Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH ETIKA PROFESI

UNDANG-UNDANG HAK CIPTA

Nama Kelompok :

Muhammad Ridho Afandi Damanik (5171230007)

Arifin Masruri (5171230002)

Khairul Arifin (5172230003)

Al Ifdal (5173530003)

PRODI TEKNIK ELEKTRO

JURUSAN PENDIDIKAN TEKNIK ELEKTRO

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

2020
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penyusun panjatkan kepada Allah SWT atas segala rahmat dan karunia-
Nya sehingga penyusun dapat menyelesaikan makalah ini yang berjudul “Undang-undang Hak
Cipta” pada mata kuliah “Etika Profesi”. Tak lupa shalawat dan salam selalu tercurah kepada
junjungan kita kepada Nabi besar Muhammad SAW beserta para keluarga, sahabat, dan pengikut
– pengikutnya sampai akhir zaman.

Penyusun menyadari bahwa makalah ini jauh dari sempurna. Oleh karena itu penyusun
mengharapkan kritik dan saran dari pembaca yang bersifat membangun guna perbaikan dimasa
mendatang.
Semoga Allah SWT memberikan balasan pahala atas segala amal yang telah diberikan
dan semoga Karya Tulis Ilmiah ini dapat bermanfaat bagi kita dan perkembangan ilmu
pengetahuan. Semoga kita selalu dalam lindungan Allah SWT. Aamiin.

Sibolga, 7 April 2020

Penyusun,
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR......................................................................................................................
DAFTAR ISI....................................................................................................................................
BAB I ...............................................................................................................................................
PENDAHULUAN…........................................................................................................................
1.1 Latar Belakang……....................................................................................................................
1.2 Rumusan Masalah.......................................................................................................................
BAB II ..............................................................................................................................................
PEMBAHASAN…..........................................................................................................................
2.1 Definisi Hak Cipta…..................................................................................................................
2.2 Istilah-istilah dalam HAk Cipta..................................................................................................
2.3 Sejarah Hak Cipta.......................................................................................................................
2.4 Dasar Hukum Hak Cipta…….....................................................................................................
2.5 Fungsi Hak Cipta………………………………………………………………………………
BAB III..............................................................................................................................................
PENUTUP........................................................................................................................................
3.1 Kesimpulan ................................................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA.......................................................................................................................
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Begitu banyaknya kasus pelanggaran hak cipta yang terjadi di Indonesia, tentunya
merupakan suatu hal yang meresahkan para pencipta suatu karya. Suatu bentuk kreativitas
seseorang yang harusnya dihargai, justru dijadikan sebagai kesempatan untuk mencari
keuntungan bagi berbagai pihak yang tidak bertanggung jawab.

Indonesia adalah negara yang memiliki keanekaragaman etnik/ suku bangsa dan budaya
serta kekayaan di bidang seni dan sastra dengan pengembangan-pengembangannya yang
memerlukan perlindungan hak cipta terhadap kekayaan intelektual yang lahir dari
keanekaragaman tersebut. perkembangan di bidang perdagangan, industri, dan investasi telah
sedemikian pesat sehingga memerlukan peningkatan perlindungan bagi pencipta dan pemilik hak
terkait dengan tetap memperhatikan kepentingan masyarakat luas.

Amerika Serikat tahun ini, menggolongkan Indonesia dalam daftar "priority watch list"
untuk pelanggaran hak cipta. Daftar negara yang paling bermasalah dengan pelanggaran hak
cipta ini tidak berakibat munculnya sanksi. Namun, sekadar untuk membuat efek malu bagi
pemerintah negara yang bersangkutan untuk lebih giat lagi memberantas pembajakan dan
pemalsuan merek dagang serta memperbaiki penegakan hukum masing-masing di bidang
perlindungan kekayaan intelektual.

