..”
“Sudah-sudah, sekarang bercandanya kita tunda dulu….”

“Siap pak, tapi saya punya usul bagus nih pak….”


“Usul apa Roki…?

“Gini pak, gimana kalau setiap soal yang sulit kita minta Hajar aja yang mengerjakan, jadi
kita tidak perlu susah payah mengerjakan soal itu, benar tidak kawan-kawan….”

“Setuju………”
“Eh…. Enak aja kalian ini, enak di loe gak enak di gua dong….”
“Haaa….aha a..a….”

“Sudah anak-anak, usul Roki memang bagus, tapi itu tidak bagus untuk masa depan kalian,
memang kalian mau kalau kalian semua bodoh dan hanya Hajar yang pintar?”
Akhirnya panjang lebar, pak guru pun menasehati mereka, sementara murid-murid hanya
tertunduk dan berfikir mengenai apa yang pak guru katakan. Sepertinya, meski hanya
bergurau akhirnya mereka mendapatkan nasehat yang sangat berharga bagi hidup
mereka sendiri. Belajar di sekolah adalah hak semua murid, dan bukan sebuah kewajiban.
Belajar adalah sebuah hak yang harus dituntut dan harus disesali jika itu tidak berjalan
dengan baik dengan alasan apapun.

Tak terasa, bel sekolah pun berbunyi, tanda istirahat pertama dimulai. Murid-murid
langsung berhamburan ke luar kelas. Mereka menghabiskan waktu istirahat dengan
berbagai aktivitas, ada yang mengobrol, ada yang bermain dan ada juga yang
menghabiskan waktu untuk santai.

Seperti biasa, Sugeng, Hajar dan Ranto pun menghabiskan jam istirahat dengan duduk-
duduk di kantin sekolah. Di kantin, mereka memesan beberapa makanan kecil dan es
sembari terus melanjutkan belajar. Meski di kantin ternyata pasti ada salah satu yang
membawa buku dan mengajak lainnya berdiskusi mengenai pelajaran.
“aku tuh masih bingung dengan materi tentang materi bahasa inggris yang kemarin…”
“Yang mana sih, Geng, perasaan Hajar kemarin juga sudah jelasin ke kamu…”

“Masalahnya gini, semalam aku lihat film yang isinya making appointment tapi
percakapannya sederhana benar….”

“Hem…. Kalau di film memang begitu, kadang kan bahasa yang digunakan bahasa gaul
sehari-hari…”
“Gitu ya….”
“Ya iyalah Geng, masa begitu saja bingung….”
“Ya gak bingung banget sih, cuma penasaraan aja…”
Begitulah, disetiap kesempatan tiga murid tersebut memang selalu saja bisa mengaitkan
sesuatu dengan hal yang dipelajarinya di sekolah. Bahkan ketika mereka bersantai di
rumah sekalipun. Benar memang kata bapak dan ibu guru bahwa belajar tidak mengenal
tempat, tidak mengenal waktu dan tidak mengenal usia. Dimana saja kita bisa
mendapatkan ilmu yang bermanfaat bagi kehisupan kita.

---Tamat---
PERSAHABATAN DI KELAS

PADA SUATU HARI DI SEBUAH SEKOLAH, ADA DUA ORANG SISWA BERNAMA MOTU DAN
UJANG. MEREKA BELAJAR DI KELAS YANG SAMA. DI SUATU HARI, MOTU DUDUK DI
BANGKUNYA SAMBIL MENUNGGU SAHABATNYA UJANG YANG BELUM DATANG. IA BERMAKSUD
UNTUK MEMINTA JAWABAN PR SEKOLAH DARI UJANG. KARENA, IA BELUM MENYIAPKAN PR
NYA DAN SUDAH TERBIASA IA MENGKOPI PASTE PR UJANG SAHABATNYA. SETELAH
MENUNGGU LAMA, TIBA-TIBA UJANG DATANG. DENGAN CEPAT MOTU BERTANYA KEPADA
UJANG “JANG, KAU DAH SIAP PR MM?”. UJANG PUN MENJAWABNYA “UDAH, MOT EMANGNYA
KENAPA?”. “‘AKU BELUM SIAP, PINJAM YA!”,KATA MOTU. “EHHM SEBENARNYA GAK BOLEH
SIH, TAPI YAUDAHLA, INI!, HATI- HATI NULISNYA YA MOT”,KATA UJANG MEMBERI PR
MMNYA.”OK, MAKASIH JANG, KAU MEMANG TEMAN TERBAIK AWAK!”,SAHUT MOTU MEMUJI
UJANG.

MOTU PUN MENYALIN PR UJANG. KARENA TERLALU TERBURU-BURU, MOTU BANYAK


MELAKUKAN KESALAHAN DALAM MENYALIN HURUF DAN ANGKA-ANGKA DARI
PR UJANG.IA JUGA LANGSUNG MENGUMPUL KE BUK DADAT TANPA MEMERIKSA PRNYA ITU
TERLEBIH DAHULU. SEBELUM ITU, IA MENGEMBALIKKAN PR UJANG AGAR MEREKA
MENGUMPULKAN PR MM ITU BERSAMA-SAMA KE BUK DADAT. “JANG, INI PR MU, MAKASIH
YA!”,KATA MOTU. “YA MOT, TAPI INI YANG TERAKHIR KALINYA YA!”, JAWAB UJANG. TIBA-
TIBA SUARA BUK DADAT TERDENGAR “ANAK- ANAK, SEKARANG KUMPULKAN PR MMNYA,
LALU TUKAR DENGAN TEMAN SEBANGKU UNTUK DIKOREKSI”. “NIH, PERIKSA JANG!”, KATA
MOTU MENYODORKAN BUKUNYA. “NI JUGA MOT, PERIKSA YA..”,JAWAB UJANG.

UJANG PUN MEMERIKSA PR MOTU DAN BEGITU JUGA SEBALIKNYA. SETELAH PR DIKOREKSI
DAN MENDAPAT NILAI DARI BUK DADAT, TERNYATA UJAN MENDAPAT NILAI DI ATAS KKM
TETAPI, MOTU MENDAPAT NILAI DI BAWAH KKM. MOTU PUN MARAH, IA BERTANYA PADA
UJANG “JANG, NILAIMU KOK LEBIH TINGGI?”. UJANG PUN MENJAWAB “KAN DAH KU BILANG
SAMA KAU MOT, HATI-HATI NULISNYA”. “GAK MUNGKIN AKU SALAH NULIS, EMANG KAUNYA
YANG MEMBERI JAWABAN YANG SALAH!”,SAMBAR MOTU. “GAK LO MOT, BUKTINYA NILAIKU
KOK BISA TINGGI”,JAWAB UJANG SABAR. “UDAHLAH, GAK USAH BANYAK KALI GAYA KAU!,
BILANG AJA KAU KASIH BUKUMU YANG BERISI JAWABAN YANG SALAH SAMA KU TRUSS
YANG JAWABANNYA BENAR KAU KUMPUL”, KATA MOTU MARAH. “BAH PANDE KALI KAU
NGARANG MOT, GAK MUNGKINLAH KUGITUIN KAU MOT”,JAWAB UJANG MERESPON
KEMARAHAN MOTU. “UDAH, SUKAK KAU LAH JANG!. MULAI SEKARANG PUTUS AJALAH
HUBUNGAN PERSAHABATAN KITA!”,KATA MOTU SAMBIL PERGI MENINGGALKAN UJANG.
KEESOKAN HARINYA MOTU DAN UJANG PUN TIDAK CAKAPAN LAGI. ,MEREKA SERING
BERANTAM BAIK DI SEKOLAH ATAU DIMANAPUN. DI SUATU HARI, MOTU MEMILIKI RENCANA
UNTUK MENJAILI UJANG SAHABAT YANG TELAH MENJADI MUSUH TERBESARNYA ITU. IA
BERENCANA UNTUK MENARUH LEM SETAN DI KURSI UJANG AGAR, KETIKA UJANG DUDUK
CELAN UJANG AKAN KOYAK DAN UJANG AKAN DI PERMALUKAN DI DEPAN SEMUA MURID.
KEESOKAN HARINYA SETELAH MERUMUSKAN RENCANA ITU, MOTU PUN MEMULAI
RENCANANYA. IA SENGAJA DATANG LEBIH AWAL KESEKOLAH. KARENA SITUASI KELAS SEPI,
IA DENGAN CEPAT MEMBUKA TUTUP LEM SETANNYA DAN LANGSUNG MENCAIRKANNYA DI
KURSI UJANG.”MAMPU KAU UJANG!”, KATA MOTU DALAM HATI.SETELAH MELAKUKAN HAL ITU,
MOTU DUDUK SANTAI MENUNGGU UJANG DATANG DAN DUDUK DI KURSINYA YANG TELAH
DITARUH LEM SETAN.

