Anda di halaman 1dari 9

X

DAFTAR ISI
i
HALAMAN SAMPUL DEPAN
ii
HALAMAN JUDUL
iii
HALAMAN PERSETUJUAN
iv
HALAMAN PENGESAHAN
v
HALAMAN PERNYATAAN
vi
KATA PENGANTAR.
viii
ABSTRAK
ix
ABSTRACT
X
DAFTAR ISI
1
BAB I PENDAHULUAN
1
A. Latar Belakang
7
B. Perumusan Masalah
8
C. Tujuan Penelitian
8
D. Manfaat Penelitian
8
1. Manfaat Teoritis
9
2. Manfaat Praktis
9
E. Kerangka Pemikiran
9
1. Kerangka Konseptual
13
2. Kerangka Teoritis
19
F. Metode Penelitian
19
1. Tipe Penelitian
20
2. Spesifikasi Penelitian
.A
20
3. Sumber Data

xi
l
20
4. Metode Pengumpulan Data
21
5. Teknik Analisis Data
...
21
....
6. Metode Analisi Data.
22
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
22
A. Tinjauan Umum Tentang Hak Cipta
22
Pengertian Hak Cipta.
1.
.
25
2. Pendaftaran Hak Cipta..
3. Hak Substansi Pencipta Hak Ekonomi Dan Hak Moral. ... 27
31
4. Pengalihan Hak Cipta. ......
35
B. Tinjauan Umum Tentang Fidusia.
...
35
1. Objek Jaminan Fidusia
36
2. Lahirnya Perikatan Dari Perjanjian
37
3. Pembebanan Jaminan Fidusia
38
4. Eksekusi Jaminan Fidusia
.....
C. Tinjauan Umum Tentang Informasi Dan Transaksi Elektronik 40
40
1. Informasi Elektronik. ...
41
2. Transaksi Elektronik. ..
BAB IlI HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 43
A. Pelaksanaan Hak Cipta Sebagai Objek Jaminan Fidusia Dikaitkan
Dengan
Informasi Dan Transaksi Elektronik 43
B. Problematika yang mungkin akan timbul dalam
75
Hak Cipta yang dijadikan sebagai objek jaminan fidusia

xii
88
BAB IV PENUTUP
88
A. Simpulan.
89
B. Saran.
91
DAFTAR PUSTAKA

L
BaBI
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pembangunan ekonomi merupakan aspek pembangunan nasional yang
sangat penting dalam pemenuhan kebutuhan dan peningkatan
kesejahteraan hidup
manusia. Pancasila dan Undang-Undang 1945 merupakan dasar dari
segala aspek
pembangunan nasional yang telah dilakukan oleh pemerintah melalui
peraturan
perundang-undanganınya. Perkembangan pembangunan nasional dari
tahun ke
tahun dapat dilihat perkembangannya secara nyata. Salah satunya
adalah semakin
c
berkembangnya dunia perbankan maupun non perbankan yang
menyediakan
fasilitas untuk memberikan pinjaman atau modal dengan berbagai
jaminan.
Bank sebagai suatu lembaga yang mana harta kekayaauınya digunakan
sebagai alat peyambung antara kreditor (pihak bank) dengan debitor
(pihak
nasabah), maka bank sudah sepantasnya menerapkan prinsip kehati-
hatian dalam
masyarakat Indonesia yang adil dan makmur. 1 Sejak lahirnya Undang-
Undang
Nomor 42 Tahun 1999 tentang Jaminan Fidusia, diharapkau aturan-
aturan
didalamrya dapat memenuhi kebutuhan hukum yang lebih memacu
pembangunan
nasional dan untuk menjamin kepastian hukum serta mampu
memberikan
perlindungan hukum bagi pihak yang berkepentingan ketentuan hukum
yang jelas
dan lengkap. Kepastian hukum bagi masyarakat khususnya kepada
pelaksanaan
Soedjono Dirdjodisworo, Hukum Perusahaan mengenai Hukum
Perbankan di Indonesia (Bank
1
Umum), (Bandung CV. Mandar Maju, 2003). hal. 49.
PERPUSTAKAAN MKn. UNDIP

