Anda di halaman 1dari 14

HATI YANG MENUNTUN

Indonesia, 1995

Di dalam hidup kita pasti pernah terluka, kecewa, bahkan hingga banyak hal
menyakitkan untuk dikenang namun dibalik itu semua kita pasti pernah merasakan kebahagiaan,
merasakan begitu berartinya kita dalam hidup seseorang hingga pada akhirnya kita bisa sedikit
demi sedikit menutupi goresan luka . merasa betapa tak adilnya kehidupan bahkan
membandingkan kebahagiaan yang dimiliki orang lain, sampai kita lupa bahwa setiap orang
memiliki porsinya masing-masing untuk bahagia entah dari segi apapun.

Waktu telah menunjukan pukul 06.31 yang terpampang nyata di jam digital lantai 2
sekolahku . bel pun berbunyi

Pengumuman untuk segera dilaksanakan pembiasaan di sekolah telah terdengar. Suara


yang sudah tak asing dari guru kesiswaan untuk melaksanakan GPS ( Gerakan pungut sampah )
dan dilanjutkan dengan pembiasaan pembacaan ayat suci Al- Quran beserta artinya lalu doa
sebelum belajar dan menyanyikan lagu Indonesia raya . kebetulan hari ini hari selasa jadi tidak
upacara , setelah pembiasaan lagu Indonesia selesai guru pun mempersilahkan kami untuk
melakukan pembiasaan selanjutnya yaitu literasi. Pembiasaan-pembiasaan inilah yang membuat
karakter untuk meningkatkan keimanan dan jiwa nasionalisme dalam diri kami para anak SMA
yang sedang masa-masa nya jatuh Cinta.

Hanya ada 2 alasan untuk seseorang jatuh cinta , yang pertama untuk bahagia dan yang
kedua untuk terluka .kata orang kamu harus saling mencintai untuk bisa saling memiliki dan
bersama tapi bagiku cinta bukanlah satu-satunya alas an seseorang ingin memiliki , ini lebih
tentang bagimana kamu bisa merasa sangat berarti saat bersamanya. Buat kamu yang gak setuju
ya gapapa , sans ….

Namaku Diana Asyilla Nurahmah biasa dipanggil Diana , aku akan berbagi cerita tentang
bagaimana Allah SWT menggariskan takdir kisah cinta yang jauh lebih indah dari cerita romeo
and julliet . aku masih tak percaya seseorang yang sangat aku kagumi yang setiap harinya
memberikan motivasi untukku, entah persaan apakah ini ? aku bahkan hingga mempunyai hasrat
ingin memilikinya , membayangkan betapa bahagianya bila aku bisa memilikinya .tetapi ada
banyak hal yang tak bisa aku miliki darinya kepribadiannya yang berbed 180 derajat dariku.

Dia adalah orang yang mempunyai cita-cita luhur dan berusaha sekuat tenaga untuk
menggapainya, sholeh, begitu hormat dan saying kepada kedua orang tuanya ini bisa aku lihat dari
caranya menyambut ibunya saat pembagian rapot disekolah, pintar , berwawasan luas , dan sopan
santunnya selalu diterapkan kepada siapapun termasuk bapa-ibu guru. Sedangkan aku hanyalah
wanita sederhana, yang hanya bisa menikmati hari-hariku bersama teman-teman tanpa usaha
meraih apapun dalam hidup, karena bagiku kebahagian itu bukan untuk di cari dan dikejar tetapi
untuk aku syukuri, hmmm .
Setiap aku menatapnya selalu timbul pertanyaan, apakah aku pantas bila bersamanya?
Fikiran anak SMA yang terlalu jauh memang padahal masih banyak hal yang musti ku gapai ,
tetapi perasaan itu selalu timbul dalam hatiku dan mulai merasuki fikiranku.

Setelah melakukan pembiasaan selajutnya adalah Kegiatan belajar mengajar

“ oke , sebelum kita belajar ibu akan mengabsen terlebih dahulu, Addara ( teman kami
yang absennya no 1 ) ?

“siap bu “ jawab Addara

Lalu ibu guru mengabsen sampe absen terakhir

Setelah melakukan kegiatan pembelajaran sekitar 3 jam , bel berbunyi tanda jam pelajaran
ke 7 telah selesai dan dilanjutkan dengan istirahat…

Bel istirahat adalah bel terbaik dalam sehari itu …akupun mulai mengerti betapa penatnya hari –
hari sebagai seorang pelajar, namun justru itulah tantangan yang harus kujalani supaya makna
kata “ semua akan indah pada waktunya “ itu benar –benar aku alami

Oh iya aku belum memperkenalkan seseorang yang kusebut namanya di awal itu yang karena
kepribadian dan kepintarannya berhasil membuat hatiku bergetar ,namanya Bagas dia kaka
tingkatku kami beda satu tingkat , dahulu saat kisah ini dimulai dia duduk di bangku kelas 12
SMA dan aku dikelas 11 kami satu jurusan yaitu IPA. Aku mulai mengenalnya saat aku kelas 10
dan dia kelas 11 kami pernah dipertemukan dalam satu acara di salah satu universitas yang ada di
Bandung dari situlah magnet magnet positif hati mulai mencari kutub negative supaya bisa saling
mendekat.