TAK, SESUAI RENCANA, UJANG KEBETULAN DATANG TERLAMBAT. APESNYA LAGI, UJANG
YANG TERLAMBAT TAK SEMPAT DUDUK DI KURSINYA KARENA IA LANGSUNG DI PANGGIL PAK
ONGOR KE RUANG OSIS. MELIHAT HAL ITU, MOTU PUN DIAM LESU KARENA, IA TAK
MEMPERKIRAKAN KALAU UJANG AKAN DI PANGGIL PAK ONGOR KE RUANG OSIS. JANTUNG
MOTU SEMAKIN BERDETAK KENCANG SAAT PELAJARAN BUK DADAT. BUK DADAT YANG
SEDANG MEMANDU MENGERJAKAN SOAL LATIHAN TIBA TIBA SAJA DUDUK DI KURSI UJANG
YANG KOSONG. MOTU PUN TERKEJUT DAN BINGUNG. BUK DADAT YANG TIBA-TIBA INGIN
BERDIRI LAGI MERASA ANEH DAN BERTANYA KEPADA MOTU “MOT, INI SAYA KOK MERASA DI
TAHAN GITU UNTUK DUDUK DIBANGKU UJANG”. “EHHM, SSSSAYA TTTAK TAHU BUK”, JAWAB
MOTU GUGUP. KARENA INGIN MELEPASKAN DIRI DARI BANGKU ITU, BUK DADAT PUN
MENCOBA DENGAN SEKUAT TENAGA. “SSSSEERT”, SUARA KOYAKAN CELANA BUK DADAT.
SONTAK SEISI KELAS PUN MENAHAN KETAWA. BUK DADAT PUN BERTERIAK KERAS “SIAPA
YANG MENARUH LEM DI KURSI INI?”. HAL INI MEMBUAT SEMUA MURID KETAKUTAN. TAPI, TAK
SATUPUN DARI MEREKA YANG MENGAKUINYA. MOTU PUN TERLIHAT TAKUT. UNTUK KEDUA
KALINYA BUK DADAT BERTERIAK “SIAPA YANG MENARUH LEM DI KURSI INI?” HAL INI
MEMBUAT SEISI KELAS BINGUNG DAN KETAKUTAN. MOTU TERLIHAT SANGAT TAKUT HINGGA IA
BERKERINGAT. “SEKALI LAGI IBU KATAKAN, JIKA KALIAN TAK MAU MENGAKU, SEISI KELAS
AKAN IBU SKORS”, PERINGATAN BUK DADAT. “WOI SIAPA YANG LAKUIN INI, NGAKU DONG!”,
KATA SEISI KELAS BERGANTIAN. KARENA MERASA TAKUT DAN BERSALAH, MOTU PUN
MENGANKAT TANGANNYA “SAYA YANG MELAKUKANNYA BUK. SEISI KELAS PUN MENGHUJAT
MOTU. “SEKARANG KAMU PERGI KE KANTOR BP”, KATA BUK DADAT MARAH.”YA BUK!”, JAWAB
MOTU.

DI KANTOR BP, MOTU DIADILI, IA DISKORSING ATAS PERBUATANNYA ITU. IA SANGAT


MENYESAL BERKEINGINAN JAHAT PADA UJANG SAHABATNYA. KEJADIAN INI TIDAK DIKETAHUI
OLEH UJANG DAN TETAP SAJA MOTU MASIH MEMILIKI DENDAM PADA UJANG. DENDAM
MEREKA TERUS BERLANJUT. INILAH PERMULAAN PERMUSUHAN ANTARA PAK MOTU DAN PAK
UJANG YANG DICERITAKAN MELALUI
Tidak Jadi Kerja Kelompok

Kejadian ini terjadi pada saat aku masih dikelas 8 atau 2 SMP, yang belum lama
terjadi tepatnya pada tanggal 30 Maret 2013 Hari Sabtu pukul 08.05 pagi.
Pada saat itu aku di SMS oleh temanku bahwa hari itu akan kerja kelompok di Rumah
Rio,ujar Maulida melalui SMS, lalu aku pun bersiap-siap dan meminta izin kepada ibuku
tetapi ibuku tidak mengizinkannya tetapi aku tetap nekad dan tetap ingin kerja kelompok ,
lalu saat aku ingin berangkat ibu berkata kepadaku,”kerja kelompok jangan main-main,
cepat pulang , dan jangan gonceng orang atau ngajak-ngajak orang” tetapi omongannya
itu ku abaikan begitu saja lalu aku langsung jalan menggunakan motor saat di jalan aku
berfikir untuk mengajak Meita tetanggaku lebih tepatnya lagi sahabat dekatku lalu saat
tiba di depan rumah Meita akupun langsung berhenti dan memanggil Meita untuk
mengajaknya menemani aku ternyata dia pun menerima tawaran ku dan tiba-tiba hand
phone ku bergetar tanda ada SMS dari temanku yang bernama Maulida dan di SMS itu dia
berkata kepadaku,”Ret, kayaknya gak jadi deh kerja kelompoknya” akupun segera
menjawab “yaelah ngeselin banget sih” lalu akupun mebmberi tahu keada Meita tapi dia
mengatakan “ya sudah kita jalan-jalan saja” ujarnya dan akupun menerima dan mengikuti
kemauannya tidak tahu kenapa sifatku mendadak jadi seperti ini pikiranku sudah kacau
tidak tahu kemana dan aku lupa dengan perkataan ibuku dirumah tadi.
Dan akhirnya aku memutuskan untuk jalan-jalan beli ice cream tanpa ada satupun
pikiranku perkataan ibuku dirumah tadi pikiranku disitu bisa dibilang “lupa ingatan
sekejap” dan setelah mesen ice cream dan memakannya lalu di bayar lalu aku ingin
pulang kerumah tetapi saat diperjalanan akupun tidak tahu ternyata di depanku ada
sebuah mobil sedan yag akan berbelok memasukin jalan raya itu dan motorku saat itu
tidak begitu cepat melajunya tetapi pada saat itu motorku menyerempet mobil itu tapi
tidak parah , dan akupun berhenti di jalan dan segera meminta maaf dengan orangnya itu
namun orangnya jahat dia tidak memaafkan aku disitu juga aku dan temanku berdua
nangis sekejer-kejernya dan saat sampai dirumah akupun ketakutan dan tidak berani
bercerita kepada kedua orang tuaku.
Saat di BBM aku di tanya dengan Pak Widodo guru BP/BK ku “kamu ada masalah
apa? Cerita saja pada bapak” ujarnya melalui BBMM dan akupun bercerita dengan nya
dari awal sampai akhir kejadiannya itu.
Lalu intinya adalah kedua orang tuaku mengetahuinya dan menasehatiku tetapi aku
sambil menangis dan berkata,”Aku gak mau ulangin lagi bu,pak”.

Tema:Kebohongan
Tokoh:aku,ibu,Meita, Pak Widodo,Orang yang ku serempet.
Alur:Maju
Latar:-Tempat:Rumah, Tempat jualan ice cream, depan rumahnya Meita, an di jalan
-Suasana:Bingung, Kesal , Kaget , Sedih
-Waktu:Pagi hai sebelum berangkat pergi, pukul 08.05, pulang dari pergi
Sudut Pandang:Orang Pertama (tokoh utama)
Amanat: Jangan terlalu cepat menyimpulkan sesuatau ,jangan suuka berbohong da
jangan mengabaikan nasihat orang tua sekali pun itu.
Pada Waktu itu saya pergi ke jambore bersama teman-teman saya.Disana Saya Bertemu
Dengan 3 orang Perempuan Dan teman saya langsung berkenalan dengan perempuan
tersebut.Setelah berkenalan saya dan teman-teman melanjutkan perjalanan.Di Perjalanan
Saya bertemu Monyet dan secara tiba tiba Monyet itu mengejar Saya dan Teman-teman
saya.

