Anda di halaman 1dari 34

Kode Etik Sebagai Pedoman Pelaksanaan Profesi Hukum Yang Baik ISSN 2656-4041 (Media Online)

KODE ETIK SEBAGAI PEDOMAN PELAKSANAAN


PROFESI HUKUM YANG BAIK
Oleh :
Niru Anita Sinaga
Dekan Fakultas Hukum Universitas Dirgantara Marsekal Suryadarma Jakarta dan
Dosen Tetap Fakultas Hukum Universitas Dirgantara Marsekal Suryadarma Jakarta
Email : anita_s1naga@yahoo.com
-------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

Abstrak :

Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 menegaskan bahwa


Indonesia adalah negara hukum. Sejalan dengan ketentuan tersebut maka prinsip-prinsip
penting negara hukum harus ditegakkan. Dalam usaha mewujudkan prinsip-prinsip negara
hukum dalam kehidupan bermasyarakat dan bernegara, peran dan fungsi penegak hukum
sebagai profesi yang bebas, mandiri dan bertanggung jawab merupakan hal yang penting, di
samping lembaga peradilan dan instansi penegak hukum. Melalui jasa hukum yang diberikan,
kepentingan masyarakat pencari keadilan, termasuk usaha memberdayakan masyarakat
dalam menyadari hak-hak fundamental mereka di depan hukum dapat diwujudkan. Dalam
kajian ilmu hukum dikemukakan bahwa selain norma hukum, terdapat juga norma lain yang
turut menopang tegaknya ketertiban dalam masyarakat yang disebut norma etika. Norma
etika dari berbagai kelompok profesi dirumuskan dalam bentuk kode etik profesi. Kode etik
adalah prinsip-prinsip moral yang melekat pada suatu profesi dan disusun secara sistematis.
Kode etik profesi merupakan norma yang ditetapkan dan diterima oleh kelompok profesi,
yang mengarahkan atau memberi petunjuk kepada anggotanya bagaimana seharusnya
berbuat dan sekaligus menjamin mutu moral profesi itu di mata masyarakat. Prinsip-prinsip
umum yang dirumuskan dalam suatu profesi akan berbeda-beda satu sama lain. Kode etik
berfungsi: Sebagai sarana kontrol sosial, pencegah campur tangan pihak lain, pencegah
kesalahpahaman dan konflik, sebagai kontrol apakah anggota kelompok profesi telah
memenuhi kewajiban. Tujuannya: Menjunjung tinggi martabat profesi, menjaga dan
memelihara kesejahteraan para anggota, meningkatkan pengabdian para anggota,
meningkatkan mutu profesi dan organisasi, meningkatkan layanan, memperkuat organisasi,
menghindari persaingan tidak sehat, menjalin hubungan yang erat para anggota, dan
menentukan baku standarnya. Penegak hukum wajib menaati norma-norma yang penting
dalam penegakan hukum yaitu: kemanusiaan, keadilan, kepatutan, kejujuran serta
melaksanakan kode etik sebagaimana mestinya. Namun dalam pelaksanaannya terkadang
tidak berjalan dengan baik bahkan menimbulkan permasalahan-permasalahan. Dalam
penerapannya terkadang mengalami hambatan atau kendala. Pembahasan dalam penelitian
ini adalah: Kerangka Teori: Grand theory: Teori etika, Midle range theory: Teori
keseimbangan, Applied theory: Teori keadilan; Etika, moral, norma, hukum dan
hubungannya; Kode etik profesi hukum: Kode etik dan pedoman perilaku hakim, kode
perilaku jaksa, kode etik profesi kepolisian Negara Republik Indonesia, kode etik notaris,
kode etik advokat; Pelaksanaan profesi hukum yang baik dan Hambatan atau kendala dalam
pelaksanaan kode etik profesi hukum di Indonesia. Metode yang digunakan adalah yuridis
normatif. Apabila terjadi sengketa mengenai pelaksanaan kode etik, hendaklah diselesaikan
dengan memperhatikan asas-asas yang terdapat dalam kode etik tersebut.
Kata kunci : Kode Etik, Pedoman dan Profesi Hukum.

1
Jurnal Ilmiah Hukum Dirgantara–Fakultas Hukum Universitas Dirgantara Marsekal Suryadarma | Volume 10 No. 2, Maret 2020
Kode Etik Sebagai Pedoman Pelaksanaan Profesi Hukum Yang Baik

Abstract :

The 1945 Constitution of the Republic of Indonesia states that Indonesia is a state of law. In line with
these provisions, the important principles of the rule of law must be upheld. In an effort to realize the
principles of the rule of law in public and state life, the role and function of law enforcement as a free,
independent and responsible profession is important, in addition to the judiciary and law enforcement
agencies. Through legal services provided, the interests of justice seekers, including efforts to empower
communities in realizing their fundamental rights before the law can be realized. In the study of
jurisprudence, it is stated that besides legal norms, there are also other norms that also support the
establishment of order in society called ethical norms. Ethical norms from various professional groups are
formulated in the form of professional code of ethics. Code of ethics are moral principles that are inherent
in a profession and are arranged systematically. The professional code of ethics is the norm that is
established and accepted by professional groups, which directs or instructs members how to act and at the
same time guarantees the moral quality of the profession in the eyes of society. General principles
formulated in a profession will differ from one another. The code of ethics functions: As a means of social
control, prevention of interference from other parties, prevention of misunderstanding and conflict, as a
control whether members of professional groups have fulfilled their obligations. The goal: Uphold the
dignity of the profession, maintain and maintain the welfare of members, increase the devotion of the
members, improve the quality of the profession and organization, improve services, strengthen the
organization, avoid unfair competition, establish close relationships among members, and set standards.
Law enforcers are obliged to obey the norms that are important in law enforcement, namely: humanity,
justice, propriety, honesty and implementing the code of ethics accordingly. However, the implementation
sometimes does not work well and even causes problems. In its application sometimes experience obstacles
or obstacles. Discussions in this study are: Theoretical Framework: Grand theory: Ethical theory, Midle
range theory: Theory of balance, Applied theory: The theory of justice; Ethics, morals, norms, law and
their relationship; Code of ethics of the legal profession: Code of ethics and code of conduct of judges, code
of conduct of prosecutors, code of ethics of the police of the Republic of Indonesia, notary code of ethics,
code of ethics for advocates; The implementation of the legal profession is good and the obstacles or
obstacles in the implementation of the code of ethics of the legal profession in Indonesia. The method used
is normative juridical. If there is a dispute regarding the implementation of the code of ethics, it should be
resolved by taking into account the principles contained in the code of ethics.
Keywords: Code of Ethics, Guidelines and Legal Profession.

PENDAHULUAN kekuasaan kehakiman yang merdeka,


bebas dari pengaruh kekuasaan lainnya
LATAR BELAKANG untuk menyelenggarakan peradilan guna
menegakkan hukum dan keadilan.
Undang-Undang Dasar Negara Pengadilan yang mandiri, netral (tidak
Republik Indonesia Tahun 1945 memihak), kompeten, transparan,
menegaskan bahwa Indonesia adalah akuntabel dan berwibawa, yang mampu
negara hukum.1 Sejalan dengan ketentuan menegakkan wibawa hukum, pengayoman
tersebut maka prinsip-prinsip penting hukum, kepastian hukum dan keadilan
negara hukum harus ditegakkan, antara merupakan conditio sine qua non atau
lain: a. Adanya jaminan penyelenggaraan persyaratan mutlak dalam sebuah negara
yang berdasarkan hukum. Pengadilan
1
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 48 sebagai pilar utama dalam penegakan
Tahun 2009 Tentang Kekuasaan Kehakiman, hukum dan keadilan serta proses
Penjelasan, Bagian Umum.

2
Jurnal Ilmiah Hukum Dirgantara–Fakultas Hukum Universitas Dirgantara Marsekal Suryadarma | Volume 10 No. 2, Maret 2020
Kode Etik Sebagai Pedoman Pelaksanaan Profesi Hukum Yang Baik

pembangunan peradaban bangsa; b. norma etika. Norma etika dari berbagai


Adanya jaminan kesederajatan bagi setiap kelompok profesi dirumuskan dalam
orang dihadapan hukum (equality before the bentuk kode etik profesi.
law). Oleh karena itu setiap orang berhak Menurut Shidarta, kode etik adalah
atas pengakuan, jaminan, perlindungan, prinsip-prinsip moral yang melekat pada
dan kepastian hukum yang adil, serta suatu profesi dan disusun secara
perlakuan yang sama dihadapan hukum; c. sistematis. Ini berarti, tanpa kode etik yang
Menjamin kepastian, ketertiban, dan sengaja disusun secara sistematis itupun
perlindungan hukum bagi setiap warga suatu profesi tetap bisa berjalan karena
negara. Bahwa untuk menjamin kepastian, prinsip-prinsip moral tersebut sebenarnya
ketertiban, dan perlindungan hukum sudah melekat pada profesi sebut.
antara lain dibutuhkan alat bukti tertulis Meskipun demikian, kode etik menjadi
yang bersifat autentik mengenai perbuatan perlu karena jumlah penyandang profesi
atau perjanjian; d. Bahwa keamanan itu sendiri sudah sedemikian banyak,
dalam negeri merupakan syarat utama disamping itu tuntutan masyarakat juga
mendukung terwujudnya masyarakat makin bertambah komplek. Pada titik
madani yang adil, makmur, dan beradab seperti inilah organisasi profesi mendesak
berdasarkan Pancasila dan Undang- untuk dibentuk.2
Undang Dasar Negara Republik Indonesia Kode etik profesi merupakan norma
Tahun 1945; e. Bahwa pemeliharaan yang ditetapkan dan diterima oleh
keamanan dalam negeri melalui upaya kelompok profesi, yang mengarahkan atau
penyelenggaraan fungsi kepolisian yang memberi petunjuk kepada anggotanya
meliputi pemeliharaan keamanan dan bagaimana seharusnya berbuat dan
ketertiban masyarakat, penegakan hukum, sekaligus menjamin mutu moral profesi itu
perlindungan, pengayoman, dan pelayanan di mata masyarakat.3 Kode etik profesi
kepada masyarakat dilakukan oleh merupakan norma yang diterapkan dan
kepolisian Negara Republik Indonesia diterima oleh kelompok profesi yang
selaku alat negara yang dibantu oleh menyerahkan atau memberi petunjuk
masyarakat dengan menjunjung tinggi hak kepada anggota sebagaimana seharusnya.
asasi manusia. Umumnya memberikan petunjuk-petunjuk
Dalam usaha mewujudkan prinsip- kepada para anggotanya untuk berpraktik
prinsip negara hukum dalam kehidupan dalam profesi. Namun demikian dapat
bermasyarakat dan bernegara, peran dan diutarakan bahwa prinsip-prinsip yang
fungsi penegak hukum sebagai profesi yang umum dirumuskan dalam suatu profesi
bebas, mandiri dan bertanggung jawab akan berbeda-beda satu sama lain. Kode
merupakan hal yang penting, di samping etik profesi merupakan: Produk etika
lembaga peradilan dan instansi penegak terapan, dapat berubah dan diubah, hasil
hukum. Melalui jasa hukum yang pengaturan diri profesi yang bersangkutan,
diberikan, kepentingan masyarakat pencari berlaku efektif apabila dijiwai, rumusan
keadilan, termasuk usaha memberdayakan norma moral manusia, menjadi tolok ukur
masyarakat dalam menyadari hak-hak perbuatan anggota kelompok dan upaya
fundamental mereka di depan hukum.
Dalam kajian ilmu hukum dikemukakan 2
Shidarta, Moralitas Profesi Hukum, Bandung: Refika
bahwa selain norma hukum, terdapat juga Aditama: Suatu tawaran Kerangka Berpikir, Cet ke-
norma lain yang turut menopang tegaknya 2, 2009, hlm.107-108.
3
Abdulkadir Muhammad, Etika Profesi Hukum,
ketertiban dalam masyarakat yang disebut Bandung: PT Citra Aditya Bakti, hlm. 77.

3
Jurnal Ilmiah Hukum Dirgantara–Fakultas Hukum Universitas Dirgantara Marsekal Suryadarma | Volume 10 No. 2, Maret 2020
Kode Etik Sebagai Pedoman Pelaksanaan Profesi Hukum Yang Baik

pencegahan berbuat yang tidak etis bagi pihak luar dan dapat melindungi profesi
anggotanya. terhadap pemberlakuan hukum yang dirasa
Kode etik profesi dibutuhkan: sebagai tidak adil.
sarana kontrol sosial; sebagai pencegah Dalam pelaksanaan tugas penegakan
campur tangan pihak lain; sebagai hukum, penegak hukum wajib menaati
pencegah kesalahpahaman dan konflik. norma-norma yang penting dalam
Fungsi lain: merupakan kriteria prinsip penegakan hukum, yaitu: kemanusiaan,
profesional yang telah digariskan, sehingga keadilan, kepatutan, kejujuran. Selain hal
dapat diketahui dengan pasti kewajiban diatas penegak hukum juga melaksanakan
profesional anggota lama, baru, ataupun kode etik sebagaimana mestinya.
calon anggota kelompok profesi; dapat Dilakukan pengawasan, jika terjadi
mencegah kemungkinan terjadi konflik pelanggaran harus dikenakan sanksi.
kepentingan antara sesama anggota Karena kode etik adalah bagian dari
kelompok profesi, atau antara anggota hukum positif, maka norma-norma
kelompok profesi dan masyarakat. penegakan hukum undang-undang juga
Anggota kelompok profesi atau anggota berlaku pada penegakan kode etik.
masyarakat; sebagai kontrol melalui Namun dalam pelaksanaannya
rumusan kode etik profesi, apakah anggota terkadang tidak berjalan dengan baik
kelompok profesi telah memenuhi bahkan menimbulkan permasalahan-
kewajiban profesionalnya sesuai dengan permasalahan dimana kode etik tidak
kode etik profesi.4 dijadikan sebagai pedoman pelaksanaan
Sedangkan tujuan kode etik profesi profesi hukum tersebut. Dalam
adalah: menjunjung tinggi martabat penerapannya juga terkadang mengalami
profesi; menjaga dan memelihara hambatan atau kendala. Hal semacam ini
kesejahteraan para anggota; meningkatkan memerlukan sarana hukum untuk
pengabdian para anggota profesi; menyelesaikannnya. Eksistensi hukum
meningkatkan mutu profesi; meningkatkan sangat diperlukan untuk dihormati dan
mutu organisasi profesi; meningkatkan prinsip-prinsip hukum dijunjung tinggi.
layanan di atas keuntungan pribadi; Prinsip-prinsip atau asas-asas dalam
mempunyai organisasi profesional yang hukum berfungsi sebagai perlindungan
kuat dan terjalin erat dan menentukan kepentingan masyarakat. Harapan untuk
baku standarnya sendiri. menaati hukum dalam praktek hendaklah
Selain itu kode etik juga bertujuan berjalan dengan baik.
untuk melindungi anggotanya dalam Tolok ukur prinsip ini dapat dilihat
menghadapi persaingan yang tidak sehat sejauh mana pencari keadilan
dan mengembangkan profesi sesuai cita- mendapatkan perlindungan hukum apabila
cita masyarakat. Hubungan antar anggota timbul masalah dalam pelaksannan hukum
profesi harus meninggikan sikap etis agar dan kode etik tersebut. Dalam
eksistensi dan prospek organisasi terjaga penyelesaiannya masih sering tidak
kejelasan orientasinya serta rasa menerapkan asas-asas atau prinsip-prinsip
kredibilitas sosial terhadap organisasi yang diatur dalam kode etik profesi. Untuk
profesi tetap dapat dipertahankan. Kode mengatasi permasalahan tersebut, maka
etik membuat ikatan yang kuat dalam dibutuhkan adanya solusi agar tercipta apa
keanggotaan tanpa campur tangan dari yang menjadi tujuan hukum dan
pembuatan kode etik profesi yaitu
4
Ibid, hlm. 78-79. keadilan. Hal ini dapat diwujudkan, antara

4
Jurnal Ilmiah Hukum Dirgantara–Fakultas Hukum Universitas Dirgantara Marsekal Suryadarma | Volume 10 No. 2, Maret 2020
Kode Etik Sebagai Pedoman Pelaksanaan Profesi Hukum Yang Baik

lain dengan: apabila terjadi pelanggaran 2. Untuk mengetahui dan menjelaskan


terhadap kode etik profesi yang hambatan atau kendala apa saja yang
mengakibatkan kerugian bagi masyarakat ditemui dalam pelaksanaan kode etik
pencari keadilan, maka pihak yang profesi hukum di Indonesia.
dirugikan harus dilindungi, dengan cara
pihak yang melakukan pelanggaran harus Manfaat Penelitian
menanggung akibat/konsekuensi yuridis
yaitu berupa hukuman atau sanksi. Manfaat teoritis:
Dengan demikian penegakan hukum
1. Penelitian ini diharapkan dapat
dalam proses penyelesaian masalah yang
memberikan pemikiran dalam
berkaitan dengan pelanggaran kode etik
pengembangan khasanah ilmu
profesi hukum di Indonesia pada saat ini
pengetahuan khususnya kepada materi
dan harapan yang akan datang dapat
yang menyangkut etika profesi hukum
terwujud. Atau dengan kata lain tujuan
kaitannya dengan kode etik sebagai
dari pembuatan kode etik dapat
pedoman pelaksanaan profesi hukum
diwujudkan yaitu tercipta keadilan bagi
di Indonesia.
masyarakat. Berdasarkan latar belakang
2. Bahwa apabila timbul masalah dalam
yang telah diuraikan diatas, penulis ingin
pelaksanaan profesi hukum di
mengetahui dan membahas lebih dalam
Indonesia, maka etika dan kode etik
tentang pelaksanaan kode etik dan
profesi dapat digunakan sebagai salah
hambatan atau kendala yang ditemui
satu landasan untuk
dengan penelitian yang berjudul:” Kode
menyelesaikannya. Sehingga keadilan
Etik Sebagai Pedoman Pelaksanaan
dapat ditegakkan sesuai dengan
Profesi Hukum Yang Baik”.
ketentuan yang berlaku.

