Anda di halaman 1dari 33

BAB II

TINJAUAN UMUM ASPEK HUKUM HAK CIPTA DAN INFORMASI

DAN TRANSAKSI ELEEKTRONIK

A. Hak Cipta Sebagai Bagian Dari Hak Kekayaan Intelektual

1. Pengertian Hak Kekayaan Intelektual

Istilah Intellectual Property Rights (IPR) dapat diterjemahkan dengan

hak milik intelektual atau hak atas Kekayaan Intelektual dan di negeri Belanda

istilah tersebut diintrodusir dengan sebutan Intellectuele Eigendomrecht. Istilah

Intellectual Property Rights ini berasal dari kepustakaan sistem hukum Anglo

Saxon.16 Pengertian Hak Kekayaan Intelektual sulit untuk didefinisikan.

Namun demikian pada umumnya pengertian HKI merupakan hasil olah pikir

manusia yang lahir karena kemampuan suatu karya baik produk atau proses

yang mempunyai nilai ekonomi.17

HKI atau juga dikenal dengan Hak atas Kekayaan Intelektual (HaKI)

merupakan terjemahan atas istilah Intellectual Property Right (IPR). Istilah

tersebut terdiri dari tiga kata kunci, yaitu Hak, Kekayaan, dan Intelektual.

Kekayaan merupakan abstraksi yang dapat dimiliki, dialihkan, dibeli, maupun

dijual. Adapun Kekayaan Intelektual merupakan kekayaan atas segala hasil

produksi kecerdasan daya pikir seperti teknologi, pengetahuan, seni, sastra,

gubahan lagu, karya tulis, karikatur, dan seterusnya. Terakhir, Hak atas

Kekayaan Intelektual (HaKI) merupakan hak-hak (wewenang/kekuasaan)

16
Rachmadi Usman, Hukum Hak atas Kekayaan Intelektual Perlindungan dan Dimensi
Hukumnya di Indonesia (Bandung: Alumni, 2003), hlm.1.
17
DITJEN HKI, Buku Panduan HKI (Jakarta: 2003), hlm.3.

20
21

untuk berbuat sesuatu atas kekayaan intelektual tersebut, yang diatur oleh

norma-norma atau hukum-hukum yang berlaku.18

Negara Indonesia menjadi hak kekayaan intelektual berakar dan

berkembang dalam sebuah tradisi hukum Eropa Kontinental dan common law

yang diperkenalkan di negara Indonesia oleh Belanda pada zaman kolonialisme

sebagai kosekuensi logis dari prinsipp konkordansi hukum.

Tidak dapat dipungkiri sebagai negara berkembang Indonesia mau tidak

mau, suka tidak suka harus mengikuti perkembangan dalam rangka pergaulan

di dunia internasional, sehingga ada beberapa konvensi yang diratifikasi

seperti; Konvensi Paris dan Konvensi WIPO, dengan Keputusan Presiden

Nomor 24 Tahun 1979 tentang Pengesahan Paris Convention For The

Protection Of Industrial Property, dan Convention Establishing the World

Intellectual Property Organization.

Pada perkembangannya negara Indonesia, sebagai konsekuensi

keikutsertaan dalam Agreement on Trade Related Aspects Of Intellectual

Property Rights, Including Trade On Counterfeit Goods/TRIPs (Aspek-aspek

Dagang Hak Kekayaan Intelektual), yang merupakan bagian dari Agreement

Establishing The World Trade Organization (Persetujuan Pembentukan

Organisasi Perdagangan Dunia) Peraturan Perundang-undangan di bidang Hak

Kekayaan Intelektual perlu disesuaikan dengan perjanjian internasional

tersebut.

18
Adrian Sutedi, Hak Atas Kekayaan Intelektual, Sinar Grafika, Jakarta, 2009, hlm. 38..
22

Dalam hak kekayaan intelektual terdapat beberapa makna yang dapat kita

petik, yaitu19 :

1. Definisi HKI adalah hak esklusif yang diberikan pemerintah kepada

penemu/ pencipta / pendesain atas hasi karya cipta dan karsa yang

dihasilkan;

2. Hak eksklusif adalah hak monopolo untuk memperbanya karya cipta

dalam jangka waktu tertentu, baik dilaksanakan sendiri atau

dilisensikan.

Rachmadi Usman, menyebutkan bahwa: ”HKI dapat diartikan sebagai

hak atas kepemilikan terhadap karya-karya yang timbul atau lahir karena

adanya kemampuan intelektualitas manusia dalam bidang ilmu pengetahuan

dan teknologi. Karya-karya tersebut merupakan kebendaan tidak berwujud

yang merupakan hasil kemampuan intelektualitas seseorang atau manusia

dalam bidang ilmu pengetahuan dan teknologi melalui daya cipta, rasa dan

karyanya, yang memiliki nilai-nilai moral, praktis dan ekonomis.”20

Pada dasarnya HKI dapat digolongkan ke dalam dua bagian, yaitu: 21

1. Hak Cipta (copyrights) yang terdiri dari hak cipta dan hak-hak yang

berkaitan dengan hak cipta (neighbouring right).

2. Hak Kekayaan Perindustrian yang terdiri dari:

a. Paten (patent)

b. Merek Dagang (trade mark)

c. Desain Industri (industrial design)

19
Ibid., hlm. 40 .
20
Rachmadi Usman, Op.Cit., hlm.2
21
OK Saidin, Aspek Hukum Hak Kekayaan Intelektual, Rajawali Pers, jakarta, 2010., hlm.10.
23

B. Hak Cipta dan Substansi Undang-Undang No 28 Tahun 2014 Tentang

Hak Cipta

Berdasarkan ketentuan pasal 1 ayat (1) Undang-Undang no 28 Tahun 2014

tentang Hak Cipta yang dimaksud dengan Hak Cipta adalah Hak eksklusif bagi

pencipta atau penerima hak untuk mengumumkan atau memperbanyak ciptaannya

atau memberikan izin untuk itu dengan tidak mengurangi pembatasan-pembatasan

menurut peraturan perundangan-undangan yang berlaku.22

Hak Cipta merupakan salah satu bagian dari kekayaan intelektual yang

memiliki ruang lingkup objek dilindungi paling luas, karena mencakup ilmu

pengetahuan, seni dan sastra (art and literary) yang di dalamnya mencakup pula

program komputer. Perkembangan ekonomi kreatif yang menjadi salah satu

andalan Indonesia dan berbagai negara dan berkembang pesatnya teknologi

informasi dan komunikasi mengharuskan adanya pembaruan Undang-Undang

Hak Cipta, mengingat Hak Cipta menjadi basis terpenting dari ekonomi kreatif

nasional. Dengan Undang- Undang Hak Cipta yang memenuhi unsur pelindungan

dan pengembangan ekonomi kreatif ini maka diharapkan kontribusi sektor Hak

Cipta dan Hak Terkait bagi perekonomian negara dapat iebih optimal.

Perkembangan teknologi informasi dan komunikasi telah menjadi salah satu

variabel dalam Undang-Undang tentang Hak Cipta ini, mengingat teknologi

informasi dan komunikasi di satu sisi memiliki peran strategis dalam

pengembangan Hak Cipta, tetapi di sisi lain juga menjadi alat untuk pelanggaran

hukum di bidang ini. Pengaturan yang proporsional sangat diperlukan, agar fungsi

positif dapat dioptimalkan dan dampak negatifnya dapat diminimalkan.