Teman-temanku sudah tak asing lagi mendengar nama itu karena sejak rasa kagum diliputi rasa
suka ini muncul dalam benakku aku adalah tipe manusia yang terbuka kepada satu sama lain , dan
aku menceritakannya kepada teman –temanku , sehingga kisah aku mengagumi nya sudah bukan
rahasia lagi. Betapa mereka tau apabila ada Bagas langsung memanggilku agar aku bisa melihat
bagas.

“ bel pulang sekolahpun sudah berbunyi, kami sangat bahagia…..”

“ setelah ini kamu mau kemana Fat? “ Tanya Naya Sahabatku yang sudah mengenalku saat
pertama kali di MOS

“ aku taka da acara apa-apa , aku ingin langsung pulang saja Nay” jawab aku

“ yah, padahal aku ingin mengajakmu ke tempat bakso langgananku, disitu baksonya enak murah
lagi cocoklah untuk anak kosan kayamu “ ajak Naya

“ hmmmm kamu bisa saja Nay , baiklah kalo begitu kalo soal makan aku tak akan menolak “

Lalu kami menuju tempat bakso.


Di perjalanan menuju tempat bakso ada banyak hal yang kami ceritakan , aku san naya
menceritakan tentang kisah kami masing-masing aku bercerita tentang bagaimana kehidupanku
setelah sendiri di Kota yang cukup besar ini, oh ya aku belum bercerita di awal sebenarnya aku
adalah anak rantau dari kabupaten yang bersekolah di kita bandung entah apa yang ada
dipikiranku saat itu mengapa aku lebih memilih menjauh dari orang tua dan keluargaku. Sekilas
tentang keluargaku aku lahir dari keluarga yang begitu sederhana semua Nampak bahagia ,
namun semua berubah ketika orang tuaku memutuskan berpisah dan memilih kebahagiaannya
masing masing tanpa memperdulikan kami , aku ,kakaku Nadia mereka seakan hanya ingin
bahagia sendiri dan mencari kebahagian itu .kecewa, marah, hancur semua menyelimuti qalbuku
saat itu seakan taka da lagi yang berpihak pada kami, setelh perpisahan itu kakaku Nadia
memutuskan mencari kerja sebagai tenaga kerja wanita di luar negeri, awalnya aku sangat
menentang keras keputusan kakaku untuk itu tapi karena alas an yang kuat akhirnya aku setuju
walaupun aku masih berat hati karena yang aku tau kisah kisah menyedihka tentang seorang
TKW dan bagaimana kehidupan kakaku disana . Tapi bagaimanapun itu adalah pilihan satu-
satunya bagi kami yang harus membiayai hidup, untuk itu aku memutuskan untuk meninggalkan
kenangan buruk di tempat lama ku dan memutuskan pindah ke Bandung, aku bersekolah di salah
satu sekolah Negeri disini , ada banyak kisah yang aku lewati disini dan mengajarkan aku banyak
hal termasuk tentang keikhlasan seharusnya aku yakin bahwa Allah SWT tak akan menakdirkan
sesuatu tanpa tujuan .

“ De, kaka disini mendapat masalah, kaka harus berurusan dengan hukum karena kaka difitnah
mencuru barang tuan kaka , maafkan kaka , kaka tak bisa lagi mengirim uang untuk biaya mu
disana mintalah bantuan ayah dan ibu.” Kata kak Nadia berbicara padaku lewat telfon

Hatiku hancur saat mengetahui semuanya , mengapa ini begitu kejam seeakan Dunia sudah
berpaling dan enggan menatapku lagi, orang yang sangat aku cintai di Dunia ini yang aku
harapkan menjadi satu satunya taukadan ku dalam memaknai cinta sejati seketika telah
menggoreskan luka dalam hati kecilku. Aku pasrah pada keadaan berharap keajaiban datang dan
membantuku keluar dari semua ini , aku sangat lelah menghadapi keegoisan ini taubahnya anak
yang seharusnya mendapatkan kasih sayang dari orang tua justru diabaikan . Dalam hatiku kini
sudah taka da lagi yang namanya cinta hanya ada kekuatan , doa dan kerja keras alasanku adalah
aku ingin membalas sakit hatiku kepada orang-orang yang telah menghancurkan dan berusaha
menyakiti kakaku, ketika naluri dan nurani tidak lagi dijungjung tinggi mereka dapat melakukan
apapun tak perduli akan menyakiti atau tidak.

Aku bercerita segala hal tentang keluargaku kepada Naya aku percaya dengan berbagi kosahku
akan mengurangi sedikit beban dalam batinku .

“ kau wanita yang luar biasa , aku saluttttt tak banyak remaja yang sekuat dirimu memghadapi
sandiwara Dunia ini. “ kata Naya kepadaku

“ aku sebenarnya hanya wanita lemah yang ingin menuntut keadilan atas semua scenario ini .’’