Rumusan Masalah
Manfaat praktis:
1. Apakah kode etik telah dijadikan
1. Penelitian ini diharapkan dapat
sebagai pedoman pelaksanaan profesi
memberikan masukan-masukan
hukum di Indonesia?
kepada regulator khususnya dalam
2. Hambatan atau kendala apa saja yang
membuat regulasi yang berkaitan
ditemukan dalam pelaksanaan kode
dengan kode etik profesi hukum.
etik profesi hukum di Indonesia?
2. Penelitian ini berguna untuk
menambah wawasan dengan
Tujuan dan Manfaat Penelitian
memberikan gambaran bagi pembaca
Berdasarkan latar belakang dan pokok terutama dibidang hukum, baik para
permasalahan diatas, tujuan dan manfaat mahasiswa fakultas hukum maupun
penelitian adalah sebagai berikut: masyarakyat tentang peranan kode
etik dan hambatan atau kendala yang
Tujuan Penelitian ditemui dalam pelaksanaan profesi
hukum di Indonesia serta
1. Untuk mengetahui dan menjelaskan
implikasinya terhadap penyelesaian
apakah kode etik telah dijadikan
masalah yang timbul berkaitan dengan
sebagai pedoman pelaksanaan profesi
kode etik tersebut sehingga dapat
hukum di Indonesia.
mewujudkan tujuan dari hukum yaitu
keadilan bagi semua pihak.

5
Jurnal Ilmiah Hukum Dirgantara–Fakultas Hukum Universitas Dirgantara Marsekal Suryadarma | Volume 10 No. 2, Maret 2020
Kode Etik Sebagai Pedoman Pelaksanaan Profesi Hukum Yang Baik

Metode Penelitian atas sesuatu gejala.9 Umumnya terjadi tiga


elemen dalam suatu teori. Pertama,
Penelitian ini menggunakan penjelasan tentang hubungan antar
pendekatan yuridis normatif yaitu dengan berbagai unsur dalam suatu teori. Kedua,
menginventarisasi, mengkaji dan teori menganut sistem deduktif, yaitu
menganalisis serta memahami hukum sesuatu yang bertolak dari suatu yang
sebagai perangkat peraturan atau norma- umum (abstrak) menuju suatu yang khusus
norma positif di dalam sistem perundang- dan nyata. Ketiga, bahwa teori memberikan
undangan yang mengatur mengenai penjelasan atas segala yang
kehidupan manusia5. Spesifikasi penelitian dikemukakannya. Dengan demikian,
ini adalah penelitian deskriptif analitis untuk kebutuhan penelitian, maka fungsi
yang merupakan penelitian untuk teori adalah mempunyai maksud/tujuan
menggambarkan alur komunikasi ilmiah untuk memberikan pengarahan kepada
dan menganalisa masalah yang ada yang penelitian yang akan dilakukan.10
akan disajikan secara deskriptif).6 Jenis
data yang digunakan adalah data sekunder. a. Grand theory: Teori etika
Data sekunder adalah antara lain
Yang menjadi grand theory adalah teori
mencakup bahan-bahan pustaka yang
Deontologi (Immanuel Kant) yaitu
terkait penelitian, data sekunder
kewajiban atau tugas dengan kata lain
mencakup: Bahan hukum primer, bahan
apa yang harus dilakukan. Bagi Kant,
hukum sekunder dan bahan hukum
kemampuan manusia untuk bertindak
tersier.7 Pengumpulan data dalam
dengan menggunakan moral yang
penelitian ini dilakukan melalui studi
membuat kita istimewa, membuat kita
pustaka. Studi pustaka merupakan
bermoral, dan memberi kita martabat
penelaahan terhadap bahan-bahan pustaka
dan hak. Sebagai profesional, teori
yang berkaitan dengan permasalahan yang
yang lebih baik adalah Deontologi
diteliti. Data dianalisis secara normatif-
atau teori tugas, karena sebagai
kualitatif.
profesional kita akan bertindak
Kerangka Teori berdasarkan tugas dan mengacu
kepada kode etik profesional, sehingga
Kerangka teori adalah pemikiran atau dibutuhkan cara yang tepat dan baik
butir-butir pendapat, teori, tesis mengenai untuk menyelesaikan suatu konflik.
suatu kasus atau permasalahan yang dapat
menjadi bahan perbandingan dan b. Midle range theory: Teori keseimbangan
pegangan teoritis. Hal mana dapat menjadi
Pelaksanaan kode etik harus dilakukan
masukan eksternal bagi penulis.8 Pada
dengan asas keseimbangan. Asas
hakikatnya, teori merupakan serangkaian
keseimbangan dalam kode etik
proposisi atau keterangan yang saling
merupakan unsur penting, sekaligus
berhubungan dan tersusun dalam sistem
deduksi, yang mengemukakan penjelasan
9
Sri Gambir Melati Hatta, Beli Sewa Sebagai
Perjanjian Tak Bernama: Pandangan Masyarakat dan
5
Soerjono Soekanto, Penelitian Hukum Normatif, Sikap Mahkamah Agung Indonesia, Bandung: alumni,
Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2003, hlm. 13. cetakan ke-2, 2000, hlm.16.
6 10
Ibid, hlm. 30. Duane R. Monette Thomas J. Sullivan, Cornell R.
7
Ibid, hlm. 13. Dejong, Aplied Social Research, Chicago, San
8
M Solly Lubis, Filsafat Ilmu dan Penelitian, Fransisco: halt, Reinhart and Winston Inc. 1989,
Bandung: Mandar Maju,1994, hlm. 80. hlm.31.

6
Jurnal Ilmiah Hukum Dirgantara–Fakultas Hukum Universitas Dirgantara Marsekal Suryadarma | Volume 10 No. 2, Maret 2020
Kode Etik Sebagai Pedoman Pelaksanaan Profesi Hukum Yang Baik

sebagai upaya penegakan hukum. Secara etimologi etika adalah ajaran


Dengan teori keseimbangan kita bisa tentang baik-buruk, yang diterima umum
membandingkan mana perbuatan yang tentang sikap, perbuatan, kewajiban, dan
baik dan mana yang buruk dan sebagainya. Etika bisa disamakan artinya
keseimbangan tentang hak dan dengan moral (mores dalam bahasa Latin),
kewajiban. akhlak atau kesusilaan, berkaitan masalah
nilai, etika pada pokoknnya membicarakan
c. Applied theory: Teori keadilan masalah-masalah predikat nilai susila atau
Agar tercapai keadilan sebagai tujuan tindak susila baik dan buruk. Dalam hal
profesi hukum, salah satu caranya ini, etika termasuk dalam kawasan nilai,
adalah dengan menjadikan kode etik sedangkan nilai etika itu sendiri berkaitan
sebagai pedoman. dengan baik-buruk perbuatan manusia.
Beberapa pengertian tentang etika sebagai
berikut:
HASIL PENELITIAN DAN Menurut Istiono wahyu dan Ostaria,
PEMBAHASAN etika adalah cabang utama filsafat yang
memelajari nilai atau kualitas. Etika
A. Etika, Moral, Norma, Hukum dan
mencakup analisis dan penerapan konsep,
Hubungannya
seperti benar dan salah, baik-buruk, dan
tanggung jawab. Etika adalah ilmu yang
Etika
berkenaan tentang baik-buruk, hak, serta
Secara etimologis, istilah “etika” kewajiban moral.
berasal dari bahasa Yunani Kuno yaitu Menurut Rafik Issa Bekum, etika
ethos. Dalam bentuk tunggal mempunyai dapat didefinisikan sebagai seperangkat
banyak arti, yakni tempat tinggal yang prinsip moral yang membedakan baik dan
biasa, padang rumput, kandang, kebiasaan, buruk. Etika adalah bidang ilmu yang
adat, akhlak, watak, perasaan, sikap, dan bersifat normatif, karena ia berperan
cara berpikir. Dalam bentuk jamak (ta menemukan apa yang harus atau tidak
etha) artinya adat kebiasaan. Istilah “etika” boleh dilakukan oleh seorang individu.12
sudah dikenal lama pada masa Aristoteles Dalam kamus besar bahasa Indonesia
(384-322 SM) etika sudah dikenal untuk yang dikeluarkan oleh Departemen
menunjukkan filsafat moral11. Aristoteles Pendidikan dan Kebudayaan, etika adalah:
menguraikan bagaimana tata pergaulan, 1. Ilmu tentang apa yang baik dan apa
dan penghargaan seseorang manusia yang buruk serta tentang hak dan
kepada manusia lainnya, yang tidak kewajiban moral (akhlak). 2. Kumpulan
didasarkan kepada egoisme atau asas atau nilai yg berkenaan dengan
kepentingan individu, akan tetapi akhlak. 3. Nilai mengenai benar dan salah
didasarkan atas hal-hal yang bersifat yang dianut suatu golongan atau
altruistis, yaitu memperhatikan orang lain. masyarakat.13 Etika dapat diartikan sebagai
Demikian juga halnya kehidupan kumpulan asas atau nilai moral, filsafat
bermasyarakat, untuk hal ini Aristoteles moral, dan yang terpenting sebagai nilai-
mengistilahkannya dengan manusia itu nilai dan norma-norma moral yang
zoon politicon.
12
Veithzal Rifa’I et.al, Islamic Busines and Economics
Ethics, Jakarta: Bumi Aksara, 2012, hlm. 2-3.
11 13
K. Bertens. Etika, Jakarta: Gramedia Pustaka . Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Kamus
Utama, Cet. Ke-8, 2004, hlm. 4. Besar Bahasa Indonesia.

7
Jurnal Ilmiah Hukum Dirgantara–Fakultas Hukum Universitas Dirgantara Marsekal Suryadarma | Volume 10 No. 2, Maret 2020
Kode Etik Sebagai Pedoman Pelaksanaan Profesi Hukum Yang Baik

menjadi pegangan manusia atau kelompok masyarakat pluralistik termasuk dalam


manusia dalam mengatur perilakunya. bidang moralitas.15
Nilai-nilai dan norma-norma moral,
menggambarkan perangai manusia dalam Tujuan etika adalah:16
hidup bermasyarakat, dan perilaku baik
a. Berupaya mencari norma-norma yang
dan buruk, benar dan salah berdasarkan
seharusnya menghubungkan antar
kodrat manusia yang diwujudkan melalui
pribadi dan hubungan antara pribadi
kebebasan kehendaknya.
dan masyarakat.
Dengan mengikuti penjelasan dalam
b. Berupaya mempelajari ciri yang
Kamus Besar Bahasa Indonesia, K. Bertens
berkaitan dengan masyarakat dalam
menyatakan, etika dapat dibedakan dalam
konteks tatanan sosial.
tiga arti. Pertama, etika dalam arti nilai atau
c. Berupaya mencari dan menemukan
norma moral yang menjadi pegangan bagi
kualitas-kualitas kemanusiaan dan
seseorang atau suatu kelompok dalam
berbagai bentuk kelembagaan sosial
mengatur perilakunya. Contohnya, etika
yang dapat memberikan dorongan
suku Indian, etika agama. Kedua, etika
secara optimal pada realisasi kondisi
dalam arti kumpulan asas atau nilai-nilai
tersebut.
moral, contohnya, adalah kode etik suatu
d. Berupaya mewujudkan nilai-nilai etis
profesi. Ketiga, etika sebagai ilmu tentang
dalam kehidupan bermasyarakat.
yang baik dan buruk. Apa yang disebutkan
e. Agar manusia mampu mempengaruhi
terakhir ini, sama artinya dengan etika
dan mengubah lingkungannya dalam
sebagai cabang filsafat. Pengertian etika
ukuran yang semakin besar, melalui
yang pertama dan kedua dalam penjelasan
upaya-upaya kerja sama, visi etisnya
K. Bertens sebenarnya mengacu pada
pun tidak perlu dibatasi oleh batas-
pengertian yang sama, yaitu etika sebagai
batas masa kini.
sistem nilai. Jika kita berbicara tentang
f. Berupaya menciptakaan tatanan
etika profesi hukum, berarti juga berbicara
kemanusiaan yang lebih baik.
mengenai sistem nilai yang menjadi
pegangan suatu kelompok profesi, Macam-macam etika
mengenai apa yang baik dan buruk
menurut nilai-nilai dalam aspek tersebut. Ada dua macam etika yang harus kita
Biasanya nilai-nilai itu dirumuskan dalam pahami bersama dalam menentukan baik
suatu norma tertulis, yang kemudian dan buruknya prilaku manusia :
disebut kode etik.14 1. Deskriptif, yaitu etika yang berusaha
Fungsi etika dalam tingkah laku meneropong secara kritis dan rasional
adalah sebagai pembimbing tingkah laku sikap dan prilaku manusia dan apa
manusia, agar dapat mengelola kehidupan yang dikejar oleh manusia dalam
ini sehingga tidak sampai bersifat tragis hidup ini sebagai sesuatu yang
dan membantu manusia mencari orientasi bernilai. Etika deskriptif memberikan
secara kritis dalam berhadapan dengan fakta sebagai dasar untuk mengambil

15
Darji Darmodihardjo dan Shidarta, Pokok-pokok
Filsafat Hukum, Jakarta: Gramedia Pustaka Utama,
2006, hlm. 263-264.
14 16
Mardani, Etika Profesi Hukum, Depok: PT Raja Abintoro Prakoso, Etika Profesi hukum, Surabaya :
Grafindo Persada, hlm. 9. LaksBang Yustisia, 2015, hlm. 52 -53.