22
Berdasarkan ketentuan Pasal 1 ayat (1) UU No.28 Tahun 2014 tentang Hak Cipta .
24

Langkah Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia dan Pemerintah

mengganti Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2002 tentang Hak Cipta dengan

Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2014 Tentang Hak Cipta adalah upaya

sungguh-sungguh dari negara untuk melindungi hak ekonomi dan hak moral

pencipta dan pemilik hak terkait sebagai unsur penting dalam pembangunan

kreativitas nasional. Teringkarinya hak ekonomi dan hak moral dapat mengikis

motivasi para pencipta dan pemilik hak terkait untuk berkreasi. Hilangnya

motivasi seperti ini akan berdampak luas pada runtuhnya kreativitas makro bangsa

Indonesia. Bercermin kepada negara-negara maju tampak bahwa pelindungan

yang memadai terhadap Hak Cipta telah berhasil membawa pertumbuhan

ekonorni kreatif secara signifikan dan mernberikan kontribusi nyata bagi

perekonomian dan kesejahteraan rakyat.

Dengan memperhatikan hal tersebut maka perlu mengganti Undang-

Undang Hak Cipta dengan yang baru, yang secara garis besar mengatur tentang:

a. Pelindungan Hak Cipta dilakukan dengan waktu lebih panjang seialan dengan

penerapan aturan di berbagai negara sehingga .jangka waktu pelindungan Hak

Cipta di bidang tertentu diberlakukan selama hidup pencipta ditambah 70

(tujuh puluh) tahun setelah pencipta meninggal dunia.

b. Pelindungan yang le bih baik terhadap hak ekonomi para pencipta dan / atau

Pemilik Hak Terkait, termasuk membatasi pengalihan hak ekonomi dalam

bentuk jual putus (sold flat).

c. Penvelesaian sengketa secara efektif melalui proses mediasi, arbitrase atau

pengadilan, serta penerapan delik aduan untuk tuntutan pidana.


25

d. Pengelola tempat perdagangan bertanggung .jawab atas tempat penlualan

dan/atau pelanggaran Hak Cipta dan/atau Hak Terkait di pusat tempat

perbelanjaan yang dikelolanya.

e. Hak Cipta sebagai benda bergerak tidak berwujud dapat dijadikan objek

jaminan fidusia.

f. Menteri diberi kewenangan untuk menghapus Ciptaan yang sudah

dicatatkan, apabila Ciptaan tersebut melanggar norma agama, norma susila,

ketertiban umum, pertahanan dan keamanan negara, serta ketentuan peraturan

perundang-undangan.

g. Pencipta, Pemegang Hak Cipta, pemilik Hak Terkait menjadi anggota

Lembaga Manajemen Kolektif agar dapat menarik imbalan atau Royatti.

h. Pencipta dan/atau pemilik Hak Terkait mendapat imbalan Royalti untuk

Ciptaan atau produk Hak Terkait yang dibuat dalam hubungan dinas dan

digunakan secara komersial.

i. Lembaga Manajemen Kolektif yang berfungsi menghimpun dan mengelola

hak ekonomi Pencipta dan pemilik Hak Terkait wajib mengajukan

permohonan izin operasional kepada Menteri.

j. Penggunaan Hak Cipta dan Hak Terkait dalam sarana multimedia untuk

merespon perkembangan teknologi informasi dan komunikasi.

Di tingkat Internasional, Indonesia telah ikut serta menjadi anggota dalam

Agremement Establishing the world trade organization (persetujuan Pembentukan

Organisasi Perdagangan Dunia) yang mencakup Trade Related Aspects of

Intellectual Property Rights (persetujuan tentang Aspek-Aspek Dagang Hak


26

Kekayaan Intelektual) yang selanjutnya disebut TRIPs, melalui Undang-Undang

Nomor 7 Tahun 1994.

Selain itu, Indonesia telah meratifrkasi Beme Conuention for the Protection

of Artistic and Literary Works (Konvensi Bern tentang Pelindungan Karya Seni

dan Sastra) melalui Keputusan Presiden Nomor 18 Tahun 1997 dan World

Intellectual Propertg Organization Copyight Treatg (Perjanjian Hak Cipta WIPO)

yang selanjutnya disebut WCT, melalui Keputusan Presiden Nomor 19 Tahun

1997, serta World Intellectual Property Organization Performances and

Phonograms Treatg (Perjanjian Karya-Karya Pertunjukan dan Karya-Karya

Fonogram WIPO) yang selanjutnya disebut WPPT, melalui Keputusan Presiden

Nomor 74 Tahun 2004.

Penggantian Undang-Undang Nomor 19 tahun 2002 tentang Hak Cipta

dengan Undang-Undang ini dilakukan dengan mengutamakan kepentingan

nasional dan memperhatikan keseimbangan antara kepentingan Pencipta,

Pemegang Hak Cipta, atau pemilik Hak Terkait, dengan masyarakat serta

memperhatikan ketentuan dalam perjanjian internasional di bidang Hak Cipta dan

Hak Terkait.

1. Fungsi Undang-Undang Hak Cipta

Pada pasal 2 UU No.28 tahun 2014 dalam hal ini menjelaskan mengenai

fungsi dan sifat hak cipta itu sendiri. Bunyi dari pasal tersebut adalah sebagai

berikut:

a. Hak Cipta merupakan hak eksklusif bagi Pencipta atau Pemegang Hak Cipta

untuk mengumumkan atau memperbanyak Ciptaannya, yang timbul secara


27

otomatis setelah suatu ciptaan dilahirkan tanpa mengurangi pembatasan

menurut peraturan perundangundangan yang berlaku.

b. Pencipta dan/atau Pemegang Hak Cipta atas karya sinematografi dan

Program Komputer memiliki hak untuk memberikan izin atau melarang

orang lain yang tanpa persetujuannya menyewakan Ciptaan tersebut unt uk

kepentingan yang bersifat komersial

2. Sifat-Sifat Hak Cipta

sifat-sifat hak cipta terdiri dari enam bagian, sifat-sifat tersebut antara lain

adalah sebagai berikut:

a. Pencipta atau Pemegang Hak Cipta atas karya sinematografi dan Program

Komputer memiliki hak untuk memberikan izin atau melarang orang lain

yang tanpa persetujuannya menyewakan Ciptaan tersebut untuk

kepentingan yang bersifat komersial.

b. Hak Cipta dianggap sebagai benda bergerak. Hak Cipta dapat beralih atau

dialihkan, baik seluruhnya maupun sebagian karena :

1. Pewarisan;

2. Wasiat;

3. Hibah;

4. Perjanjian tertulis atau Sebab-sebab lain yang dibenarkan oleh

peraturan perundang-undangan

c. Jika suatu Ciptaan terdiri atas beberapa bagian tersendiri yang diciptakan

oleh dua orang atau lebih, yang dianggap sebagai Pencipta ialah orang

yang memimpin serta mengawasi penyelesaian seluruh Ciptaan itu, atau

dalam hal tidak ada orang tersebut, yang dianggap sebagai Pencipta adalah
28

orang yang menghimpunnya dengan tidak mengurangi Hak Cipta masing-

masing atas bagian Ciptaannya itu.

