“ HAK CIPTA “
OLEH :
ADIS ERFIQOVINA
2102125010
PRODI AKUNTANSI
UNIVERSITAS RIAU
2021
KATA PENGANTAR
ADIS ERVIQOVINA
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR...........................................................................................................2
DAFTAR ISI..........................................................................................................................3
BAB I......................................................................................................................................4
PENDAHULUAN..................................................................................................................4
1.1 Latar Belakang.......................................................................................................4
1.2 Rumusan masalah.....................................................................................................5
1.3 Tujuan Penulisan...................................................................................................5
BAB II.....................................................................................................................................6
PEMBAHASAN....................................................................................................................6
2.1 Pengertian Hak Cipta.............................................................................................6
2.2 Pemilik dan Pemegang Hak Cipta.........................................................................9
2.3 Fungsi dan Sifat Hak Cipta.................................................................................10
2.4 Pendaftaran Hak Cipta.................................................................................................12
2.5 Pelanggaran Hak Cipta.......................................................................................19
BAB III.................................................................................................................................23
PENUTUP............................................................................................................................23
3.1 Kesimpulan....................................................................................................................23
DAFTAR PUSTAKA..........................................................................................................24
BAB I
PENDAHULUAN
Setiap karya yang dihasilkan secara khas oleh seseorang atau beberapa
orang sudah menjadi hak kekayaan intelektual baginya. Karya dari kekayaan
intelektual di bidang Hak Cipta akan mendapatkan perlindungan hukum
apabila diwujudkan maupun diekspresikan secara nyata bukan ide semata.
Perlindungan hukum Hak Cipta bersistem perlindungan otomatis
(automatically protection) sebagaimana dilandasi oleh Konvensi Berne. 1
Dalam Pasal 1 angka 1 UU Hak Cipta bahwa:
“Hak Cipta adalah hak eksklusif pencipta yang timbul secara otomatis
berdasarkan prinsip deklaratif setelah suatu ciptaan diwujudkan dalam
bentuk nyata tanpa mengurangi
pembatasan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.’’
Hak eksklusif berdasarkan UU Hak Cipta adalah hak yang hanya
diperuntukkan bagi Pencipta, sehingga tidak ada pihak lain yang dapat
memanfaatkan hak tersebut tanpa izin Pencipta. Hak eksklusif terdiri atas
hak moral dan hak ekonomi. Hasil karya cipta yang mendapat perlindungan
hukum diantaranya di bidang ilmu pengetahuan, seni, dan sastra
sebagaimana diatur dalam Pasal 1 angka 3 UU Hak Cipta.
Tujuan Penulisan Makalah ini adalah untuk mengetahui apa itu hak
cipta dan mengidentifikasi hal-hal yang berkaitan dengan hak cipta,
serta mengetahui pengaruh yang ditimbulkan jika melanggar hak cipta.
BAB II
PEMBAHASAN
Hak Cipta didefinisikan sebagai hak eksklusif bagi para pencipta untuk
mengumumkan atau memperbanyak suatu ciptaan atau memberikan izin
kepada pihak lain untuk melakukan hal yang sama dalam batasan hukum
yang berlaku. Yang penting untuk diingat adalah hak tadi mengizinkan
pemegang Hak Cipta untuk mencegah pihak lain memperbanyak tanpa izin.
Hak cipta secara harfiah berasal dari dua kata yaitu hak dan cipta. Dalam
Kamus Besar Bahasa Indonesia, kata “hak” berarti suatukewenangan yang
diberikan kepada pihak tertentu yang sifatnya bebas untuk digunakan atau
tidak.Sedangkan kata “cipta” atau “ciptaan” tertuju pada hasil karya
manusia dengan menggunakan akal pikiran, perasaan, pengetahuan,
imajinasi dan pengalaman. Sehingga dapat diartikan bahwa hak cipta
berkaitan erat dengan intelektual manusia. Secara yuridis, istilah hak cipta
telah dipergunakan dalam Undang-Undang Nomor 6 Tahun 1982 sebagai
pengganti istilah hak pengarang yang dipergunakan dalam Auteurswet 1912.