Indonesia yang sebenarnya memiliki banyak kreativitas daya cipta, memang tidak
terlepas dari adanya realita bahwa memang ada sebagian masyarakat yang memiliki mental
plagiatisme. Semakin hari, kasus pelanggaran hak cipta di Indonesia, semakin meningkat. Kasus
ini harusnya dijadikan kasus utama yang harus segera diatasi, bukan dianggap sebagai sesuatu
yang tidak penting. Sebagian besar masyarakat mungkin tidak memandang hal ini sebagai suatu
masalah besar, sehingga masalah ini tidak segera diatasi dan memberikan sanksi jera bagi orang
yang melanggar hak cipta.
Atas pemikiran tersebut dan untuk memenuhi tugas kelompok mata kuliah Etika, maka
penulis menyusun makalah “Hak Cipta” ini untuk memberikan pembahasan mengenai berbagai
hal yang menyangkut hak cipta, yang disertai dengan contoh kasus pelanggarannya.

1.2 Rumusan Masalah

1. Apa itu Hak Cipta?


2. Apa saja istilah yang ada pada Hak Cipta?
3. Bagaimana sejarah munculnya Hak Cipta?
4. Apa saja dasar hukum dari Hak Cipta?
5. Apa saja fungsi Hak Cipta
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Definisi Hak Cipta

Berdasarkan Undang-Undang No. 19 Tahun 2002, pengertian hak cipta adalah hak
khusus bagi pencipta maupun penerima hak untuk mengumumkan atau memperbanyak
ciptaannya maupun memberi izin untuk itu dengan tidak mengurangi pembatasan-pembatasan
menurut peraturan perundang-undangan yang berlaku. Hal ini menunjukkan bahwa hak cipta itu
hanya dapat dimiliki oleh si pencipta atau si penerima hak. Hanya namanya yang disebut sebagai
pemegang hak khususnya yang boleh menggunakan hak cipta dan ia dilindungi dalam
penggunaan haknya terhadap subjek lain yang menggangu atau yang menggunakannya tidak
dengan cara yang diperkenankan oleh aturan hukum.

Berdasarkan Undang-Undang No. 19 Tahun 2002, pengertian Hak Cipta adalah hak
khusus bagi pencipta maupun penerima hak untuk mengumumkan atau memperbanyak
ciptaannya maupun memberi izin untuk itu dengan tidak mengurangi pembatasan-pembatasan
menurut peraturan perundang-undangan yang berlaku. Hal ini menunjukkan bahwa hak cipta itu
hanya dapat dimiliki oleh si pencipta atau si penerima hak. Hanya namanya yang disebut sebagai
pemegang hak khususnya yang boleh menggunakan hak cipta dan ia dilindungi dalam
penggunaan haknya terhadap subjek lain yang menggangu atau yang menggunakannya tidak
dengan cara yang diperkenankan oleh aturan hukum.

2.2 Istilah-istilah dalam Hak Cipta

Terdapat tiga istilah dalam Hak Cipta, yaitu:

a. Pencipta
Pencipta adalah seorang atau beberapa orang secara bersama-sama yang atas
inspirasinya lahir suatu ciptaan berdasarkan kemampuan pikiran, imajinasi, cekatan,
keterampilan atau keahlian yang dituangkan dalam bentuk yang khas dan bersifat pribadi.
b. Pemegang Hak Cipta
Pemegang hak cipta adalah pencipta sebagai pemilik hak cipta, atau pihak yang
menerima hak tersebut dari pencipta, atau pihak lain yang menerima lebih lanjut hak dari
pihak yang menerima hak tersebut.
c. Ciptaan
Ciptaan adalah hasil setiap karya pencipta dalam bentuk yang khas dan
menunjukkan keasliannya dalam lapangan ilmu pengetahuan, seni, dan sastra.