d. Jika suatu Ciptaan yang dirancang seseorang diwujudkan dan dikerjakan

oleh orang lain di bawah pimpinan dan pengawasan orang yang

merancang, Penciptanya adalah orang yang merancang Ciptaan itu.

e. Jika suatu Ciptaan dibuat dalam hubungan dinas dengan pihak lain dalam

lingkungan pekerjaannya, Pemegang Hak Cipta adalah pihak yang untuk

dan dalam dinasnya Ciptaan itu dikerjakan, kecuali ada perjanjian lain

antara kedua pihak dengan tidak mengurangi hak Pencipta apabila

penggunaan Ciptaan itu diperluas sampai ke luar hubungan dinas.

f. Jika suatu Ciptaan dibuat dalam hubungan kerja atau berdasarkan pesanan,

pihak yang membuat karya cipta itu dianggap sebagai Pencipta dan

Pemegang Hak Cipta, kecuali apabila diperjanjikan lain antara kedua

pihak.

3. Penggunaan undang-undang hak cipta

Undang-undang hak cipta yang berlaku di negara Indonesia adalah UU No.

28 tahun 2014 menggantikan UU No. 19 Tahun 2002, yang sebelumnya UU ini

berawal dari UU No. 6 Tahun 1982 menggantikan Auteurswet 1982. Undang-

undang ini dikeluarkan sebagai upaya pemerintah untuk rombak sistem hukum

yang ditinggalkan oleh Pemerintah Hindia Belanda kepada suatu sistem hukum

yang dijiwai falsafah negara Indonesia, yaitu Pancasila. Pekerjaan membuat satu

perangkat materi hukum yang sesuai dengan hukum yang dicitacitakan bukanlah

suatu pekerjaan yang mudah. Undang-Undang hak cipta 1982 yang diperbaharui

dengan UU No. 7 Tahun 1987 dan diperbaharui lagi dengan UU No. 12 Tahun
29

1997, UU No. 19 Tahun 2002, yang terbaru yaitu UU No.28 Tahun 2014. Batasan

tentang apa saja yang dilindungi sebagai hak cipta, dijelaskan pada rumusan Pasal

40 Undang-Undang Hak Cipta (UHC) Indonesia yaitu sebagai berikut.

a. Ayat (1)

Dalam Undang-Undang ini ciptaan yang dilindungi adalah ciptaan dalam

bidang ilmu pengetahuan, seni, dan sastra yang mencakup:

1) Buku, pamflet, perwajahan karya tulis yang diterbitkan, dan semua

hasil karya tulis lainnya:

2) Ceramah, kuliah, pidato, dan Ciptaan sejenis lainnya;

3) Alat peraga yang dibuat untuk kepentingan pendidikan dan ilmu

pengetahuan;

4) Lagu dan/atau musik dengan atau tanpa teks;

5) Drama, drama musikal, tari, koreografi, pewayangan, dan pantomim;

6) Karya seni rupa dalam segala bentuk seperti lukisan, gambar, ukiran,

kaligrafi, seni pahat, patung, atau

7) Kolase;

8) Karya seni terapan;

9) Karya arsitektur;

10) Peta;

11) Karya seni batik atau seni motif lain;

12) Karya fotografi;

13) Potret;

14) Karya sinematograh;


30

15) Terjemahan, tafsir, saduran, bunga rampai, basis data, adaptasi,

aransemen, modifikasi dan karya lain dari hasil transformasi;

16) Terjemahan, adaptasi, aransemen, transformasi, atau

17) Modihkasi ekspresi budaya tradisional;

18) Kompilasi Ciptaan atau data, baik dalam format yang apat dibaca

dengan Program Komputer maupun Media lainnya;

19) Kompilasi ekspresi budaya tradisional selama

20) Kompilasi tersebut merupakan karya yang asli;

21) Permainan video; dan

22) Program Komputer.

b. Ayat (2)

Ciptaan sebagaimana dimaksud dalam huruf l dilindungi sebagai ciptaan

tersendiri, dengan tidak mengurangi hak cipta atas ciptaan asli.

c. Ayat (3)

Dalam lindungan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) dan ayat (2)

termasuk juga semua ciptaan yang tidak atau belum diumumkan, tetapi sudah

merupakan suatu bentuk kesatuan yang nyata, yang memungkinkan

perbanyakan hasil karya itu.Dengan demikian dapatlah dipahami bahwa yang

dilindungi oleh UHC adalah yang termasuk dalam karya ilmu pengetahuan,

kesenian, kesustraan. Sedangkan yang termasuk dalam cakupan hak kekayaan

perindustrian tidak termasuk dalam rumusan pasal tersebut, meskipun yang

disebutkan terakhir ini juga merupakan kekayaan immateril. Satu hal yang

dicermati adalah yang dilindungi dalam hak cipta ini yaitu haknya, bukan

benda yang merupakan perwujudan dari hak tersebut.


31

Pada suatu bagian dari karya cipta dapat saja dihasilkan dan memakai

komputer sebagai sarana, seperti halnya seorang penulis memakai pena atau

mesin tik untuk membuat karya-karyanya.karya-karya cipta yang menyangkut

komputer dalam kaitan hasilnya dapat dikelompokkkan menjadi:

a) Karya cipta yang dibuat dengan menggunakan komputer

b) Karya cipta yang dibuat melalui komputer

c) Karya cipta antara (intermediate works)

Karya cipta yang digolongkan dalam karya cipta yang dibuat dengan

komputer antara lain:dokumen-dokumen yang dihasilkan melalui word

processing, CDA(computer aided design) desain yang dibantu komputer, dan

lain-lain. Karya cipta yang dibuta melalui komputer dapat berupa karya tulis,

drama, music atau artistic yang mana tidak ada pengarang manusianya,artinya

dalam pembuatannya tingkat campur tangan manusia langsung itu tidak

ada.dan karya cipta antara merupakan karya cipta yang terletak diantara karya

cipta yang dihasilkan komputer dan karya cipta yang dibuat dengan

menggunakan komputer yang terprogram sebagai suatu sarana.23

Adapun tindakan yang terlarang bagi program komputer antara lain

meliputi: peniruan,menyebar luaskan tiruan kepada masyarakat, dan membuat

saduran (adaptation)

C. Perlindungan Hak Cipta

Jill McKeough & Andrew Steward menjelaskan bahwa perlindungan hak

cipta merupakan suatu konsep dimana pencipta yag memiliki hak untuk

23
David I. Baainbridge, computer dan hukum, diterjemahkan Prasadi T.Ssusmaatmajda,
1993,.hlm,. 24 dan 39-45.
32

memanfaatkan hasil karyanya tanpa memperbolehkan pihak lain untuk meniru

karyanya tersebut.

Dalam Pasal 1 ayat 1 Undang-Undang No.28 tahun 2014 tentang hak

cipta,dinyatakan bahwa hak cipta adalah hak eksklusif bagi pencipta atau

penerima hak untuk mengumumkan atau memperbanyak ciptaannya atau

memberikan izin untuk itu dengan tidak mengurangi pembatasan-pembatasan

menurut peraturan perundang-undangan yang berlaku.