Hak cipta didalam ilmu hukum sebagai hak kebendaan yang dikelompokkan
dalam hak kekayaan intelektual, hak ini dapat memberikan kekuasaan
langsung atas suatu benda untuk dipertahankan kepada siapa pun, dan hak
kebendaan tersebut merupakan hak mutlak yang berarti absolut, yang
dipertentangkan atau dihadapkan dengan hak relative yang hanya dapat di
pertahankan kepada orang tertentu saja.
a. Prinsip keadilan
b. Prinsip ekonomi
c. Prinsip kebudayaan
d. Prinsip social
Ha katas Hak Cipta adalah sejak suatu gagasan itu dituangkan atau
diwujudkan dalam bentuk yang nyata (tangible form). Pengakuan lahirnya
ha katas hak cipta tersebut tidak diperlukan suatu formalitas atau bukti
tertentu, berbeda dengan hak-hak daripada hak kekayaan intelektual lainnya
seperti hak paten, hak merek, hak desain industry dan hak desain tata letak
sirkuit terpadu. Misalnya, kekayaan intelektual dapat diperjualbelikan
seperti sebuah buku. Hak kekayaan intelektual dapat juga disewakan selama
kurun waktu tertentu dan pihak penyewa membayar sejumlah uang kepada
pihak yang menyewakan hak tersebut untuk menggunakan kekayaan
intelektual tersebut. Perjanjian tersebut disebut ‘Lisensi’ .
Pemegang hak cipta adalah pencipta sebagai pemilik hak cipta, pihak yang
menerima hak tersebut secara sah dari Pencipta, atau pihak lain yang
menerima lebih lanjut hak dari pihak yang menerima hak tersebut secara
sah.
1. Seseorang, yakni :
Perjanjian-perjanjian Internasional
Usaha untuk mengatur perlindungan hak cipta hanya dalam satu Negara
dirasa sangat sulit, apalagi dalam skala internasional. Contohnya di Thailand
terjadi kasus pembajakan film James Bond terbaru dalam bentuk VCD yang
dijual sebelum film aslinya diputar atau diumumkan di bioskop-bioskop
Amerika Serikat.
Setelah tahapan ini, akan diproses lebih lanjut sesuai dengan ketentuan yang
berlaku dalam peraturan perundang-undangan mengenai pencatatan ciptaan
dan produk hak terkait, hingga dengan dikeluarkannya keputusan akhir,
yaitu diterima atau ditolaknya permohonan tersebut.
2. PENDAFTARAN CIPTAAN
3. PEMERIKSAAN ADMINISTRATIF
4. EVALUASI
Ditolak
Jika permohonan pendaftaran ciptaan ditolak, menteri
memberitahukan penolakan tersebut secara tertulis kepda pemohon
disertakan alas an. Dalam hal permohonan tersebut ditolak oleh
Menteri Hukum dan HAM RI melalui Ditjen HKI, pemohon dapat
mengajukan permohonan kepada Pengadilan Negeri Jakarta Pusat
dengan surat gugatan yang ditandatangani pemohon atau kuasanya
agar ciptaan yang dimohonkan pendaftarnya didaftarkan dalam
daftar umum ciptaan di Ditjen HKI. Permohonan kepada pengadilan
negeri tersebut harus diajukan dalam waktu 3 bulan setelah
diterimanya penolakan pendaftaran tersebut oleh pemohon atau
kuasanya. Apabila surat pendaftaran permohonan ciptaan telah
memenuhi syarat-syarat yang harus dipenuhi dalam pendaftaran
ciptaan, ciptaan yang dimohonkan pendaftarannya tersebut
didaftarkan oleh Ditjen HKI dalam daftar umum ciptaan dengan
menerbitkan surat pendaftraan ciptaan dalam rangkap 2. Kdeua
lembar surat pendaftaran ciptaan tersebut ditandatangani oleh
Direktur Ditjen HKi atau pejabat yang ditunjuk, sebgai bukti
pendaftaran. Lembar kedua surat pendaftaran ciptaan tersebut
beserta surat permohonan pendaftaran ciptaan dikirim kepada
pemohon, dan lembar pertama disimpan di Ditjen HKI.
