HUKUM BISNIS
“PERMASALAHAN DAN PENYELESAIAN
PELANGGARAN HAK CIPTA”
OLEH KELOMPOK 8
FAKULTAS EKONOMI
Tidak ada kata lain yang lebih utama untuk kami ucapkan selain puji dan syukur kepada
Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan rahmat, karunia dan hidayah-Nya. Sehingga,
kami mampu menyelesaikan RI Hukum Bisnis yang merupakan salah satu tugas dalam
mengikuti perkuliahan di semester empat ini. RI ini kami buat dalam hal pemenuhan tugas mata
kuliah yang berjudul Hukum Bisnis.
Kami tahu bahwa RI ini masih jauh dari kata sempurna dan masih memiliki banyak
kekurangan, untuk itu kami mengharapkan kritik dan saran serta review dari dosen pengampu
kami yakni bapakBELUM . Kami berharap RI ini memiliki manfaat bagi para pembaca nantinya.
Akhir kata kami mengucapkan terimakasih.
Medan, April 2022
Kelompok 8
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Hak Cipta merupakan salah satu bagian dari kekayaan intelektual yang memiliki ruang
lingkup objek dilindungi paling luas, karena mencakup ilmu pengetahuan, seni dan sastra (art
and literary) yang di dalamnya mencakup pula program komputer. Perkembangan ekonomi
kreatif yang menjadi salah satu andalan Indonesia dan berbagai negara dan berkembang pesatnya
teknologi informasi dan komunikasi mengharuskan adanya pembaruan Undang-Undang Hak
Cipta, mengingat Hak Cipta menjadi basis terpenting dari ekonomi kreatif nasional.
DenganUndang-Undang Hak Cipta yang memenuhi unsur pelindungan dan pengembangan
ekonomi kreatif ini maka diharapkan kontribusi sektor Hak Cipta dan Hak Terkait bagi
perekonomian negara dapat lebih optimal. Pasal 1 angka 1 UU No. 28 Tahun 2014 Tetnag Hak
Cipta menjelaskan tentang hak cipta: “Hak Cipta adalah hak eksklusif pencipta yang timbul
secara otomatis berdasarkan prinsip deklaratif setelah suatu ciptaan diwujudkan dalam bentuk
nyata tanpa mengurangi pembatasan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan”.
Hak cipta merupakan bagian dari Hak Kekayaan Intelektual (HKI) yang memiliki dua hak yakni
hak moral dan hak ekonomi.
Hak Cipta merupakan hak eksklusif bagi pencipta atau pemegang hak cipta untuk
mengumumkan atau memperbanyak ciptaan yang timbul secara otomatis setelah ciptaan selesai
dilahirkan tanpa mengurangi pembatasan menurut perundang-undangan yang berlaku.2 Buku
merupakan salah satu jenis ciptaan yang dilindungi hak cipta (Pasal 40 ayat (1) Undang-Undang
Nomor 28 Tahun 2014 tentang Hak Cipta). Fair use/fair dealing, pada umumnya diterapkan oleh
banyak negara yang memungkinkan perbanyakan ciptaan, tetapi tidak dikualifikasikan sebagai
pelanggaran hak cipta. Negara Indonesia lebih lazim dengan menggunakan Fair use/fair dealing
dengan istilah Pembatasan hak cipta. Berdasarkan pada ketentuan UU Hak Cipta tersebut pada
BAB VI Pembatasan Hak Cipta (Fair Use/Fair Dealing).
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana permasalahan mengenai hak cipta yang sering terjadi saat ini?
2. Apasakah solusi serta penyelesaian masalah pelanggaran yang dapat menekan
pelanggaran hak cipta?
3. Bagaimana hukum yang mengatur mengenai pelanggaran hak cipta?
BAB II
PEMBAHASAN
Hak Cipta merupakan salah satu bagian dari kekayaan intelektual yang memiliki ruang
lingkup objek dilindungi paling luas, karena mencakup ilmu pengetahuan, seni dan sastra (art
and literary) yang di dalamnya mencakup pula program komputer. Perkembangan ekonomi
kreatif yang menjadi salah satu andalan Indonesia dan berbagai negara dan berkembang pesatnya
teknologi informasi dan komunikasi mengharuskan adanya pembaruan Undang-Undang Hak
Cipta, mengingat Hak Cipta menjadi basis terpenting dari ekonomi kreatif nasional. Dengan
Undang-Undang Hak Cipta yang memenuhi unsur pelindungan dan pengembangan ekonomi
kreatif ini maka diharapkan kontribusi sektor Hak Cipta dan Hak Terkait bagi perekonomian
negara dapat lebih optimal.