Hak cipta terdiri atas hak ekonomi (economic rights) dan hak moral (moral

rights). Hak ekonomi adalah hak untuk mendapatkan manfaat ekonomi atas

ciptaan serta produk hak terkait. Sedangkan hak moral adalah hak yang melekat

pada diri pencipta atau pelaku yang tidak dapat dihilangkan atau dihapus tanpa

alasan apapun, walaupun hak cipta telah dialihkan.24

Hak cipta dianggap sebagai benda bergerak, sehingga hak cipta dapat

dialihkan baik seluruhnya maupun sebagian karena pewarisan, hibah, wasiat,

perjanjian tertulis atau sebab-sebab lain yang dibenarkan oleh peraturan

perundang-undangan. Hak cipta yang dimiliki oleh pencipta yang setelah

penciptanya meninggal dunia menjadi milik ahli warisnya atau milik penerima

wasiat, dan hak cipta tersebut tidak dapat disita kecuali jika hak itu diperoleh

secara melawan hukum.

Rezim hukum hak cipta mendapat tantangan baru baru setelah adanya

teknologi internet. Saat ini beberapa persoalan yang muncul adalah menyangka

24
Buku Hukum dalam Ekonomi (edisi II), karangan Elsi Kartika Sari, S.H., M.H. dan
Advendi Simanunsong, S.h., M.M. terbitan Grasindo, Jakarta., 2010.
33

perlindungan terhadap program komputer, dan objek hak cipta lainnya yang ada

dalam aktivitas siber.25

Hak Cipta dalam media siber, persoalan menjadi serius ketika menyangkut

perlindungan hak cipta atas bertita-berita yang dimuat melalui situs-situs berita

yang saat ini hanya mendapat perlindungan hak moral(moral right) dan tidak

memperoleh perlindungan hak ekonomi (economy right), padahal-padahal berita

yang dimuat menit-permenit dalam media siber justru seringkali dijadikan sumber

berita utama secara tidak wajar oleh media-media massa lainnya.

Masalah lain yang terkait dengan pelanggaran Hak Cipta adalah peredaran

lagu dan musik melalui internet seperti dalam kasus Napster, penggunaan ringtone

alat komunikasi telepon seluler yang seringkali mengambil bagian terpenting dari

Hak Cipta musik seseorang, E-book, digital library, penggunaan fasilitas link dan

hyperlink di internet dan lain-lain.

Tidak kalah penting adalah persoalan eksistensi substansi Hak Cipta

seringkali diberi ukuran yang berbeda oleh masing-masing negara meskipun

terdapat norma dan standar yang ditetapkan oleh kesepakatan TRIPS-WTO.

Perlindungan terhadap suatu ciptaan timbul secara otomatis sejak ciptaan itu

diwujudkan dalam bentuk nyata. Pendaftaran ciptaan tidak merupakan suatu

kewajiban untuk mendapatkan hak cipta. Namun demikian, pencipta maupun

pemegang hak cipta yang mendaftarkan ciptaannya akan mendapat surat

pendaftaran ciptaan yang dapat dijadikan sebagai alat bukti awal di pengadilan

apabila timbul sengketa dikemudian hari terhadap ciptaan tersebut. Perlindungan


34

hak cipta tidak diberikan kepada ide atau gagasan karena karya cipta harus

memiliki bentuk yang khas, bersifat pribadi dan menunjukkan keaslian sebagai

ciptaan yang lahir berdasarkan kemampuan, kreatifitas atau keahlian, sehingga

ciptaan itu dapat dilihat, dibaca atau didengar. Berikut cara perlindungan yang

diatur oleh undang-undang di indonesia : 26

1. Pendaftaran hak cipta di Indonesia

Sesuai yang diatur pada bab IV UU hak cipta, pendaftaran hak cipta

diselenggarakan oleh Direktorat Jendral Hak Kekayaan Intelektual (Ditjen HKI),

yang kini berada di bawah Kementrian hukum dan Hak Asasi Manusia. Pencipta

atau pemilik hak cipta dapat mendaftarkan langsung ciptaannya melalui

konsultan HKI. Penjelasan prosedur dan formulir pendaftaran hak cipta dapat

diperoleh di kantor maupun situs web Ditjen HKI. Berikut gambaran sederhana :

a. Permohonan pendaftaran ciptaan diajukan dengan cara mengisi

formulir yang telah disediakan dengan bahasa indonesia

b. Diketik rangkap dua, membawa syarat sebagai berikut :

1) Melampirkan surat kuasa khusus apabila permohonan diajukan

melalui kuasa khusus

2) Melampirkan contoj ciptaan dengan ketentuan sesuai dengan

peraturan perundang-undangan yang berlaku

2. Jangka waktu perlindungan hak cipta

Hak cipta berlaku dalam jangka waktu yang berbeda-beda dalam yurisdiksi

yang berbeda untuk jenis ciptaan yang berbeda. Masa berlaku tersebut juga dapat

26
Ibid, hlm 50-53.
35

bergantung pada apakah ciptaan tersebut diterbitkan atau tidak diterbitkan. Di

Indonesia, jangka waktu perlindungan hak cipta secara umum adalah sepanjang

hidup penciptanya ditambah 50 tahun atau 50 tahun setelah pertama kali di

umumkan atau dipublikasikan atau dibuat, kecuali 20 tahun setelah pertama kali

disiarkan untuk karya siaran , atau tanpa batas waktu untuk hak moral

pencantuman nama pencipta pada ciptaan dan untuk hak cipta yang dipegang oleh

negaraatas folklor dan hasil kebudayaan rakyat yang menjadi milik bersama (UU

No. 19 tahun 2002 bab III dan Pasal 50).

3. Penindakan dan Pemulihan

Setiap pelanggaran hak kekayaan intelektual akan merugikan

pemilik/pemegangnya dan/atau kepentingan umum/negara. Pelaku

pelanggaran tersebut harus ditolak dan memulihkan kerugian yang diderita

oleh pemilik/pemegang hak atau negara. Penindakan dan pemulihan tersebut

diatur oleh Undang-Undang bidang hak kekayaan intelektual. Ada 3 (tiga)

kemungkinan penindakan dan pemulihan yaitu :

a. Secara perdata berupa gugatan :

1) Ganti kerugian pelanggaran

2) Penghentian perbuatan pelanggaran

3) Peyitaan barang hasil pelanggaran untuk dimusnahkan

b. Secara pidana berupa penuntutan :

1) Hukuman pidana

2) Hukuman denda

3) Perampasan barang yang digunakan untuk melakukan


36

c. Secara administratif berupa tindakan:

1) Pembekuan/pencabutan SIUP

2) Pembayaran pajak/bea masuk yang tidak dilunasi

Dalam suatu karya yang telah memiliki Hak Cipta terdapat beberapa aturan

yang harus dibpatuhi dalam menggunakan hak cipta orang lain. Berikut contoh

ketentuan dalam menggunakan hak cipta orang lain :27

1. Isi Pesan Hak Cipta dan ketentuan penulisannya

Tampilkan di tiap-tiap halaman atau setidaknya di layar utama (home),

informasi klaim hak cipta sebagai berikut:

a. ©[Nama Pemilik Hak Cipta][Tahun dimana ciptaan dipublikasikan

pertama kali]; atau

b. Hak Cipta dilindungi Undang-undang. [Nama Pemilik Hak Cipta]

©[Tahun dimana ciptaan dipublikasikan pertama kali].