Saya Dan Teman-teman panik dan langsung nyebur ke sebuah danau.Untung saja danau
Tersebut tidak dalam dan Akhirnya Pun Monyet itu kabur.Saya Dan Teman-Teman lekas
pergi.Tiba-tiba Kita merasa kehausan dan untung saja disana terdapat pohon kelapa dan
teman saya pun langsung memanjat

Ketika saya dan teman teman sedang meminum kelapa tibatiba ada seorang bapak-bapak
yang memarahi saya dan teman teman dan kami pun disuruh pergi dari tempat itu.Kami
pun langsung pergi Pulang dengan keadaan KENYANG.
KENANGAN INDAH

Sepasang mata indah itu kini tepat berada didepannya,menari nari dengan riang
dan menggoda,di bawah pohon poho kenari tua yang daun daunnya sedang
berguguran ditiup angina ,sayangnya si gadis tak ingin lebih lama berhadapan
dengan mata kebiruan yang penuh gejolak cinta itu ,yang menatapnya penuh harap,
dia belum bias sepenuhnya menerima luapan cinta saat ini.

Seperti kebiasaanya setelah bubarab sekolah, roy sering nongkrong bareng teman
temannya di padjajaran,menikmati jajanan ,dan tentu saja sambil menunggu dan
menggodai lala,cinta telah bersemi indah dihatinya.
“ternyata ada yang kamu simpan , roy.dan aku bias menebak”selidik gadis itu
sambil mengamati bola mata riang yang ada di depannya.

“apaan tuh”lala tersenyum genin penuh teka teki.disitupun keduanya mengobrol


dengan asik sembari jalan menuju pangkalan angkot di depan gerbang sekolah.Roy
cemberut kesal dan berusaha mengejar lala yang naik angkot
mendahuluinya,dengan tidak sengaja lala menertawakan roy yang sedang berlarian
takkaruan menggejar dirinya.roy pun sudah merasa kelelahan dan dia berhenti
untuk menaiki angkot lainnya.Sesampainya lala dirumah dengan tak terduga roy
sudah ada di deoan rumah lala dan lala sangatlah kebingugan akan semua yang
dilakuka roy.roy dan lala memanglah sangat dekat mereka sering di bicarakan oleh
orang orang sekolah berpacaran,tapi itu semua tidak benar karena mereka
memang sangat dekat sewaktu mereka masih kecil.karena rumah mereka
berdekatan dan sekarangpiu roy sering sekali menginap di umah lala. Roy
mempunyai seribu alas an untuk bias dekat dengan lala, roy sangat mengerti
bahwa lala memang menggap dirinya hanyalah sebatas teban saja ataupun sahabat.
Akan tetapi entah mengapa ada benih benih rasa kasih saying yang timbul sejak
saat itu, sejak awal masuk smp kelas IX karena roy sangat dekat dengannya
hamper semua yang diinginkan lala roy tahu, apapun itu kesulitan dan kesenangan
lala roy selalu ada di dekatnya atau disampungnya setiap saat. Maka tak heran
orang orang yang berada di lingkungan sekolah beranggapan mereka memiliki
hubungan sepecial ,orang tua mereka sudah taka sing lagi dengan kedekatan
mereka. Tapi setelah beberapa bulan lala
SAAT SAHABATKU MENJADII KASIH

Mataku semakin sembap, hampir dua jam aku menangis. Tapi rasanya aku masih
perlu menangis, hatiku masih tak karuan antara merasa bersalah, kecewa, terluka
dan benci semua tergambar tak jelas dalam benakku. Di otakku hanya terlintas
peristiwa-peristiwa 2 tahun yang lalu, semenjak aku menjadi siswi SMA. Kutatap
lagi foto di layar ponselku, ada tiga remaja tanggung yang bahagia, 2 orang cewek
dan 1 orang cowok mengenakan seragam putih abu-abu sambil tertawa lepas. Ya…
foto itu adalah aku dan sahabat-sahabatku, Adrian dan Bunga.
Tok… tokkk… pintu kamarku ada yang mengetok, buru-buru kuusap sisa air mata
yang meleleh di pipiku.
“Ya masuk… pintunya ngak dikunci.” Teriakku sambil membetulkan posisi dudukku.
“Kamu kenapa dek?” sapa kakak sulungku sembari duduk di sampingku.
“Kak, menurut kak Anjas… aku salah ngak sih kalau aku jatuh cinta dengan
Ardian?” kataku seraya menenggelamkan mukaku ke bantal yang sudah basah
dengan air mata.
“Oh… ternyata adekku ini sedang jatuh cinta sama sahabatnya? Terus kenapa
malah galau banget? Sampe ngak mau keluar kamar.”
“Iya kak… tapi masalahnya Ardian udah pacaran sama Bunga.”
“Em…” muka kak Anjas yang tadinya sumringah kini berubah serius “Cinta itu
sugesti dek, tinggal bagaimana kamu memainkannya saja.”
“Tapi kak, aku juga tak pernah mau rasa ini ada. Kalau boleh memilih aku akan
memilih jatuh cinta pada orang lain.”
“Ya sekrang kamu pilih, menjadi orang ketiga di hubungan sahabat sendiri atau
menunggu seseorang untuk mengambil hatimu?”
Aku hanya diam mendengar kata-kata kak Anjas, dia benar mungkin sebaiknya aku
diam menunggu seseorang lain untuk mengambil hatiku, dan tak seharusnya aku
menjadi orang yang merusak hubungan sahabatku sendiri.

Sejak saat itu aku mencoba bersikap sewajarnya, seperti biasanya kita belajar
bersama meski kini kita berbeda kelas, nongkrong bareng dan banyak hal yang kita
lakukan bersama walaupun banyak yang bilang kalau aku lebih cocok aku dipanggil
obat nyamuk. Tapi aku tak pernah merasa seperti itu, aku masih merasa kita
seperti dahulu hanya saja status mereka yang berubah.

Hampir 3 tahun persahabat kita bejalan, meski terkadang rasa ini sering muncul
tapi aku mencoba untuk menepisnya semampuku. Tinggal hitungan bulan lagi masa
putih abu-abu akan kita lepas, akhir-akhir ini kita sedikit fokus pada buku-buku.
Meski begitu kita masih sering chattingan dan jika ada waktu senggang kita jalan
barengan. Daripada chattingan dengan Bunga aku lebih sering chattingan dengan
Ardian tak bisa kupungkiri jika kini rasa ini semakin membesar.

Hari-hari yang menjadi momok kelas XII telah berlalu, masa-masa sulit telah kita
lewati. Hari ini hari terakhir UN setelah ini tak ada lagi buku-buku, rencana hari ini
aku, Bunga dan Ardian akan jalan-jalan, sudah cukup lama kita tidak jalan-jalan
bersama. Aku menunggu mereka di gerbang sekolah tapi sudah cukup lama aku
menunggu mereka yang tak kunjung datang. Kuputuskan untuk mencari mereka
namun entah kenapa langkahku terasa berat kupaksakan kakiku melangkah
melewati lorong-lorong sekolah, langkahku terhenti didepan suatu kelas, terlihat
dari luar ruangan ada 2 orang disana. Mataku terfokuskan pada orang yang ada
dalam, ternyata Bunga dan Ardian. Suaranya remang-remang tapi sepertinya
mereka sedang bertengkar, ku mendekat mencoba mendengar apa yang mereka
bicarakan.

“Kamu ini kenapa sih?” kata Ardian dengan mimik binggung.