-
penberian pinjaman antara debitor dan kreditor dapat terjamin dan
sebagai dasar
aturan-aturan dalam lembaga penjaminan fidusia.
Jaminan dalam fidusia mempunyai dasar <penyerahan hak milik secara
kepercayaan" (fides) atau lazim disebut Fiductare Eigendom
Overdracht (F.E.O.).
Factor kepercayaan dalaın <penyerahan hak milik secara kepercayaan'
ditujukan
kepada kepercayaan yang diberikan secara bertimbal balik oleh satu
pihak kepada
yang lain, bahwa apa yang uke luar ditampakkan sebagai pemindahan
milik",
sebenarnya (ke dalam, tntern) hanya sebagai suatu ujaminan" saja
untuk suatu
hutang, kepercayaan debitor kepada kreditor bahwa hak miliknya akan
kembali
setelah hutang-hutangnya dilunasi.2
Untuk mengadakan jaminan fidusia, penyerahan dilakukan secara
constitutum possesorium, yang merupakan suatu bentuk penyerahan
dimana
barang yang diserahkan dibiarkan teteap berada dalam penguasaan
pihak yang
menyerahkan, jadi yang diserahkan hanya hak miliknya saja.
Penyerahan
demikian tidak dikenal dalam Kitab Undang-Undang Hukum Perdata,
akan tetapi
penyerahan secara constttutum possesortum tetap dapat dilakukan
secara sah
karena pada dasarnya para pihak bebas memperjanjikan apa yang
mereka
kehendaki. 3
Awalnya benda yang dapat menjadi objek jaminan fidusia terbatas
hanya
pada kekayaan benda bergerak berwujud yang terdiri dari benda
dagangan,
peralatan mesin, dan kendaraan bermotor. Namun dalam
perkembangannya
m
2 R Subekti, Jaminan-Jaminan Untuk Pemberian Kredit (Termasik Hak
Tanggungan) Menurut
Hukum Indonesia, (Bandung PT Citra Aditya Bakti, 1996), him66.
3 J. Satrio, Hukum Jaminan, Hak-Hak Jaminan Kebendaan, (Bandung
PT Citra Aditya Bakti,
1991, him 170.