8
Jurnal Ilmiah Hukum Dirgantara–Fakultas Hukum Universitas Dirgantara Marsekal Suryadarma | Volume 10 No. 2, Maret 2020
Kode Etik Sebagai Pedoman Pelaksanaan Profesi Hukum Yang Baik

keputusan tentang prilaku atau sikap tindakan, dan teori serta prinsip moral
yang mau diambil. dasar yang ada dibaliknya.
2. Etika normatif, yaitu etika yang
Etika khusus dibagi lagi menjadi 2
berusaha menetapkan berbagai sikap
bagian yaitu: 17
dan pola prilaku ideal yang
seharusnya dimiliki oleh manusia 1. Etika individual, yaitu menyangkut
dalam hidup ini sebagai sesuatu yang kewajiban dan sikap manusia terhadap
bernilai. Etika normatif memberi dirinya sendiri.
penilaian sekaligus memberi norma 2. Etika sosial, yaitu berbicara mengenai
sebagai dasar dan kerangka tindakan kewajiban, sikap dan pola perilaku
yang akan diputuskan. manusia sebagai anggota umat
Etika secara umum dapat dibagi lagi manusia.
menjadi 2 yaitu : Teori etika
1. Etika umum, berbicara mengenai Teori etika merupakan suatu tema
kondisi-kondisi dasar bagaimana yang tidak mudah dan tentu tidak mungkin
manusia bertindak. Secara etis, diuraikan. Secara konkret teori etika ini
bagaimana manusia mengambil sering terfokuskan pada perbuatan. Bila
keputusan etis, teori-teori etika dan dikatakan juga bahwa teori etika
prinsip-prinsip moral dasar yang membantu kita untuk menilai keputusan
menjadi pegangan bagi manusia etis. Teori etika menyediakan kerangka
dalam bertindak serta tolak ukur yang memungkinkan kita memastikan
dalam menilai baik atau buruknya benar tidaknya keputusan moral kita.
suatu tindakan. Etika umum dapat di Berdasarkan suatu keputusan etika kita,
analogkan dengan ilmu pengetahuan, keputusan moral yang kita ambil bisa
yang membahas mengenai pengertian menjadi beralasan. Dengan kata lain,
umum dan teori teori. karena teori etika itu keputusan dilepaskan
2. Etika khusus, merupakan penerapan dari suasana sewenang-wenang. Teori
prinsip-prinsip moral dasar dalam etika menyediakan justifikasi untuk
bidang kehidupan yang khusus. keputusan kita.18
Penerapan ini bisa berwujud:
Bagaimana saya mengambil 1. Utilitarisme (Jeremy Bentam)
keputusan dan bertindak dalam Menurut teori ini, suatu perbuatan
bidang kehidupan dan kegiatan adalah baik jika membawa manfaat,
khusus yang saya lakukan, yang tapi manfaat itu harus menyangkut
didasari oleh cara, teori dan prinsip- bukan saja satu dua orang melainkan
prinsip moral dasar. Namun, masyarakat sebagai keseluruhan.
penerapan itu dapat juga berwujud: 2. Deontologi (Immanuel Kant)
Bagaimana saya menilai perilaku saya Deontology berasal dari kata dalam
dan orang lain dalam bidang kegiatan Bahasa Yunani yaitu: Deon yang
dan kehidupan khusus yang
dilatarbelakangi oleh kondisi yang 17
https://majalahpendidikan.com/definisi-dan-
memungkinkan manusia bertindak etis macam-macam-etika/, diakses pada Jumat, 10 Juli
dan Cara bagaimana manusia 2020, Pkl.10.30 WIB.
18
http://asikinzainal.blogspot.com/2012/01/teori-
mengambil suatu keputusan atau etika-dlm-filsafat-hukum, diakses Senin 29 Juni 2020
Pkl 21.00 WIB.

9
Jurnal Ilmiah Hukum Dirgantara–Fakultas Hukum Universitas Dirgantara Marsekal Suryadarma | Volume 10 No. 2, Maret 2020
Kode Etik Sebagai Pedoman Pelaksanaan Profesi Hukum Yang Baik

artinya adalah kewajiban atau tugas diperoleh seseorang dan


atau dengan kata lain apa yang harus memungkinkan dia untuk bertingkah
dilakukan. Dalam suatu perbuatan laku baik secara moral.
pasti ada konsekuensinya, dalam hal Kebijaksanaan, misalnya, merupakan
ini konsekuensi perbuatan tidak boleh suatu keutamaan yang membuat
menjadi pertimbangan. Perbuatan seseorang mengambil keputusan tepat
menjadi baik bukan dilihat dari dalam setiap situasi. Keadilan adalah
hasilnya melainkan karena perbuatan keutamaan lain yang membuat
tersebut wajib dilakukan. Menurut seseorang selalu memberikan kepada
Kant” Perbuatan adalah baik jika sesama apa yang menjadi haknya.
dilakukan karena harus dilakukan” Seseorang adalah orang yang baik jika
atau dengan kata lain dilakukan memiliki keutamaan. Hidup yang baik
sebagai kewajiban. Kemampuan adalah hidup menurut keutamaan
manusia untuk bertindak dengan (virtuous life).
menggunakan moral yang membuat
kita istimewa, membuat kita bermoral, Moral
dan memberi kita martabat dan hak. Moral berasal dari bahasa latin “mos”
Sebagai profesional, teori yang lebih artinya adat istiadat. Moral diartikan lebih
sesuai diterapkan adalah teori ini, sempit daripada etika. Secara etimologis,
karena sebagai profesional kita akan moral diartikan sama dengan etika yang
bertindak berdasarkan tugas dan berupa nilai-nilai dan norma-norma yang
mengacu kepada kode etik menjadi pegangan manusia atau kelompok
profesional, sehingga dibutuhkan cara dalam mengatur perilakunya. Nilai-nilai
yang tepat dan baik untuk dan norma-norma itu menjadi ukuran
menyelesaikan suatu konflik. moralitas perbuatan. Hakikat manusia
3. Teori hak (Immanuel Kant) adalah makhluk budaya yang menyadari
Dalam pemikiran moral dewasa ini bahwa yang benar, yang indah, dan yang
barangkali teori hak ini adalah baik itu adalah keseimbangan antara
pendekatan yang paling banyak kebutuhan ekonomi dan kebutuhan
dipakai untuk mengevaluasi baik psikhis. Bertens, kata yang sangat dekat
buruknya suatu perbuatan atau dengan etika adalah "moral“ dalam bahasa
perilaku. Karena itu manusia Latin mos, jamaknya mores yang juga
individual siapapun tidak pernah berarti adat kebiasaan. Secara etimologis,
boleh dikorbankan demi tercapainya kata etika sama dengan kata moral,
suatu tujuan yang lain. Menurut keduanya berarti adat kebiasaan.
Immanuel Kant, manusia merupakan Perbedaannya hanya pada bahasa asalnya,
suatu tujuan pada dirinya (an end in etika berasal dari bahasa Yunani,
itself). Karena itu manusia selalu harus sedangkan moral berasal dari bahasa
dihormati sebagai suatu tujuan sendiri Latin.19 Merujuk kepada arti kata etika
dan tidak pernah boleh diperlakukan sama dengan moral, yaitu nilai-nilai dan
semata-mata sebagai sarana demi norma-norma yang menjadi pegangan
tercapainya suatu tujuan lain. seseorang atau suatu kelompok dalam
4. Teori keutamaan mengatur tingkah lakunya. De Vos
Keutamaan bisa didefinisikan sebagai menyatakan, moral adalah keseluruhan
berikut: Disposisi watak yang telah 19
Abdulkadir Muhammad, Op. Cit, hlm. 17.

10
Jurnal Ilmiah Hukum Dirgantara–Fakultas Hukum Universitas Dirgantara Marsekal Suryadarma | Volume 10 No. 2, Maret 2020
Kode Etik Sebagai Pedoman Pelaksanaan Profesi Hukum Yang Baik

aturan, kaidah, atau hukum yang dinilai oleh pandangan, pegangan, tata
berbentuk perintah dan yang mengatur aturan, atau kaidah-kaidah moral (etika)
perilaku manusia dan masyarakat di mana dalam perundang-undangan. Hukum yang
manusia itu berada. Ciri moral adalah baik adalah hukum yang hidup dalam
mengandalkan kesadaran manusia. masyarakat. Nilai kemanfaatan adalah
Manusia tidak boleh berbuat semaunya yang dicita-citakan antara hukum dan etika
sendiri atau tidak berbuat. memiliki kesamaan yaitu tertib kehidupan
bermasyarakat (social order). Menurut
Norma
Winner hukum merupakan pusat
Norma adalah aturan yang dipakai pengendalian komunikasi antar individu
untuk menilai sesuatu, misal: a. norma yang bertujuan mewujudkan keadilan.
agama atau religi, yaitu norma dari Tuhan Hukum diciptakan oleh pemegang
dan ditujukan kepada umatnya. Norma kekuasaan sebagai perwujudan tujuan
agama berisi perintah agar dipatuhi dan pengendalian yang dilakukan dengan cara
larangan untuk dijauhi oleh umat penerapan sanksi hukum terhadap suatu
beragama; b. norma kesusilaan atau moral, sengketa atau perkara.
yaitu norma yang bersumber dari hati
Hubungan Norma Moral Dan Norma
nurani manusia untuk mengajak pada
Hukum
kebaikan; c. norma kesopanan atau adat,
yaitu norma yang bersumber dari Immanuel Kant menjelaskan tentang
masyarakat dan berlaku terbatas pada hubungan antara norma moral dan hukum
llingkungan sekitar tersebut; d. norma hubungan tersebut terdapat pada
hukum, yaitu norma yang dibuat oleh penyesuaian sikap, norma moral yang
masyarakat seacara resmi (negara) dan dihadapi adalah sikap moralitas, yaitu
pemberlakuannya dapat dipaksakan. penyesuain diri dengan kewajiban moral.
Dalam hal ini, hati nurani menjadi
Hukum motivasi yang sebenarnya dari perbuatan.
Hukum merupakan sesuatu yang Tetapi pada moral hukum, yang dihadapi
menyentuh kehidupan manusia sehari- adalah sikap legalitas, yaitu penyesuaian
hari. Hukum mengatur apa yang bisa dan diri dengan ketentuan hukum positif.
apa yang tidak bisa orang lakukan. Hukum Walaupun ada perbedaan antara norma
juga digunakan untuk menyelesaikan moral dan norma hukum, antara kedua
perselisihan, menghukum dan norma tersebut terdapat hubungan yang
memerintah. Hukum memainkan peran erat. Pembentukan hukum sebenarnya
sentral dalam kehidupan sosial, politik dan merupakan bagian tuntutan moral yang
ekonomi. Hukum adalah gejala antar dialami manusia. Perintah yang
hubungan manusia dan masyarakat atau mengharuskan orang untuk hidup bersama
golongan. Dalam pergaulan sesuai dengan prinsip-prinsip moral
kemasyarakatan timbul persoalan- karenanya dibentuk undang-undang yang
persoalan. Dalam mengatasi persoalan adil. Hukum adalah ketentuan-ketentuan
tersebut para penegak hukum atau yang menjamin kehendak pribadi, dan
kemampuan mayoritas badan yang menurut norma hukum kebebasan. Disini
berwenang dalam berjalannya hukum yang tata hukum diartikan sebagai sikap moral
harus ditaati mempunyai peranan penting. manusia, karena itu hubungan yang erat
Von Savigny mengatakan segala sesuatu dipahami karena norma moral menjadi

11
Jurnal Ilmiah Hukum Dirgantara–Fakultas Hukum Universitas Dirgantara Marsekal Suryadarma | Volume 10 No. 2, Maret 2020
Kode Etik Sebagai Pedoman Pelaksanaan Profesi Hukum Yang Baik

efektif dan dijadikan norma hukum, atau Kriteria Profesi:


norma moral jadi sumber hukum positif.20
Untuk menentukan bahwa perbuatan itu a. Meliputi bidang tertentu saja
adalah perbuatan moral, manusia (spesialisasi)
melakukan penilaian dengan b. Berdasarkan keahlian dan
menggunakan norma moral. Norma moral keterampilan khusus
adalah patokan atau ukuran manusiawi c. Bersifat tetap atau terus-menerus
untuk mempertimbangkan perbuatan itu d. Lebih mendahulukan pelayanan
benar atau salah, baik atau buruk, daripada imbalan (pendapatan)
bermanfaat atau merugikan. Moralitas e. Bertanggung jawab terhadap diri
perbuatan itu ditentukan oleh motivasi, sendiri dan masyarakat
tujuan akhir, dan lingkungan perbuatan. f. Terkelompok dalam suatu organisasi.
Keseluruhan norma moral adalah hukum Kaidah pokok profesi, diantaranya:
moral, yaitu tuntunan perilaku manusia Harus dipandang (dan dihayati) sebagai
yang ditaati karena kesadaran yang suatu pelayanan, mendahulukan
bersumber pada hati nurani, untuk kepentingan klien, berorientasi pada
mencapai kebahagiaan. Ciri utama hukum masyarakat secara keseluruhan.
moral adalah pada keberlakuannya yang Pengemban profesi harus mengembangkan
tidak dipaksakan dan bersifat universal. semangat solidaritas sesama rekan
Hukum moral terdiri atas tiga jenis, yaitu seprofesi. Sedangkan prinsip etika profesi
hukum kodrat, hukum wahyu, dan hukum adalah menyangkut: Prinsip tanggung
manusia. Ketiga jenis hukum moral jawab, Prinsip keadilan, Prinsip otonomi,
tersebut dapat berupa norma moral dan Prinsip integritas moral.
norma hukum. Norma hukum adalah Dr James J. Spillane SJ.
buatan manusia diperlukan untuk mengemukakan banyak artikel-artikel yang
merealisasikan norma moral (hukum memuat ciri-ciri khas profesi ini. Misalnya
kodrat dan hukum wahyu) dalam menurut artikel Internasional Encyclopedia of
kehidupan manusia. Education, ada 10 ciri khas dari suatu
profesi:21
B. Kode Etik Profesi Hukum 1. suatu bidang yang terorganisir dari
jenis intelektual yang terus-menerus
Profesi
dan berkembang dan diperluas;
Suatu profesi dapat didefinisikan 2. suatu teknik intelektual;
secara singkat sebagai pekerjaan dengan 3. penerapan praktis dari teknis
keahlian khusus sebagai mata pencaharian intelektual pada urusan praktis;
tetap. Komarudin: Profesi adalah jenis 4. suatu priode panjang untuk pelatihan
pekerjaan yang menurut pengetahuan dan sertifikasi;
tinggi khusus dan latihan istimewa. KBBI: 5. beberapa standar dan pernyataan
Profesi adalah pekerjaan yang dilandasi tentang etika yang dapat
pendidikan keahlian tertentu diselenggarakan;
(keterampilan, kejujuran, dan sebagainya). 6. kemampuan memberi kepemimpinan
pada profesi sendiri;

21
Suhrawardi K. Lubis, Etika Profesi Hukum, Jakarta:
20
Ibid, hlm. 43-44. Sinar Grafika, 2017, hlm. 12.

12
Jurnal Ilmiah Hukum Dirgantara–Fakultas Hukum Universitas Dirgantara Marsekal Suryadarma | Volume 10 No. 2, Maret 2020
Kode Etik Sebagai Pedoman Pelaksanaan Profesi Hukum Yang Baik

7. asosiasi dari anggota-anggota profesi memerlukan pengawasan dari masyarakat.


yang menjadi suatu kelompok yang Apabila pengemban profesi melaksanakan
akrab dengan kualitas komunikasi profesinya dengan baik, benar maka orang
yang tinggi antar anggota; terebut dikatakan profesional.
8. pengakuan sebagai profesi; Dikatakan seseorang mempunyai
9. perhatian yang profesional terhadap watak professional, apabila: beretika baik,
penggunaan yang bertanggung jawab mempunyai kemahiran, melalui
dari pekerjaan profesi; pendidikan atau pelatihan, berkualitas, taat
10. hubungan erat dengan profesi lain. terhadap kode etik yang dikembangkan
dan disepakati bersama dalam sebuah
Profesi hukum organisasi profesi.
Seseorang professional paling tidak
Profesi hukum adalah suatu profesi
harus bertanggung jawab kepada: klien,
yang berkenaan dengan bidang hukum.
masyarakat, sesama profesi dan
Profesi hukum berusaha untuk
kelompoknya, pemerintah dan negaranya.
mewujudkan dan memelihara ketertiban
Seseorang yang profesional harus memiliki
yang berkeadilan di dalam kehidupan
kepribadian sosial, bertanggung jawab atas
masyarakat. Profesi hukum mempunyai
semua Tindakan, berusaha selalu
nilai moral yaitu: Kejujuran, otentik,
meningkatkan ilmu pengetahuanya; mahir,
bertanggung jawab, kemandirian moral,
menjaga kepercayaan, setia, mampu
keberanian moral. Profesi hukum berusaha
menghindari desas-desus dan bangga pada
untuk mewujudkan dan memelihara
profesinya.
ketertiban yang berkeadilan di dalam
kehidupan masyarakat. Etika sangat Kode etik profesi
ditekankan bagi para penegak hukum.
Pengembangan profesi seseorang, Bertens menyatakan, kode etik profesi
tergantung sepenuhnya kepada orang yang merupakan norma yang ditetapkan dan
bersangkutan tentang apa yang diterima oleh kelompok profesi, yang
diperbuatnya untuk mengembangkan mengarahkan atau memberi petunjuk
profesinya tersebut. Secara pribadi ia kepada anggotanya bagaimana seharusnya
mempunyai tanggung jawab penuh atas berbuat dan sekaligus menjamin mutu
mutu pelayanan profesinya. Seseorang moral profesi itu di mata masyarakat.22
pengemban profesi hukum haruslah orang Kode etik profesi merupakan norma yang
yang dapat dipercaya secara penuh, bahwa diterapkan dan diterima oleh kelompok
ia (profesional hukum) tidak akan profesi yang menyerahkan atau memberi
menyalahgunakan situasi yang ada. petunjuk kepada anggota sebagaimana
Pengembangan profesi itu haruslah seharusnya. Kode etik ini umumnya
dilakukan secara bermartabat, dan ia harus memberikan petunjuk-petunjuk kepada
mengerahkan segala kemampuan para anggotanya untuk berpraktik dalam
pengetahuan dan keilmuan yang ada profesi.
padanya, sebab tugas profesi hukum Namun demikian dapat diutarakan
adalah merupakan tugas kemasyarakatan bahwa prinsip-prinsip yang umum
yang langsung berhubungan dengan nilai- dirumuskan dalam suatu profesi akan
nilai dasar yang merupakan perwujudan berbeda-beda satu sama lain. Adapun yang
martabat manusia, dan oleh karena itu menjadikan tujuan pokok dari rumusan
pulalah pelayanan profesi hukum
22
Abdulkadir Muhammad, Op. Cit, hlm. 77.