2.3 Sejarah Hak Cipta

Konsep hak cipta di Indonesia merupakan terjemahan dari konsep copyright dalam
bahasa Inggris (secara harafiah artinya "hak salin"). Copyright ini diciptakan sejalan dengan
penemuan mesin cetak. Sebelum penemuan mesin ini oleh Gutenberg, proses untuk membuat
salinan dari sebuah karya tulisan memerlukan tenaga dan biaya yang hampir sama dengan proses
pembuatan karya aslinya. Sehingga, kemungkinan besar para penerbitlah, bukan para pengarang,
yang pertama kali meminta perlindungan hukum terhadap karya cetak yang dapat disalin.

Awalnya, hak monopoli tersebut diberikan langsung kepada penerbit untuk menjual
karya cetak. Baru ketika peraturan hukum tentang copyright mulai diundangkan pada tahun 1710
dengan Statute of Anne di Inggris, hak tersebut diberikan ke pengarang, bukan penerbit.
Peraturan tersebut juga mencakup perlindungan kepada konsumen yang menjamin bahwa
penerbit tidak dapat mengatur penggunaan karya cetak tersebut setelah transaksi jual beli
berlangsung. Selain itu, peraturan tersebut juga mengatur masa berlaku hak eksklusif bagi
pemegang copyright, yaitu selama 28 tahun, yang kemudian setelah itu karya tersebut menjadi
milik umum.

Berne Convention for the Protection of Artistic and Literary Works (Konvensi Bern
tentang Perlindungan Karya Seni dan Sastra) pada tahun 1886 adalah yang pertama kali
mengatur masalah copyright antara negara-negara berdaulat. Dalam konvensi ini, copyright
diberikan secara otomatis kepada karya cipta, dan pengarang tidak harus mendaftarkan karyanya
untuk mendapatkan copyright. Segera setelah sebuah karya dicetak atau disimpan dalam satu
media, si pengarang otomatis mendapatkan hak eksklusif copyright terhadap karya tersebut dan
juga terhadap karya derivatifnya, hingga si pengarang secara eksplisit menyatakan sebaliknya
atau hingga masa berlaku copyright tersebut selesai.
Pada tahun 1958, Perdana Menteri Djuanda menyatakan Indonesia keluar dari Konvensi
Bern agar para intelektual Indonesia bisa memanfaatkan hasil karya, cipta, dan karsa bangsa
asing tanpa harus membayar royalty. Pada tahun 1982, Pemerintah Indonesia mencabut
pengaturan tentang hak cipta berdasarkan Auteurswet 1912 Staatsblad No. 600 Tahun 1912 dan
menetapkan Undang-undang No. 6 Tahun 1982 tentang Hak Cipta, yang merupakan undang-
undang hak cipta yang pertama di Indonesia. Undang-undang tersebut kemudian diubah dengan
Undang-undang No. 7 Tahun 1987, Undang-undang No. 12 Tahun 1997, dan pada akhirnya
dengan Undang-undang No. 19 Tahun 2002 yang kini berlaku.

Perubahan undang-undang tersebut juga tak lepas dari peran Indonesia dalam pergaulan
antarnegara. Pada tahun 1994, pemerintah meratifikasi pembentukan World Trade Organization -
WTO (Organisasi Perdagangan Dunia), yang mencakup pula Agreement on Trade Related
Aspects of Intellectual Propertyrights - TRIPs (Persetujuan tentang Aspek-aspek Dagang Hak
Kekayaan Intelektual). Ratifikasi tersebut diwujudkan dalam bentuk Undang-undang No. 7
Tahun 1994. Pada tahun 1997, pemerintah meratifikasi kembali Konvensi Bern melalui
Keputusan Presiden Nomor 18 Tahun 1997 dan juga meratifikasi World Intellectual Property
Organization Copyrights Treaty (Perjanjian Hak Cipta WIPO) melalui Keputusan Presiden No.
19 Tahun 1997.