“ tapi apa yang membuatmu bertahan Fat ?” Tanya Naya


“ karena aku yakin dan percaya Allah SWT mentakdirkan sesuatu yang akan sangat indah , Allah
itu baik Nay, kau percaya itu kan satu satunya yang bisa bikin aku bertahan adalah Karena Allah
ada dalam hatiku bahkan ketika semua aku rasa tak adil bagiku.” Jawab aku

“ iya, kau benar sekali Allah sangat bauk, tapi terkadang kita yang gak baik sama Allah”

Hatiku bergetar , sekaan ada hembusan yang mengisi ruang kosong dalam hatiku yang selama ini
ta terisi , aku tersadar akan satu hal selama ini aku banyak menuntut pada Allah supaya
keluargaku tak berpisah tapi aku lupa , bahwa apa yang terjadi dalam hidupku kini belum tentu
selamanya buruk , mungkin bagi logika ku semua fikiran tentang hidupku tak jauh dari kata
menderita dan menyedihkan, tapi kita punya Allah yang jauh lebih tau dibandingkan kita. Setelah
percakapan di tukang bakso itu berakhir kamipun berpamitan satu sama lain pulang ke rumah
masing- masing dan aku pulang ke kosan.

Aku ingin segera menelfon kak Nadia untuk menanyakan kabar tentang masalahnya , “ kak ,
bagaimana kabarmu? Aku snagat rindu apakah proses hukum yang kau jalani telah usai? Apa
hasilnya , tolong beritahu aku “ tanyaku pada kak Nadia

Dengan suara tersedu-sedu seperti habis menangis , kak Nadia berbicara “ De, maafkan kaka , kka
harus menjalani hukuman selama 1 tahun disini dan tak mendapatkan gaji dan hak kaka untuk
pulang ke Indonesia”

Hatiku seketika menerima tekanan yang sangat besar hingga mataku tak dapat lagi membendung
air mata. Ada banyak pertanyaan yang muncul dalam benakku , mengapa ini semua terjadi ?
apakah salah aku menginginkan keluarga yang bahagia ? apakah salah aku ingin bersekolah
dengan tenang ? . semua pertanyaan yang ada ingin sekali aku mencari jawabannya.

Selanjutnya aku menjalani hari –hariku sebagai seornag pelajar dengan penuh lika liku
kehidupan dan selalu ada kepercayaan dalam diriku untuk senantiasa percaya akan takdir Allah
yang kan indah pada waktunya asalakan kita bersabar . Tal terasa setelah menjalani sekolah dan
ujian Nasional aku dinyatakan lulus dari SMA dan kini perjuanagnku tak berhenti sampai disitu ,
aku harus belajar lebih giat lagi untuk masuk ke perguruan Tinggi Negeri yang aku inginkan.
Setelah proses panjang ku lalui akhirnya Allhamdulillah aku keterima di salah satu perguruan
tinggi di Bandung di jurusan yang aku inginkan

Setelah melewati hari hariku sebagai mahasiswi aku dinyatakan lulus dengan predikat
Cumlaude dan aku mendapatkan kesempatan untuk melanjutkan di Amerika. Betapa bahagianya
aku saat mendapatkan predikat itu aku ingin sekali mengabarkannya kepada kedua orang tua dan
kak Nadia , oh ya Kak Nadia kini telah menikah dan mempunyai anak , ia dinikahi seorang pria
lulusan Qairo Mesir , awalnya Kak Nadia menolak karena minder namun pria itu berusaha
meuakinkannya bahwa cinta tak sekedar kepantasan. Dari kisah kakaku aku mulai sedikit demi
sedikit mempercayai lagi soal cinta karena aku yakin cinta dan kasih sayang tak akan pernah
hilang sampai kapanpun selama dua insan yang menjalaninya akan saling menguatkan bukan
saling menyerah , mungkin memang orang tuaku tak bisa memberikan contoh dan tauladan bagi
ku soal cinta dan kasih sayang, namun bagaimanapun merkea adalah cahaya hidupku yang akan
selalu menerangiku di setiap arah .
Besok adalah hari keberangkatanku ke Amerika , pertama kalinya dalam hidupku aku pergi untuk
menuntut ilmu bukan sekedar menghindari perpisahan keluargaku. Awalnya aku selalu punya
keyakinan setelah aku bisa menjadi seseorang yang sukses di pendidikan aku bisa menyatukan
kelyargaku kembali namun ternyata tidak , aku salah bagaimanapun sulit menyatukan kembali
kaca yang telah pecah.

Aku memasang Alarm pukul 02.00 WIB menuju keberangkatanku ke Amerika , jadwalnya pukul
04.00 namun aku ingin menghindari macet pada jam segitu. Aku berangkat dari apartemenku
melalui taksi online yang kupesan. Sesampainya di bandara aku sebelumnya meminta doa restu
kepada kedua orang tuaku melalui telfon namun tak sesuai dengan ekspetasiku ternyata kedua
orang tuaku tak bisa dihubungi , aku fikir mungkin memang aku sudah tak berarti dimata mereka.

