Anda di halaman 1dari 21

Penegakan Hukum

Etika Profesi
Nama Kelompok 12 :
1. Hervi Septa Bela
(2021030318)
2. Radhi Auliak Akbar
(2021030121)
3. Muhammad Dhani
A. Makna dan Urgensi Penegakan Hukum
Etika Profesi
Penegakan Hukum merupakan proses dilakukannya upaya untuk
tegaknya atau berfungsinya norma-norma hukum secara nyata Hukum
sebagai pedoman perilaku dalam lalulintas atau hubungan- hubungan
hukum dalam kehidupan bermasyarakat dan bernegara.
penegakan hukum adalah upaya yang dilakukan untuk menjadikan
hukum sebagai pedoman perilaku dalam setiap perbuatan hukum.
Dengan demikian, penegakan hukum dan penegakan keadilan laksana dua sisi mata uang yang tidak bisa
dipisahkan. Indonesia sebagai negara hukum, membangun dan membina sistem dan lembaga-lembaga
penegakan hukum, antara satu dengan lainnya. saling terkait. Secara garis besar, menurut Bisri terdapat
empat komponen pokok lembaga penyelenggara penegakan hukum, yaitu,

1. Aparatur negara yang memang ditugaskan dan di arahkan


untuk itu seperti polisi, hakim, dan jaksa yang dalam dunia
hukum di sebut secara ideal sebagai tiga pendekar hukum.
2. Pengacara yang memiliki fungsi advokasi dan mediasi bagi
masyarakat baik yang bekerja secara individual maupun
secara kolektif melalui lembaga-lembaga bantuan hokum,
3. Para eksekutif yang bertebaran di berbagai lahan pengadilan
mulai daripegawai pemerintah yang memiliki beraneka fungsi
dan kewajibansampai kepada para penyelenggara yang
memiliki kekuasaan politik,
4. Masyarakat sebagai pengguna hukum yang kadang-kadang
secara ironimenjadi pencari keadilan.
Untuk tegaknya hukum di tengah-tengah masyarakat,
sudah menjadi kewajiban mengkompromikan antara
aspek kepastian hukum, kemanfaatan hukum, dan
keadilan hukum. Konsisten dan konsekuen dalam
melaksanakan dan menegakkan aturan hukum yang
berorientasi pada kemanfaatan akan melahirkan rasa
keadilan.
Oleh karena itu, penegakan hukum bukan hanya
bagaimana menjalankan Undang-undang, yang
terpenting adalah bagaimana rasa keadilan itu
dirasakan oleh masyarakat. Penegakan hukum
merupakan tanggung jawab bersama antara lembaga-
lembaga peradilan yang terdiri dari kepolisian,
kejaksaan, pengadilan, dan masyarakat. Penegakan
hukum yang berkeadilan bukan hanya penting bahkan
sudah menjadi kebutuhan asasi masyarakat manusia.
Penegakan hukum sangat erat kaitannya dengan integritas
moral para penegak hukum itu sendiri. Kadang-kadang
masih sulit membedakan antara menghukum orang dengan
menghukum perbuatan. Setiap orang punya rasa kasihan,
tapi jangan karena kasihan dan kemanusiaan pada
seseorang mengakibatkan hukum tidak ditegakkan.
Adapun konsekuensi dari setiap pelanggaran hukum