“Kamunya yang kenapa? Selama ini kamu tak benar-benar mencintaiku, kamu juga
mencintai Mutiara kan?” kata Bunga dengan nada tinggi dan ketika itu pula darahku
serasa berhenti tapi aku tak bisa apa-apa selain diam mematung dan melihat apa
yang terjadi selanjutnya.
“Aku sama Mutiara cuman sahabatan… ngak lebih.”
Aku tak sanggup lagi mendengarnya, rasa sakit yang tak terkira tiba-tiba
menyerang hatiku. Aku membalikkan badan kemudian berlari tapi naasnya aku
malah menubruk bangku depan kelas. Mereka kaget kemudian menoleh ke arahku,
aku berlari, lari dan tak tau apa yang terjadi dengan mereka.
PERPISAHAN KISAH KASIH

Hari ini acara perpisahan kelas XII, sebenarnya aku malas berangkat tapi mau
gimana lagi mungkin hari ini hari terakhirku menginjakkan kakiku di sekolahan ini.
Semua bersuka cita kecuali aku, sebenarnya perpisahan adalah acara yang
menarik. Dimana semua guru, staf sekolah, wali murid, dan siswa-siswi kelas X-XII
hadir tak terkecuali Bunga dan Ardian. Sejak kejadian itu ponselku kumatikan dan
ketika Bunga dan Ardian berkunjung ke rumah aku selalu menghindari, tapi kali ini
aku bisa menghindari mereka. Kali ini aku putuskan untuk membenarkan kisah ini,
membiarkan mereka bersatu dan aku akan pergi membawa luka yang indah.
Setelah acara selesai aku mencoba menemui mereka. Mereka tersenyum saat
melihatku berjalan ke arah mereka. Kukumpulkan kekuatan untuk menyapa mereka,
kupaksakan untuk tersenyum meski hatiku getir,

“Hai…” kataku, tiba-tiba perasaan lega menerpaku.


“Hai…” jawab mereka serempak “Mut… maafin aku ya… aku ngak bermaksud
ngomong seperti itu.” Lanjut Bunga.
“Ngak papa kok, kamu ngak salah.” Jawabku
“Waktu itu aku marah dan ngak tau harus marah pada siapa, aku tau kamu suka
sama Ardian…” DEEEG darahku serasa berhenti mengalir “dan aku juga tau kalau
Ardian juga suka sama kamu Mut.” Kini tulangku juga kaku dan rahangku mengeras
tak mampu berkata apa-apa. Sejenak semua terdiam dan tenggelam dalam pikiran
masing-masing.
“Aku ngak mau jadi penghalang cinta kalian, jadi… aku rela kalian bersama.” Lanjut
Bunga.
“Ngak Bunga. Aku ngak akan bisa bahagia jika aku melukai orang lain apalagi
sahabatku sendiri. Kuakui aku memamng menyukai Ardian tapi bukan ini yang ku
mau. Aku ingin kita yang dulu.” Jawabku.
“Maafin aku yang membuat situasi ini semakin rumit, tapi aku benar-benar tak bisa
memilih di antara kalian berdua yang sama-sama kuat di hatiku.” kata Ardian.
“Aku mengerti” jawabku dan Bunga serempak. Kita kembali diam sejenak.

“Aku akan kuliah di Amsterdam nyusulin ayah.” Suara Ardian memecahkan


keheningan.
“Aku melanjutkan ke Bandung.” Timpal Bunga. Malam belum larut, kurebahkan
tubuh di atas kasur sambil memandang langit-langit kamar. Ya, disinilah aku,
menjadi mahasiswi angkatan 2009 di Institut Agama Islam Negri kota Padang, dan
di akhir tahun 2012 ini aku telah menjadi mahasiswi semester tujuh, mahasiswi
sulung di semester ganjil ini.

Kuedarkan kembali ingatan bagaimana aku bisa berada disini, padahal setelah
mengikuti Ujian Nasional tingkat aliyah dulu, aku bahkan tidak terpikir untuk
mendaftar di Institut Agama Islam Negri tertua di Sumatera Barat ini, karena dulu
yang aku kenal hanya Universitas Negeri Padang dan Universitas Andalas, ya, dua
universitas tersohor di propinsi ini.

Namun takdir telah membawaku ke Institut ini, karena satu dan lain hal aku tidak
bisa melanjutkan studi di universitas-universitas favorit itu.
Sejenak ku hembuskan nafas dan kembali memutar ulang kenangan yang pernah
terjadi sebelum kuliah di Institut ini, memoriku tertuju kepada seorang sosok
istimewa selama berada di pesantren dulu.
Drs. H. Nawazir Mukhtar Lc , beliau adalah pimpinan Pondok Pesantren Modern
Diniyyah Pasia, tempat aku menimba ilmu selama enam tahun, bagiku beliau adalah
sosok yang istimewa, cerdas, rendah hati, selalu menebar senyum dan bersahaja.
Mungkin ini semua yang membuat sosoknya begitu disegani oleh siapapun juga, dan
wajah beliau yang penuh keteduhan membuat siapapun merasa tenang, maka
pantaslah beliau menjadi sosok istimewa di hati siapapun yang mengenal beliau.

Lebih dari itu, meskipun menjabat sebagai pimpinan pesantren, ustadz Nawazir,
begitu aku memanggil beliau, adalah sosok sederhana yang tetap turun untuk ikut
bergotong royong bersama kami ketika diadakannya kerja bakti. Pernah suatu kali
dari kejauhan aku melihat beliau selesai membersihkan pekarangan dengan
mengenakan baju kaos, lantas saja aku tersenyum dan merasa begitu bangga
karena telah menjadi murid beliau. Aku pun berjalan menghampiri dan menyapa,
“assalamu’alaikum Ustadz” .
Beliau pun menoleh dan tersenyum “hei, wa’alaikumussalam warahmatullah”
Dan percakapan ringan pun terjadi, beliau dengan sabar meladeni pertanyaan demi
pertanyaanku, begitu juga saat aku meminta nasehat, meski umur beliau sudah
tergolong tua, namun beliau selalu bersemangat ketika memberiku nasehat.

Pernah suatu kali saat aku duduk di kelas tiga aliyah, beliau masuk kekelasku dan
meminta kami para murid untuk menuliskan impian-impian yang ingin kami capai
kelak pada secarik kertas lalu mengumpulkannya. Beliau pun menyemangati dan
mengarahkan kami untuk bisa memilih bidang yang kami minati, beliau juga
memberi waktu untuk berpikir jernih sebelum menuliskan impian-impian itu.
Aku masih ingat, saat itu yang menjadi impianku adalah mempelajari alqu’ran
karena alqur’an telah mencakup segala ilmu di dalam kehidupan dan alqur’an
jugalah yang kelak akan menuntun kita ke syurga di negeri akhirat sana.
Entah mengapa, saat itu jiwaku begitu jujur hingga menuliskan semua impian itu
dengan sepenuh hati, aku berpikir ini adalah dorongan kuat dari hati nuraniku
sendiri serta dituntun oleh guru yang sangat kubanggakan. Saat itu aku sama
sekali tidak tertarik untuk mempelajari ilmu-ilmu lain, yang aku pikirkan hanyalah
bagaimana aku bisa bahagia, dan yang aku tahu kunci kebahagiaan adalah dengan
mengenal Dia, Sang Pencipta segalanya.
Kini tahun demi tahun telah berlalu, aku mulai menyadari bahwa yang terjadi
padaku saat ini adalah bagian dari impianku. Ya, ternyata impian yang pernah
kutulis ketika masih duduk di bangku kelas tiga aliyah dulu adalah awal dari
segalanya. Allah swt memang maha segalanya, beliau mendengar harapanku dulu
dan menakdirkan aku untuk berada disini, mewujudkan mimpi yang pernah aku tulis
dengan sepenuh hati.
Dan terima kasih ya Allah untuk guru yang telah menuntunku melihat cahaya itu,
karena beliau jugalah aku bisa berada disini, Jurusan Tafsir dan Hadits Fakultas
Ushuluddin IAIN Imam Bonjol Padang. Disini aku akan kembali mewujudkan impian
itu, impian untuk mengenal Allah, Sang Pencipta jiwaku.