Informasi hak cipta dalam bahasa Inggris lebih disukai karena dapat

diterima secara universal. Jika website Anda secara teratur diperbarui dan berisi

materi yang berasal dari tahun yang berbeda, Anda dapat menempatkan kisaran

tahun, misalnya “© Copyright 2003-2011, Globomark.”

Di Indonesia, tidak ada ketentuan khusus yang mengatur tata cara penulisan

informasi klaim ini. Tidak menampilkan informasi ini tidak berakibat mengurangi

perlindungan hukum hak cipta. Namun, tentunya akan lebih bermanfaat bagi

pemilik website apabila informasi klaim tersebut ditampilkan untuk menunjukan

kepada pengguna bahwa website yang bersangkutan dilindungi Hak Cipta dan

27
Rahmi Jened, Hukum Hak Cipta (Copyright’s Law), Citra Aditya Bakti, Bandung, 2014,
hlm.125.
37

karenanya jika seseorang menjiplak tampilan layout/ desain website tersebut

beserta isinya maka akan dianggap sebagai pembajakan/pelanggaran hak cipta.

Begitu pula dengan simbol-simbol seperti ™ (Trade Mark) dan ®, walaupun

tidak ada ketentuan yang mengatur, namun pada prakteknya sering digunakan

untuk menandai bahwa sebuah logo, nama produk/jasa, slogan atau icon yang

terdapat pada website merupakan merek seseorang. Namun, bagi merek,

penandaan saja tidak memberikan efek perlindungan hukum. Pendaftaran di

Ditjen HKI merupakan syarat mutlak memperoleh perlindungan hukum atas

merek.

2. Penyebutan Sumber atau Nama Pencipta

Tentu saja pemilik website tidak selalu memiliki hak cipta atas setiap isi

website yang ditayangkan. Bahkan mungkin saja konten sebuah website berasal

dari banyak pencipta. Yang terpenting adalah memastikan bahwa baik desain

maupun isi website tidak melanggar HKI pihak lain (baik hak merek, paten, hak

cipta, rahasia dagang dan desain industri). Apabila Anda ingin menayangkan

desain, elemen atau materi yang merupakan hak kekayaan intelektual pihak lain,

pastikan untuk memperoleh lisensi atau ijin dari pemilik HKI yang bersangkutan

terlebih dahulu dan selalu menyebut sumber ataupun pencipta dari setiap materi

yang ditayangkan agar tidak ada hak moral pihak lain yang dilanggar.

D. Teknologi Informasi

1. Pengertian Teknologi Informasi

Informasi (TI) dilihat dari kata penyusunnya adalah teknologi dan

informasi. Kata teknologi bermakna pengembangan dan penerapan berbagai


38

peralatan atau sistem untuk menyelesaikan persoalan-persoalan yang dihadapi

oleh manusia dalam kehidupan sehari-hari, kata teknologi berdekatan artinya

dengan istilah tata cara. Menurut Azmi, Yan (2009: 2), “informasi adalah data

yang diproses kedalam bentuk yang lebih berarti bagi penerima dan berguna

dalam pengambilan keputusan, sekarang atau untuk masa yang akan datang”.

Untuk lebih jelasnya berikut ini penulis kemukakan beberapa defenisi

mengenai teknologi informasi.

Pada tahun 2004 Kenneth C.Loudon mendefinisikan Teknologi Informasi

adalah salah satu alat yang digunakan oleh para manajer untuk mengatasi

perubahan yang terjadi. Dalam hal ini perubahan yang dimaksud adalah

perubahan informasi yang telah diolah dan dibuat sebelumnya dalam

penyimpanan komputer.28

2. Tujuan dan Fungsi Teknologi Informasi

Teknologi informasi dewasa ini menjadi hal yang sangat penting karena

sudah banyak organisasi yang menerapkan teknologi informasi untuk

mendukung kegiatan organisasi. Penerapan teknologi informasi pada tiap

perusahaan atau organisasi tentunya memiliki tujuan yang berbeda karena

penerapan TI pada suatu organisasi adalah untuk mendukung kepentingan

usahanya.

Adapun yang menjadi tujuan dari adanya teknologi informasi menurut

sutarman, “untuk memecahkan masalah, membuka kreativitas, dan

meningkatkan efektivitas dan efesiensi dalam melakukan pekerjaan”29.

28
Kenneth C.Laudon & Jane P.Laudon, Sistem Informasi Manajemen.Andi. Yogyakarta,
hlm 150.
29
Sutarman, Pengantar teknologi informasi, Bumi Aksara, Jakarta, 2009 hlm.17
39

Sedangkan Fungsi Teknologi Informasi menurut Sutarman ada enam fungsi,

yaitu :30

a. Menangkap (Capture)

Proses memindahkan hasil rekaman yang disimpan dalam kaset MiniDV

dari kamera ke dalam komputer untuk dijadikan sebuah file dengan format

digital (avi). IstilahDigitized karena proses yang merubah analog (kaset video)

menjadi file digital yang dikenal oleh komputer.

b. Mengolah (Processing)

Mengkompilasikan catatan rinci dari aktivitas, misalnya menerima input

dari keyboard, scanner, mic dan sebagainya. Mengolah/memproses data

masukan yang diterima untuk menjadi informasi. pengolahan/pemrosesan data

dapat berupa konversi (pengubahan data kebentuk lain), analisis (analisis

kondisi), perhitungan (kalkulasi), sintesis (penggabungan) segala bentuk data

dan informasi :

1) Data processing, memproses dan mengolah data menjadi suatu informasi.

2) Information processing, suatu aktivitas komputer yang memproses dan

mengolah suatu tipe/bentuk dari informasi dan mengubahnya menjadi

tipe/bentuk yang lain dari informasi.

3) Multimedia system, suatu system komputer yang dapat memproses

berbagai tipe/bentuk dari informasi secara bersamaan (simultan).

c. Menghasilkan (Generating)

Menghasilkan atau mengorganisasikan informasi ke dalam bentuk yang

berguna. Misalnya : laporan, tabel, grafik dan sebagainya.

30
Ibid, hlm 18.
40

d. Menyimpan (Storage)

Merekam atau menyimpan dan informasi dalam suatu media yang dapat

digunakan untuk keperluan lainnya. Misalnya disimpan ke harddisk, tape,

disket, compact disc (CD) dan sebagainya.

e. Mencari kembali (Retrieval)

Menelusuri, mendapatkankembali informasi atau menyalin (copy) data dan

informasi yang sudah tersimpan, misalnya mencari supplier yang sudah lunas

dan sebagainya.

f. Transmisi (Transmission)

Mengirimkan data dan informasi dari suatu lokasi ke lokasi lain melalui

jaringan komputer. Misalnya mengirimkan data penjualan dari user A ke user

lainnya dan sebagainya. Dari uraian di atas, dapat diketahui bahwa teknologi

informasi memiliki tujuan dan fungsi yang berbeda bagi suatu perusahaan dan

itu semua tergantung pada bidang usaha masing-masing perusahaan.