13
Jurnal Ilmiah Hukum Dirgantara–Fakultas Hukum Universitas Dirgantara Marsekal Suryadarma | Volume 10 No. 2, Maret 2020
Kode Etik Sebagai Pedoman Pelaksanaan Profesi Hukum Yang Baik

etika dituangkan dalam kode etik profesi. nilai yang hidup dalam lingkungan
Ada beberapa standar tujuan pokok etika profesi itu sendiri.
profesi, sebagai berikut:23 5. Kode etik profesi merupakan rumusan
norma moral manusia yang
1. standar-standar etika menjelaskan dan
mengemban profesi itu.
menetapkan tanggung jawab kepada
6. Kode etik profesi menjadi tolok ukur
klien, lembaga (institution), dan
perbuatan anggota kelompok profesi.
masyarakat pada umumnya;
7. Kode etik profesi merupakan upaya
2. standar-standar etika membantu
pencegahan berbuat yang tidak etis
tenaga ahli profesi dalam menentukan
bagi anggotanya.
apa yang harus mereka perbuat kalau
mereka meng-hadapi dilema-dilema
Fungsi dan tujuan kode etik profesi
etika dalam pekerjaannya;
3. standar-standar etika menjaga reputasi Sumaryono mengemukakan tiga
atau nama dan fungsi profesi dalam alasannya pentingnya kode etik yaitu:
masyarakat melawan kelakuan- sebagai sarana kontrol sosial; sebagai
kelakuan yang jahat dari anggota- pencegah campur tangan pihak lain;
anggota tertentu; sebagai pencegah kesalahpahaman dan
4. standar - standar etika mencerminkan konflik. Fungsi lain menurut Abdulkadir
/ membayangkan penghargaan moral Muhammad: merupakan kriteria prinsip
dari komunitas. profesional yang telah digariskan, sehingga
5. standar etika merupakan dasar untuk dapat diketahui dengan pasti kewajiban
menjaga kelakuan dan integritas atau profesional anggota lama, baru, ataupun
kejujuran dari tenaga ahli profesi calon anggota kelompok profesi; dapat
tersebut. mencegah kemungkinan terjadi konflik
kepentingan antara sesama anggota
Hal-hal penting dalam kode etik
kelompok profesi, atau antara anggota
profesi adalah:24
kelompok profesi dan masyarakat.
1. Kode etik profesi merupakan produk Anggota kelompok profesi atau anggota
etika terapan karena dihasilkan masyarakat; sebagai kontrol melalui
berdasarkan penerapan pemikiran etis rumusan kode etik profesi, apakah anggota
atas suatu profesi. kelompok profesi telah memenuhi
2. Kode etik profesi dapat berubah dan kewajiban profesionalnya sesuai dengan
diubah seiring dengan perkembangan kode etik profesi.25
ilmu pengetahuan dan teknologi,
sehingga anggota kelompok profesi Tujuan kode etik profesi
tidak akan ketinggalan zaman.
1. Menjunjung tinggi martabat profesi.
3. Kode etik profesi merupakan hasil
2. Menjaga dan memelihara
pengaturan diri profesi yang
kesejahteraan para anggota.
bersangkutan dan ini perwujudan nilai
3. Meningkatkan pengabdian para
moral yang hakiki, yang tidak
anggota profesi.
dipaksakan dari luar.
4. Meningkatkan mutu profesi.
4. Kode etik profesi hanya berlaku efektif
5. Meningkatkan mutu organisasi
apabila dijiwai oleh cita-cita dan nilai-
profesi.
23
Abintoro Prakoso, Op. Cit, hlm. 63-64.
24 25
Abdulkadir Muhammad, Op. Cit. Ibid, hlm. 78-79.

14
Jurnal Ilmiah Hukum Dirgantara–Fakultas Hukum Universitas Dirgantara Marsekal Suryadarma | Volume 10 No. 2, Maret 2020
Kode Etik Sebagai Pedoman Pelaksanaan Profesi Hukum Yang Baik

6. Meningkatkan layanan di atas maju (meningkatkan nilai peradiian); dapat


keuntungan pribadi. dipercaya; berpandangan luas.27
7. Mempunyai organisasi profesional
Etika melakukan tugas jabatan
yang kuat dan terjalin erat.
8. Menentukan baku standarnya sendiri. Sebagai pejabat penegak hukum,
hakim: bersikap tegas, disiplin; penuh
Kode etik organisasi bertujuan untuk
pengabdian pada pekerjaan; bebas dari
melindungi anggotanya dalam menghadapi
pengaruh siapapun juga; tidak
persaingan yang tidak sehat dan
menyalahgunakan kepercayaan,
mengembangkan profesi sesuai cita-cita
kedudukan, dan wewenang untuk
masyarakat. Kode etik membuat ikatan
kepentingan pribadi atau golongan; tidak
yang kuat dalam keanggotaan tanpa
berjiwa mumpung; tidak menonjolkan
campur tangan dari pihak luar dan dapat
kedudukan; menjaga wibawa dan martabat
melindungi profesi terhadap pemberlakuan
hakim dalam hubungan kedinasan;
hukum yang dirasa tidak adil.
berpegang teguh pada kode kehormatan
hakim.28
1. Kode Etik Dan Pedoman Perilaku
Hakim Etika pelayanan terhadap pencari
keadilan
Uraian mengenai kode etik dan
pedoman perilaku hakim meliputi: Etika Sebagai pejabat penegak hukum,
kepribadian hakim, etika melakukan tugas hakim: bersikap dan bertindak menurut
jabatan, etika pelayanan terhadap pencari garis-garis yang ditentukan di dalam
keadilan, etika hubungan sesama rekan hukum acara yang berlaku; tidak
hakim, dan etika pengawasan terhadap memihak, tidak bersimpati, tidak antipati
hakim. Kemudian analisis hubungannya pada pihak yang berperkara; berdiri di atas
dengan ketentuan undang-undang. Dengan semua pihak yang kepentingannya
demikian, akan diketahui apakah kode etik bertentangan, tidak membeda-bedakan
hakim memiliki upaya paksaan yang orang; sopan, tegas, dan bijaksana dalam
berasal dari undang-undang.26 memimpin sidang, baik dalam ucapan
maupun perbuatan; menjaga kewibawaan
Etika kepribadian hakim dan kenikmatan persidangan; bersungguh-
Sebagai pejabat penegak hukum, sungguh mencari kebenaran dan keadilan;
hakim : percaya dan taqwa kepada Tuhan memutus berdasarkan keyakinan hati
Yang Maha Esa; menjunjung tinggi citra, nurani; sanggup mempertanggung-
wibawa, dan martabat hakim; berkelakuan jawabkan kepada Tuhan Yang Esa. 29
baik dan tidak tercela; menjadi teladan
Etika hubungan sesama rekan hakim
bagi masyarakat; menjauhkan diri dari
perbuatan dursila dan kelakuan yang dicela Sebagai sesama rekan pejabat penegak
oleh masyarakat; tidak melakukan hukum, hakim: memelihara dan memupuk
perbuatan yang merendahkan martabat hubungan kerja sama yang baik antara
hakim; bersikap jujur, adil, penuh rasa sesama rekan; memiliki rasa setiakawan,
tanggung jawab; berkepribadian, sabar, tenggang rasa, dan saling menghargai
bijaksana, berilmu; bersemangat ingin antara sesama rekan; memiliki kesadaran,

27
Ibid, hlm. 102.
28
Ibid.
26 29
Ibid, hlm.101. Ibid, hlm. 103.

15
Jurnal Ilmiah Hukum Dirgantara–Fakultas Hukum Universitas Dirgantara Marsekal Suryadarma | Volume 10 No. 2, Maret 2020
Kode Etik Sebagai Pedoman Pelaksanaan Profesi Hukum Yang Baik

kesetiaan, penghargaan terhadap korp dapat dibentuk dalam salah satu


hakim; menjaga nama baik dan martabat lingkungan badan peradilan yang
rekan-rekan, baik di dalam maupun di luar berada di bawah Mahkamah Agung.
kedinasan; bersikap tegas, adil, dan tidak e. Pengaturan mengenai hakim ad hoc
memihak; memelihara hubungan baik yang bersifat sementara dan memiliki
dengan hakim bawahannya dan hakim keahlian serta pengalaman di bidang
atasannya; memberi contoh yang baik di tertentu untuk memeriksa, mengadili,
dalam dan di luar kedinasan.30 dan memutus suatu perkara.
f. Pengaturan umum mengenai arbitrase
Etika pengawasan hakim.
dan alternatif penyelesaian sengketa di
Pengawasan dan sanksi akibat luar pengadilan.
pelanggaran kode kehormatan hakim dan g. Pengaturan umum mengenai bantuan
pelanggaran undang-undang sepenuhnya hukum bagi pencari keadilan yang
di atur dalam undang-undang. tidak mampu dan pengaturan
Pengawasan terhaap hakim di lakukan mengenai pos bantuan hukum pada
oleh majelis kehormatan hakim.31 setiap pengadilan.
Dalam Undang-Undang Republik h. Pengaturan umum mengenai jaminan
Indonesia Nomor 48 Tahun 2009 Tentang keamanan dan kesejahteraan hakim
Kekuasaan Kehakiman mengatur tentang dan hakim konstitusi.
hal-hal yang berkaitan dengan hakim. Hal-
Asas penyelenggaraan kekuasaan
hal penting dalam undang-undang ini
kehakiman yaitu: Peradilan dilakukan
antara lain sebagai berikut: 32
"Demi keadilan berdasarkan ketuhanan
a. Mereformulasi sistematika undang- yang maha esa"; peradilan negara
undang nomor 4 tahun 2004 tentang menerapkan dan menegakkan hukum dan
kekuasaan kehakiman terkait dengan keadilan berdasarkan Pancasila; semua
pengaturan secara komprehensif, peradilan di seluruh wilayah negara
misalnya adanya bab tersendiri Republik Indonesia adalah peradilan
mengenai asas penyelenggaraan negara yang diatur dengan undang-
kekuasaan kehakiman. undang; peradilan dilakukan dengan
b. Pengaturan umum mengenai sederhana, cepat, dan biaya ringan.33
pengawasan hakim dan hakim Kemudian tentang kode etik dan
konstitusi sesuai dengan peraturan pedoman perilaku hakim diatur dalam
perundang-undangan dan kode etik Keputusan Bersama Ketua Mahkamah
dan pedoman perilaku hakim. Agung RI Dan Ketua Komisi Yudisial RI
c. Pengaturan umum mengenai Nomor : 047/Kma/Skb/Iv/2009
pengangkatan dan pemberhentian 02/Skb/P.Ky/Iv/2009 Tentang Kode Etik
hakim dan hakim konstitusi. Dan Pedoman Perilaku Hakim. Salah satu
d. Pengaturan mengenai pengadilan hal penting yang disorot masyarakat untuk
khusus yang mempunyai kewenangan mempercayai hakim, adalah perilaku dari
untuk memeriksa, mengadili dan hakim yang bersangkutan, baik dalam
memutus perkara tertentu yang hanya menjalankan tugas yudisialnya maupun
dalam kesehariannya. Sejalan dengan
30
Ibid.103-104 tugas dan wewenangnya itu, hakim
31
Ibid, hlm.104.
32
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 48
33
Tahun 2009, Op. Cit. Ibid, Pasal 2.

16
Jurnal Ilmiah Hukum Dirgantara–Fakultas Hukum Universitas Dirgantara Marsekal Suryadarma | Volume 10 No. 2, Maret 2020
Kode Etik Sebagai Pedoman Pelaksanaan Profesi Hukum Yang Baik

dituntut untuk selalu menjaga dan yang paling mendasar dari keadilan
menegakkan kehormatan, keluhuran adalah memberikan perlakuan dan
martabat, serta etika dan perilaku hakim. memberi kesempatan yang sama
Berdasarkan wewenang dan tugasnya (equality and fairness) terhadap setiap
sebagai pelaku utama fungsi pengadilan, orang.
maka sikap hakim yang dilambangkan 2. Berperilaku jujur. Kejujuran bermakna
dalam kartika, cakra, candra, sari, dan tirta dapat dan berani menyatakan bahwa
itu merupakan cerminan perilaku hakim yang benar adalah benar dan yang
yang harus senantiasa diimplementasikan salah adalah salah.
dan direalisasikan oleh semua hakim 3. Berperilaku arif dan bijaksana. Arif
dalam sikap dan perilaku hakim yang dan bijaksana bermakna mampu
berlandaskan pada prinsip ketuhanan yang bertindak sesuai dengan norma-norma
maha esa, adil, bijaksana dan berwibawa, yang hidup dalam masyarakat baik
berbudi luhur, dan jujur. Hanya dengan norma-norma hukum, norma-norma
sikap tindak atau perilaku yang berbudi keagamaan, kebiasan-kebiasan
pekerti luhur itulah kehormatan dan maupun kesusilaan dengan
keluhuran martabat hakim dapat dijaga memperhatikan situasi dan kondisi
dan ditegakkan. Kehormatan dan pada saat itu, serta mampu
keluhuran martabat berkaitan erat dengan memperhitungkan akibat dari
etika perilaku. Implementasi terhadap kode tindakannya.
etik dan pedoman perilaku hakim dapat 4. Bersikap mandiri. Mandiri bermakna
menimbulkan kepercayaan, atau ketidak- mampu bertindak sendiri tanpa
percayaan masyarakat kepada putusan bantuan pihak lain, bebas dari campur
pengadilan. Kode etik dan pedoman tangan siapapun dan bebas dari
perilaku hakim ini merupakan panduan pengaruh apapun. Sikap mandiri
keutamaan moral bagi hakim, baik dalam mendorong terbentuknya perilaku
menjalankan tugas profesinya maupun hakim yang tangguh, berpegang teguh
dalam hubungan kemasyarakatan di luar pada prinsip dan keyakinan atas
kedinasan. 34 kebenaran sesuai tuntutan moral dan
Prinsip-prinsip dasar kode etik dan ketentuan hukum yang berlaku.
pedoman perilaku hakim 5. Berintegritas tinggi. Integritas
diimplementasikan dalam 10 (sepuluh) bermakna sikap dan kepribadian yang
aturan perilaku sebagai berikut:35 utuh, berwibawa, jujur dan tidak
tergoyahkan. Integritas tinggi pada
1. Berperilaku adil. Adil bermakna
hakekatnya terwujud pada sikap setia
menempatkan sesuatu pada
dan tangguh berpegang pada nilai-
tempatnya dan memberikan yang
nilai atau norma-norma yang berlaku
menjadi haknya, yang didasarkan
dalam melaksanakan tugas.
pada suatu prinsip bahwa semua
6. Bertanggungjawab. Bertanggungjawab
orang sama kedudukannya di depan
bermakna kesediaan untuk
hukum. Dengan demikian, tuntutan
melaksanakan sebaik-baiknya segala
34
sesuatu yang menjadi wewenang dan
Keputusan Bersama Ketua Mahkamah Agung RI
Dan Ketua Komisi Yudisial RI tugasnya, serta memiliki keberanian
047/KMA/SKB/IV/2009. 02/SKB/P.KY/IV/2009 untuk menanggung segala akibat atas
Tentang Kode Etik Dan Pedoman Perilaku Hakim, pelaksanaan wewenang dan tugasnya
Bagian Pembukaan.
35
Ibid, Bagian Pengaturan. tersebut.

