PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Saksi dan korban merupakan salah satu bagian penting dalam pembuktian
dalam tindak pidana, “bahwa salah satu alat bukti yang sah dalam proses
melihat, atau mengalami sendiri terjadinya suatu tindak pidana dalam upaya
mencari dan menemukan kejelasan tentang tindak pidana yang dilakukan oleh
dan Korban).
dan wajib menjunjung hukum dan pemerintahan itu dengan tidak ada
kecualinya”. Meskipun ada ketentuan yang demikian itu di dalam UUD 1945,
di dalam kenyataan masih ada penerapan yang tidak sama antara orang yang
satu dengan yang lain sehubungan dengan persamaan setiap orang di mata
tidak terwujudnya rasa keadilan orang yang satu dengan orang yang lain.
prinsip tersebut, sehingga diperlukan upaya penegakan hukum yang adil bagi
semua orang.
1
2
Tindak pidana (kejahatan) dapat terjadi karena ada pihak yang berperan, sadar
Perlindungan Saksi dan Korban, memberikan harapan baru bagi korban yang
dalam sistem peradilan pidana tidak pernah diuntungkan dalam segi apapun,
bahwa salah satu alat bukti yang sah dalam proses peradilan pidana adalah
secara psikologis.
Saksi dan Korban (LPSK), yaitu adalah Lembaga yang bertugas dan
dan/atau Korban.1
tentang Perlindungan Saksi dan Korban (UU PSK) yang diundangkan pada 11
1
Simanjorang .Bill. C. P. 2014, Realisasi Lembaga Perlindungan Saksi Dan Korban (LPSK)
Dalam Memberikan Perlindungan Terhadap Saksi Dan Korban Di Daerah, Jurnal Ilmu
Hukum. hlm. 4
3
Agustus 2006. Namun secara formal, undang-undang ini masih dinilai tidak
pembahasannya yang sempat mandeg di DPR sekitar lima tahun dan terkesan
hanya untuk memenuhi tuntutan masyarakat. Salah satu amanat dari Undang-
perlindungan dan bantuan pada Saksi dan Korban berdasarkan tugas dan
diatur secara spesifik dalam ketentuan atau bab tersendiri. Tugas dan
serta LPSK itu sendiri. Meskipun telah diundangkan, namun tidak banyak
publik maupun kalangan praktisi dan penegak hukum mengetahui subtansi dari
Undang-Undang Perlindungan Saksi dan Korban dan seperti apa lembaga yang
Sosialisasi ini juga menjadi penting agar masyarakat khususnya yang menjadi
saksi dan korban suatu perkara dapat mengetahui hak-hak yang dimiiliki,
LPSK.2
terhadap saksi dan korban bagi sebuah negara guna kepentingan proses
meupakan suatu hak yang pantas didapatkan suatu saksi dan korban. Alasan
inilah yang mendasari penulis untuk menyusun skripsi ini yang berjudul
TINDAK PIDANA ”.
2
Wiryawan Syahrial Martanta et al,2007, Pemberian Kompensasi Dan Resituasi Serta Bantuan
Bagi Korban. Jakarta. ICW. hlm vii
5
B. Perumusan Masalah
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan objektif
korban di Indonesia.
solusinya.
2. Tujuan subjektif
D. Manfaat Penelitian
Nilai dari suatu penelitian dapat dilihat dari manfaat yang dapatdiberikan.
Adapun manfaat yang akan dapat diperoleh dari penelitian ini adalah sebagai
berikut:
a. Manfaat Teoritis
penangan LPSK dalam perlindungan saksi dan korban yang telah diatur dalam
korban.
b. Manfaat Praktis
dan korban, selain itu diharapkan dapat memberi kontribusi bagi kalangan
E. Metode Penelitian
1. Metode Pendekatan
menerapkan asas dan prinsip-prinsip hukum yang berasal dari regulasi tertulis
penelitian hukum yang dilakukan dengan cara meneliti bahan pustaka yang
ada. Metode ini dalam arti pada segi yuridis selain melihat dari regulasi yang
telah ada juga melihat dari segi normatif pada bahan pustaka yang terkait
2. Spesifikasi Penelitian
dan korban tindak pidana dari segi hukum pidana dan Undang-Undang Dasar
Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini merupakan data sekunder
yang data tersebut diperoleh dari hasil penelaahan kepustakaan atau penelaahan
terhadap berbagai literatur atau bahan pustaka yang berkaitan dengan masalah
atau materi penelitian yang terdiri dari bahan hukum primer, bahan hukum
kasus yang akan diteliti yang bersifat mengikat. Bahan hukum primer ini
terdiri dari:
dan Korban.
Berat
dan Korban.
pendapat para ahli dalam bentuk buku, makalah, artikel di internet, dan
c. Bahan hukum tersier dan atau bahan non hukum merupakan bahan
hukum sekunder yang berupa kamus hukum, dan kamus besar bahasa
Indonesia.
bahan hukum, secara lengkap dan relevan. Dalam penelitian ini Penulis
mempelajari dan mengutip dari bahan – bahan hukum yang meliputi peraturan
bahan hukum, baik bahan hukum primer, sekunder, maupun tertier yang
bahan hukum yang telah diperoleh dan disusun tersebut kemudian dilakukan
Metode analisa data dalam penulisan ini diperoleh dari data sekunder yang
kenyataan yang terjadi pada obyek penelitian secara tepat dan jelas
F. Sistematika Penulisan
penulisan hukum yang sesuai aturan yang baku dalam penulisan hukum, maka
penulis menggunakan sistematika penulisan hukum ini terdiri atas empat bab
yang tiap-tiap bab terbagi dalam sub-sub bagian yang dimaksud untuk
BAB I PENDAHULUAN
sistematika penulisan.
Saksi dan Korban dan pandangan Islam terhadap saksi dan korban.
12
korban.
BAB IV PENUTUP