Aku sudah mulai tak perduli lagi akan kejadian-kejadian dalam hidupku aku akan menganggap
semua itu adalah proses pendewasaan dan penguatan mental,walaupun jauh di dalam lubuk hatiku
pasti setiap anak menginginkat keluarganya akan tetap untuh sebesar apapaun badai yang
menghampiri. Aku selalu berkeinginnan agar suatu saat ketika aku berumah tangga kami bisa
saling menjaga dan menguatkan satu sama lain agar anak-anak ku kelak tak mengalami hal yang
sama padaku.

Tentang Naya , setelah kami lulus SMA Naya memutuskan untuk melanjutkan kuliahnya di Korea
Selatan biar bisa ketemu oppa katanya , entah oppa siapa yang mau dia kunjungi. Namun
walaupun kami sudah tak satu sekolah , komunikasi tetap berjalan dengan lancer melalui
whatsupp .

Setelah aku sampai di Amerika aku segera mencari alamat tempat tinggal yang diberikan agensi
beasiswa disana aku mengambil jurusan seni peran disini, alasannya dengan bermain peran aku
dapat merasakan menjadi siapapun dalam hidup ini , orang yang baik, atau orang yang
jahatsekalipun bisa aku perankan dan aku bisa merasakannya , kenyataan pahit misalnya pada
skenarionya tetapi aku akan menyadarinya pada akhirnya jikalau itu hanyalah sebuah sandiwara.

Hari ini aku ada ujian pementasan setelah menjalani proses belajar selama 1 tahun, aku
bekerja keras agar peran yang aku lakukan bisa maksimal dan mendapatkan grade yang
maksimal , setelah semua selesai kau segera bergegas untuk kembali ke asramaku yang lumayan
jauh dari tempat ujian pementasanku. Awalnya aku takut karena ini Amerika dan aku
mengkhawatirkan hal-hal yang tidak aku inginkan terjadi namun tekadku yang kuat dan aku
tipekl orang yang nekad hingga aku memutuskan untuk memberanikan diri pulang ke asramaku
sendirian. Di jalan pulang..

Ada segerombolan anak muda yang dalam pengaruh minuman keras , benar saja ini yang aku
takutkan namun aku tak perduli dan berusaha bagaimana caranya agar aku mengalihkan
perhatianku dari mereka, namu ternyata aku tak berhasil mereka menghampiriku dan berusaha
mengambil tas dan menyentuh wajahku sembari menggoda , aku sangat takut karena
bagaimanpun ini sudah larut malam dan taka da orang yang bisa kumintai tolong. Mereka
semankin menjadi jadi, “ sialan “ dalam hatiku berteriak.
Aku berharap siapapun dapat menolongku malam itu, tiba tiba ada suara “ hey” dari
samping itu suara terdengar asing namun aku belum pernah mengenalnya . “ don’t disturb , she is
my girl friend “. Katanya kepada para pria sialan itu. Para pria itu seperti ketakutan dan langsung
menuruti pria yang mengakui aku pacarnya itu.

Setelah kejadian itu aku mengucapkan banyak terimakasih kepadanya dan kamipun semakin hari
semakin dekat , aku berkomunikasi dengannya lewat whatsupp dan ia juga sering mengunjungiku
saat aku latihan pementasan. Deive bagaikan pangeran penolongku , tak banyak orang yang mau
membantu orang yang baru dikenal , namun Deive tidak.

Tentang Mas Bagas aku jadi teringat betapa dulu aku sangat mengaguminya karena ia adalah
orang yang selalu menghargai siapapun dan selalu menghormati perempuan . Hingga perpisahan
itu kami belum pernah bertemu kembali ,kabar terakhir yang sempat aku dengar Mas Bagas
melanjutkan kuliah S2 nya di Norwegia ia mewujudkan segala mimpi yang ingin ia capai. Dia
hamper mendekati laki laki sempurna yang menjadi idaman kaum Hawa , namun kabar apakah ia
telah menikah atau belum akupun belum mendengarnya , Hingga pada kota tengah suatu hari di
alun alun kota tengah mengadakan acara besar yaitu pengamatan bulan internasional , aku sangat
antusias mengikuti kegiatan tersebut karena kegiatan ini mengingatkanku akan kisah sekitar 15
tahun yang lalu.