Didaftarkan
Jika permohonan ciptaan diterima, menteri menerbitkan surat
pencatatan ciptaan dan mencatat dalam daftar umum ciptaan. Daftar
umum ciptaan tersebut memuat:
1. Nama pencipta dan pemegang hak cipta, atau nama pemilik hak
produk terkait
2. Tanggal penerimaan surat permohonan
3. Tanggal lengkapnya persyaratan pendaftraan ciptaan
4. Nomor pencatatan ciptaan atau produk hak terkait.
Daftar umum ciptaan tersebut dapat dilihat oleh setiap orang tanpa
dikenakan biaya. Sementara itu, surat pencatatan ciptaan merupakan
bukti awal kepemilikan suatu ciptaan atau produk hak terkait,
kecuali bila terbukti sebaliknya. Ciptaan atau produk hak terkait
yang tercatat dalam daftar umum ciptaan dapat diterbitkan petikan
resmi. Setiap orang dapat memperoleh petikan resmi dengan
dikenakan biaya.
Umumnya, hak cipta dilanggar jika Menteri Hak Cipta tersebut digunakan
tanpa izin dari pencipta yang mempunyai hak eksklusif atau ciptaannya.
Untuk terjadinya pelanggaran, harus ada kesamaan antara dua ciptaan yang
ada. Namun, pencipta atau pemegang Hak Cipta harus membuktikan bahwa
karyanya telah dijiplak, atau karya lain tersebut berasal dari karyanya. Hak
Cipta tidak dilanggar jika karya-karya sejenis diproduksi secara independen,
dalam hal ini masing-masing pencipta akan memperoleh Hak Cipta atas
karya mereka.
Hak cipta juga dilanggar jika seluruh atau bagian substansial dari suatu
Ciptaan yang dilindungi Hak Cipta diperbanyak pengadilan akan
menentukan apakah suatu bagian yang ditiru merupakan bagian substansial
dengan meneliti apakah bagian yang digunakan itu penting. Memiliki unsur
pembeda atau bagian yang mudah dikenalii. Bagian ini tidak harus dalam
jumlah atau bentuk besaran (kuantitas) untuk menjadi bagian substansial.
Cara lain yang dianggap sebagai pelanggaran oleh seseorang terhadap suatu
Hak Cipta adalah saat seseorang:
Pelanggaran Pidana
UUHC NO. 19 Tahun 2002 menetapkan barang siapa dengan sengaja dan
tanpa hak melakukan perbuatan mengumumkan atau memperbanyak suatu
Ciptaan atau menyiarkan rekaman suara dan/atau gambar pertunjukan, yang
dilindungi hak cipta dikategorikan sebagai perbuatan pidana dan diancam
dengan hukuman pidana penjara paling singkat 1 (satu) bulan dan/atau
denda paling sedikit Rp 1.000.000,00 (satu juta rupiah) atau pidana penjara
paling banyak Rp 5 milyar (pasal 72 ayat 1). UUHC No.19 Tahun 2002
pasal 72 mengatur secara rinci dalam delapan ayat berikutnya, Pelanggaran-
pelanggaran Hak Cipta yang lain dengan macam-macam ancaman hukuman.
Keseluruhan rincian ancaman hukuman pidana sebagaimana diatur dalam
pasal 72 ayat 1 s.d. ayat 8.
3. Penyalahgunaan Gambar
Gambar hasil desain atau dalam bentuk foto yang diupload di
internet seringkali dipergunakan untuk kepentingan lain tanpa izin
dari pemilik atau pembuatnya. Sebaiknya saat mengupload gambar
atau foto diberikan watermark yang setidaknya dapat memberikan
keterangan bahwa gambar tersebut tidak diperkenankan digunakan
tanpa izin pemiliknya.
4. Penggunaan Backsound dengan lagu atau instrumen ciptaan orang
lain tanpa menyebutkan sumbernya indakan ini pun dikategorikan
sebagai pelanggaran hak cipta karena seringkali pembuat video tanpa
sadar membuat video dengan menggunakan instrumen atau lagu
sebagai penambah daya tarik video dan kemudian mengunggahnya
di situs berbagi. Untuk saat ini beberapa situs berbagi akan otomatis
memblokir video unggahan tersebut dan tidak dapat diakses selama
masih mengandung indikasi pelanggaran hak cipta.
PENUTUP
3.1 Kesimpulan