17
Jurnal Ilmiah Hukum Dirgantara–Fakultas Hukum Universitas Dirgantara Marsekal Suryadarma | Volume 10 No. 2, Maret 2020
Kode Etik Sebagai Pedoman Pelaksanaan Profesi Hukum Yang Baik

7. Menjunjung tinggi harga diri. Harga Kejaksaan sebagai salah satu lembaga
diri bermakna bahwa pada diri penegak hukum dituntut untuk lebih
manusia melekat martabat dan berperan dalam menegakkan supremasi
kehormatan yang harus dipertahankan hukum, perlindungan kepentingan umum,
dan dijunjung tinggi oleh setiap orang. penegakan hak asasi manusia, serta
8. Berdisiplin tinggi. Disiplin bermakna pemberantasan korupsi, kolusi, dan
ketaatan pada norma-norma atau nepotisme. Dalam melaksanakan fungsi,
kaidah-kaidah yang diyakini sebagai tugas, dan wewenangnya, Kejaksaan
panggilan luhur untuk mengemban Republik Indonesia sebagai lembaga
amanah serta kepercayaan masyarakat pemerintahan yang melaksanakan
pencari keadilan. kekuasaan negara di bidang penuntutan
9. Berperilaku rendah hati. Rendah hati harus mampu mewujudkan kepastian
bermakna kesadaran akan hukum, ketertiban hukum, keadilan dan
keterbatasan kemampuan diri, jauh kebenaran berdasarkan hukum dan
dari kesempurnaan dan terhindar dari mengindahkan norma-norma keagamaan,
setiap bentuk keangkuhan. kesopanan, dan kesusilaan, serta wajib
10. Bersikap professional. Profesional menggali nilai-nilai kemanusiaan, hukum
bermakna suatu sikap moral yang dan keadilan yang hidup dalam
dilandasi oleh tekad untuk masyarakat. Kejaksaan juga harus mampu
melaksanakan pekerjaan yang terlibat sepenuhnya dalam proses
dipilihnya dengan kesungguhan, yang pembangunan antara lain turut
didukung oleh keahlian atas dasar menciptakan kondisi yang mendukung dan
pengetahuan, keterampilan dan mengamankan pelaksanaan pembangunan
wawasan luas. untuk mewujudkan masyarakat adil dan
Setiap pimpinan pengadilan harus makmur berdasarkan Pancasila, serta
berupaya sungguh-sungguh untuk berkewajiban untuk turut menjaga dan
memastikan agar hakim di dalam menegakkan kewibawaan pemerintah dan
lingkungannya mematuhi pedoman negara serta melindungi kepentingan
perilaku hakim ini. Pelanggaran masyarakat.
terhadap pedoman ini dapat diberikan Dalam Undang-Undang ini diatur hal-
sanksi. hal yang disempurnakan, antara lain:36
Kejaksaan sebagai lembaga pemerintahan
2. Kode Perilaku Jaksa yang melaksanakan kekuasaan negara di
bidang penuntutan ditegaskan kekuasaan
Dengan lahirnya Undang-Undang
negara tersebut dilaksanakan secara
Republik Indonesia Nomor 16 Tahun 2004
merdeka. Oleh karena itu, Kejaksaan
Tentang Kejaksaan Republik Indonesia
dalam melaksanakan fungsi, tugas, dan
lebih memantapkan kedudukan dan peran
wewenangnya terlepas dari pengaruh
Kejaksaan Republik Indonesia sebagai
kekuasaan pemerintah dan kekuasaan
lembaga negara pemerintahan yang
lainnya. Selanjutnya ditentukan Jaksa
melaksanakan kekuasaan negara di bidang
Agung bertanggung jawab atas penuntutan
penuntutan harus bebas dari pengaruh
yang dilaksanakan secara independen demi
kekuasaan pihak manapun, yakni yang
keadilan berdasarkan hukum dan hati
dilaksanakan secara merdeka terlepas dari
pengaruh kekuasaan pemerintah dan 36
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 16
pengaruh kekuasaan lainnya. Tahun 2004 Tentang Kejaksaan Republik Indonesia,
Penjelasan, Bagian Umum.

18
Jurnal Ilmiah Hukum Dirgantara–Fakultas Hukum Universitas Dirgantara Marsekal Suryadarma | Volume 10 No. 2, Maret 2020
Kode Etik Sebagai Pedoman Pelaksanaan Profesi Hukum Yang Baik

nurani. Dengan demikian Jaksa Agung 1. Jaksa kepada negara: setia dan taat
selaku pimpinan Kejaksaan dapat kepada Pancasila dan Undang-
sepenuhnya merumuskan dan Undang Dasar Negara Republik
mengendalikan arah dan kebijakan Indonesia Tahun 1945; bertindak
penanganan perkara untuk keberhasilan berdasarkan peraturan perundang-
penuntutan. Kejaksaan adalah lembaga undangan yang berlaku,
pemerintahan yang melaksanakan mengindahkan norma agama,
kekuasaan negara di bidang penegakkan kesopanan, kesusilaan yang hidup
hukum dengan berpegang pada peraturan dalam masyarakat dan menjunjung
perundang-undangan dan kebijakan yang tinggi hak asasi manusia; dan
ditetapkan oleh pemerintah. Dengan melaporkan dengan segera kepada
demikian Jaksa Agung diangkat dan pimpinannya apabila mengetahui hal
diberhentikan oleh Presiden serta yang dapat membahayakan atau
bertanggung jawab kepada Presiden. Jaksa merugikan negara.
adalah pejabat fungsional yang diberi 2. Jaksa kepada institusi: menerapkan
wewenang oleh undang-undang untuk Doktrin Tri Krama Adhyaksa dalam
bertindak sebagai penuntut umum dan melaksanakan tugas dan
pelaksana putusan pengadilan yang telah wewenangnya; menjunjung tinggi
memperoleh kekuatan hukum tetap serta sumpah dan/atau janji jabatan jaksa;
wewenang lain berdasarkan menjalankan tugas sesuai dengan visi
undangundang. Penuntut Umum adalah dan misi Kejaksaan Republik
jaksa yang diberi wewenang oleh Undang- Indonesia; melaksanakan tugas sesuai
Undang ini untuk melakukan penuntutan peraturan kedinasan dan jenjang
dan melaksanakan penetapan hakim. kewenangan; menampilkan sikap
Dalam Undang-undang ini diatur juga kepemimpinan melalui ketauladanan,
tentang syarat-syarat untuk dapat diangkat keadilan, ketulusan dan kewibawaan;
menjadi jaksa, sumpah, larangan, tugas dan mengembangkan semangat
dan wewenang, dll. kebersamaan dan soliditas serta saling
Kemudian dalam peraturan Jaksa memotivasi untuk meningkatkan
Agung Republik Indonesia Nomor : kinerja dengan menghormati hak dan
Per-014/A/Ja/11/2012 Tentang Kode kewajibannya.
Perilaku Jaksa dijelaskan: Untuk 3. Jaksa kepada profesi jaksa:
mewujudkan jaksa yang memiliki menjunjung tinggi kehormatan dan
integritas, bertanggung jawab dan mampu martabat profesi dalam melaksanakan
memberikan pelayanan prima kepada tugas dan kewenangannya dengan
masyarakat, serta mewujudkan birokrasi integritas, profesional, mandiri, jujur
yang bersih, efektif, efisien, transparan dan dan adil; dll.
akuntabel yang dilandasi doktrin Tri 4. Jaksa kepada masyarakat:
Krama Adhyaksa.37 memberikan pelayanan prima dengan
Dalam peraturan ini kewajiban jaksa menjunjung tinggi supremasi hukum
adalah:38 dan hak asasi manusia; dan
menerapkan pola hidup sesuai dengan
nilai-nilai yang berlaku dalam
37
Peraturan Jaksa Agung Republik Indonesia masyarakat.
Nomor Per-014/A/Ja/11/2012 Tentang Kode
Perilaku Jaksa, Bagian Menimbang.
38
Ibid, Pasal 3-6.

19
Jurnal Ilmiah Hukum Dirgantara–Fakultas Hukum Universitas Dirgantara Marsekal Suryadarma | Volume 10 No. 2, Maret 2020
Kode Etik Sebagai Pedoman Pelaksanaan Profesi Hukum Yang Baik

Hal lainnya yang diatur adalah


masalah: integritas, kemandirian, 3. Kode Etik Profesi Kepolisian Negara
ketidakberpihakan dan perlindungan. Republik Indonesia
Jaksa dalam melaksanakan tugas
Dalam Undang-Undang Republik
profesi jaksa berhak: 39
Indonesia Nomor 2 Tahun 2002 Tentang
1. melaksanakan fungsi jaksa tanpa
Kepolisian Negara Republik Indonesia
intimidasi, gangguan dan pelecehan;
disebutkan: Fungsi kepolisian adalah salah
2. mendapatkan perlindungan hukum
satu fungsi pemerintahan negara di bidang
untuk tidak dipersalahkan sebagai
pemeliharaan keamanan dan ketertiban
akibat dari pelaksanaan tugas dan
masyarakat, penegakan hukum,
fungsi jaksa yang dilakukan sesuai
perlindungan, pengayoman, dan pelayanan
dengan peraturan yang berlaku;
kepada masyarakat.40 Pengemban fungsi
3. mendapatkan perlindungan secara kepolisian adalah kepolisian Negara
fisik, termasuk keluarganya, oleh
Republik Indonesia yang dibantu oleh : a.
pihak yang berwenang jika keamanan
kepolisian khusus; b. penyidik pegawai
pribadi terancam sebagai akibat dari
negeri sipil; dan/atau c. bentuk-bentuk
pelaksanaan tugas dan fungsi jaksa
pengamanan swakarsa.41 Kepolisian
yang dilakukan sesuai dengan
Negara Republik Indonesia bertujuan
peraturan yang berlaku;
untuk mewujudkan keamanan dalam
4. mendapatkan pendidikan dan negeri yang meliputi terpeliharanya
pelatihan baik teknis maupun non keamanan dan ketertiban masyarakat,
teknis; tertib dan tegaknya hukum,
5. mendapatkan sarana yang layak terselenggaranya perlindungan,
dalam menjalankan tugas, remunerasi, pengayoman, dan pelayanan kepada
gaji Serta penghasilan lain sesuai masyarakat, serta terbinanya ketenteraman
dengan peraturan yang berlaku; masyarakat dengan menjunjung tinggi hak
6. mendapatkan kenaikan pangkat, asasi manusia42. Kepolisian Negara
jabatan dan/atau promosi berdasarkan Republik Indonesia merupakan alat negara
parameter obyektif, kualifikasi yang berperan dalam memelihara
profesional, kemampuan, integritas, keamanan dan ketertiban masyarakat,
kinerja dan pengalaman, serta menegakkan hukum, serta memberikan
diputuskan sesuai dengan prosedur perlindungan, pengayoman, dan pelayanan
yang adil dan tidak memihak; kepada masyarakat dalam rangka
7. memiliki kebebasan berpendapat dan terpeliharanya keamanan dalam negeri.43
berekspresi, kecuali dengan tujuan Tugas pokok kepolisian Negara Republik
membentuk opini publik yang dapat Indonesia adalah: memelihara keamanan
merugikan penegakan hukum; dan dan ketertiban masyarakat; menegakkan
8. mendapatkan proses pemeriksaan hukum; dan memberikan perlindungan,
yang cepat, adil dan evaluasi serta
keputusan yang obyektif berdasarkan
peraturan yang berlaku dalam hal
Jaksa melakukan tindakan 40
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 2
indisipliner. Tahun 2002 Tentang Kepolisian Negara Republik
Indonesia, Pasal 2.
41
Ibid, Pasal 3.
42
Ibid, Pasal 4.
39 43
Ibid, Pasal 11. Ibid, Pasal 5.

20
Jurnal Ilmiah Hukum Dirgantara–Fakultas Hukum Universitas Dirgantara Marsekal Suryadarma | Volume 10 No. 2, Maret 2020
Kode Etik Sebagai Pedoman Pelaksanaan Profesi Hukum Yang Baik

pengayoman, dan pelayanan kepada Sikap dan perilaku pejabat kepolisian


masyarakat44. Negara Republik Indonesia terikat pada
Sebelum diangkat sebagai anggota kode etik profesi kepolisian Negara
kepolisian Negara Republik Indonesia Republik Indonesia. Kode etik profesi
seorang calon anggota yang telah lulus kepolisian Negara Republik Indonesia
pendidikan pembentukan wajib dapat menjadi pedoman bagi pengemban
mengucapkan sumpah atau janji menurut fungsi kepolisian lainnya dalam
agamanya dan kepercayaannya itu. Lafal melaksanakan tugas sesuai dengan
sumpah atau janji sebagaimana diatur peraturan perundang-undangan yang
dalam Pasal 22 adalah sebagai berikut : berlaku di lingkungannya. Pelanggaran
"Demi Allah, saya bersumpah/berjanji: terhadap kode etik profesi kepolisian
bahwa saya, untuk diangkat menjadi Negara Republik Indonesia oleh pejabat
anggota kepolisian Negara Republik kepolisian Negara Republik Indonesia
Indonesia, akan setia dan taat sepenuhnya diselesaikan oleh komisi kode etik
kepada Pancasila, Undang-Undang Dasar kepolisian Negara Republik Indonesia.
Negara Republik Indonesia Tahun 1945, Kemudian dalam peraturan kepala
Tri Brata, Catur Prasatya, dan Negara kepolisian Negara Republik Indonesia
Kesatuan Republik Indonesia serta Nomor 14 Tahun 2011 Tentang Kode Etik
pemerintah yang sah; bahwa saya, akan Profesi Kepolisian Negara Republik
menaati segala peraturan perundang- Indonesia disebutkan:
undangan yang berlaku dan melaksanakan
Kepolisian Negara Republik Indonesia
kedinasan di kepolisian Negara Republik
yang selanjutnya disingkat Polri
Indonesia yang dipercayakan kepada saya
adalah alat negara yang berperan
dengan penuh pengabdian, kesadaran, dan
dalam memelihara keamanan dan
tanggung jawab; bahwa saya, akan
ketertiban masyarakat, menegakkan
senantiasa menjunjung tinggi kehormatan
hukum, serta memberikan
negara, pemerintah, dan martabat anggota
perlindungan, pengayoman, dan
kepolisian Negara Republik Indonesia,
pelayanan kepada masyarakat dalam
serta akan senantiasa mengutamakan
rangka terpeliharanya keamanan
kepentingan masyarakat, bangsa, dan
dalam negeri .
46
negara daripada kepentingan saya sendiri,
seseorang atau golongan; bahwa saya, Etika profesi Polri adalah kristalisasi
akan memegang rahasia sesuatu yang nilai-nilai Tribrata dan Catur Prasetya
menurut sifatnya atau menurut perintah yang dilandasi dan dijiwai oleh Pancasila
harus saya rahasiakan; bahwa saya, akan serta mencerminkan jati diri setiap anggota
bekerja dengan jujur, tertib, cermat dan Polri dalam wujud komitmen moral yang
bersemangat untuk kepentingan bangsa meliputi etika kenegaraan, kelembagaan,
dan Negara Kesatuan Republik Indonesia kemasyarakatan, dan kepribadian.47
dan tidak akan menerima pemberian Kode etik profesi Polri yang
berupa hadiah dan/atau janji-janji baik selanjutnya disingkat KEPP adalah norma-
langsung maupun tidak langsung yang ada norma atau aturan-aturan yang merupakan
kaitannya dengan pekerjaan saya".45
46
Peraturan Kepala Kepolisian Negara Republik
Indonesia Nomor 14 Tahun 2011 Tentang Kode Etik
Profesi Kepolisian Negara Republik Indonesia, Pasal 1
44
Ibid, Pasal 13. angka 1.
45 47
Ibid, Pasal 23. Ibid, Pasal 1 angka 5angka 4.