Terimakasih guru, untuk semua pelajaran-pelajaran berharga tentang hidup,


engkau yang mengajarkanku untuk menjadi orang cerdas, rendah hati, berwibawa
dan bersahaja, dan engkaulah pelita dalam gelap langkahku, sekarang aku percaya
bahwa menulis impian akan memudahkan langkah kita untuk mewujudkannya. Aku
akan menyalakan kembali cahaya yang pernah redup ini. Dan aku berjanji akan
bersungguh-sungguh mewujudkan impian untuk kelak akan kepersembahkan
keberhasilanku untukmu, insya Allah.

Namun sejuta terimakasih tidak akan cukup untuk membalas segala jasa yang
pernah engkau berikan. Aku akan selalu berdoa semoga guru selalu sehat,
diterangi langkah menuju ridho Nya dan ditegarkan jiwa untuk terus menyampaikan
cahaya. Aamiin.
Untukmu guru, sosok yang kumuliakan, kuhormati, kusegani dan kusayangi
Sang Inovator

“Guru yang aneh”, itulah kesanku saat mendengar Pak Parim ingin
mencalonkan menjadi presiden Indonesia. Teman-temanku ikut tersenyum kecil
saat beliau menjelaskan keinginanya tersebut. Akupun berpikir bahwa pencalonan
menjadi presiden harus lewat partai politik, sedangkan beliau hanyalah seorang
guru mata palajaran PKN.
Guruku ini terkadang membuat orang berpikir seribu kali. Beliau adalah Abdul
Karim, guru PKN SMAN 4 Kediri. Orang yang selalu berpikir kritis terhadap hal
yang ada di sekitarnya. Tatapan matanya tajam, seakan penuh dengan gagasan
yang ingin beliau ungkapkan.

Beliau pernah mencalonkan diri menjadi calon walikota Kediri pada tahun 2008,
saat itu saya duduk di Sekolah Dasar. Padahal saat itu, beliau hanya berprofesi
sebagai guru. Belaiu mencalonkan diri lewat jalur independen. Beliau menggandeng
Untung Sumantri sebagai wakilnya.

Beliau pun menjadi omongan warga Kota Kediri, karena pekerjaanya yang hanya
sebagai guru. Sehingga banyak warga yang meremehkanya. Selain itu anggapan
warga bahwa orang yang mencalonkan menjadi walikota harus punya banyak uang
untuk berkampanye, sedangkan pendapatan Pak Karim mungkin tidak terlalu besar.
Tak hanya itu, beberapa kandidat calon walikota yang lainya mempunyai nama yang
lebih terkenal dibanding beliau. Itu berarti semakin mengecilkan peluang
terpilihnya beliau.

Hari demi hari berlalu. Namun pada saat menjelang hari pemilihan, beliau
mengundurkan diri dari pencalonan walikota. Entah apa yang dilakukan oleh Pak
Karim dan wakilnya, padahal mereka sudah sudah berkampanye. Seperti
menyebarkan stiker di bebrapa tempat.
“Selalu ada hikmah disetiap kejadian”, itulah kata Pak Karim saat pelajaran PKN.
Ternyata beliau ingin membuktikan bahwa tidak perlu uang banyak untuk
mencalonkan diri menjadi walikota. Tidak pelu nama yang tenar untuk menjadi
walikota. Pak Karim ingin mempelopori bahwa orang biasa bisa mencalonkan diri
menjadi walikota.

Meskipun lewat jalur indepnden, beliau membuktikan bahwa rakyat kecil bisa
menjadi calon pemimpin. Mungkin itu yang ingin ditunjukan kepada rakyat Kediri
tentang berdemokrasi. Beliau ingin merubah pola pikir masyarakat yang
mengartikan pesta demokrasi bukanlah pesta bagi-bagi uang. Melainkan pesta yang
disuguhi dengan calon-calon pemimpin masa depan.

Saya salut dengan perbuatan beliau, karena beliau berani mengeluarkan uang
demi mendidik warga. Beliau tidak menyesal dengan kejadian itu, meskipun uang
yang dikeluarkan untuk pencalonanya cukup banyak.

Keinginan beliau untuk mendidik warga tak berhenti disitu. Pak Karim mendirikan
sebuah sekolah untuk orang yang mengalami buta huruf. Belaiu mendirikan sekolah
terebut di rumahnya. Kebanyakan para lansia disekitar tempat tinggalnya yang
mengikuti kegiatan sekolah ini.

Hal ini dilakukan karena beliau ingin minat baca dimasyarakat terus meningkat.
Tidak hanya dilakukan di rumahnya saja. Untuk memperbaiki ketrampilan membaca
warga, di sekolah pun beliau juga memiliki metode khusus. Saat waktu pelajaran
Pak Karim, siswa disuruh membaca sekilas. Kemudian siswa akan menjelaskan
kembali di depan teman-temanya. Hal ini cukup efektif untuk memudahkan siswa
untuk belajar, serta memperkuat daya ingat dan kekuatan membaca.

Menurutku, beliau bukanlah guru biasa. Penjelasan beliau saat mengajar


membuat siswa ikut berpikir. Seperti pendapat belaiu tentang pemanfaatan sinar
matahari di Indonesia. Belaiu menuturkan kata harus bersyukur hidup di daerah
kathulistiwa. Rakyat Indonesia harus bisa mengolahnya, seperti menanam sayuran
dengan polibag di depan rumah. Meskipun halaman rumah kecil, kita bisa menanam
sayuran dengan digantung dan ditumpuk. Dan hal ini saya terapkan dirumahku
dengan menanam sayuran dibelakang rumah.

Gagasan beliau yang lain ialah tentang UUD 1945. Pak Karim berpendapat
UUD 1945 sangat penting untuk dipelajari oleh semua warga Indonesia, tak
terkecuali rakyat biasa. Oleh karena itu UUD 1945 dibuat kecil seukuran saku
supaya mudah dibawa kemana-mana. Sehingga mudah dipelajari kapan dan
dimanapun berada. Namun hal itu belum disadari penuh oleh masyarakat Indonesia.

Pak Karim sadar, bahwa ia adalah seorang PNS. Mendapat gaji dari rakyat
dan karena itu ia ingin bertugas sebaik mungkin. Beliau mengatakan bahwa
pelajaran PKN itu luas, tidak hanya itu-itu saja. Menurut beliau, PKN sangat penting
untuk kehidupan bernegara. Salah satu contohnya ialah pejabat negara yang
korupsi uang rakyat menurut Pak Karim pelajaran PKN nya belum tuntas. Karena
hal itu, Pak Karim ingin anak didiknya mempelajari pelajaran PKN dengan sungguh-
sungguh

Pak Karim sering menyuruh kami membaca bagian awal bab baru. Seperti peta
konsep, itu bermaksud untuk mengetahui tujuan dari bab yang baru tersebut.
“Tanpa tujuan mungkin akan sia-sia jika membaca banyak” Itulah segelumit kata
dari Pak Karim dalam pembelajaranya.

Cara mengajar Pak Karim menurut saya cukup adil. Tidak membeda-bedakan
antara kelas IPA dan IPS,. Beliau selalu memotivasi kami dan memberi solusi.
Belaiau bertutur bahwa IPS itu tidak kalah dengan IPA. Contohnya banyak pejabat
tinggi di Indonesia yang berlatar belakang IPS. Namun, untuk anak IPA Pak Karim
berharap suatu saat nanti anak IPA bisa menciptakan sesauatu yang mirip rokok
tapi tidak membahayakan tubuh.

Pemikiran Pak Karim yang lainya ialah tentang Songket Nasional. Menurut Pak
Karim songket atau biasa disebut kopiah bisa mempersatukan bangsa dan dapat
menjadi jatidiri Negara Indonesia.

Menurut beliau Songket dapat mempersatukan negara Indonesia karena semua


orang di Indonesia banyak memakainya. Songket hanya ada di Indonesia dan tidak
ada di Negara lain.
Sedangkan songket dapat menjadi jatidiri Indonesia karena songket dapat dipakai
dengan baju apasaja. Dengan batik cocok, dengan busana muslim pun sangat
serasi. Pak karim ingin turis luar negeri menjadikan songket oleh-oleh khas
Indonesia. Belaiu berharap songket tidak digunakan saat acara keagamaan saja.
Tetapi ingin digunakan saat acara resmi seperti rapat bahkan acara kenegaraan.