Berbeda dengan mas Bagas , aku kini menjadi wanita yang bahkan lupa akan nilai-nilai
agama aku meninggalkan banyak kewajibanku sebagai seorang muslimah setelah aku menikah
dengan Deive pria asal amerika yang telah membuatku jatuh dalam keterpurukan , impian dan
kisah-kisah indah yang sering sekali aku bayangkan ketika aku SMA , bagaimana rasanya menjadi
seseorang yang sangat berharga disisi mas bagas , namun sseperti di hembuskan oleh angin lalu
menghilang. Aku sangat merasakan sekali bagaimana Deive memperlakukanku bukan seperti
seorang istri ia seringkali menghukumku dan menyakiti fisik dan batinku hanya karena kesalahan
kecil yang aku lakukan dan perbedaan prinsip diantara kami ia tidak bisa meninggalkan kebiasaan
buruknya seperti mabuk-mabukan, menghambur-hamburkan uang untuk hal yang tak penting,
bahkan pernah suatu saat ia sangat marah karena aku tak mengizinkannya mengambil uangku
untuk ke sebuah club malam, ia memukulku dan mengancamku akan meninggalkanku dan
membuat aku sengsara , disitu hatiku bagai tergores luka yang sangat dalam , aku merasa dunia
telah berpaling dariku ,seakan tak ada yang dapat aku harapkan dalam hidup ini . Bahkan aku
lupa bahwa Aku punya Allah SWT . Kebencianku terhadap Deive dan semua yang telah kualami
membuatku trauma akan semua janji manis laki-laki bahkan aku tak percaya lagi dengan laki-
laki, aku ingin segera lepas dari genggaman Deive dan kembali di Indonesia melanjutkan mimpi-
mimpi ku yang belum terwujud dan yang paling penting adalah aku sangat merindukan orang
tuaku.

Akupun masih berfikir hingga sekarang mengapa aku dahulu sangat mencintai Deive , berawal
saat aku pertama kali ke Amerika , aku tak kenal siapapun disini aku memberanikanku untuk
kesini agar aku bisa menuntut ilmu , aku mencintai dunia peran karena bagiku terkadang dalam
hidup kita perlu mendramatisir agar scenario jauh lebih menarik, dalam drama siapapun bisa
menjadi apapun dan melakukan apapun, namun pada akhirnya kita tahu itu hanyalah sebuah
drama. Itulah sebabnya kemanapun untuk bermain peran aku singgahi termasuk amerika, orang
tuaku selalu mengingatkanku agar tak lupa dengan norma dan nilai agama. Deive adalah orang
yang pertama menolong ku saat aku berusaha di rampok oleh beberapa orang dengan tampilan
menyeramkan , saat itu dia bagaikan pahlawan hidupku dari situ pula adalah awal cerita
bagaimana aku bisa jatuh hati padanya. Aku selalu membayangkan kisah –kisah indah
bersamanya, Deive pria yang sangat baik, sopan, perhatian, dan selalu menghargai perempuan tak
banyak orang yang hendak membantu orang yang baru dikenalnya, Deive membuat aku percaya
bahwa cinta itu akan melekat pada diri siapapun bahkan untuk orang yang baru dikenal, setelah
itu aku banyak menghabiskan waktuku bersama Deive , pernah suatu ketika aku tampil dalam
sebuah acara pementasan Deive mengorbankan waktu kerjanya hanya untuk melihat aku tampil
dan memberi dukungan kepadaku . Aku fikir aku akan menjadi wanita yang paling beruntung saat
bisa menikah bersamanya , dia yang selalu menguatkan aku saat aku berada di dalam situasi
terbawah dalam hidupku . “ I’ m ready to leave all my bad habits to marry a woman like you .
you’re the reason my happiness”. Kata kata yang diucapkan Deive saat dia berusaha menyatakan
perasaannya kepadaku, aku sangat bahagia karena pertama kali dalam hidupku aku merasa
dicintai seseorang yang tulus , namun entah apa yang kini merubah sikap Deive terhadapku , ia
berubah 180 derajat dari biasanya, dahulu yang aku selalu merasa dia adalah malaikat
pelindungku kini aku bahkan tak ingin berada di dekatnya. Aku ingin sekali bertanya apakah dia
sudah tak mencintaiku lagi dan akan meninggalkanku, dia bahkan tak pernah lagi mengecup
keningku dan memelukku saat ia sampai kerumah, kini ia sering sekali berlaku kasar dan
mengucapkan kata kata yang menyakitkanku.

“ you useless bitch” katanya kepadaku

Kata kata itu sangat menyakiti hatiku , aku merasa betapa direndahkannya aku mengapa disaat
aku berusaha menjaga lisanku agar tak menyakiti hatinya, dia malah seenaknya mengatakannya
kepadaku.

Saat aku sedang merenung tentang diriku tiba –tiba hp ku berbunyi menandakan ada E-mail
masuk

Kepada

Dari

Assallamualaikum Wr Wb

Hallo Ukhti apa kabarmu hari ini ? entah apakah kau maih ingat denganku atau tidak tapi yang
pasti aku adalah orang yang menemanimu mengisi hari hari selama di SMA , Aku bahagia sekali
saat tau sahabatku yang satu ini sudah menikah di luar negeri dan aku sangat minta maaf karena
aku tak dapat menghadiri pesta pernikahanmu karena suatu hal. Kini aku tinggal di Bandung
setelah menuntut Ilmu di korea , aku ada kabar gembira pada hari minggu nanti aku akan
menggelar acara pernikahanku dengan seseorang yang sangat aku cintai. Aku harap kita bisa
ketemuan saat kau pulang di Indonesia . ok? Aku sangat ingin sekali bertemu denganmu,
Sampai jumpa di Indonesia Diana , aku akan sangat menunggu kehadiranmu.