21
Jurnal Ilmiah Hukum Dirgantara–Fakultas Hukum Universitas Dirgantara Marsekal Suryadarma | Volume 10 No. 2, Maret 2020
Kode Etik Sebagai Pedoman Pelaksanaan Profesi Hukum Yang Baik

kesatuan landasan etik atau filosofis yang 4. Kode Etik Notaris


berkaitan dengan perilaku maupun ucapan
Dalam Undang-Undang Republik
mengenai hal-hal yang diwajibkan,
Indonesia Nomor 2 Tahun 2014 Tentang
dilarang, patut, atau tidak patut dilakukan
Perubahan Atas Undang-Undang Nomor
oleh anggota Polri dalam melaksanakan
30 Tahun 2004 Tentang Jabatan Notaris
tugas, wewenang, dan tanggung jawab
dijelaskan: Dalam menjalankan
jabatan.48
jabatannya, notaris wajib: 53
bertindak
Penegakan KEPP adalah serangkaian
amanah, jujur, saksama, mandiri, tidak
tindakan pejabat Polri yang diberi
berpihak, dan menjaga kepentingan pihak
kewenangan menurut peraturan ini, untuk
yang terkait dalam perbuatan hukum;
melakukan pemeriksaan pendahuluan,
membuat akta dalam bentuk minuta akta
pemeriksaan di sidang KKEP,
dan menyimpannya sebagai bagian dari
pemeriksaan sidang komisi banding kode
protokol notaris; melekatkan surat dan
etik Polri terhadap anggota Polri yang
dokumen serta sidik jari penghadap pada
diduga melakukan pelanggaran KEPP dan
minuta akta; mengeluarkan grosse akta,
rehabilitasi anggota Polri yang dinyatakan
salinan akta, atau kutipan akta berdasarkan
sebagai pelanggar atau tidak terbukti
minuta akta; dll.
sebagai pelanggar.49
Notaris dilarang:54 menjalankan
Peraturan ini bertujuan guna:50
jabatan di luar wilayah jabatannya;
1. menerapkan nilai-nilai Tribrata dan meninggalkan wilayah jabatannya lebih
Catur Prasetya dalam pelaksanaan dari (tujuh) hari kerja berturut-turut tanpa
tugas dan wewenang umum alasan yang sah; merangkap sebagai
kepolisian; pegawai negeri; merangkap jabatan sebagai
2. memantapkan profesionalisme, pejabat negara; merangkap jabatan sebagai
integritas, dan akuntabilitas anggota advokat; merangkap jabatan sebagai
Polri; pemimpin atau pegawai badan usaha milik
3. menyamakan pola pikir, sikap, dan negara, badan usaha milik daerah atau
tindak anggota Polri; badan usaha swasta; merangkap jabatan
4. menerapkan standar profesi Polri sebagai pejabat pembuat akta tanah
dalam pelaksanaan tugas Polri; dan dan/atau pejabat lelang kelas II di luar
5. memuliakan profesi Polri dengan tempat kedudukan notaris; menjadi notaris
penegakan KEPP. pengganti; atau melakukan pekerjaan lain
yang bertentangan dengan norma agama,
Prinsip-prinsip KEPP meliputi:
kesusilaan, atau kepatutan yang dapat
kepatutan, kepastian hukum, sederhana,
mempengaruhi kehormatan dan martabat
kesamaan hak, aplikatif, akuntabel. 51
jabatan notaris.
Ruang lingkup pengaturan KEPP
Notaris wajib: mempunyai hanya satu
mencakup: Etika kenegaraan; etika
kantor, yaitu di tempat kedudukannya dan
kelembagaan; etika kemasyarakatan; dan
tempat kedudukan notaris sebagai pejabat
etika kepribadian.52
pembuat akta tanah wajib mengikuti
tempat kedudukan notaris. Notaris yang

48
Ibid, Pasal 1.
49 53
Ibid, Pasal 1 angka 11. Undang Republik Indonesia Nomor 2 Tahun 2014
50
Ibid, Pasal 2. Tentang Perubahan Atas Undang-Undang Nomor
51
Ibid, Pasal 3. 30 Tahun 2004 Tentang Jabatan Notaris, Pasal 16.
52 54
Ibid, Pasal 4. Ibid, Pasal 17.

22
Jurnal Ilmiah Hukum Dirgantara–Fakultas Hukum Universitas Dirgantara Marsekal Suryadarma | Volume 10 No. 2, Maret 2020
Kode Etik Sebagai Pedoman Pelaksanaan Profesi Hukum Yang Baik

melanggar ketentuan dapat dikenai sanksi pada tingkat kabupaten/kota58. Kode etik
berupa: peringatan tertulis; pemberhentian berlaku bagi seluruh anggota perkumpulan
sementara; pemberhentian dengan hormat; maupun orang lain (selama yang
atau pemberhentian dengan tidak bersangkutan menjalankan jabatan
hormat .55
notaris), baik dalam pelaksanaan jabatan
Kemudian dalam Perubahan Kode maupun dalam kehidupan sehari-hari.
Etik Notaris Kongres Luar Biasa Ikatan
Notaris Indonesia Banten, 29-30 Mei 2015 Kewajiban, larangan dan pengecualian
dijelaskan bahwa kode etik notaris dan
Notaris maupun orang lain (selama
untuk selanjutnya akan disebut kode etik
yang bersangkutan menjalankan jabatan
adalah kaidah moral yang ditentukan oleh
notaris) wajib: 59
perkumpulan ikatan notaris indonesia yang
selanjutnya akan disebut "perkumpulan"
1. memiliki moral, akhlak serta
kepribadian yang baik;
berdasarkan keputusan kongres
perkumpulan dan/atau yang ditentukan 2. menghormati dan menjunjung tinggi
oleh dan diatur dalam peraturan harkat dan martabat jabatan notaris;
perundang-undangan yang mengatur 3. menjaga dan membela kehormatan
tentang hal itu dan yang berlaku bagi serta perkumpulan;
wajib ditaati oleh setiap dan semua 4. Berperilaku jujur, mandiri, tidak
anggota perkumpulan dan semua orang berpihak, amanah, seksama, penuh
yang menjalankan tugas jabatan sebagai rasa tanggung jawab, berdasarkan
notaris, termasuk di dalamnya para pejabat peraturan perundang-undangan dan isi
sementara notaris, notaris pengganti pada sumpah jabatan notaris;
saat menjalankan jabatan.56 Notaris adalah 5. meningkatkan ilmu pengetahuan dan
setiap orang yang memangku dan keahlian profesi yang telah dimiliki
menjalankan tugas jabatan sebagai pejabat tidak terbatas pada ilmu pengetahuan
umum, sebagaimana yang dimaksud hukum dan kenotariatan;
dalam undang-undang tentang jabatan 6. mengutamakan pengabdian kepada
notaris.57 kepentingan masyarakat dan negara;
Dewan kehormatan adalah alat 7. memberikan jasa pembuatan akta dan
perlengkapan perkumpulan yang dibentuk kewenangan lainnya untuk
dan berfungsi menegakkan kode etik, masyarakat yang tidak mampu tanpa
harkat dan martabat notaris, yang bersifat memungut honorarium;
mandiri dan bebas dari keberpihakan, 8. menetapkan satu kantor di tempat
dalam menjalankan tugas dan kedudukan dan kantor tersebut
kewenangannya dalam perkumpulan. merupakan satu-satunya kantor bagi
Dewan kehormatan terdiri atas: a. dewan notaris yang bersangkutan dalam
kehormatan pusat pada tingkat nasional; b. melaksanakan tugas jabatan sehari-
dewan kehormatan wilayah pada tingkat hari;
propinsi; c. dewan kehormatan daerah 9. memasang 1 (satu) papan nama di
depan/di lingkungan kantornya
55 dengan pilihan ukuran yaitu 100 cm x
Ibid, Pasal 19.
56
Perubahan Kode Etik Notaris 40 cm, 150 cm x 60 cm atau 200 cm x
Kongres Luar Biasa Ikatan Notaris
Indonesia Banten, 29-30 Mei 2015,
58
Pasal 1 angka 2 Ibid, Pasal 1 angka 8.
57 59
Ibid, Pasal 1 angka 4. Ibid, Pasal 3.

23
Jurnal Ilmiah Hukum Dirgantara–Fakultas Hukum Universitas Dirgantara Marsekal Suryadarma | Volume 10 No. 2, Maret 2020
Kode Etik Sebagai Pedoman Pelaksanaan Profesi Hukum Yang Baik

80 cm, yang memuat: nama lengkap 5. menandatangani akta yang proses


dan gelar yang sah; tanggal dan pembuatannya telah dipersiapkan oleh
nomor surat keputusan pengangkatan pihak lain;
yang terakhir sebagai notaris; tempat 6. mengirimkan minuta kepada klien
kedudukan; alamat kantor dan nomor untuk ditandatangani;
telepon/fax. 7. berusaha atau berupaya dengan jalan
10. hadir, mengikuti dan berpartisipasi apapun, agar seseorang berpindah dari
aktif dalam kegiatan yang notaris iain kepadanya, baik upaya itu
diselenggarakan oleh perkumpulan; ditujukan langsung kepada klien yang
11. menghormati, mematuhi, bersangkutan maupun melalui
melaksanakan peraturan-peraturan perantaraan orang iain;
dan keputusan-keputusan 8. melakukan pemaksaan kepada klien
perkumpulan; dengan cara menahan dokumen-
12. memperlakukan setiap klien yang dokumen yang telah diserahkan
datang dengan baik, tidak dan/atau melakukan tekanan
membedakan status ekonomi dan / psikologis dengan maksud agar klien
atau status sosialnya; tersebut tetap membuat akta padanya;
13. dll. 9. melakukan usaha-usaha, baik
langsung maupun tidak langsung yang
Notaris maupun orang lain (selama menjurus ke arah timbulnya
yang bersangkutan menjalankan jabatan persaingan yang tidak sehat dengan
notaris) dilarang:60 sesama rekan notaris;
1. mempunyai lebih dari 1 (satu) kantor, 10. tidak melakukan kewajiban dan
baik kantor cabang ataupun kantor melakukan pelanggaran terhadap
perwakilan; larangan sebagaimana dimaksud
2. memasang papan nama dan/atau dalam kode etik dengan menggunakan
tulisan yang berbunyi "notaris/kantor media elektronik, termasuk namun
notaris” di luar lingkungan kantor; tidak terbatas dengan menggunakan
3. melakukan publikasi atau promosi internet dan media sosial;
diri, baik sendiri maupun secara 11. membuat akta melebihi batas
bersama-sama, dengan kewajaran yang batas jumlahnya
mencantumkan nama dan jabatannya, ditentukan oleh dewan kehormatan;
menggunakan sarana media cetak Sanksi61
dan/atau elektronik, dalam bentuk:
iklan; ucapan selamat; ucapan 1. Sanksi yang dikenakan terhadap
belasungkawa; ucapan terima kasih; anggota yang melakukan pelanggaran
kegiatan pemasaran; kegiatan sponsor, kode etik dapat berupa: teguran,
baik dalam bidang sosial, keagamaan, peringatan, pemberhentian sementara
maupun olah raga. dari keanggotaan perkumpulan,
4. bekerja sama dengan biro jasa / orang pemberhentian dengan hormat dari
/ badan hukum yang pada hakekatnya keanggotaan perkumpulan,
bertindak sebagai perantara untuk pemberhentian dengan tidak hormat
mencari atau mendapatkan klien; dari keanggotaan perkumpulan.

60 61
Ibid, Pasal 4. Ibid, Pasal 6.

24
Jurnal Ilmiah Hukum Dirgantara–Fakultas Hukum Universitas Dirgantara Marsekal Suryadarma | Volume 10 No. 2, Maret 2020
Kode Etik Sebagai Pedoman Pelaksanaan Profesi Hukum Yang Baik

2. Penjatuhan sanksi sebagaimana Pengawasan atas pelaksanaan kode


terurai di atas terhadap anggota yang etik dilakukan oleh: pada tingkat
melanggar kode etik disesuaikan kabupaten/kota oleh pengurus daerah dan
dengan kuantitas dan kualitas dewan kehormatan daerah; pada tingkat
pelanggaran yang dilakukan anggota propinsi oleh pengurus wilayah dan dewan
tersebut. kehormatan wilayah; pada tingkat nasional
3. Dewan kehormatan pusat berwenang oleh pengurus pusat dan dewan
untuk memutuskan dan menjatuhkan kehormatan pusat.
sanksi terhadap pelanggaran yang
dilakukan oleh anggota biasa (dari 5. Kode Etik Advokat
notaris aktif) perkumpulan, terhadap
Dalam Undang-Undang Republik
pelanggaran norma susila atau
Indonesia Nomor 18 Tahun 2003
perilaku yang merendahkan harkat
Tentang Advokat dijelaskan bahwa:
dan martabat notaris, atau perbuatan
Advokat adalah orang yang berprofesi
yang dapat mengurangi kepercayaan
memberi jasa hukum, baik di dalam
masyarakat terhadap notaris.
maupun di luar pengadilan yang
4. Pelanggaran kode etik yang dilakukan
memenuhi persyaratan berdasarkan
oleh orang lain (yang sedang dalam
ketentuan undang-undang ini. 62 Jasa
menjalankan jabatan notaris), dapat
hukum adalah jasa yang diberikan advokat
dijatuhkan sanksi teguran dan/atau
berupa memberikan konsultasi hukum,
peringatan.
bantuan hukum, menjalankan kuasa,
5. Keputusan dewan kehormatan berupa
mewakili, mendampingi, membela, dan
teguran atau peringatan tidak dapat
melakukan tindakan hukum lain untuk
diajukan banding.
kepentingan hukum klien63 Klien adalah
6. Keputusan dewan kehormatan
orang, badan hukum, atau lembaga lain
daerah/dewan kehormatan wilayah
yang menerima jasa hukum dari advokat.64
berupa pemberhentian sementara atau
Organisasi advokat adalah organisasi
pemberhentian dengan hormat atau
profesi yang didirikan berdasarkan undang-
pemberhentian dengan tidak hormat
undang ini.65
dari keanggotaan perkumpulan dapat
Sebelum menjalankan profesinya,
diajukan banding ke dewan
advokat wajib bersumpah menurut
kehormatan pusat.
agamanya atau berjanji dengan sungguh-
7. Keputusan dewan kehormatan pusat
sungguh di sidang terbuka Pengadilan
tingkat pertama berupa pemberhentian
Tinggi di wilayah domisili hukumnya 66.
sementara atau pemberhentian dengan
Sumpah atau janji sebagaimana dimaksud,
hormat atau pemberhentian dengan
lafalnya sebagai berikut: “Demi Allah saya
tidak hormat dari keanggotaan
bersumpah/saya berjanji : bahwa saya
perkumpulan dapat diajukan banding
akan memegang teguh dan mengamalkan
ke kongres.
Pancasila sebagai dasar negara dan
8. Dewan kehormatan pusat berwenang
pula untuk memberikan rekomendasi
62
disertai usulan pemecatan sebagai Undang-Undang Republik Indonesia
Nomor 18 Tahun 2003 Tentang
notaris kepada menteri hukum dan Advokat, Pasal 1 angka 1.
hak asasi manusia republik indonesia. 63
Ibid, Pasal 1 angka 2.
64
Ibid, Pasal 1 angka 3.
65
Ibid, Pasal 1 angka 4.
66
Ibid, Pasal 4 ayat 1.