melalui Undang-Undang Nomor 42 Tahun 1999 tentang Jaminan


Fidusia, benda
yang menjadi objek jaminan fidusia juga termasuk pada benda
bergerak tidak
berwujud, maupun benda tidak bergerak yang tidak dapat dibebani
dengan Hak
Tanggungan. Hal tersebut ternyata dalam Pasal 1 ayat (2) Undang-
Undang Nomor
42 Tahun 1999 tentang Jaminan Fidusia yakni <<Jaminan Fidusia
adalah hak
jaminan atas benda bergerak baik yang berwujud maupun yang tidak
bewujud dan
benda tidak bergerak khususnya Bangunan yang tidak dapat dibebani
hak
tanggungan sebagaimana dimaksud dalam Undang-undang Nomor 4
Tahun 1996
tentang Hak Tanggungan yang tetap berada dalam penguasaan
Pemberi Fidusia,
sebagai agunan bagi pelunasan uang tertentu, yang memberikan
kedudukan yang
diutaakan kepada Penerima Fidusia terhadap kreditor lainnya".
Hak Kekayaan Intelektual termasuk dalam bagian hak atas benda tak
berwujud (seperti Paten, Merek, dan Hak Cipta). Hak Kekayaan
Intelektual
sifatnya berwujud, berupa informasi, iimu pengetahuan, teknologi,
seni, sastra,
keterampilan dan sebagainya, yang tidak mempunyai bentuk tertentu.
Hak
Kekayaan Intelektual adalah hak yang berasal dari hasil kegiatan
kreatif suatu
kemampuan daya pikir manusia yang diekspresikan kepada khalayak
umum
dalam berbagai bentuknya, yang memiliki manfaat serta berguna
dalam
menunjang kehidupan manusia, juga mempunyai nilai ekonomis.
Lahirnya Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2014 tentang Hak Cipta
sebagai peraturan perundang-undangan yang terbaru terdapat
ketentuan Hak cipta
adalah salah satu benda bergerak yang tidak berwujud, seperti yang
ternyata
dalam dalam pasal 16 ayat (1) disebutkan "Hak Cipta merupakan
benda bergerak
PERPUSTAKAAN MKn. UNDIP
4
tidak berwujud". Selanjutnya dijelaskan bahwa Hak Cipta mengandung
dua hak
yakni hak moral dan hak ekonomi. Hak moral adalah hak yang bersifat
manunggal antara ciptaan dan diri pencipta. Hak moral suatu Hak
Cipta dapat
mencakup hak untuk mencantumkan nama pencipta dalam ciptaannya
dan hak
untuk mengubah judul dan/atau isi ciptaan. Hak moral tidak dapat
dialihkan
sehingga hak moral selalu terintregasi dengan penciptanya.
Sedangkan hak
ekonomi merupakan hak untuk mengumumkan dan memperbanyak
suatu ciptaan
kemudian menjualnya.
Hak ekonomi inilah yang dinilai dapat memberikan keuntungan materi
bagi penciptanya maka Hak Cipta dapat saja dijadikan sebagai objek
jaminan.
Sebagaimana yang terdapat dalam ketentuan Undang-Undang Nomor
28 Tahun
2014 tentang Hak Cipta pasal 16 ayat (3) yang menyatakan <Hak Cipta
dapat
dijadikan sebagai objek jaminan fidusia". Hak Cipta merupakan
kekayaan
intelektual di bidang ilmu pengetahuan, seni, sastra yang dihasilkan
atas inspirasi,
kemampuan, pikiran, imajinasi, kecekatan, keterampilan, atau keahlian
yang
diekspresikan dalam bentuk nyata yang mempunyai peranan strategis
dalam
mendukung pembangunan bangsa dan memajukan kesejahteraan
umum
sebagaimana diamanatkan oleh Undang-Undang Dasar Negara
Republik
Indonesia Tahun 1945.
Keuntungan finansial yang diperoleh pencipta atau pemegang Hak
Cipta
dari hak ekonomi dianggap dapat menjadi suatu jaminan sampai
beberapa tahun
kedepan. Sehingga Hak Cipta sebagai benda bergerak tidak berwujud
sangat
dimungkinkan untuk menjadi suatu jaminan yaitu jaminan fidusia. Hal
ini dapat

membantu pencipta atau pemegang Hak Cipta untuk


mengembangkan ciptaannya
dari pinjaman permodalan yang diperolehrya dari lembaga fidusia.
Hak Cipta tidak wajib di daftarkan untuk mendapat pengakuan bahwa
hak cipta tersebut adalah milik pencipta, namun saat hak cipta lahir
kemudian
langsung melekat ke diri sang pencipta. Hak cipta yang akan dijadikan
jaminan
fidusia oleh pecipta atau pemegang hak cipta harus mendaftarkan
ciptaannya
tersebut ke Direktorat Jenderal Hak Kekayaan Intelektual (Dirjen KI
yang berada
di bawah naungan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia) untuk
dicatat dalam
Daftar Umum Hak Cipta. Pendaftaran hak cipta dirasa menjadi suatu
keharusan
bagi pencipta atau pemegang hak cipta agar timbul periindungan
hukum dan
kepastian huku di mulai sejak ciptaan ada atau terwujud.
Hak Cipta di bidang ilmu pengetahuan, seni, sastra, program komputer,
sinematografi, fotografi, database, yang berkaitan dengan kemajuan
dibidang
teknologi dan informasi di era globalisasi dan moderenisasi
memungkinkan hasil
ide kreatif pencipta dapat menjadi suatu informasi elektronik yang
dapat dilihat
melalui media elektronik. Perkembangan dan kemajuan teknologi
informasi yang
berkembang inenyebabkan perubahan kegiatan manusia dalam
berbagai bidang
sehingga dapat mempengaruhi lahirnya bentuk-bentuk perbuatan
hukum yang
baru.
Informasi elektronik disebutkan dalam Undang-Undang Nomor I1 Tahun
2008 tentang Informasi Dan Transaksi Elektronik, mempunyai
pengertian
winformasi elektronik adalah satu atau sekumpulan data elektronik,
termasuk
tetapi tidak terbatas pada tulisan, suara, gambar, peta, rancangan,
foto, electronic

Anda mungkin juga menyukai