3. Komponen-Komponen Teknologi Informasi

Komponen teknologi informasi merupakan sub sistem yang terbentuk

sehubungan dengan penggunaan teknologi informasi. Menurut Seesar

(teknologi informasi terdiri dari 3 (tiga) komponen utama yang terdiri dari :31

a. Perangkat keras (hardware)

Merupakan perangkat fisik yang membangun sebuah teknologi

informasi. Contohnya : monitor, keyboard, mouse, printer, harddisk,

memori, mikroprosesor, CD-ROM, kabel jaringan, antenna telekomunikasi,

CPU, dan peralatan I/O.

31
http://hanzarifin.blogspot.co.id/2011/12/pengertian-teknologi-informasi-ti.html, 10
agustus 2016, 13.00 wib.
41

b. Perangkat lunak (software)

Merupakan program yang dibuat untuk keperluan khusus yang tersusun

atas program yang menentukan apa yang harus dilakukan oleh komputer.

Perangkat lunak dapat dibagi menjadi tiga, yaitu :

1) Perangkat lunak sistem, merupakan perangkat lunak yang dibuat khusus

untuk dapat mengontrol semua perangkat keras, sehingga semua

perangkat keras teknologi informasi dapat bekerja dengan kompak

sebagai sebuah sistem yang utuh. Misalnya : Sistem Operasi Window,

Linux, Unix, OS/2, dan FreeBSD.

2) Perangkat lunak bahasa pemrograman, merupakan perangkat lunak

yang dapat digunakan untuk membuat program aplikasi maupun

perangkat lunak sistem. Misalnya: Visual Basic, Delphi, Turbo C,

Fortran, Cobol, Turbo Assembler, dan Java.

3) Perangkat lunak aplikasi, merupakan program jadi siap pakai yang

dibuat untuk keperluan khusus. Misalnya untuk keperluan multimedia :

perangkat lunak Jet Audio, Windows Media Player, Winamp, Real

Player. Untuk keperluan aplikasi perkantoran: ada Microsoft Office dan

Open Office yang terdiri atas beberapa program untuk berbagai

keperluan seperti pengolahan kata, angka, data dan presentasi.

c. Manusia ( brainware )

Merupakan personel-personel yang terlibat langsung dalam pemakaian

komputer, seperti Sistem Analis, Web Master, Web Disigner, Animator,

Programmer, Operator, User dan lain-lain. Terdapat berbagai peran yang

dapat dilakukan manusia dalam bagian sistem komputer, antara lain :


42

1) Analis sistem, berperan melakukan analisis terhadap masalah yang

dihadapi, serta merancang solusi pemecahannya dalam bentuk program

komputer.

2) Programmer, berperan menerjemahkan rancangan yang dibuat analis

kedalam bahasa pemrograman sehingga solusi dapat dijalankan

komputer.

3) Operator berfungsi menjalankan komputer berdasarkan instruksi yang

diberikan.

4) Teknisi, bertugas merakit atau memelihara perangkat keras komputer,

dan lain-lain.

E. Tinjauan Umum Informasi Dan Transaksi Elektronik

Dalam undang – undang no 11 tahun 2008 dalam penjelasan umumnya

bahwa pemanfaatan Teknologi Informasi, media, dan komunikasi telah mengubah

baik perilaku masyarakat maupun peradaban manusia secara global.

Perkembangan teknologi informasi dan komunikasi telah pula

menyebabkan hubungan dunia menjadi tanpa batas dan menyebabkan perubahan

sosial, ekonomi, dan budaya secara signifikan berlangsung demikian cepat.

Teknologi Informasi saat ini menjadi pedang bermata dua karena selain

memberikan kontribusi bagi peningkatan kesejahteraan, kemajuan, dan peradaban

manusia, sekaligus menjadi sarana efektif perbuatan melawan hukum.

Saat ini telah lahir suatu rezim hukum baru yang dikenal dengan hukum

siber atau hukum telematika. Hukum siber atau cyber law, secara internasional

digunakan untuk istilah hukum yang terkait dengan pemanfaatan teknologi

informasi dan komunikasi. Demikian pula, hukum telematika yang merupakan


43

perwujudan dari konvergensi hukum telekomunikasi, hukum media, dan hukum

informatika. Istilah lain yang juga digunakan adalah hukum teknologi informasi

(law of information technology), hukum dunia maya (virtual world law), dan

hukum mayantara.

Istilah-istilah tersebut lahir mengingat kegiatan yang dilakukan melalui

jaringan sistem komputer dan sistem komunikasi baik dalam lingkup lokal

maupun global (Internet) dengan memanfaatkan teknologi informasi berbasis

sistem komputer yang merupakan sistem elektronik yang dapat dilihat secara

virtual. Permasalahan hukum yang seringkali dihadapi adalah ketika terkait

dengan penyampaian informasi, komunikasi, dan/atau transaksi secara elektronik,

khususnya dalam hal pembuktian dan hal yang terkait dengan perbuatan hukum

yang dilaksanakan melalui sistem elektronik.

Dimaksud dengan sistem elektronik adalah sistem komputer dalam arti

luas, yang tidak hanya mencakup perangkat keras dan perangkat lunak komputer,

tetapi juga mencakup jaringan telekomunikasi dan/atau sistem komunikasi

elektronik. Perangkat lunak atau program komputer adalah sekumpulan instruksi

yang diwujudkan dalam bentuk bahasa, kode, skema, ataupun bentuk lain, yang

apabila digabungkan dengan media yang dapat dibaca dengan komputer akan

mampu membuat komputer bekerja untuk melakukan fungsi khusus atau untuk

mencapai hasil yang khusus, termasuk persiapan dalam merancang instruksi

tersebut.

Sistem elektronik juga digunakan untuk menjelaskan keberadaan sistem

informasi yang merupakan penerapan teknologi informasi yang berbasis jaringan

telekomunikasi dan media elektronik, yang berfungsi merancang, memproses,


44

menganalisis, menampilkan, dan mengirimkan atau menyebarkan informasi

elektronik. Sistem informasi secara teknis dan manajemen sebenarnya adalah

perwujudan penerapan produk teknologi informasi ke dalam suatu bentuk

organisasi dan manajemen sesuai dengan karakteristik kebutuhan pada organisasi

tersebut dan sesuai dengan tujuan peruntukannya. Pada sisi yang lain, sistem

informasi secara teknis dan fungsional adalah keterpaduan sistem antara manusia

dan mesin yang mencakup komponen perangkat keras, perangkat lunak, prosedur,

sumber daya manusia, dan substansi informasi yang dalam pemanfaatannya

mencakup fungsi input, process, output, storage, dan communication.

