Anda di halaman 1dari 7

Notes :

Maharani alay era

#1,
Tidak ada yang berubah sejak aku jatuh hati denganmu, aku tetap selalu bahagia
setiap mengingat hal-hal kecil tentangmu. 

Nisa sangat berterima kasih atas kehadiran mas, tidak meminta apapun selain
kita selalu baik-baik saja. Bagaimanapun keadaannya, mas selalu menjadi alasan
untuk Nisa bertahan sampai sekarang. Memang melelahkan, tapi untuk menyerah
dengan keadaan pun aku tidak punya alasan sama sekali. Kalaupun aku memutuskan
menyerah, aku tidak yakin akan menemukan cinta sebaik ini. Karena kebahagiaanku
denganmu adalah ketika bisa belajar tentang banyak hal. Sesuatu yang tidak pernah
aku dapatkan dari siapapun sebelumnya. Dan kamu adalah seseorang yang tidak
banyak kata. Tapi denganmu aku jadi tahu, kata-kata 'aku cinta kamu' dan hal-hal kecil
lainnya tidak akan ada artinya jika tidak dengan pembuktian. Mas adalah seseorang
yang tidak ingin dibuat rumit. 

Denganmu aku jadi belajar, pemikiran-pemikiran pendek yang selalu aku


pertanyakan itu hanya akan menyinggung keadaan. Dan karena itu aku memutuskan
untuk belajar membelainya.

Aku tahu kok kalau kita ngga selamanya bersama, tapi aku ngga pernah nyesel
bisa deket sama Mas Rey, bahkan ikut Pre-Order buku ini di Gramedia Bintaro
Tangerang, sampai buku ini berlabuh ke tangan yang seharusnya, merupakan
suatu kebanggaan buat aku! Tolong diterima, ya? Ditujukan untuk tokoh paling
indah yang pernah ada di cerita hebatku. Take care, you still have ’langkaest
girl’ if you don’t mind to sharing your little story.
Berat buat aku gaada kamu disini
“Aku menahan sesak yang masih bisa ditahan. Rasa tak nyaman yang mengganggu, tapi aku
bisa melewatinya sesekali. Lalu bagaimana jika diriku mulai menggila? Aku menyukaimu
dari beberapa tahun lalu dan menjadi semakin setiap harinya.”

Ternyata bener, ya? Setiap masa ada orangnya, setiap orang ada masanya. Karena
mengikhlaskan juga bagian dari mencintai. Disini, masa kita udah habis. Walau ternyata
ujung cerita kita ini gabisa bareng, aku seneng banget bisa ketemu dan kenal mas Rey!
Meninggalkan kebahagiaan dan kenangan disini, terimakasih sudah ngenalin aku dengan hal-
hal dan tempat baru, terimakasih sudah mau tuker cerita sama aku, terimakasih sudah mau
bersama Nisa kemarin, dan terimakasih untuk hal indah lainnya yang jelas tidak bisa ku
mention satu-satu.

Bohong kalo aku ga nangis, bohong kalo aku ga sedih ngeliat keadaan kita sekarang,
bohong kalo aku udah ngelupain kamu, tapi aku harus ngerelain semuanya, aku harap kita
bisa nemu kebahagiaan masing-masing. Maaf kalo aku belum cukup baik untuk mas, karena
seberusaha apapun aku buat jadi yang terbaik nyatanya semesta juga nolak buat kamu sama
aku.

“Gimana kalo aku gabisa..” was my everyday question to my self.

Sebenernya ada banyak banget cerita yang mau aku ceritain ke mas, tentang banyak
hal yang terjadi akhir-akhir ini, tentang bagaimana caraku memendam rindu, tentang
bagaimana sulitnya berdiri sendiri tanpa adanya kamu.

Kita udah terlalu jauh untuk sama-sama lagi, makadari itu mas jaga diri baik-baik, ya! Aku
nggatau harus ngomong apa tapi aku akan berusaha ikhlas dimana dan dengan siapapun
nantinya kamu akan membangun rumah baru. Aku tidak mau menjadi penghambat
kebahagiaanmu, karena jujur, jauh dari mas adalah keterpaksaan yang tidak ingin ku lakukan.