adalah memperoleh hukuman sesuai dengan
perbuatannya.
Oleh karena itu, dalam upaya penegakan hukum di republik
ini harusi dilakukan secara simultan baik itu dalam garis
horizontal maupun vertikal. Harus disertai dengan adanya
sanksi yang tidak pandang bulu dengan tanpa melihat
siapa mereka dan dari mana asal dan status mereka.
Sanksi hukuman itupun harus berlangsung dalam sebuah
proses peradilan yang fair serta transparan dengan
dukungan dari para hakim dan jaksa-jaksa yang betul-
betul bebas dari praktek KKN.
B. Pengawasan Dan Partisipasi Publik Atas
Pelaksanaan Profesi Hukum
Pengawasan diartikan sebagai proses kegiatan monitoring untuk
meyakinkan bahwa semua kegiatan organisasi terlaksana seperti yang
direncanakan dan sekaligus juga merupakan kegiatan untuk
mengoreksi dan memperbaki bila ditemukan adanya penyimpangan
yang akan mengganggu pencapaian tujuan. Pengawasan
Pengawasan juga merupakan fungsi manajemen yang diperlukan
untuk mengevaluasi kinerja organisasi atau unit-unit dalam suatu
organisasi guna menetapkan kemajuan sesuai dengan arah yang
dikehendaki.
Kemudian pada pasal 2 ayat (1 dan 2) lampiran Inpres No. 15 tahun
1985 menyatakan bahwa Pegawasan terdiri dari:
1. Pengawasan yang dilakukan oleh pimpman/atasan langsung, baik
ditingkat Pusat maupun di tingkat daerah
2. Pengawasan yang dilakukan secara fungsional oleh aparat
pengawasan Ruang lingkup pengawasan meliputi:
a) Kegiatan umum pemerintahan
b) Pelaksanaan rencana pembangunan
c) Penyelenggaraan pengurusan dan pegelolaan keuangan dan
kekayaannegaraan
d) Kegiatan badan usaha milik negara dan badan usaha milik daerah
e) Kegiatan aparatur pemerintahan di bidang yang mencakup
kelembagaan, kepegawaian dan ketatalaksanaan.
Lanjutan
Secara normatif, seorang muslim yang benar-benar beriman
dan memiliki akidah yang kuat, pengawasnya adalah dirinya
sendiri, hati nurani yang dikawal oleh imannya menganggap
bahwa semua tindak-tanduknya selaludalam pantauan Allah
Swt. yang tergambar dalam Asmaul Husna Al-Hafiz, dan
memiliki keyakinan kepada malaikat Raqib dan Atid yang
selalu mencatat semua tingkah laku kita. Seorang muslim
akan terus menyaring semua tindakannya agar selalu dalam
lingkup yang diizinkan oleh syariat.
Lanjutan
Pejabat yang memegang jabatan di lembaga ini disebut
muhtasib. Yang berhak menjabat fungsi ini adalah mereka
vang memiliki inttegritas moral yang tinggi serta memiliki
kemampuan dan ilmu pengetahuan dalam bidang hukum,
pasar dan urusan bisnis. Bidang kegiatannya mencakup
mengawasi aspek sosial ekonomi secara menyeluruh, seperti
mencukupi barang kebutuhan industry, jasa, dan
perdagangan.
Lanjutan