Sehubungan dengan itu, dunia hukum sebenarnya sudah sejak lama

memperluas penafsiran asas dan normanya ketika menghadapi persoalan

kebendaan yang tidak berwujud, misalnya dalam kasus pencurian listrik sebagai

perbuatan pidana. Dalam kenyataan kegiatan siber tidak lagi sederhana karena

kegiatannya tidak lagi dibatasi oleh teritori suatu negara, yang mudah diakses

kapan pun dan dari mana pun. Kerugian dapat terjadi baik pada pelaku transaksi

maupun pada orang lain yang tidak pernah melakukan transaksi, misalnya

pencurian dana kartu kredit melalui pembelanjaan di Internet. Di samping itu,

pembuktian merupakan faktor yang sangat penting, mengingat informasi

elektronik bukan saja belum terakomodasi dalam sistem hukum acara Indonesia

secara komprehensif, melainkan juga ternyata sangat rentan untuk diubah,

disadap, dipalsukan, dan dikirim ke berbagai penjuru dunia dalam waktu hitungan

detik. Dengan demikian, dampak yang diakibatkannya pun bisa demikian

kompleks dan rumit.


45

Permasalahan yang lebih luas terjadi pada bidang keperdataan karena

transaksi elektronik untuk kegiatan perdagangan melalui sistem elektronik

(electronic commerce) telah menjadi bagian dari perniagaan nasional dan

internasional. Kenyataan ini menunjukkan bahwa konvergensi di bidang teknologi

informasi, media, dan informatika (telematika) berkembang terus tanpa dapat

dibendung, seiring dengan ditemukannya perkembangan baru di bidang teknologi

informasi, media, dan komunikasi.

Kegiatan melalui media sistem elektronik, yang disebut juga ruang siber

(cyber space), meskipun bersifat virtual dapat dikategorikan sebagai tindakan atau

perbuatan hukum yang nyata. Secara yuridis kegiatan pada ruang siber tidak dapat

didekati dengan ukuran dan kualifikasi hukum konvensional saja sebab jika cara

ini yang ditempuh akan terlalu banyak kesulitan dan hal yang lolos dari

pemberlakuan hukum. Kegiatan dalam ruang siber adalah kegiatan virtual yang

berdampak sangat nyata meskipun alat buktinya bersifat elektronik.

Dengan demikian, subjek pelakunya harus dikualifikasikan pula sebagai

Orang yang telah melakukan perbuatan hukum secara nyata. Dalam kegiatan e-

commerce antara lain dikenal adanya dokumen elektronik yang kedudukannya

disetarakan dengan dokumen yang dibuat di atas kertas. Berkaitan dengan hal itu,

perlu diperhatikan sisi keamanan dan kepastian hukum dalam pemanfaatan

teknologi informasi, media, dan komunikasi agar dapat berkembang secara

optimal. Oleh karena itu, terdapat tiga pendekatan untuk menjaga keamanan di

cyber space, yaitu pendekatan aspek hukum, aspek teknologi, aspek sosial,

budaya, dan etika. Untuk mengatasi gangguan keamanan dalam penyelenggaraan

sistem secara elektronik, pendekatan hukum bersifat mutlak karena tanpa


46

kepastian hukum, persoalan pemanfaatan teknologi informasi menjadi tidak

optimal.32

1. Pengertian Informasi Elektronik

Menurut undang-undang no 11 tahun 2008 tentang informasi dan transaksi

elektronik menyatakan bahwa Informasi Elektronik adalah satu atau sekumpulan

data elektronik, tetapi tidak terbatas pada tulisan, suara, gambar, peta, rancangan,

foto, electronic data interchange (EDI), surat elektronik (electronic mail),

telegram, teleks, telecopy atau sejenisnya, huruf, tanda, angka, Kode Akses,

simbol, atau perforasi yang telah diolah yang memiliki arti atau dapat dipahami

oleh orang yang mampu memahaminya. Berikut istilah-istilah yang terdapat pada

undang-undang no.11 tahun 2008 tentang informasi dan transaksi elektronik :

a. Transaksi Elektronik adalah perbuatan hukum yang dilakukan dengan

menggunakan Komputer, jaringan Komputer, dan/atau media elektronik

lainnya.

b. Teknologi Informasi adalah suatu teknik untuk mengumpulkan,

menyiapkan, menyimpan, memproses, mengumumkan, menganalisis,

dan/atau menyebarkan informasi.

c. Dokumen Elektronik adalah setiap Informasi Elektronik yang dibuat,

diteruskan, dikirimkan, diterima, atau disimpan dalam bentuk analog,

digital, elektromagnetik, optikal, atau sejenisnya, yang dapat dilihat,

ditampilkan, dan/atau didengar melalui Komputer atau Sistem

Elektronik, termasuk tetapi tidak terbatas pada tulisan, suara, gambar,

peta, rancangan, foto atau sejenisnya, huruf, tanda, angka, Kode Akses,

32
Undang-Undang No.11 tahun 2008 Tentang Informasi dan Transaksi Elektronik
47

simbol atau perforasi yang memiliki makna atau arti atau dapat dipahami

oleh orang yang mampu memahaminya.

d. Sistem Elektronik adalah serangkaian perangkat dan prosedur elektronik

yang berfungsi mempersiapkan, mengumpulkan, mengolah,

menganalisis, menyimpan, menampilkan, mengumumkan, mengirimkan,

dan/atau menyebarkan Informasi Elektronik.

e. Penyelenggaraan Sistem Elektronik adalah pemanfaatan Sistem

Elektronik oleh penyelenggara negara, Orang, Badan Usaha, dan/atau

masyarakat.

f. Jaringan Sistem Elektronik adalah terhubungnya dua Sistem Elektronik

atau lebih, yang bersifat tertutup ataupun terbuka.

g. Agen Elektronik adalah perangkat dari suatu Sistem Elektronik yang

dibuat untuk melakukan suatu tindakan terhadap suatu Informasi

Elektronik tertentu secara otomatis yang diselenggarakan oleh Orang.

h. Sertifikat Elektronik adalah sertifikat yang bersifat elektronik yang

memuat Tanda Tangan Elektronik dan identitas yang menunjukkan status

subjek hukum para pihak dalam Transaksi Elektronik yang dikeluarkan

oleh Penyelenggara Sertifikasi Elektronik.

i. Penyelenggara Sertifikasi Elektronik adalah badan hukum yang berfungsi

sebagai pihak yang layak dipercaya, yang memberikan dan mengaudit

Sertifikat Elektronik.

j. Lembaga Sertifikasi Keandalan adalah lembaga independen yang

dibentuk oleh profesional yang diakui, disahkan, dan diawasi oleh


48

Pemerintah dengan kewenangan mengaudit dan mengeluarkan sertifikat

keandalan dalam Transaksi Elektronik.

k. Tanda Tangan Elektronik adalah tanda tangan yang terdiri atas Informasi

Elektronik yang dilekatkan, terasosiasi atau terkait dengan Informasi

Elektronik lainnya yang digunakan sebagai alat verifikasi dan autentikasi.

l. Penanda Tangan adalah subjek hukum yang terasosiasikan atau terkait

dengan Tanda Tangan Elektronik.

m. Komputer adalah alat untuk memproses data elektronik, magnetik, optik,

atau sistem yang melaksanakan fungsi logika, aritmatika, dan

penyimpanan.

n. Akses adalah kegiatan melakukan interaksi dengan Sistem Elektronik

yang berdiri sendiri atau dalam jaringan.