Aku terkejut sembari berusaha mengingat tentang Naya , terlalu banyak hal yang aku lalui disini
sehingga aku lupa akan kisah masa-masa remajaku dulu di SMA bersama teman-teman dan
sahabat-sahabatku. Namun aku berfikir lagi tak mungkin aku dapat izin dari Deive untuk pulang
ke Indonesia kecuali aku rela dipukulinya lagi, namun aku tak dapat menahan kerinduanku
terhadap kota kelahiranku dan kota masa SMA ku.

Aku berharap Deive bisa berubah menjadi laki-laki yang lebih baik lagi dan tak kasar lagi
terhadapku. Suatu ketika aku ingin sekali mengulang waktu dan berharap tak terjebak oleh
kebaikan Deive saat itu, namun aku yakin setiap apa yang telah ditakdirkan kepadaku tak akan
melampaui ku begitupula sebaliknya, aku yakin kebahagiaan untukku sedang dipersiapkan Tuhan.

“ Deive aku ingin pulang ke Indonesia, sahabatku ada yang akan menikah dan aku sangat
merindukan kedua orang tuaku” kataku meminta izin kepada Deive

“ tidak , aku takan mengizinkanmu” , dia langsung mendorongku dengan lumayan keras ke
dinding . seketika ia berubah menjadi sanagt sentimental padahal aku berbicara dan meminta izin
secara baik – baik.

“ aku mengalami cidera dibagian punggung, rasa sakit di punggungk tidak sebanding dengan rasa
sakit batinku saat ia mendorongku, aku menginginkan kasih sayang dan cinta namun apalah yang
diberikan Deive justru sebaliknya, terkadang aku berfikir apakah aku tak pantas mendapatkan
cinta dan kebahagiaan >

Aku berfikir keras bagaimana caranya agar aku punya alas an pulang ke Indonesia tanpa melalui
Deive dan aku akan diam-diam mengajukan surat perceraian karena aku sudah tak tahan lagi ,
aku tahu perpisahan memang bukanlah jalan yang baik, namun dibandingkan aku harus bertahan
bersama orang yang sangat kasar aku lebih baik menyerah , aku menyerah bukan berarti aku
takut terluka , justru aku takut melukai yang lainnya suatu saat nanti, misalnya anak kami aku tak
ingin anakku kelak merasakan apa yang aku rasakan.

Akhirnya aku bisa menghindar dan kabur dari Deive dengan berbgai cara yng telah aku lakukan

Aku segera ke Bandara untuk membeli tiket agar aku bisa segera pulang ke Indonesia , walaupun
aku sudah bisa kabur dari Deive namun ada hal yang aku takuti, Deive adalah tipikal orang yang
nekad apapun bisa ia lakukan kalau ia mau. Hingga aku tak sanggup lagi memikirkan apa yang
akan dilakukan Deive kalau ia tau aku pergi ke Indonesia tanpa seizin darinya.

Setelah membeli tiket di bandara aku segera mencari hotel didekat bandara agat Deive tak bisa
menemuiku aku tak akan pernah pulang ke rumah itu lagi , rumah yang awalnya penuh cinta dan
kasih sayang kini berubah menjadi rumah penderitaan bagiku.

Aku memilih tinggal didekat pantai agar aku bisa melihat senja dengan indah, mencurahkan
segala keluh kesahku padanya. Lusa adalah hari keberangkatanku dari Amerika menuju Jakarta,
Indonesia , betapa bahagianya aku saat tau Deive tak menghubungi dan mencariku selama aku
berada di Hotel.
Indonesia, 21 Juli 2002

Hallo Indonesia, betapa rindunya aku padamu

Kemanapunku pergi , hatiku akan terus menyimpan namamu

Aku takan meninggalkanmu lagi ‘

Kau terlalu menyimpan banyak kenanganku

Walaupun aku tak ingin mengingatnya lagi

Aku harap kau akan jadi saksi kebahagiaan ku bersama

Orang yang aku cintai

Betapa bahagianya aku sampai di Jakarta , aku segera memesan taksi menuju rumah ayahku.

Sesampainya disana rumah terasa sangat sepi seperti sedang tidak ada penghuninya . aku mencoba
menghubungi kakaku menanyakan mengapa rumah ayah sepi sekali.

“ ayah sudah tiada 2 bulan yang lalu , ayah meninggal karena sakit , kami sudah mencoba
menghubungimu namun kau tak menjawabnya “

Jantungku berdebar semakin kencang, naluriku sudah tak snaggup hingga tetesan air mataku
jatuh mengalir , aku berharap ini hanyalah mimpi burukku karena aku tak baca doa saat hendak
tidur , Tuhan Aku mohon .