2.4 Dasar Hukum Hak Cipta

Indonesia saat ini telah meratifikasi konvensi internasional dibidang hak cipta yaitu
namanya Berne Convension tanggal 7 Mei 1997 dengan Kepres No. 18/ 1997 dan dinotifikasikan
ke WIPO tanggal 5 Juni 1997, dengan konsekuensi Indonesia harus melindungi dari seluruh
negara atau anggota Berne Convention.

Perlindungan hak cipta diatur dalam Undang-undang No. 6 tahun 1982 tentang Hak Cipta
, kemudian diubah menjadi UU No. 7 tahun 1987, dan diubah lagi menjadi UU No. 12 1987
beserta peraturan pelaksanaannya.

Selain UU tersebut di atas, terdapat dasar hukum lain atas hak cipta, antara lain:

a. Undang-undang Nomor 7/1994 tentang Pengesahan Agreement Establishing the World


Trade Organization (WTO).
b. Undang-undang No. 10/1995 tentang Kepabeanan.
c. Undang-undang No. 12/1997 tentang Hak Cipta.
d. Undang-undang No. 14/1997 tentang Merek
e. Keputusan Presiden RI No. 15/1997 tentang Pengesahan Paris Convention for the
Protection of Industrial Property dan Convention Establishing the World Intellectual
Property Organization.
f. Keputusan Presiden RI No. 17/1997 tentang Pengesahan Trademark Law Treaty.
g. Keputusan Presiden RI No. 18/1997 tentang Pengesahan Berne Convention for the
Protection of Literary and Artistic Works.
h. Keputusan Presiden RI No. 19/1997 tentang Pengesahan WIPO Copyrights Treaty.

Sifat Hak Cipta

Sifat-sifat hak cipta diatur dalam pasal 3 ayat (1) dan (2) No. 19 Tahun 2002, yaitu:

a. Hak cipta dianggap sebagai benda bergerak, dapat beralih atau dialihkan, baik seluruhnya
maupun sebagian karena beberapa hal, seperti  pewarisan, hibah, wasiat, perjanjian tulis,
dan sebab-sebab lain yang dibenarkan oleh peraturan perundang-undangan.
b. Hak cipta yang dimiliki oleh Pencipta, yang setelah Penciptanya meninggal dunia,
menjadi milik ahli warisnya atau milik penerima wasiat, dan Hak Cipta tersebut tidak
dapat disita, kecuali jika hak itu diperoleh secara melawan hukum.

2.5 Fungsi Hak Cipta

Secara umum, fungsi hak cipta diatur dalam pasal 2 ayat (1) dan (2) UU No. 19 Tahun
2002:

1. Hak Cipta merupakan hak eksklusif bagi Pencipta atau Pemegang Hak Cipta untuk
mengumumkan atau memperbanyak Ciptaannya, yang timbul secara otomatis setelah
suatu ciptaan dilahirkan tanpa mengurangi pembatasan menurut peraturan perundang-
undangan yang berlaku.
2. Pencipta dan/ atau pemegang hak cipta atas karya sinematografi dan program komputer
memiliki hak untuk memberikan izin atau melarang orang lain yang tanpa persetujuannya
menyewakan ciptaannya untuk kepentingan yang bersifat komersial.

2.6 Pelanggaran Hak Cipta


Suatu pelanggaran terhadap sebuah karya ciptaan terjadi apabila:

1. Terjadi pengeksploitasian (pengumuman, penggandaan dan pengedaran) untuk


kepentingan komersial sebuah karya cipta tanpa terlebih dahulu meminta izin atau
mendapatkan lisensi dari penciptanya/ atau ahli warisnya. Termasuk di dalamnya
tindakan penjiplakan.
2. Peniadaan nama pencipta pada ciptaannya.
3. Penggantian atau perubahan nama pencipta pada ciptaannya yang dilakukan tanpa
persetujuan dari pemilik hak ciptanya.
4. Penggantian atau perubahan judul sebuah ciptaan tanpa persetujuan dari penciptanya atau
ahli warisnya.