o. Kode Akses adalah angka, huruf, simbol, karakter lainnya atau

kombinasi di antaranya, yang merupakan kunci untuk dapat mengakses

Komputer dan/atau Sistem Elektronik lainnya.

p. Kontrak Elektronik adalah perjanjian para pihak yang dibuat melalui

Sistem Elektronik.

q. Pengirim adalah subjek hukum yang mengirimkan Informasi Elektronik

dan/atau Dokumen Elektronik.

r. Penerima adalah subjek hukum yang menerima Informasi Elektronik

dan/atau Dokumen Elektronik dari Pengirim.

s. Nama Domain adalah alamat internet penyelenggara negara, Orang,

Badan Usaha, dan/atau masyarakat, yang dapat digunakan dalam


49

berkomunikasi melalui internet, yang berupa kode atau susunan karakter

yang bersifat unik untuk menunjukkan lokasi tertentu dalam internet.

t. Orang adalah orang perseorangan, baik warga negara Indonesia, warga

negara asing, maupun badan hukum.

u. Badan Usaha adalah perusahaan perseorangan atau perusahaan

persekutuan, baik yang berbadan hukum maupun yang tidak berbadan

hukum.

v. Pemerintah adalah Menteri atau pejabat lainnya yang ditunjuk oleh

Presiden.

w. Secara umum, materi Undang-Undang Informasi dan Transaksi

Elektronik

Undang-Undang No.11 tahun 2008 tentang Informasi dan Transaksi

Elektronik dibagi menjadi dua bagian besar yaitu pengaturan mengenai informasi

dan transaksi elektronik dan pengaturan mengenai perbuatan yang dilarang.

Pengaturan mengenai informasi dan transaksi elektronik mengacu pada

beberapa instrumen internasional, seperti UNCITRAL Model Law on eCommerce

dan UNCITRAL Model Law on eSignature. Bagian ini dimaksudkan untuk

mengakomodir kebutuhan para pelaku bisnis di internet dan masyarakat umumnya

guna mendapatkan kepastian hukum dalam melakukan transaksi elektronik.

Beberapa materi yang diatur, antara lain: 33

1. pengakuan informasi/dokumen elektronik sebagai alat bukti hukum yang

sah (Pasal 5 & Pasal 6 UU ITE);

33
http://rezhacupu.blogspot.co.id/2015/04/pengaturan-dan-regulasi-ite-informasi.html,
6 juni 2016, 15.00 wib.
50

2. Tanda tangan elektronik (Pasal 11 & Pasal 12 UU ITE);

3. penyelenggaraan sertifikasi elektronik (certification authority, Pasal 13 &

Pasal 14 UU ITE); dan

4. Penyelenggaraan sistem elektronik (Pasal 15 & Pasal 16 UU ITE);

Beberapa materi perbuatan yang dilarang (cybercrime) yang diatur dalam UU

ITE, antara lain :34

1. Konten ilegal, yang terdiri dari, antara lain: kesusilaan, perjudian,

penghinaan/pencemaran nama baik, pengancaman dan pemerasan

(Pasal 27, Pasal 28, dan Pasal 29 UU ITE);

2. Akses ilegal (Pasal 30);

3. Intersepsi ilegal (Pasal 31);

4. Gangguan terhadap data (data interference, Pasal 32 UU ITE);

5. Gangguan terhadap sistem (system interference, Pasal 33 UU ITE);

Undang-Undang No.11 Tahun 2008 tentang Informasi dan Transaksi

Elektronik dibentuk dengan tujuan :

a. Mengembangkan kehidupan bangsa sebagai bagian dari masyarakat

informasi dunia.

b. Mengembangkan perdagangan dan perekonoman nasional dalam rangka

meningkatkan kesejahteraan masyarakat.

c. Meningkatkan aktifitas dan efesiensi pelayanan publik.

d. Membuka kesempatan seluas- luasnya kepada setiap orang untuk

memajukan pemikiran dan kemampuan dibidang penggunaan dan

34
Ibid,06-Juni-2016, 15.00 wib.
51

pemanfaatan teknologi informasi seoptimal mungkin namun disertai

dengan tanggung jawab.

e. Memberikan rasa aman, keadilan dan kepastian hukum bagi pengguna

dan penyelenggara teknologi informasi.

F. Perlindungan Hukum Informasi Dan Transaksi Elektronik Mengenai

Hak Cipta

Perlindungan hukum tentang pelanggaran di dunia maya sebagai mengatur

aktifitas di dunia maya perlu adanya peran pemerintah untuk meningkatkan

perlindungan hokum yang kuat bagi para pengguna dunia maya, dalam hal ini

emerintah mengkaji hal-hal yang menjadi perbuatan yang di larang dan sanksinya

menuut Undang-Undang No.11 tahun 2008 tentang Informasi dan Transaksi

Elektronik.

Pada Undang-Undang No.11 tahun 2008 tentang Informasi dan Transaksi

Elektronik atau yang lebih dikenal dengan UU ITE telah dimuat 3 pasal (Pasal 23,

Pasal 24, Pasal 25) yang memuat nama domain, hak kekayaan intelektual serta

perlindungan hak cipta atas hak-hak pribadi, berikut isi dari pasal-pasal tersebut :

Pasal 23 memiliki 3 ayat yang masing masing mencangkup tentang

kepemilikan atau pengelolaan domain, isi ayat-ayat tersebut antara lain:

1. Setiap penyelenggara negara, Orang, Badan Usaha, dan/atau masyarakat

berhak memiliki Nama Domain berdasarkan prinsip pendaftar pertama.

2. Pemilikan dan penggunaan Nama Domain sebagaimana dimaksud pada

ayat (1) harus didasarkan pada iktikad baik, tidak melanggar prinsip

persaingan usaha secara sehat, dan tidak melanggar hak Orang lain.
52

3. Setiap penyelenggara negara, Orang, Badan Usaha, atau masyarakat yang

dirugikan karena penggunaan Nama Domain secara tanpa hak oleh Orang

lain, berhak mengajukan gugatan pembatalan Nama Domain dimaksud.

Pasal 24 memiliki 3 ayat yang masing masing mencangkup tentang

kepemilikan atau pengelolaan domain, isi ayat-ayat tersebut antara lain:

1. Pengelola Nama Domain adalah Pemerintah dan/atau masyarakat.

2. Dalam hal terjadi perselisihan pengelolaan Nama Domain oleh

masyarakat, Pemerintah berhak mengambil alih sementara pengelolaan

Nama Domain yang diperselisihkan.

3. Pengelola Nama Domain yang berada di luar wilayah Indonesia dan

Nama Domain yang diregistrasinya diakui keberadaannya sepanjang

tidak bertentangan dengan Peraturan Perundang-undangan.

4. Ketentuan lebih lanjut mengenai pengelolaan Nama Domain

sebagaimana dimaksud pada ayat (1), ayat (2), dan ayat (3) diatur dengan

Peraturan Pemerintah.

Pasal 25 menyebutkan Informasi Elektronik dan/atau Dokumen Elektronik

yang disusun menjadi karya intelektual, situs internet, dan karya intelektual yang

ada di dalamnya dilindungi sebagai Hak Kekayaan Intelektual berdasarkan

ketentuan Peraturan Perundang-undangan.

Anda mungkin juga menyukai