Aku pernah membenci ayahku karena ia tak dapat mempertahankan keluarga kami. Saat itu
ayahku mencoba berbicara padaku agar aku memahaminya,

“nak, maafkan ayah, ayah taka da maksud menghancurkan kebahagiaan mu namun ini semua
adalah pilihan , saat kau tahu tak mudah menemukan mutiara dibawah laut , namun saat kau
sampai di permukaan kau melihat banyak orang telah mengubah mutiara indah itu menjadi
perhiasan mahal. Suatu saat kau akan paham, cinta bisa saja hilang karena ketidaksanggupan
namun kau harus tau 1 hal diantara ayah dan ibumu bukan sudah tidak ada lagi cinta kami hanya
mencarinya dari yang lain.”

Aku paham yah, aku paham sekarang bagaimana cinta dapat mengubah segalanya, aku tak
sanggup lagi menahan air mataku , rumah tanggaku bersama Deive menjadi awal cerita yang
kelam dan aku takan berada pada posisi itu lagi aku harus bangkit dan membuktikan aku dapat
meraih cintaku sendiri tanpa harus melepas dan memberikaknnya pada cinta yang lain.

Berhari- hari aku melewati penyesalan yang begitu kuat hingga aku membenci diriku sendiri.saat
itu aku benar benar menjadi anak yang jahat, pernah suatu ketika ayah memintaku mengantarnya
ke rumah sakit untuk memeriksakan diri, namun aku menolaknya mentah-mentah dan aku
mengatakan , ia seharusnya meminta anak tirinya, bukan aku dan aku mengatakan kalau aku
sibuk saat itu padahal aku hanya membuat alas an agar aku tak bertemu dengannya karena rasa
sakit hatiku. Seandainya waktu dapat diputar kembali aku ingin sekali meminta maaf padamu
ayah.

Seketika aku ingat E-mail yang masuk beberapa bulan lalu saat aku di amerika, yah, Naya aku
ingin sekali berjumpa dengan Naya , bukankan ia telah menikah dan memiliki buah hati, aku tak
sabra ingin berjumpa dengannya setelah selama 15 tahun tak berjumpa .

Aku berusaha menghubunginya lewat E-mail dan belum mendapatkan respon hingga kini. Aku
mencoba mencari tahu no telfon Naya melalui grup di media social kami yang dulu sangat aktif.

Setelah aku mendapatkan nomornya aku segera menghubungi Naya , namu ternyata ini adlaah no
telfon rumah, dan seseorang mengangkatnya .

“ Hallo , bisa bicara dengan Naya “

“ maaf, ini dengan siapa yah “ jawab dia

“ ini saya teman lamanya Naya , ingin berjumpa “

“ohhh, Nonsewu bu, ibu sedang dirumah sakit , sudah 5 hari dirawat “

Naya sakit apa ? yang ku tau dia adalah wanita yang paling kuat diantara kami.tanyaku dalam
hati

“ boleh saya minta alamat rumah sakitnya “pintaku padanya

“ ini bu Rumah sakit …………….” Jawabnya

“ baiklah, terimakasih banyak yah bu”

“ sama-sama Ndo “

Tanpa berfikir lama aku segera menuju ke rumah sakit yang dijelaskan wanita tadi, aku berharap
Naya hanya sakit biasa dan perlu istirahat.

Sesampainya dirumah sakit aku menanyakan bagian Administrasi dikamar mana Naya dirawat.

Setelah sampai di depan pintu kamar Rawat Naya aku segera mengetuk pintu dan mengucapkan
salam .

Berharap Naya langsung yang membuka pintunya, namun ternyata seorang laki-laki tinggi dan
sepertinya wajahnya tak sing bagiku. Aku berusaha mengingat siapa laki-laki itu.

Iya, Dia Mas Bagas, hatiku bertanya Tanya, untuk apa Mas Bagas disini, awal pertemuan setelah
sekian lama tak jumpa yang penih teka-teki? Apa yang terjadi selama aku di Amerika ?

“ maaf hendak menjenguk siapa yah dik ?” Tanya laki-laki itu padaku

“ ehhh,ehhh, mau jenguk Naya, Naya Pramesti “ jawabku dengan terbata-bata


Entah apa yang aku rasakan saat itu bisa bertemu dengan pujaan hati dan seseorang yang sangat
dikagumi saat itu membuat jantungku berdebar-debar.

“ oh , Naya Istri saya , ada didalam sedang istirahat , silahkan masuk “ sambungnya dengan
bahasa yang sanagt baku dan santun

Istri? Apakah Naya benar-benar istri Mas Bagas , atau Naya yang lain.

Hatiku tak terarah saat itu , mengapa aku sangat terpukul mendengar pernyataan Mas Bagas tadi,
bahwa Naya , sahabatku adlah istrinya. Semestinya perasaan seperti ini tak boleh terjadi padaku
bukankan seharusnya aku bahagia melihat sahabatku bahagia, toh 15 tahun bukan waktu yang
sebentar untuk memahami apa yang terjadi.

“ ayo dik silahkan masuk “ katanya kepadaku

“iya , terimakasih Mas “

Lalu aku segera masuk dan duduk dikursi samping tempat tidur Naya, di sebelah Naya ada
seorang anak kecil yang sangat cantik umurnya sekitar 4-5 tahun.

