Anda di halaman 1dari 2

Hai, apa kabar?

Semoga kamu dalam keadaan baik-baik saja sekarang. Saat aku menulis ini, hatiku sedang begitu
patah hati. Ya, lagi-lagi aku hanya jadi pelampiasan sepi. Dari seseorang yang begitu aku percaya akan
membuatku bahagia nantinya. Tapi ternyata dia sama saja seperti kisahku sebelumnya, tak berarti apa-apa.
Tapi tenang saja, aku sedang mencoba menyembuhkan diriku sendiri.
Agar saat bertemu denganmu, aku sudah siap jatuh cinta lagi.
Aku bukan wanita yang sempurna, aku kerap menangis karena disakiti oleh orang yang aku percaya.
Aku kerap curiga berlebihan saat seseorang yang aku sayangi tak ada disampingku. Aku tak pernah mampu
berbohong perihal perasaanku, hingga terkadang membuat orang yang aku jaga hatinya menjauh karena aku
membosankan. Aku kerap cemburu pada dia yang mampu membuatmu tersenyum lebih lebar. Iya, Aku
semenyebalkan itu.
Tapi sayang, aku pastikan aku adalah orang pertama yang akan memelukmu saat dunia
membuatmu terjatuh.
Kelak, aku akan selalu menanyakan bagaimana harimu, untuk memastikan apakah kau bahagia
menjalani hari bersamaku. Kamu tak harus selalu terlihat tegar di hadapanku, menangislah jika kau merasa
sudah tak mampu. Aku akan selalu menjadi peluk paling hangat untuk redakan lelahmu. Tak apa jika kau
harus terluka, yang penting kau telah berusaha sekuat tenaga. Hidup memang kerap tak adil pada kita, tapi
percayalah Tuhan menyayangimu lebih dari yang kau kira.
Mungkin saat ini kita belum dipertemukan oleh semesta. Semesta masih ingin menguji kita pada cinta
yang salah. Aku kerap terluka sayang, jika kita sudah bertemu nanti akan aku ceritakan semua kisah hidupku
yang pelik. Semoga kau tak bosan mendengar semuanya, karena saat aku mampu menceritakannya, itu
berarti kaulah orang yang mampu membuatku nyaman untuk mengungkap segala luka. Tolong pastikan
telinga dan hatimu bisa menerima, wanita yang cengengnya sangat luar biasa.
Sayang, aku adalah orang yang mampu mencintaimu dengan sangat dalam saat aku sudah
memilihmu.
Aku tak akan setengah-setengah memberikan hatiku, itu sebabnya dulu aku kerap begitu menyayangi
dan lupa mencintai diriku sendiri. Karena bagiku, menyayangi orang yang sedang bersamaku adalah hal
terbaik yang bisa aku berikan, tapi itu justru membuat mereka menghilang, dengan membawa semua rasa
yang aku perjuangkan.
Sayang, aku kerap menyalahkan diri sendiri saat harus menghadapi patah hati. Aku merasa diriku
begitu buruk bahkan untuk sekadar dicintai. Aku begitu mudah percaya, tapi mereka hanya
memanfaatkannya dan pergi begitu saja. Tapi tetap saja aku tak ingin menyalahkan siapa-siapa, ini salahku.
Karena terlalu mudah membuka hati pada seseorang yang membuatku nyaman menjadi diriku sendiri,
padahal ternyata mereka hanya menjadikanku pelampiasan saat mereka merasa sepi.
Aku berharap Tuhan akan mempertemukan kita di waktu dan rencana yang tepat. Dengan
skenario yang mungkin tidak kita duga akan seperti apa.
Semoga waktu itu tidak lama lagi, karena jujur aku sudah sangat lelah jika harus patah hati lagi karena
orang yang salah. Aku ingin segera menemukanmu dan memulai cerita baru di lembaran hidupku. Kali ini
aku sungguh-sungguh meminta jodohku, setelah selama ini aku hanya sekadarnya saja ingin dipertemukan
dengan cinta. Tapi mungkin Tuhan tahu kalau kemarin aku tidak sungguh-sungguh meminta, hingga Dia
kerap membuatku jatuh pada cinta yang hanya membuatku terluka.
Tuhan, untuk kali ini aku mohon pada-Mu, aku ingin bertemu dengannya.
Seseorang yang sudah engkau persiapkan untuk menemaniku hingga akhir usia.
Yang dengannya aku akan memulai hidup bersama, dan saling membahagiakan hingga kita sama-
sama menutup mata.
Yang dengannya aku akan belajar bersabar menghadapi segala ujian. Yang dengannya aku akan sama-
sama belajar menjaga kepercayaan.
Yang dengannya aku bisa semakin dekat dengan-Mu.
Tolong pertemukan kami, dengan cara-Mu.

Anda mungkin juga menyukai