Menurut Pak Karim, anak muda jaman sekarang seakan lupa dengan kebudayaan
aslinya. Selalu ‘dicekoki’ dengan budaya barat. Beliau berharap ingin menjadikan
anak muda seperti Bung Karno. Tampak rupawan wajahnya saat mamakai songket
berwarna hitam. Tidak malu memakainya dihadapan pejabat luar negeri.

Itulah harapan Pak Karim tentang songket dikalangan anak muda. Bahkan beliau
membagikan songket gratis kepada beberapa guru SMAN 4 Kediri. Belaiu ingin
mengadakan sebuah kompetisi songket tingkat nasional. Itu dilakukan agar songket
terkenal kembali di Indonesia. Memang tak mudah, namun harapan Paka Karim
tentang kompetisi ini besar. Meskipun uang yang dipakai ialah dana pribadi, Belaiu
ingin kompetisi tersebut berjalan dengan menarik dan banyak peserta.

Beberapa waktu yang lalu Pak Karim berkata bahwa ia ingin mencalonkan diri
manjadi presiden Indonesia. Namun itu dulu, sekarang waktu telah mendekati
PEMILU. Mungkin menurutku Pak Karim belum mendapatkan partai. Karena syarat
mencalonkan diri menjadi presiden ialah lewat partai politik, tidak bisa lewat jalur
independen.
Itulah sosok Pak Karim, beliau sesalu berinovasi demi negaranya. Tidak
memandang status seseorang. Hidup memang tidak mudah, namun selama kita
berinovasi positif. Allah akan memberi jlan yang terbaik bagi kita.
Kisah 3 Sahabat

Ada 3 sahabat sejati, yaitu Rista, Risti, dan Risky. Sama-sama ada risnya, ya.
Karena itulah mereka menamakan kelompok mereka RIS. Siapa pun yang ada
risnya, mereka bisa bergabung ke grup RIS baik itu perempuan maupun laki-laki.
Mereka masih kelas 1 SMA. Nama sekolahnya SMA N 1 Simo. Pada suatu hari RIS
memendam rasa cinta pada seorang pria. Pria itu kakak kelas mereka. Tapi sayang
masing-masing dari mereka tidak tahu kalau cinta mereka sama.
Rista berangkat lebih awal dari Risti dan Risky. Hari ini adalah jadwal piketnya. Ia
membersihkan kelas. Kemudian Risti dan Risky sudah datang.
“Hallo, Ta. Apa kabarmu?” sapa Risti dan Risky.
“Hallo juga. Aku baik.” balas Rista.
“Rajinnya kamu nyapu.” puji Risky.
“Dari dulu kali.” Risti dan Risky memainkan Hp-nya. Rista selesai nyapu. Ia menuju
sahabatnya.
“Asyik sekali kalian mainin Hp, seperti tidak ada pekerjaan lain apa gitu.” ejek
Rista.

Risti dan Risky merasa tersinggung. “Emang kamu ngapain?” tanya Risti agak
marah.
“Jangan marah dong, aku kan cuma bercanda. Minta maaf ya.” pinta Rista.
“Oke, kami akan memaafkan kamu tapi ingat jangan ulangi lagi.” kata Risky.

Rista teringat pada satu hal, “Oh ya, aku mau cerita tapi nanti istirahat saja, ya.”
“Emang kamu mau cerita tentang apa, Ta?” Risti penasaran.
“Ya, pokoknya nanti.”
“Kenapa tidak sekarang?” tanya Risky.
“soalnya ini penting.”

Teng! teng! teng! saatnya istirahat. Rista mengajak sahabatnya ke belakang.


“Ris, kalian tahu tidak aku memendam rasa pada seorang pria.”
“Aku juga,” Risti-Rizky.
“Kalau begitu asyik dong. Bisa main tebak-tebakkan sama pria yang kita suka.”
Risti-Rizky mengganguk.
“Kalau begitu aku dulu. Huruf pertama A, terakhir S dan jumlah huruf ada 4 serta
dia kakak kelas kita, XI IPA-2. Ayo siapa tahu?”
“Afis,” jawab Risti.
“Azis,” Risky.

Rista menggelengkan kepala,” Ayo tebak lagi.”


“Aqis,” Risti lagi.
“Salah. Apa kalian nyerah? haha,” Rista. Kepala Risti-Risky menunduk nyerah.
“Jawabannya adalah…. Aris. Aris Muhammad Pratama.” seru Rista.
“Apa?” Risti-Risky serempak, “Itu kan cowok yang ku suka.”
“Jadi, kalian… juga suka.”
Risti-Risky mengangguk.

“Kalau begitu aku akan berhenti mencintainya. Lagi pula aku tidak pantas baginya.
Dia juga belum tentu suka aku.”
“Aku juga.” Risti-Risky.
“Kita adalah sahabat sejati. Jadi, biarkan dia memilih cintanya. Aku percaya jodoh
di tangan Allah.”
“Loh benar, Ta.”
“Iya aku juga sayang kalian. Kalian tidak akan biarkan ada sahabat yang cemburu.
Mari kita berjanji tak akan menyembunyikan sesuatu terutama berkaitan dengan
perasaan.” ucap Risti sambil memberikan jari kelingkingnya. Rista-Risky juga
memberikan kelingkingnya.
Setelah kejadian itu, tidak rahasia di antara mereka. Mereka selalu menjaga
kesetiaan persahabatan mereka. Suka atau duka selalu dirasakan bersama.
Mereka beranggapan bahwa lebih baik menjaga persahabatan daripada cintanya
kepada pria karena ini akan menimbulkan rasa cemburu dan benci hingga muncul
permusuhan.
LINGKUNGAN SEKOLAHKU

Aku bersekolah di salah satu SMP swasta di kotaku. Sekolahku terletak tepat di
jantung kota dan dekat dengan pusat perbelanjaan serta kantor polisi. Meskipun
sekolahku dekat dengan pusat perbelanjaan, namun tidak pernah ada satupun
siswa yang berkeliaran di tempat itu pada jam sekolah. Kami semua adalah siswa
yang patuh dengan peraturan dan tata tertib sekolah. Karena letaknya yang juga
dekat dengan kantor polisi, sekolahku juga selalu aman dari tindakan-tindakan
kriminal sehingga para orang tua tidak merasa khawwatir apabila terlambat
menjemput dan menyuruh anaknya untuk pulang sendiri.
Di dalam sekolah banyak ditanami pohon. Selain itu, terdapat juga banyak pot
beragam bunga yang disusun di sepanjang koridor kelas dan kantor guru serta
kepala sekolah. Semua siswa wajib untuk merawat dan menyayangi semua tanaman
yang ada di lingkungan sekolah. Di halaman samping sekolah, kami juga membuat
apotek hidup. Kami menanam berbagai tumbuhan yang berkhasiat sebagai obat.
Setiap hari Jumat, kami bergotong royong membersihkan sekolah dan lingkungan
di dekat sekolah. Siswa-siswa yang tergabung dalam kepengurusan OSIS dan
pencinta alam ditugaskan untuk membersihkan jalanan di dekat sekolah. Aksi
bersih-bersih ini mengundang decak kagum dari masyarakat yang melintas dan
para polisi di dekat sekolah. Sudah 5 tahun berturut-turut sekolah kami dinobatkan
sebagai sekolah terbersih dan perduli lingkungan. Kami bangga bisa mendapatkan
prestasi tersebut meskipun tujuan yang sebenarnya adalah hanya untuk
membersihkan lingkungan, bukan membersihkan lingkungan untuk mendapat
perhargaan.