25
Jurnal Ilmiah Hukum Dirgantara–Fakultas Hukum Universitas Dirgantara Marsekal Suryadarma | Volume 10 No. 2, Maret 2020
Kode Etik Sebagai Pedoman Pelaksanaan Profesi Hukum Yang Baik

Undang-Undang Dasar Negara Republik Hak dan kewajiban advokat:68


Indonesia; bahwa saya untuk memperoleh 1. Advokat bebas mengeluarkan
profesi ini, langsung atau tidak langsung pendapat atau pernyataan dalam
dengan menggunakan nama atau cara membela perkara yang menjadi
apapun juga, tidak memberikan atau tanggung jawabnya di dalam sidang
menjanjikan barang sesuatu kepada pengadilan dengan tetap berpegang
siapapun juga; bahwa saya dalam pada kode etik profesi dan peraturan
melaksanakan tugas profesi sebagai perundang-undangan.
pemberi jasa hukum akan bertindak jujur,
2. Advokat bebas dalam menjalankan
adil, dan bertanggung jawab berdasarkan
tugas profesinya untuk membela
hukum dan keadilan; bahwa saya dalam
perkara yang menjadi tanggung
melaksanakan tugas profesi di dalam atau
jawabnya dengan tetap berpegang
di luar pengadilan tidak akan memberikan
pada kode etik profesi dan peraturan
atau menjanjikan sesuatu kepada hakim,
perundang-undangan.
pejabat pengadilan atau pejabat lainnya
3. Advokat tidak dapat dituntut baik
agar memenangkan atau menguntungkan
secara perdata maupun pidana dalam
bagi perkara klien yang sedang atau akan
menjalankan tugas profesinya dengan
saya tangani; bahwa saya akan menjaga
iktikad baik untuk kepentingan
tingkah laku saya dan akan menjalankan
pembelaan Klien dalam sidang
kewajiban saya sesuai dengan kehormatan,
pengadilan.
martabat, dan tanggung jawab saya sebagai
4. Dalam menjalankan profesinya,
advokat; bahwa saya tidak akan menolak
advokat berhak memperoleh
untuk melakukan pembelaan atau memberi
informasi, data, dan dokumen
jasa hukum di dalam suatu perkara yang
lainnya, baik dari instansi pemerintah
menurut hemat saya merupakan bagian
maupun pihak lain yang berkaitan
daripada tanggung jawab profesi saya
dengan kepentingan tersebut yang
sebagai seorang advokat67.
diperlukan untuk pembelaan
Advokat dapat dikenai tindakan
kepentingan kliennya sesuai dengan
dengan alasan: mengabaikan atau
peraturan perundang-undangan.
menelantarkan kepentingan kliennya;
5. Advokat dalam menjalankan tugas
berbuat atau bertingkah laku yang tidak
profesinya dilarang membedakan
patut terhadap lawan atau rekan
perlakuan terhadap klien berdasarkan
seprofesinya; bersikap, bertingkah laku,
jenis kelamin, agama, politik,
bertutur kata, atau mengeluarkan
keturunan, ras, atau latar belakang
pernyataan yang menunjukkan sikap tidak
sosial dan budaya.
hormat terhadap hukum, peraturan
perundangundangan, atau pengadilan; 6. Advokat tidak dapat diidentikkan
berbuat hal-hal yang bertentangan dengan dengan kliennya dalam membela
kewajiban, kehormatan, atau harkat dan perkara klien oleh pihak yang
martabat profesinya; melakukan berwenang dan/atau masyarakat.
pelanggaran terhadap peraturan 7. Advokat wajib merahasiakan segala
perundang-undangan dan atau perbuatan sesuatu yang diketahui atau diperoleh
tercela; melanggar sumpah/janji advokat dari kliennya karena hubungan
dan/atau kode etik profesi advokat.
68
Ibid, Pasal 14-20.
67
Ibid, Pasal 4 ayat 2.

26
Jurnal Ilmiah Hukum Dirgantara–Fakultas Hukum Universitas Dirgantara Marsekal Suryadarma | Volume 10 No. 2, Maret 2020
Kode Etik Sebagai Pedoman Pelaksanaan Profesi Hukum Yang Baik

profesinya, kecuali ditentukan lain profesi advokat mengandung unsur pidana.


oleh undang-undang. Ketentuan mengenai tata cara memeriksa
8. Advokat berhak atas kerahasiaan dan mengadili pelanggaran kode etik
hubungannya dengan klien, termasuk profesi advokat diatur lebih lanjut dengan
perlindungan atas berkas dan keputusan dewan kehormatan organisasi
dokumennya terhadap penyitaan atau advokat.69 organisasi advokat membentuk
pemeriksaan dan perlindungan dewan kehormatan organisasi advokat baik
terhadap penyadapan atas komunikasi di tingkat pusat maupun di tingkat daerah.
elektronik advokat. Dewan kehormatan di tingkat daerah
9. Advokat dilarang memegang jabatan mengadili pada tingkat pertama dan dewan
lain yang bertentangan dengan kehormatan di tingkat pusat mengadili
kepentingan tugas dan martabat pada tingkat banding dan terakhir.
profesinya. Keanggotaan dewan kehormatan
10. Advokat dilarang memegang jabatan organisasi advokat terdiri atas unsur
lain yang meminta pengabdian advokat. Dalam mengadili dewan
sedemikian rupa sehingga merugikan kehormatan membentuk majelis yang
profesi advokat atau mengurangi susunannya terdiri atas unsur dewan
kebebasan dan kemerdekaan dalam kehormatan, pakar atau tenaga ahli di
menjalankan tugas profesinya. bidang hukum dan tokoh masyarakat.
11. Advokat yang menjadi pejabat negara, Ketentuan lebih lanjut mengenai susunan,
tidak melaksanakan tugas profesi tugas, dan kewenangan dewan kehormatan
advokat selama memangku jabatan organisasi advokat diatur dalam kode
tersebut. etik70.

Organisasi Advokat
Kode etik dan dewan kehormatan
advokat Organisasi advokat merupakan satu-
Untuk menjaga martabat dan satunya wadah profesi advokat yang bebas
kehormatan profesi advokat, disusun kode dan mandiri yang dibentuk sesuai dengan
etik profesi advokat oleh organisasi ketentuan undangundang ini dengan
advokat. Advokat wajib tunduk dan maksud dan tujuan untuk meningkatkan
mematuhi kode etik profesi advokat dan kualitas profesi advokat. Ketentuan
ketentuan tentang dewan kehormatan mengenai susunan organisasi advokat
organisasi advokat. Kode etik profesi ditetapkan oleh para advokat dalam
advokat tidak boleh bertentangan dengan anggaran dasar dan anggaran rumah
peraturan perundang-undangan. tangga. Pimpinan organisasi advokat tidak
Pengawasan atas pelaksanaan kode etik dapat dirangkap dengan pimpinan partai
profesi advokat dilakukan oleh organisasi politik, baik di tingkat pusat maupun di
advokat. Dewan kehormatan organisasi tingkat daerah.71 Organisasi advokat
advokat memeriksa dan mengadili menetapkan dan menjalankan kode etik
pelanggaran kode etik profesi advokat profesi advokat bagi para anggotanya.
berdasarkan tata cara dewan kehormatan Organisasi advokat harus memiliki buku
organisasi advokat. Keputusan dewan daftar anggota. Salinan buku daftar
kehormatan organisasi advokat tidak
menghilangkan tanggung jawab pidana 69
Ibid, Pasal 26.
70
Ibid, Pasal 27.
apabila pelanggaran terhadap kode etik 71
Ibid, Pasal 28.

27
Jurnal Ilmiah Hukum Dirgantara–Fakultas Hukum Universitas Dirgantara Marsekal Suryadarma | Volume 10 No. 2, Maret 2020
Kode Etik Sebagai Pedoman Pelaksanaan Profesi Hukum Yang Baik

anggota sebagaimana dimaksud pada ayat menggunakan hukum sebagai sarana untuk
(2) disampaikan kepada mahkamah agung memecahkan masalah konkret dengan
dan menteri. Setiap 1 (satu) tahun bijaksana tetap berdasarkan prinsip-prinsip
organisasi advokat melaporkan hukum, menguasai dasar ilmiah untuk
pertambahan dan/atau perubahan jumlah mengembangkan ilmu hukum dan hukum,
anggotanya kepada mahkamah agung dan mengenali dan peka akan masalah
menteri. Organisasi advokat menetapkan keadilan dan masalah sosial. Pelayanan
kantor advokat yang diberi kewajiban hukum secara profesional dan bermutu
menerima calon advokat yang akan tinggi bergantung pada jenis profesi
melakukan magang. Kantor advokat wajib hukumnya dan bobot pengetahuan hukum
memberikan pembimbingan, pelatihan, yang dikuasai oleh profesional yang
dan kesempatan praktik bagi calon advokat bersangkutan. Setiap profesional hukum
yang melakukan magang.72 Advokat yang harus memiliki nilai moral yang kuat yang
dapat menjalankan pekerjaan profesi mendasari kepribadian profesional hukum.
advokat adalah yang diangkat sesuai Lima kriteria nilai moral yang kuat, yaitu:
dengan ketentuan undang-undang ini. kejujuran, keaslian, bertanggung jawab,
Setiap advokat yang diangkat berdasarkan kemandirian, dan keberanian. Sikap yang
undang-undang ini wajib menjadi anggota harus dimiliki oleh profesional hukum
organisasi advokat.73 menurut Notohamidjojo sebagaimana
dikutip oleh Supriadi dalam menjalankan
C. Pelaksanaan Profesi Hukum Yang tugas dan kewajibannya, profesional
Baik hukum harus memiliki:74
a. sikap manusiawi, artinya tidak
1. Majemen hukum yang baik menanggapi hukum secara formal
Hukum terakomodasi ide-ide tentang belaka, melainkan kebenaran yang
keadilan, inovasi, sanksi, pembebasan, sesuai dengan hati nurani;
perehabilitasian, dan pembaruan bagi b. sikap adil, artinya mencari kelayakan
kehidupan seseorang atau beberapa orang yang sesuai dengan perasaan
yang terlibat dalam suatu perkara hukum masyarakat;
serta kepentingan bermasyarakat dan c. sikap patut, artinya mencari
bernegara. Manajemen hukum: Problem pertimbangan untuk menentukan
suatu perundang – undangan bisa keadilan dalam suatu perkara konkret;
diwujudkan, pengorganisasian sehingga d. sikap jujur, artinya menyatakan
rumusan ide-ide bisa diterima dan sesuatu itu benar menurut apa adanya,
diberlakukan, atau ide filosofis yuridis tak dan menjauhi yang tidak benar dan
terbatas menjadi rumusan normatif dan tidak patut.
menjadi kekuatan praktis di masyarakat. 3. Penegakan hukum dan kode etik
profesi
2. Profesional hukum yang bermutu
Sebuah bangsa beradab berharap
Profesional hukum yang bermutu memiliki penegakan hukum yang baik
adalah profesional yang menguasai hukum untuk menyelesaikan persoalan yuridis
Indonesia, mampu menganalisis masalah yang menimpa masyarakat. Profesi hukum
hukum dalam masyarakat, mampu

72 74
Ibid, Pasal 29. Supriadi, Etika dan Tanggung Jawab Profesi Hukum,
73
Ibid, Pasal 30. Jakarta: Sinar Grafika, Cet. Ke-3, 2010, hlm. 21.

28
Jurnal Ilmiah Hukum Dirgantara–Fakultas Hukum Universitas Dirgantara Marsekal Suryadarma | Volume 10 No. 2, Maret 2020
Kode Etik Sebagai Pedoman Pelaksanaan Profesi Hukum Yang Baik

adalah profesi yang menentukan hukum manusia senantiasa


terselenggara dan tegaknya HAM di diperlakukan sebagai manusia yang
Indonesia. Tugas penegakan hukum memiliki keluhuran pribadi. Martabat
mampu merekayasa hukum dalam suatu manusia yang terkandung di dalam
kondisi yang menjanjikan agar masyarakat hak-hak manusia menjadi prinsip
tidak merasa hidup dalam suatu dasar hukum, yaitu dasar
kesejahteraan palsu, namun punya kemanusiaan yang adil dan beradab.
kepastian. b. Keadilan. Menurut Thomas Aquinas,
Ada 4 hal pokok menyangkut hukum keadilan adalah kebiasaan untuk
yaitu: Adanya tatanan normative, adanya memberikan kepada orang lain apa
sanksi atas pelanggaran, adanya sarana yang menjadi haknya berdasarkan
ketertiban, ditetapkan secara eksplisit. kebebasan kehendak. Kebebasan
Beberapa asas hukum yang memberikan kehendak itu ada pada setiap manusia.
kepastian dan keadilan hukum kepada Hak dan keadilan mempunyai
masyarakat: asas kepribadian, asas hubungan yang sangat erat. Adanya
persekutuan, asas kesamaan, asas hak mendahului adanya keadilan.
kewibawaan, asas pemisah antara orang Keadilan merupakan salah satu
baik dan buruk. bentuk kebaikan yang menuntun
Penegakan hukum dapat dirumuskan manusia dalam berhubungan sesama
sebagai usaha melaksanakan hukum manusia. Seseorang disebut adil bila
sebagaimana mestinya, mengawasi rnengakui orang lain sebagai orang
pelaksanaannya agar tidak terjadi yang mempunyai hak yang
pelanggaran, dan jika terjadi pelanggaran seharusnya dipertahankan atau
memulihkan hukum yang dilanggar itu diperolehnya.
supaya ditegakkan kembali. Penegakan c. Kepatutan (equity). Pada dasarnya
hukum dilakukan dengan penindakan kepatutan merupakan suatu koreksi
hukum menurut urutan berikut:75 terhadap keadilan legal. Keadilan
a. teguran peringatan supaya legal adalah keadilan yang
menghentikan pelanggaran dan jangan menertibkan hubungan antara
berbuat lagi (percobaan); individu dan masyarakat atau negara.
b. pembebanan kewajiban tertentu (ganti d. Kejujuran. Penegak hukum harus
kerugian, denda); jujur dalam menegakkan hukum atau
c. penyisihan atau pengucilan melayani pencari keadilan dan
(pencabutan hak-hak tertentu); menjauhkan diri dari perbuatan
d. pengenaan sanksi badan (pidana curang. Kejujuran berkaitan dengan
penjara, pidana mati). kebenaran, keadilan, kepatutan yang
semuanya itu menyatakan sikap bersih
Dalam pelaksanaan tugas penegakan
dan ketulusan pribadi seseorang yang
hukum, penegak hukum wajib menaati
sadar akan pengendalian diri terhadap
norma-norma yang penting dalam
apa yang seharusnya tidak boleh di-
penegakan hukum, yaitu: 76
lakukan.
a. Kemanusiaan. Norma kemanusiaan
Penegakan kode etik adalah usaha
menuntut agar dalam penegakan
melaksanakan kode etik sebagaimana
mestinya, mengawasi pelaksanaannya
75
Abdul Kadir Muhammad, Op. cit, hlm. 115. supaya tidak terjadi pelanggaran, dan jika
76
Ibid, hlm. 115-119.