Fungsi dan Wewenang Muhtasib


01 uhtasib ini berwenang memerintahkan semua jajaran yang
berada di bawah kewenangannya untuk melaksanakan
salat Jumat dan salat wajib lainnya, menegakkan
kebenaran!

Pengawasan Yang Baik


02 Pelaksanaan etika harus diawasi dengan baik sehingga
etika itu berjalan serta mewarnai setiap kegiatan dan
fungsi yang ada dalam masyarakat baik pidang
pemerintahan, ekonorni, politik, maupun bisnis.

Masalah Pengawasan Di Indonesia


03 Di Indonesia, sistem pengawasan sangat lemah sehingga
kita banyak melihat berbagai pelanggaran etika,
pelanggaran UU, dan peraturan lainnya.
Lanjutan
Salah satu kelemahan dalam kehidupan ini adalah fungsi
pengawasan Kemungkinan besar, kelemahan ini berasal dari
sifat manusia yang memarng diciptakan "lemah". Pada saat
yang sama ada makhluk kuat yang sering menggoda marusia
secara gigih untuk melakukan hal-hal yang tidak disuka Allah
Pertarungan inilah yang terbawa dalam berbagai aspek
kehidupan kita, termasuk manusia.
C. Implementasi Sanksi Pelanggar Etika Profesi
Sanksi merupakan hukuman yang diberikan terhadap
orang yang melanggar aturan (hukum). Merupakan bentuk
perwujudan yang paling jelas dari kekuasaan negara dalam
melaksanakan kewajibannya untuk memaksa ditaatinya
hukum. Dan dijatuhkan kepada seseorang yang telah
melanggar ketentuan pidana. Di setiap pelanggaran pasti
ada sanksi yang berlaku di mana peneliti di sini akan
membahas terkait sanksi-sanksi sebagai berikut
Dari setiap pelanggaran yang dilakukan maka akan ada
imbalannya dari semua perbuatan, di mana perbuatan
yang berhubungan dengan moral, hukum, maupun adat.
Semua perbuatan yang berhubungan dengan pelanggaran
maka akan ada timbal balik dari apa yang kita kerjakan.
Imbalan yang berlaku yaitu Sanksi-sanksi yang
diberlakukan atas semua pelanggaran.
Pelanggaran yang berhubungan dengan Kode Etik dan Pedoman
Perilaku Hakim dapat di mana dalam Peraturan Bersama
Mahkamah Agung Republik Indonesia dan Komisi Yudisial
Indonesia, terkait pelanggaran Kode Etik dan Pedoman Perilaku
Hakim Dikenakan hukuman berupa:
1. Teguran;
2. Peringatan;
3. Peringatan keras;
4. Pemberhentian sementara untuk waktu tertentu;
5. Pemberhentian selamanya;
6. Pemecatan dari keanggotaan organisasi profesi.
Pelanggaran di atas menggunakan pertimbangan atas berat dan
ringannya sifat pelanggaran Kode Etik, dapat dikenakan sanksi-
sanksi dengan hukuman:
1. Berupa teguran atau berupa peringatan bilamana sifat
pelanggarannya tidak berat.
2. Berupa peringatan keras bilamana sifat pelanggarannya berat
atau karena mengulangi berbuat melanggar kode etik
dan/atau tidak mengindahkan sanksi teguran/peringatan yang
diberikan.
3. Berupa pemberhentian sementara untuk waktu tertentu
bilamana sifatpelanggarannya berat, tidak mengindahkan dan
tidak menghormatiketentuan kode etik profesi atau bilamana
setelah mendapatkan sanksiberupa peringatan keras masih
mengulangi melakukan pelanggaran kode etik profesi.
Sanksi ini akan berlaku jika semua pihak sepakat setelah
apa yang dilakukan oleh yang melanggar Kode Etik.
Kerangka teori yang digunakan peneliti sebagai seorang
hakim, maka ia dianggap sudah mengetahui hukum. Inilah
yang dimaksud dari asas hukum asas lus Curia Novit.
Seorang hakim dituntut untuk dapat menerima dan
mengadili berbagai perkara yang diajukan kepadanya.
Bahkan jika menolak sebuah perkara maka seorang hakim
dapat dituntut. Jadi kesimpulannya seorang hakim harus
dianggap tau semua terhadap hukum yang sedang
diadilinya. Sehingga diciptakan asas lus Curia Novit.
Sebagaimana diatur dalam Pasal 10 dan Pasal 14 Undang-
undang Nomor 48 Tahun 2009 Tentang Kekuasaan
Kehakiman.
1. Pengadilan tidak boleh menolak untuk memeriksa dan
mengadili suatu perkara dengan dalih bahwa hukum
tidak atau kurang jelas, melainkanwajib untuk
memeriksa dan mengadilinya.
2. Putusan diambil berdasarkan sidang permusyawaratan
hakim yangbersifat rahasia.
Dalam menjalankan fungsinya sebagai seorang hakim,
terdapat beberapa syarat yang harus dipenuhi oleh sorang
hakim. Syarat-syarat tersebut ialah tangguh, terampil dan
tanggap. Tangguh artinya tabah dalam menghadapi segala
keadaan dan kuat mental, terampil artinya mengetahui
dan menguasai segala peraturan perundang-undangan
yang sudah ada dan masih berlaku, dan tanggap artinya
dalam melakukan pemeriksaan perkara harus dilakukan
dengan cepat, benar serta menyesuaikan diri dengan
kehendak masyarakat.
Thank You

Anda mungkin juga menyukai