Lingkungan yang bersih dan enak dipandang dapat menimbulkan suasana belajar
yang kondusif dan menciptakan suasana hati yang baik untuk belajar. Setiap wali
kelas membebaskan siswa dalam menghias dan mendekorasi kelas. Catatan
pentingnya adalah keadaan kelas harus selalu rapih dan bersih. Selain itu, tata
ruang dalam sekolah juga diatur sedemikian rupa untuk menghindari perilaku-
perilaku bolos di kelas dan nongkrong di kantin. Area toilet diletakkan jauh dari
kantin sekolah. Sehingga, tidak ada siswa yang pura-pura izin ke toilet padahal
singgah ke kantin. Di kantin dan toilet juga terdapat petugas penjaga yang
mengawasi setiap gerak-gerik siswa. Tentunya hal ini juga ditujukan untuk
menghindari perilaku yang tidak baik dan menyimpang dari tata tertib sekolah
ataupun norma-norma yang ada. Sekolahku ingin membuktikan bahwa
pembentukkan karakter tidak hanya melalui proses mendidik namun juga disertai
pengawasan dan tindakan-tindakan pencegahan. Diharapkan setelah lulus dari
sekolah para siswa dapat lebih mandiri dan bertanggung jawab terhadap dirinya
sendiri

Semua siswa merasa nyaman belajar di sekolah karena guru-guru kami


menyenangkan. Mereka tidak pernah memeritah kami dengan bahasa yang kasar
atau tidak berkenan di hati. Semua guru menunjukkan sikap cinta kasih dalam
mendidik muridnya agar semangat bersikap baik, sopan santun, lembut, dan budi
pekerti luhur dapat dicontoh murid sehingga para murid selalu ingat untuk menjadi
pribadi yang berkarakter baik. Pendidikan karakter di sekolahku tidak hanya
terbatas pada tulisan di atas kertas yang bernama rencana pembelajaran, silabus,
atau kurikulum. Pendidikan cinta lingkungan dan karakter yang terintegrasi di luar
kelas adalah bagian yang sangat penting. Bahkan banyak penilaian dilakukan secara
diam-diam ketika

siswa sedang berada di luar kelas. Misalnya ketika berinteraksi dengan


masyarakat sekolah selain guru dan teman. Guru diharapkan lebih jeli dalam
memberikan penilaian ketika siswa sedang terlibat kegiatan bersih-bersih, field
trip, kegiatan sosial, dan lain-lain yang diadakan sekolah. Bahkan, ada satu mata
pelajaran tambahan yaitu ilmu bermasyarakat yang kami ikuti setiap hari sabtu
pagi. Sekolahku percaya bahwa proses pendidikan dan penilaian seperti itu akan
sangat berguna bagi siswa ketika kelak terjun di dalam masyarakat.
Mereka Yang Memberi Warna Di Masa Putih Biru
Ku

Memang awalnya tidak saling mengenal karena, kami barasal dari sekolah dasar
yang berbeda. Di SMP-lah kami dipertemukan dan di kelas yang sama. Pada masa
MOS tidak terlalu dekat hanya sebatas kenal satu sama lain. Di bangku kelas satu
ini aku duduk dengan seorang yang baik, cantik, namun pendiam. Karena kedekatan
kami itu sangat dekat kami pun bersahabat. Orangtua kami saling mengenal, jadi
jika ingin bermain bersama mudah saja.

Di semester 2 ini kami semakin dekat, namun ada yang berbeda. Kami bersahabat
tidak lagi berdua, sekarang kami berlima. Di sinilah sebenarnya cerita
persahabatan kami dimulai. Mungkin karena posisi tempat duduk yang berdekatan,
saling berbincang-bincang, membuat kami semua nyaman, bisa mengerti satu
sama lain. Ya. Itulah yang membuat kami menjadi bersahabat. Karena masih berada
di kelas yang sama, tidak membuat kami bosan untuk bersama. Ya sekarang kami
kelas dua, mulai melakukan hal-hal kecil yang menurut kami itu menyenangkan.
Membeli kerudung, bahkan sepatu yang sama. Tidak pernah mau berpisah jika
mendapat tugas kelompok.

Waktu terus berputar, terasa semakin cepat. Kami mulai seperti besi dan magnet
yang sangat sulit untuk dipisahkan. Kelas 3 ini kami benar-benar menghabiskan
waktu dengan kekonyolan, mungkin menurut teman-teman yang lain kami ini aneh?
Em memang aneh, bukan lagi kerudung dan sepatu yang sama, kami masuk kamar
mandi pun berlima ari jatoh di tengah lapangan sama-sama karena ada salah satu
teman kami yang mendorong, hujan-hujanan ketika hendak salat duhur.

Sebenarnya hal ini tidak perlu kami ributkan, karena memang tidak penting sangat-
sangat tidak penting. Inilah yang selalu kami ributkan selama 3 tahun ketika jam
istirahat berbunyi. Berdebat antara jajan di koperasi dan belakang, ini juga yang
membuat persahabatan kami unik, selalu makan bersama saat jam istirahat
setelah selesai. Kami mempunyai jadwal untuk membuang sampah, ya… Walaupun
aku dan satu sahabatku yang sering kena kecurangan mereka.

Dalam masalah nilai mungkin aku yang paling sok pinter di antara mereka, paling
sok tahu, dan sok bisa. Tapi itu tidak membuat kami berselisih, kami saling
melengkapi satu sama lain, gimana enggak, karena itu sudah tugas kami sebagai
seorang sahabat. Selalu menertawakan yang lagi kena sial di awal dan baru
membantunya di akhir. Bukan sebaliknya ya. Ketika kami disuruh menjadi
perwakilan kelas untuk mengikuti salah satu pertandingan kami malah memilih
untuk kabur dan melakukan hal yang kami suka, tanpa paksaan.

Perpisahan pun datang, dimana waktu datang ketika kami masih ingin bersama.
Perpisahan bukan mau tidak mau tapi itu harus dihadapi, dan mereka yang
berharap aku bisa naik ke atas panggung untuk menjadi perwakilan kelas sebagai
juara umum, em lebih tepatnya sih 10 besar dari 9 kelas ya. Saat nama itu disebut
merekalah yang berbahagia melihatku menjadi yang terbaik untuk mewakili kelas.
Mungkin itu berkat doa ayah ibuku dan mereka yang selalu memberi semangat,
motivasi, dan nasihat agar aku tidak putus asa.

Kami harus melanjutkan sekolah kami masing-masing, kami menginginkan berada


di satu sekolah mengah kejuruan yang sama, namun apa daya. Hanya aku yang
tidak bersama mereka, aku yang benar-benar jauh dengan mereka. Itu sangat
menyakitkan, dimana impian kita ingin bersama harus pupus. Namun mereka juga
tidak mendapat kelas yang sama, setidaknya mereka masih berada di sekolah yang
sama. Apakah jarak dan waktu itu akan merubah segalanya? akan merubah yang
indah menjadi buruk? Memang kenyataannya begitu mereka lupa. Lupa dengan apa
yang telah dijanjikan dulu. Sibuk semua sibuk dengan teman-teman barunya,
sementara aku hanya bisa melihat foto kenangan dulu ketika kita masih bersama.

Hei, sahabat-sahabatku aku kangen kalian. Kalian yang dulu menjadi pendengar
setiaku. Selalu membangkitkanku ketika putus asa, selalu mengobatiku ketika aku
terluka. Selalu menghapus air mataku, apakah kalian masih mengingatku? Terima
kasih karena kalian telah memberi warna di masa putih biruku. Telah mengajari
aku betapa berharganya kalian. Miss you.
MASA-MASA ITU