29
Jurnal Ilmiah Hukum Dirgantara–Fakultas Hukum Universitas Dirgantara Marsekal Suryadarma | Volume 10 No. 2, Maret 2020
Kode Etik Sebagai Pedoman Pelaksanaan Profesi Hukum Yang Baik

terjadi pelanggaran memulihkan kode etik masyarakat akan semakin sulit.


yang dilanggar itu supaya ditegakkan Kemanusiaan yang beradab hanya ada
kembali. Karena kode etik adalah bagian dalam keadilan. Dalam Undang Dasar
dari hukum positif, maka norma-norma 1945 alinea keempat tercantum tujuan
penegakan hukum undang-undang juga pembentukan Negara Republik Indonesia
berlaku pada penegakan kode etik.77 yaitu:
Penegakan hukum maupun penegakan a. Melindungi segenap bangsa Indonesia
kode etik profesi bagi para penegak dan seluruh tumpah darah Indonesia
hukum akan menjadi cermin bagi b. Memajukan kesejahteraan umum
masyarakat dalam menegakkan hukum. c. Mencerdaskan kehidupan bangsa
Hukum akan semakin terpuruk jika para d. Ikut melaksanakan ketertiban dunia
penegak hukum tidak mampu menjadi yang berdasarkan kemerdekaan,
teladan dalam penegakan hukum itu perdamaian abadi, dan keadilan
sendiri. Dengan memiliki akhlak mulia sosial.
dan keteladanan, di mana pun berada,
Keadilan harus mewarnai perilaku
seorang penegak hukum akan memberi
dan kehidupan manusia dalam hubungan
manfaat bagi lingkungan sosialnya.
dengan Tuhannya, sesama, masyarakat,
Penegakan hukum belum berjalan
pemerintah, alam, dan dengan makhluk
sebagaimana mestinya, hal ini ditandai
ciptaan Tuhan lainnya. Keadilan harus
dengan banyaknya permasalahan hukum
terwujud di semua lini kehidupan.
yang timbul. Untuk itu harus dilakukan
Keadilan merupakan suatu keadaan
berbagai upaya untuk mewujudkan
keseimbangan, keserasian, dan keselarasan
penegakan hukum. Hal ini dimulai dari
yang membawa ketenteraman di dalam
para profesional hukum yaitu: hakim,
hati setiap orang, yang apabila terganggu
jaksa, advokat, polisi dan notaris. Salah
akan mengakibatkan permasalahan yang
satu upaya yang telah dilakukan yaitu
serius.
dengan penegakan etika (kode etik) yang
Hukum sangat erat hubungannya
dilandasi oleh nilai-nilai ajaran agama.
dengan keadilan. Bahkan ada pendapat
Dengan demikian, penegakan kode etik
yang mengatakan bahwa hukum harus
profesi menjadi mutlak adanya bagi tiap-
digabungkan dengan keadilan. Setiap
tiap pribadi profesional hukum.
hukum yang dilaksanakan ada tuntutan
4. Terwujudnya keadilan untuk mendapat keadilan, maka hukum
Hilangnya kepercayaan pencari tanpa keadilan akan sia-sia, sehingga tidak
keadilan akan menjadi hal yang mungkin lagi berharga di hadapa masyarakat.
terjadi bila hukum yang idealnya Hukum bersifat objektif berlaku bagi
menelantarkan masyarakat pencari semua orang, sedangkan keadilan bersifat
keadilan. Profesi hukum menuntut subjektif, maka menggabungkan antara
konsekuensi untuk melayani masyarakat hukum dan keadila itu bukan merupakan
pencari keadilan. Menjadi penerang, suatu hal yang gampang. Sesulit apa pun,
penunjuk jalan, mediator, dan juru damai hal itu harus dilakukan demi kewibawaan
dan pemutus yang adil apabila timbul negara dan peradilan, karena hak-hak
permasalahan hukum. Dengan demikian dasar hukum adalah kewenangan yang
keadilan akan terwujud. Tanpa keadilan diakui oleh yustisi.78
kelangsungan hidup bangsa dan
77 78
Ibid, hlm. 120. Mardani, Op. Cit, hlm. 46.

30
Jurnal Ilmiah Hukum Dirgantara–Fakultas Hukum Universitas Dirgantara Marsekal Suryadarma | Volume 10 No. 2, Maret 2020
Kode Etik Sebagai Pedoman Pelaksanaan Profesi Hukum Yang Baik

Hukum mewajibkan keadilan secara berpengaruh terhadap peningkstsn


etis dan yuridis. Dengan demikian antara kebutuhan yang tidak sebanding
etis atau moral, hukum dan keadilan dengan penghasilan yang diterima
merupakan suatu rangkaian yang tidak oleh penegak hukum.
terpisahkan untuk menciptakan tercapaian 4. Pengaruh lemah Iman. Salah satu
kedamaian serta kebahagiaan pada setiap syarat menjadi profesional adalah
orang. Hubungan antara moral dan takwa kepada Tuhan Yang Maha Esa,
keadilan merupakan rangkaian yang tidak yaitu melaksanakan perintah dan
bisa dipisahkan. Hukum dan moral menjauhi larangan-NYA. Dengan
merupakan suatu norma atau kaidah, takwa kepada Tuhan Yang Maha Esa
sedangkan keadilan adalah suatu yang profesional memiliki benteng moral
dituju dari norma atau kaidah. Sehingga yang kuat, tidak mudah tergoda dan
jika hendak menghubungkan antara moral tergiur dengan berbagai macam
dan keadilan, pastilah harus ada hukum bentuk materi disekitarny. Dengan
yang diciptakan terlebih dahulu sebagai iman yang kuat kebutuhan materi
jelmaan perilaku dari moral atau etika, akan dipenuhi secara wajar dan itulah
baik secara tertulis maupun tidak tertulis.79 kebahagiaan.

D. Hambatan atau Kendala Dalam Menurut Sumaryono terdiri dari lima


Pelaksanaan Kode Etik Profesi masalah yang dihadapi sebagai hambatan
Hukum Di Indonesia atau kendala yang cukup serius, yaitu:
kualitas pengetahuan profesional hukum;
Kode etik profesi belum dapat Terjadi penyalahgunaan profesi hukum;
diterapkan dengan maksimal. Abdul Kadir kecenderungan profesi hukum menjadi
Muhammad mengemukakan alasan-alasan kegiatan bisnis; penurunan kesadaran dan
mendasar mengapa professional cenderung kepedulian social dan Sistem yang sudah
mengabaikan dan bahkan melanggar kode usang. Selain hambatan atau kendala
etik profesi, antara lain: Pengaruh sifat diatas masih ditemukan hambatan lainnya,
kekeluargaan, pengaruh jabatan, pengaruh yaitu: kemajuan teknologi belum dapat
konsumerisme dan karena lemah iman. diimbangi oleh percepatan kemajuan
hukum, sehingga hukum selalu ketinggalan
1. Pengaruh sifat kekeluargaan. Salah
zaman; tidak memiliki komitmen
satu ciri kekeluargaan itu memberi
pelaksanaan baik karena belum memahami
perlakuan dan penghargaan yang
fungsi dan tujuan kode etik profesi atau
sama terhadap anggota keluarga dan
karena tidak ingin melaksanakannya;
ini dipandang adil, berbeda dengan
pengaruh dari pihak luar; sumber daya
perlakuan terhadap orang bukan
manusia (SDM) yaitu rendahnya
keluarga.
kesadaran untuk mengembangkan diri baik
2. Pengaruh jabatan. Seyogyanya, salah
secara formal maupun informal; kebijakan
satu ciri jabatan adalah bawahan
atau regulasi yang belum memadai dan
menghormati dan taat kepada atasan.
petunjuk teknis pelaksanaannya; standar
3. Pengaruh Konsumerisme. Gencarnya
moral yang buruk; lemahnya penegakan
perusahaan-perusahaan
hukum; sanksi kode etik yang kurang
mempromosikan produk mereka
berat.
melalui iklan media masa akan cukup

79
Ibid, hlm. 46-47.

31
Jurnal Ilmiah Hukum Dirgantara–Fakultas Hukum Universitas Dirgantara Marsekal Suryadarma | Volume 10 No. 2, Maret 2020
Kode Etik Sebagai Pedoman Pelaksanaan Profesi Hukum Yang Baik

KESIMPULAN DAN SARAN kesejahteraan para anggota,


meningkatkan pengabdian para
Kesimpulan
anggota, meningkatkan mutu profesi
1. Dalam usaha mewujudkan prinsip- dan organisasi, meningkatkan
prinsip negara hukum dalam layanan, memperkuat organisasi,
kehidupan bermasyarakat dan menghindari persaingan tidak sehat,
bernegara, peran dan fungsi penegak menjalin hubungan yang erat para
hukum sebagai profesi yang bebas, anggota, dan menentukan baku
mandiri dan bertanggung jawab standarnya. Penegak hukum wajib
merupakan hal yang penting, di menaati norma-norma yang penting
samping lembaga peradilan dan dalam penegakan hukum yaitu:
instansi penegak hukum. Melalui jasa Kemanusiaan, keadilan, kepatutan,
hukum yang diberikan, kepentingan kejujuran dan melaksanakan kode etik
masyarakat pencari keadilan, sebagaimana mestinya. Namun dalam
termasuk usaha memberdayakan pelaksanaannya terkadang tidak
masyarakat dalam menyadari hak-hak berjalan dengan baik bahkan
fundamental mereka di depan hukum menimbulkan permasalahan-
dapat diwujudkan. Dalam kajian ilmu permasalahan dan mengalami
hukum dikemukakan bahwa selain hambatan atau kendala. Dalam
norma hukum, terdapat juga norma penyelesaiannya masih sering tidak
lain yang turut menopang tegaknya menerapkan asas-asas atau prinsip-
ketertiban dalam masyarakat yang prinsip yang diatur dalam kode etik
disebut norma etika. Norma etika dari profesi.
berbagai kelompok profesi 2. Kode etik profesi belum dapat
dirumuskan dalam bentuk kode etik diterapkan dengan maksimal, hal ini
profesi. Kode etik adalah prinsip- disebabkan antara lain: pengaruh sifat
prinsip moral yang melekat pada suatu kekeluargaan, pengaruh jabatan,
profesi dan disusun secara sistematis. pengaruh konsumerisme dan karena
Kode etik profesi merupakan norma lemah iman. Hambatan atau kendala
yang ditetapkan dan diterima oleh lainnya adalah: terjadi
kelompok profesi, yang mengarahkan penyalahgunaan profesi hukum;
atau memberi petunjuk kepada penurunan kesadaran dan kepedulian
anggotanya bagaimana seharusnya sosial dan sistem yang sudah usang;
berbuat dan sekaligus menjamin mutu kemajuan teknologi belum dapat
moral profesi itu di mata masyarakat. diimbangi oleh percepatan kemajuan
Prinsip-prinsip umum yang dibidang hukum, sehingga hukum
dirumuskan dalam suatu profesi akan selalu ketinggalan zaman; tidak
berbeda-beda satu sama lain. Kode memiliki komitmen pelaksanaan baik
etik berfungsi: sebagai sarana kontrol karena belum memahami fungsi dan
sosial, pencegah campur tangan pihak tujuan kode etik profesi atau karena
lain, pencegah kesalahpahaman dan tidak ingin melaksanakannya; sumber
konflik, sebagai kontrol apakah daya manusia (SDM) yaitu rendahnya
anggota kelompok profesi telah kesadaran untuk mengembangkan diri
memenuhi kewajiban. Tujuannya: baik secara formal maupun informal;
Menjunjung tinggi martabat profesi, kebijakan atau regulasi yang belum
menjaga dan memelihara memadai dan petunjuk teknis

32
Jurnal Ilmiah Hukum Dirgantara–Fakultas Hukum Universitas Dirgantara Marsekal Suryadarma | Volume 10 No. 2, Maret 2020
Kode Etik Sebagai Pedoman Pelaksanaan Profesi Hukum Yang Baik

pelaksanaannya; standar moral yang Shidarta, Moralitas Profesi Hukum,


buruk; lemahnya penegakan hukum; Bandung: Refika Aditama: Suatu
sanksi kode etik yang kurang berat. tawaran Kerangka Berpikir, Cet ke-2,
2009.
Saran Soerjono Soekanto, Penelitian Hukum
1. Dalam kode etik profesi perlu dimuat Normatif, Jakarta: PT Raja Grafindo
upaya pemaksa atau sanksi yang lebih Persada, 2003.
berat jika terjadi pelanggaran, agar Sri Gambir Melati Hatta, Beli Sewa
mempunyai efek jera bagi pelaku. Sebagai Perjanjian Tak Bernama:
2. Bagi setiap anggota profesi perlu Pandangan Masyarakat dan Sikap
diberikan pembekalan secara Mahkamah Agung Indonesia,
mendalam terkait kode etik profesi Bandung: alumni, cetakan ke-2, 2000.
agar dapat lebih menghayatinya. Supriadi, Etika dan Tanggung Jawab
3. Fakultas hukum sebagai penghasil Profesi Hukum, Jakarta: Sinar
Sarjana Hukum, sejak dini harus Grafika, Cet. Ke-3, 2010.
membekali mahasiswanya dengan Veithzal Rifa’I et.al, Islamic Busines and
pendidikan akhlak dan pengenalan Economics Ethics, Jakarta: Bumi
mengenai etika profesi hukum. Aksara, 2012.

B. Peraturan Perundang-undangan.
DAFTAR PUSTAKA
Undang-Undang Republik Indonesia
Nomor 2 Tahun 2002 Tentang
A. Buku.
Kepolisian Negara Republik
Abdulkadir Muhammad, Etika Profesi Indonesia.
Hukum, Bandung: PT Citra Aditya Undang-Undang Republik Indonesia
Bakti, 2006. Nomor 18 Tahun 2003 Tentang
Abintoro Prakoso, Etika Profesi hukum, Advokat.
Surabaya: LaksBang Yustisia, 2015. Undang-Undang Republik Indonesia
Darji Darmodihardjo dan Shidarta, Pokok- Nomor 16 Tahun 2004 Tentang
pokok Filsafat Hukum, Jakarta: Kejaksaan Republik Indonesia.
Gramedia Pustaka Utama, 2006. Undang-Undang Republik Indonesia
Duane R. Monette Thomas J. Sullivan, Nomor 48 Tahun 2009 Tentang
Cornell R. Dejong, Aplied Social Kekuasaan Kehakiman.
Research, Chicago, San: halt, Undang Republik Indonesia Nomor 2
Reinhart and Winston Inc. 1989. Tahun 2014 Tentang Perubahan Atas
K. Bertens. Etika, Jakarta: Gramedia Undang-Undang Nomor 30 Tahun
Pustaka Utama, Cet. Ke-8, 2004. 2004 Tentang Jabatan Notaris.
Lubis, M Solly, Filsafat Ilmu dan Peraturan Kepala Kepolisian Negara
Penelitian, Bandung: Mandar Republik Indonesia Nomor 14 Tahun
Maju,1994. 2011 Tentang Kode Etik Profesi
Lubis, Suhrawardi K, Etika Profesi Kepolisian Negara Republik
Hukum, Jakarta: Sinar Grafika, 2017. Indonesia.
Mardani, Etika Profesi Hukum, Depok: Peraturan Jaksa Agung Republik Indonesia
PT Raja Grafindo Persada. Nomor Per-014/A/Ja/11/2012
Tentang Kode Perilaku Jaksa.

33
Jurnal Ilmiah Hukum Dirgantara–Fakultas Hukum Universitas Dirgantara Marsekal Suryadarma | Volume 10 No. 2, Maret 2020
Kode Etik Sebagai Pedoman Pelaksanaan Profesi Hukum Yang Baik

Keputusan Bersama Ketua Mahkamah


Agung RI Dan Ketua Komisi Yudisial
RI 047/KMA/SKB/IV/2009.
02/SKB/P.KY/IV/2009 Tentang
Kode Etik Dan Pedoman Perilaku
Hakim.
Perubahan Kode Etik Notaris Kongres
Luar Biasa Ikatan Notaris Indonesia
Banten, 29-30 Mei 2015.

C. Kamus
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan,
Kamus Besar Bahasa Indonesia.

D. Internet
https://majalahpendidikan.com/definisi-
dan-macam-macam-etika/.
http://asikinzainal.blogspot.com/2012/01
/teori-etika-dlm-filsafat-hukum.

34
Jurnal Ilmiah Hukum Dirgantara–Fakultas Hukum Universitas Dirgantara Marsekal Suryadarma | Volume 10 No. 2, Maret 2020

Anda mungkin juga menyukai