(3)Barangsiapa dengan sengaja dan tanpa hak memperbanyak penggunaan untuk kepentingan
komersial suatu Program Komputer dipidana dengan pidana penjara paling lama 5 (lima) tahun
dan/atau denda paling banyak Rp 500.000.000,00 (lima ratus juta rupiah).
(4)Barangsiapa dengan sengaja melanggar Pasal 17 dipidana dengan pidana penjara paling lama
5 (lima) tahun dan/atau denda paling banyak Rp 1.000.000.000,00 (satu miliar rupiah).
(5)Barangsiapa dengan sengaja melanggar Pasal 19, Pasal 20, atau Pasal 49 ayat (3) dipidana
dengan pidana penjara paling lama 2 (dua) tahun dan/atau denda paling banyak Rp
150.000.000,00 (seratus lima puluh juta rupiah).
(6)Barangsiapa dengan sengaja dan tanpa hak melanggar Pasal 24 atau Pasal 55 dipidana dengan
pidana penjara paling lama 2 (dua) tahun dan/atau denda paling banyak Rp 150.000.000,00
(seratus lima puluh juta rupiah).
(7)Barangsiapa dengan sengaja dan tanpa hak melanggar Pasal 25 dipidana dengan pidana
penjara paling lama 2 (dua) tahun dan/atau denda paling banyak Rp 150.000.000,00 (seratus lima
puluh juta rupiah).
(8)Barangsiapa dengan sengaja dan tanpa hak melanggar Pasal 27 dipidana dengan pidana
penjara paling lama 2 (dua) tahun dan/atau denda paling banyak Rp 150.000.000,00 (seratus lima
puluh juta rupiah).
(9)Barangsiapa dengan sengaja melanggar Pasal 28 dipidana dengan pidana penjara paling lama
5 (lima) tahun dan/atau denda paling banyak Rp 1.500.000.000,00 (satu miliar lima ratus juta
rupiah).
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Ketentuan undang-undang hak cipta telah memberikan perlindungan hukum, baik
secara preventif dan secara represif yaitu dengan pemberian sanksi pidana bagi pelanggaran
terhadap hak ekonomi pemilik hak terkait sebagaimana diatur dalam UU Hak Cipta sehingga
dapat dikatakan bahwa secara preventif ketentuan undang-undang hak cipta telah memadai akan
tetapi secara represif terkendala dikarenakan adanya asas teritorial. Penegakan hukum oleh
pemerintah dapat dilakukan namun harus ada bukti apakah penuntut adalah sesama anggota
dalam perjanjian bilateral atau perjanjian multilateral, jika terdapat bukti bahwa yang menuntut
adalah anggota/pihak dalam perjanjian internasional yang sama dengan indonesia maka negara
dapat menuntut untuk dilakukan penegakan hukum namun penegakan hukum baru dapat
dilakukan oleh Indonesia 45 apabila terdapat pengaduan dari Inggris (SkySports) karena delik
yang dianut oleh undang-undang hak cipta adalah delik aduan sehingga tanpa diadakannya aduan
Indonesia tidak bisa melakukan penegakan hukum sehingga dapat dikatakan bahwa inggris
sebagai negara pihak maka jika SkySports akan melakukan penuntutan secara represif,
pengaduannya akan diproses oleh indonesia.
B. Saran
Kesadaran hukum untuk melindungi dan tidak melakukan perbuatan yang melanggar
hukum untuk memperkaya diri/mengambil keuntungan dari hasil karya orang lain perlu
ditingkatkan sehingga memunculkan rasa menghargai ciptaan dan produk hak terkait Sebaiknya
bagi pemilik hak terkait supaya segera mencatatkan produk hak terkait yang bernilai komersial
agar apabila dikemudian hari terjadi permasalahan hukum dapat dijadikan sebagai alat bukti
awal.
Daftar Pustaka
https://kbbi.kemdikbud.go.id/Beranda/Hukum
https://ekonomi.bisnis.com/read/20191111/12/1169073/kesadaran-pelaku-ekonomi-kreatif-soal-
hak-cipta-perlu-ditingkatkan
Budi Agus Riswandi, 2009, Hak Cipta di Internet (Aspek Hukum dan Permasalahannya di
Indonesia), FH UII Press, Yogyakarta.
https://www.jogloabang.com/pustaka/uu-28-2014-hak-cipta#:~:text=Hak%20Cipta%20dalam
%20Undang%2DUndang,dengan%20ketentuan%20peraturan%20perundang%2Dundangan.
https://www.neliti.com/id/publications/3445/penyelesaian-sengketa-akibat-terjadinya-
pelanggaran-hak-cipta-di-pengadilan-niag