Kata orang-orang masa SMA adalah masa-masa terindah dalam hidup yang
penuh cinta, dan tak akan terlupakan. Banyak orang yang ingin kembali ke masa-
masa itu, yang penuh cita rasa pahit, asam, hingga manis. Masa SMA juga masa-
masa kita mencari jati diri kita yang sebenarnya.
Pada bulan Juli kemarin, aku memulai masa-masa itu. SMA 38 Jakarta
sekolah favorit sejuta umat, termasuk aku sendiri. Sangat bangga rasanya bisa
masuk sekolah tersebut, tapi masa- masa SMP juga masih merekat erat di
ingatanku. Maka dari itu aku akan mencoba membuktikan perkataan orang- orang
tentang masa-masa SMA yang sangat indah dan tak terlupakan itu. Perjalanan ku di
mulai.
Sebelumnya perkenalkan aku bernama Resa Pangestu Putri, anak kedua
dari tiga bersaudara. Aku anak perempuan satu-satunya di keluarga ku, mungkin
karena itu aku tidak seperti anak perempuan kebanyakan. Sewaktu aku kecil kakak
ku suka mengajak ku bergulat dengan nya, mungkin terdengar aneh tapi aku lebih
menyukainya daripada menari. Aku tidak menyukai warna pink ataupun ungu, aku
lebih suka warna gelap seperti hitam, coklat dan abu-abu. Berteman dengan laki-
laki sudah biasa untuk ku, mungkin karena kita sehobi. Bemain game, nonton anime,
membaca komik, bermain laptop, dan juga travelling itulah hobi ku.
Saat pembagian kelas aku mendapat kelas 10 IPS 3. Awal nya aku saat ingin
masuk IPA, tapi takdir berkata lain. Aku tidak menyesalinya, malah aku merasa
sangat bersyukur karena itu aku bisa menemukan teman-teman yang sangat
menyenangkan dan hangat di kelas 10 IPS 3. Jika di bayangkan kalau aku masuk
IPA mungkin aku tidak akan hidup normal seperti sekarang. Rumus matematika
wajid di kelas IPS saja sudah cukup membuat ku pusing, apalagi di kelas IPA masih
ada rumus kimia, fisika, 23matematika minat, dan matematika wajib. Mungkin aku
sudah tidak waras sekarang.
Aku mengikuti salah satu ekstrakulikuler di sekolah yaitu TALAM 38 dan KIR.
Aku mengikuti eksul tersebut karena aku ingin mencari pengalaman baru dan ingin
aktif di SMA. Karena sebelum nya aku tidak mengikuti eksul yang aktif di SMP 98.
Aku ingin aktif di SMA agar aku bisa maksimal dalam mengembangkan diri dan
memiliki pengalaman yang tidak terlupakan di masa SMA ku yang berharga ini.
TALAM 38 adalah eksul para pencinta alam, telah berdiri dari tahun 1979
sampai sekarang. Aku adalah angkatan ke 38 di TALAM 38. Anggota kami berjumlah
23 orang,yang terdiri dari 5 orang laki-laki dan 11 orang perempuan. Disini lah aku
belajar berorganisasi. Di TALAM 38 kita semua keluarga. Jadi tak ada yang
namanya teman, kami semua di sini saudara. Kita juga memiliki panggilan khusus
untuk angkatan sebelum kami, yaitu untuk kakak kelas “senior 2 dan senior 3” dan
alumni TALAM 38 “Bang dan Mba”.
Berbagai pengalaman ku lewati disini, suka maupun duka kami rasa kan
bersama. Setiap hari kamis kami latihan fisik dan hari jumat kami materi. Pernah
saat kenaikan tingkat kami di uji. Setiap tingkatan kami di beda kan oleh slayer.
Sebelum mendapatkan baju dan slayer TALAM kami di uji mental maupun fisik.
Lelah dan letih, sudah biasa kami rasa kan bersama disini. Tak peduli cuaca
hujan dan cerah pun kami tetap latihan seperti biasa nya, kami juga harus fokus,
disiplin, cepat, tanggap, bertanggung jawab, berani, pantang menyerah, bermental
kuat,dan inisiatif. Semua itu di sangat butuhkan oleh pecinta alam. Tapi dari itu
semua yang paling penting adalah keluarga kami di TALAM 38. Karena kami
mahkluk sosial yang membutuhkan satu sama lain nya, kalau bukan keluarga siapa
lagi yang akan menolong kami saat susah. Keadaan di gunung sangat berbeda di
kota tempat kami tinggal, dengan latihan seperti itu kami akan terbiasa dengan
cuaca yang tidak menentu dan medan yang tak bersahabat yang ada di gunung.
Kami berencana akan naik gunung saat liburan semester satu, yaitu bulan
Desember. Kami sudah membuat manajemen perjalanan pendakian nya, setiap
kami memiliki tugas masing-masing. Aku sendiri mendapat tugas di bidang medis.
Membuat manajemen perjalanan tidak mudah, banyak yang harus kami kerjakan
kan dan diskusi kan. Sehingga saat pembuatan manajemen perjalanan tersebut
kami sering berkumpul di kantin saat bel sekolah, kami juga semakin dekat setiap
hari nya. Karena sebuah rumah tak hanya tediri dari empat sisi tembok dengan
atap di atas nya, tetapi bisa dari 16 kepribadian yang berbeda- beda yang dijadikan
satu.
Ternyata memang benar masa-masa SMA itu indah, walupun duka juga
sering hadir. Tapi tak apa, karena jika kebahagian di gampai dengan sangat mudah
tanpa ada nya rintangan kebahagian tidak akan terasa dan berarti dalam hidup.
Kebahagiaan ku mulai kutemukan satu persatu di mulai dari SMA 38, Kelas 10 IPS 3,
KIR, dan TALAM 38. Aku sangat bersyukur atas takdir yang Allah SWT berikan pada
ku. Dan yang menurut kita baik belum tentu menurut Sang Pecipta itu baik pula,
karena Allah pasti akan memberikan yang terbaik kepada kita dan Allah tidak
menutup mata Nya, bagi umat nya yang mau berusaha keras dan beriman kepada
Nya. Aku akan terus mencari kebahagian ku dan terus membuktikan nya, dengan
penuh semangat, pantang menyerah dan iman kepada Sang Pecipta
TRADISI PADA SAAT JAM KOSONG

siswa mungkin sudah tidak asing lagi mrndengar istilah dengan jam kosong.
sebagian siswa menganggap jam kosong adalah hadiah terindah. Mengapa? karena
siswa diberi waktu untuk merefresh fikirannya dari mata pelajaran yang menguras
otak. mungkin juga siswa dalam belajar disekolah 50% mengharapkan jam osong
itu ada. ya, karena disitu ada bebetrapa mata pelajaran yang tidak disukai oleh
para siswa karena mata pelajaran yang menjenuhkan, gurunya tidak pengertyian
atau dalam arti banyak memberi tiugas, dan masih banyak lagi alasan alasan lain.
suasana kelaspun juga lebih ramai pada saat jam kosong karena tidak ada guru
yang mengisi.namun di lingkup sekolah ada team kedisiplinan untuk mendisiplinkan
siswa siswa yang keluar pada waktu jam kosong. siswa di perbolehkan ramai di
dalam kelasasalkan tidak di luar kelas. siswa biasanya lebih memanfaatkan jam
kosong dengan bermain daripada di pergunakan belajar atau hanya sekedar
membaca baca buku. hal hal yang di lakukan sebagian siswa antara lain foto foto
atau narsis , mp3'an, a-b-c'an, ngerumpi, dan masih banyak lagi , serhingga kelas
terlihat ramai dan menggagu kelas sebelah yang sedang berlangsung pelajaran.
suasana kelas yang ramai inilah sudah identik dengan jam kosong. lalu bagaimana
dengan guru yang tidak hadir mengajar tersebut? sebagai guru yang baik dan
bertanggung jawab siswa di beri tugas untuk mengisi jam kosong tersebut. namun
kadangkala sebagian siswa mengabaikan tugas tersebut, karena sudah terlalu
asyik dengan pekerjaan pekerjaan mereka. lalu bagaimana peran ketua kelas untuk
mengatasi keramaian tersebut? jika didalam kelas yang di huni oleh siswa siswa
yang disiplin dan mudah di atur mungkin peran ketua kelas tidak terlalu banyak
untuk mengatasi anak buahnya. tetapi jika sebaliknya, peran ketua kelaspun sangat
di perlukan untuk mengatasi keramaian.
TENTANG PENULIS
Penulis atau cerpen sekenario telah membuat beberapa judul buku
dengan satu tema yaitu masa remaja menjadi dewasa.serlita merupakan
salah seorang pelajar di smp negri satu kalijati dia mendapatkan tugas
utuk membuatmakalah cerpen.dia mengambil tema remaja menjadi
dewasi karena dia memang sedang menjalani dimana masa masa
remajanya.ia tinggal di wantilan cipeundy subang,bersama dengan kedua
orang tuanya.
Saran dan kritik

Anda mungkin juga menyukai