“Walau masih suka nangisin mas, masih stalking akun sosmed mas, masih berharap
dapet notif dari mas, tapi seenggaknya Nisa lega, mas bahagia, walau ngga ada lagi Nisa di
hidup mas.”
Jadi, selamat berpisah ya, selamat melanjutkan kisah mu, semoga bahagia selalu
menyertaimu, maaf jika aku harus menutup semua tentang mu, maaf jika aku tidak
mengejarmu, perlu kau ketahui bahwa aku tidak lagi mengejarmu bukan karena aku sudah
tidak lagi sayang sama mas, atau bahkan aku nyerah. Tapi karena aku sadar bahwa beberapa
hal yang memang tidak bisa aku paksakan.

Semua hal tentang mas masih Nisa suka, tapi cuman ngga di tunjukin aja, juga masih
akan selalu sayang sama tokoh utama 7 Februari 2022, meskipun hubungan kita sudah
selesai, Nisa gapernah pergi, Nisa masih merhatiin mas dari kejauhan. & masih sama, kalo
dunia jahat sama mas, bisa knock-knock ke aku, ya? Kapan aja mas mau, Nisa masih mau jadi
tempat Mas Rey berlabuh kalau capek..

“Aku melepaskan seseorang pergi dari hidupku agar dia bisa mendapatkan
kebahagiaan yang dia mau. Mungkin aku tidak pernah menjelaskan bagaimana isi hatiku
sebenernya, sebab itu akan memberatkan langkahnya. Tapi semoga, dia dapat merasakan
hangatnya doa-doa yang kupanjatkan.”

#2
“Jika kelak kita hidup di dalam rumah yang berbeda, kunjungi aaku sebagai teman baikmu,
yang pernah bermimpi untuk satu atap bersamamu.”

Kamu benar, kita masih harus terus memperbaiki diri, agar kita menjadi pantas untuk
siapapun yang akan bersama kita nantinya. Entah aku atau bahkan kamu terlebih dahulu yang
bahagia. Aku sedikit lega, walaupun aku masih butuh waktu lagi untuk pulih nantinya, even
gaakan 100% clear, but i’ll try my best.

Izinkan aku kasih rasa sayang terakhir aku ke kamu dengan cara pergi, ya? Bukan karena
perasaan ku sudah selesai, tapi aku harap dengan perginya aku bisa kasih kamu kemudahan
dalam bertindak.

Kamu adalah satu satunya orang yang selalu aku pengen ajak segalanya dalam hal
apapun. Jujur, selama sama kamu aku bahagia. Kamu baik, bahkan bisa jadi orang favorit di
hidup aku. Tapi aku berusaha untuk gapernah nyesel ketemu kamu, karena aku pernah
sebahagia itu sama kamu, karena aku pernah dicintai even just a while, dan ujung-ujung nya
harus berhenti.

Aku tau pusat rasa sakit kehidupan yaitu berharap kepada manusia. Berharap dihargai,
dicintai, dijadikan satu-satunya, dan harapan-harapan yang lainnya. Dan aku tau, keputusan
yang aku buat ini bakal bikin aku jauh dari kamu, karena itu yang kamu mau, kan?

Bohong kalo aku ga nangis tiap waktu, bohong kalo aku udah ikhlas, bohong kalo ngeliat
beberapa tempat ga inget kamu, dan bohong kalo aku udah berhenti liatin foto kita yang
masih aku simpan rapih digaleri, juga bacain chat kita yang dulu, kita seasik itu ya.

Kamu pasti paham rasanya harus ikhlas disaat masih ingin terus bersama. Kamu juga tau
rasanya harus baik-baik aja padahal gak sekuat itu.

Untuk kesalahan-kesalahan yang belum sempat kita perbaiki, belum sempat kita
benahi dengan cara kita sendiri, kamu tetap jadi diri kamu, so do i. Kamu sudah bisa bebas
dan main dengan siapapun, bahkan dengan perempuan lain.

Aku mau bilang terimakasih banyak sudah pernah buat aku bahagia dan wujudin
banyak wishlist aku yang udah lama aku inginkan. Kalau semua rasa bahagia itu harus aku
bayar dengan rasa sakit yang aku alamin sekarang, aku akan berusaha buat ikhlas.
Makasih mas, untuk apapun yang mengharuskan aku berterima kasih.