“ Nay, ini aku Diana , sahabatmu , aku sangat merindukanmu “

Naya sepertinya sangat lelah dan aku tak ingin mengganggu istirahatnya dan membuatnya
tambah sakit, aku segera berpamitan dengan Mas Bagas dan menitipkan salamku pada Naya.

“ Mas saya pamit dulu, karena saya ada urusan lain , sampaikan saja salam saya pada Naya “

“iya, mohon maaf Naya butuh banyak istirahat karena sakitnya “

“ iya, saya mengerti mari Mas Assallamualaikum” kataku sembari pamit menuju pintu keluar

“ waalaikumsallam, Ana”

Aku seketika menengok kebelakang , membalas panggilan Mas Bagas .

“terimakasih telah datang untuk Naya, aku harap kedatanganmu bisa menguatkannya “

Entah apa seharusnya yang aku rasakan perasaanku mulai bercampur aduk tak karuan , aku tak
seharusnya berada disini . walaupun hatiku sudah tak sanggup namun ada banayak pertanyaan
yang harus aku ajukan kepada Mas Bagas.

“ Ana, bisakah kita berbicara ?” Tanya Mas Bagas

“ boleh mas, kita berbicara di kantin saja bagaimana ?”

“ baiklah, ayo”

Mas Bagas menuju keluar kamar sembari menggendong gadis kecil nan imut tadi keluar kamar.
Dijalan menuju kantin aku mulai bertanya tentang Naya .

Mas , apa yang terjadi dengan Naya ?” tanyaku padanya


“ Naya sedang berjuang melawan sakitnya , ia menderita Gagal Hati “

Seketika aku terdiam seakan bumi berhenti berotasi, tak mungkin wanita sekuat Naya harus
menderita sakit parah seperti ini.

“ mengapa hal itu bisa terjadi mas ?”

Beberapa tahun yang lalu setelah melahirkan buah hati kami, Naya divonis mengalami kerusakan
fungsi hati , akupun terkejut mendengarnya namun taka da yang dapat aku lakukan selain
menguatkan Naya .

Kini, rasa cintaku kepada Mas Bagas tidak lagi penting , yang terpenting untukku sekarang adalah
menguatkan Naya agar bisa melawan penyakitnya itu .

Suatu ketika saat Naya sadar ia sangat bahagia bisa bertemu denganku, lalu ia mengeluarkan
secarik kertas dan memberikannya padaku, begini isi suratnya

Diana, aku sanagt senang bisa berjumpa


lagi denganmu.

Aku harap kau mengerti dan tak


membenciku karena aku telah menikah
dengan Mas Bagas, aku harap saat aku
pergi nanti kau bisa menggantikanku
menjaga Mas Bagas dan Aisyah

-Sahabatmu

Naya

Aku sangat terkejut membaca surat ini, aku semakin bingung dengan semua yang terjadi.

Setelah itu Mas Bagas melamarku setelah Naya memintanya, mengapa Naya melakukan ini ?
mengapa harus aku , aku memang tak bahagia menikah dengan Deive dan aku bisa bahagia saat
aku bisa menjadi milik seseorang yang aku cintai, tapi bukan dengan cara seperti ini aku
berbahagia diatas penderitaan sahabatku sendiri.
Setelah itu aku menikah dengan Mas Bagas atas permintaan Naya , namun aku tetap menyuruh
Mas Bagas menjaga Naya dan Bayinya.

Beberapa bulan kemudian aku dinyatakan positif Hamil dan selama 9 bulan mengandung tak
terjadi sesuatu yang dikhawatirkan atas bayiku, namun saat Dokter yang membantuku bersalin
mengatakan bahwa ada resiko berbahaya jika aku melahirkan anakku sekarang, karena ketuban
sudah pecah sebelum waktunya, aku harus di operasi sebelumnya dokter memintaku memilih jika
terjadi sesuatu siapa yang harus ia selamatkan terlebih dahulu, dokterpun meminta persetujuan
Mas Bagas , mas Bagas bilang kalau ia memilih aku untuk diselamatkan namun aku memilih
anakku untuk diselamatkan , sebelum aku menjalani proses operasi aku membuat surat wasiat
yang berisikan :” Naya , aku yakin kau kuat, kau percaya takdir bukan? Kamu sudah sepantasnya
berbahagia, dan aku tak akan kenapa napa, bagaimanapun kau seseorang yang memiliki orang
yang aku cintai, kau yang harus menjaga Mas Bagas setelah ini dan aku mohon jaga juga Fatimah
anakku yah.

Setelah operasi aku mendonorkan hatiku untuk Naya .

Aku harap hatiku terus ada bersama nya dan bersama Mas Bagas , senjaku kini telah bersinar
dengan tenang, aku yakin semua ini memiliki arti …..

Inilah kisah wanita luar biasaku

Aku Fatimah Diana Bagaskara menjadi bagian dari kemuliaan ibuku yang menepis egoisme dan
mengutamakan “ cinta “

Anda mungkin juga menyukai