2.6.1 Bentuk-Bentuk Pelanggaran Hak Cipta

Bentuk-bentuk pelanggaran hak cipta antara lain berupa pengambilan, pengutipan,


perekaman, pertanyaan, dan pengumuman sebagian atau seluruh ciptaan orang lain dengan cara
apapun tanpa izin pencipta/pemegang hak cipta, bertentangan dengan undang-undang atau
melanggar perjanjian. Dilarang undang-undang artinya undang-undang hak cipta tidak
memperkenankan perbuatan itu dilakukan oleh orang yang tidak berhak, karena tiga hal, yaitu:

1. Merugikan pencipta,/pemegang hak cipta, misalnya memfotokopi sebagian atau


seluruhnya ciptaan orang lain kemudian dijualbelikan kepada masyarakat luas.
2. Merugikan kepentingan negara, misalnya mengumumkan ciptaan yang bertentangan
dengan kebijakan pemerintah di bidang pertahanan dan keamanan.
3. Bertentangan dengan ketertiban umum dan kesusilaan, misalnya memperbanyak dan
menjual video compact disc (VCD) porno.

Pelanggaran Hak Cipta menurut ketentuan ikatan Penerbit Indonesia (IKAPI) pada Tanggal 15
Februari 1984 dapat dibedakan dua jenis yaitu,:

1. Mengutip sebagian ciptaan orang lain dan dimasukkan ke dalam ciptaan sendiri seolah-
olah ciptaan sendiri atau mengakui ciptaan orang lain seolah-olah ciptaan sendiri.
Perbuatan ini disebut palgiat atau penjiplakan yang dapat terjadi antara lain pada karya
cipta berupa buku, lagu, dan notasi lagu.
2. Mengambil ciptaan orang lain untuk diperbanyak dan diumumkan sebagaimana yang
aslinya tanpa mengubah bentuk isi, pencipta, dan penerbit/perekam. Perbuatan ini disebut
dengan piracy (pembajakan) yang banyak dilakukan pada ciptaan berupa buku, rekaman
audio/video seperti kaset lagu dan gambar (VCD), karena menyangkut dengan masalah
commercial scale.
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Dari hasil pembahasan pada teori diatas dapat disimpulkan bahwa penting hak cipta pada
kehidupan manusia dan bangsa adalah untuk mengatur dan menetapkan, hak-hak bagi setiap
warga negara sebagai pencipta maupun penerima hak untuk mengumumkan atau memperbanyak
ciptaannya maupun memberi izin untuk itu dengan tidak mengurangi pembatasan-pembatasan
menurut peraturan perundang-undangan yang berlaku. Hal ini menunjukkan bahwa hak cipta itu
hanya dapat dimiliki oleh si pencipta atau si penerima hak. Hanya namanya yang disebut sebagai
pemegang hak khususnya yang boleh menggunakan hak cipta dan ia dilindungi dalam
penggunaan haknya terhadap subjek lain yang menggangu atau yang menggunakannya tidak
dengan cara yang diperkenankan oleh aturan hukum.

3.2 Saran

Makalah ini jauh dari kesempurnaan dalam penulisannya akan tetapi teori-teori yang
disajikan berdasarkan dari beberapa sumber yang berbeda, semoga makalah ini bisa berguna bagi
yang membacanya dan bisa menjadi sumber-sumber mahasiswa dalam penyelesaian tugas,
khusus nya pada mata kuliah Etika Profesi di bagian Undang- undang Hak Cipta.
DAFTAR PUSTAKA

1. https://dgip.go.id/peraturan-perundang-undangan-terkait-hak-cipta
2. http://eptikbsipwt.blogspot.com/2013/05/hak-cipta.html
3. https://www.academia.edu/20201617/Makalah_HAK_CIPTA_Minus_Cover_Page_

Anda mungkin juga menyukai