Maaf, maaf aku gagal buat kamu merasa cukup, tapi aku sudah berusaha semaksimal
yang aku bisa untuk ada buat kamu. Berusaha turutin apa yang kamu mau, dan mencoba
meminimalisir kekurangan kekurangan dari diri aku. Tapi nyatanya aku masih belum punya
kapasitas yang cukup untuk buat kamu merasa penuh.
Aku minta maaf kalo kamu merasa terbebani dan terhalangi waktu itu.

“I know you are fine, take care, don’t forget to eat, don’t smoke too much,
and drink enough water. Thankyou for being the most important part of my life,
you will forever be/ for all the pain, tired, patience, everything, I’m sorry things
didn’t work out the way weld helped. Keep being the good and sincere beautiful
person you are like before you met me. Hope u’ll fine happiness, take care.”
Aku kangen denger suara mas Rey, kangen denger setiap kata yang keluar
dari mulut kamu. Aku kangen gimana cara Mas Rey dengerin ceritaku setiap
harinya. Suatu hari lagi, kitab isa ngga, ya? Ngobrol bareng lagi?

Aku ngga pernah nyesel pernah baik sama kamu, aku ngga pernah nyesel
naruh dunia ku di kamu, aku juga ngga pernah nyesel ngelupain semua hal demi
kamu. Karena bagi aku, kamu adalah pengalaman yang indah sekaligus
menyakitkan. Sekalipun aku tahu endingnya bakalan kaya gini, walau dikasi
pilihan di awal aku tetep mau kamu, tetep milih kamu. Walaupun sakit di
halaman terakhir, tapi sebelum hal itu, kamu ngisi keindahan di hidupku. Tapi
sekrang kamu udah ngga sama aku. Dulu, aku selalu takut, selalu mikir,
“gimana ya nanti kalo kamu dimilikin sama yang lain?”. Tapi skrg aku udah
ngga takut lagi, kan udah kejadian. Nanti aku cari kamu lagi, ya? Tapi di orang
lain.

Dan nyatanya ngga bakalan ada.

Terimakasih,

Terimakasih sudah hadir di hidupku yang penuh riuh dan berisik,

Terimakasih sudah membuatku melihat dunia tetap baik, disaat semua


berusaha memekik,

Terimakasih sudah mengakui segala perasaanku yang pelik.

Terimakasih, sudah menyempatkan pernah ada untukku, walau itu sesaat,


namun selalu melekat;

Kau tau? Dikala malam suram dan raguku dating, aku masih sering
membaca kalimat tersebut, walau itu hanya sekedar pesan lama.
“Jujur aku gagal melupakanmu,

karena dulu kamu impianku,

Setiap jalan yang aku tuju,

Ada kamu disitu.

Kini aku berjalan tanpa arah tuju,

Karena impianku tiada lagi disitu,

Aku akan menyimpanmu di tempat yang terbaik, sangat baik, dan paling
baik.

Menyimpan hatimu dan kenangan kita.

Kasih sayang dan perhatianmu akan abadi dalam diriku, hatiku, dan
kehidupanku.

Cinta yang paling tulus adalah tak memaksa takdir walau hati menjerit
ingin lain hal.”

Merindukanmu di penghujung malam sudah menjadi kebiasaanku.


Tapi, tak ada yang bisa ku lakukan. Aku tak bisa pergi menemuimu dan
kau mungkin juga tak ingin menemuiku. Kini, aku hanya bisa melihatmu
dari langit. Walau aku tidak tahu kau berada dimana, langit
memberitahuku bahwa kau (semoga) baik-baik saja.

Aku ngelepas kamu hampir gila soalnya yang aku lepas bukan
cuman pasangan, tapi rumah, dan semestaku.

Jadi,

“Selamat berkelana, Semestaku. Temukan bahagia dimanapun kamu

berada, semoga orang-orang baik selalu ada disisimu. Tidak berharap


lebih, hanya ingin mas bahagia agar sedihku ini tidak sia-sia. Bisa

ya?”

𝑾𝒊𝒕𝒉 𝒍𝒐𝒗𝒆,
𝑨𝒏𝒏𝒊𝒔𝒂 𝑫𝒚𝒂𝒉 𝑴𝒂𝒉𝒂𝒓𝒂𝒏𝒊, 𝒄𝒂𝒎𝒂𝒃𝒂 𝑭𝑲𝑼𝑰/𝑼𝑨'24

Anda mungkin juga menyukai