Disusun oleh:
Kelompok 4
Celia Febiola
Tawfiqa Sarwa Mi’raj
Teuku Steven Lie
Gregorius Septian Tri Kurniawan
XI MM 2
SMK NEGERI 1 PANGKALPINANG
Kata Pengantar
Penulis
Gregorius Septian Tri K
Daftar Isi
Kata Pengantar..............................................................................................2
Daftar Isi........................................................................................................3
Bab I: Pendahuluan.......................................................................................4
1. Latar Belakang...............................................................................4
2. Tujuan............................................................................................5
1. Pasal-pasal......................................................................................6
2. Penjelasan akan pasal-pasal...........................................................8
1. Kesimpulan..................................................................................11
2. Saran............................................................................................11
Bab I
Pendahuluan
Di dalam HAKI juga terdapat Hak Paten. Hak Paten adalah hak eksklusif
yang diberikan oleh negara kepada inventor atas hasil invensinya di bidang
teknologi untuk jangka waktu tertentu melaksanakan sendiri invensi tersebut
atau memberikan persetujuan kepada pihak lain untuk melaksanakannya. Dalam
hak paten, objek yang dilindungi adalah invensi. Invensi merupakan ide dari
inventor yang dituangkan ke dalam suatu kegiatan pemecahan masalah yang
spesifik di bidang teknologi berupa produk atau proses, atau penyempurnaan
dan pengembangan produk atau proses. HAKI juga memiliki keuntungan, yaitu
sebagai berikut:
1.2 Tujuan
Tujuan dibuatnya makalah ini adalah untuk mengetahui apa itu HAKI dan
mengetahui arti penting dari pasal pasal yang akan kami bahas berikut ini serta
mengetahui penerapan HAKI pada kehidupan kita dan tahu cara kerja dalam
penggunaan HAKI.
Bab II
Pembahasan
2.1 Pasal-pasal
Pasal 31
Kecuali terbukti sebaliknya, yang dianggap sebagai pencipta, yaitu Orang yang
namanya:
disebut dalam Ciptaan;
dinyatakan sebagai Pencipta pada suatu Ciptaan;
disebutkan dalam surat pencatatan Ciptaan; dan/atau
tercantum dalam daftar umum Ciptaan sebagai pencipta.
Pasal 32
Kecuali terbukti sebaliknya, Orang yang melakukan ceramah yang tidak
menggunakan bahan tertulis dan tidak ada pemberitahuan siapa Pencipta
ceramah tersebut dianggap sebagai Pencipta.
Pasal 33
Dalam hal Ciptaan terdiri atas beberapa bagian tersendiri yang diciptakan oleh 2
(dua) Orang atau lebih, yang dianggap sebagai Pencipta yaitu Orang yang
memimpin dan mengawasi penyelesaian seluruh Ciptaan.
Dalam hal Orang yang memimpin dan mengawasi penyelesaian seluruh Ciptaan
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) tidak ada, yang dianggap sebagai Pencipta
yaitu Orang yang menghimpun Ciptaan dengan tidak mengurangi Hak Cipta
masing-masing atas bagian Ciptaannya.
Pasal 34
Dalam hal Ciptaan dirancang oleh seseorang dan diwujudkan serta dikerjakan
oleh Orang lain di bawah pimpinan dan pengawasan Orang yang merancang,
yang dianggap Pencipta yaitu Orang yang merancang Ciptaan.
Pasal 35
Kecuali diperjanjikan lain Pemegang Hak Cipta atas Ciptaan yang dibuat oleh
Pencipta dalam hubungan dinas, yang dianggap sebagai Pencipta yaitu instansi
pemerintah.
Dalam hal Ciptaan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) digunakan secara
komersial, Pencipta dan/atau Pemegang Hak Terkait mendapatkan imbalan
dalam bentuk Royalti.
Ketentuan lebih lanjut mengenai pemberian Royalti untuk penggunaan secara
komersial sebagaimana dimaksud pada ayat (2) diatur dengan Peraturan
Pemerintah.
Pasal 36
Kecuali diperjanjikan lain, Pencipta dan Pemegang Hak Cipta atas Ciptaan yang
dibuat dalam hubungan kerja atau berdasarkan pesanan yaitu pihak yang
membuat Ciptaan.
Pasal 37
Kecuali terbukti sebaliknya, dalam hal badan hukum melakukan Pengumuman,
Pendistribusian, atau Komunikasi atas Ciptaan yang berasal dari badan hukum
tersebut, dengan tanpa menyebut seseorang sebagai Pencipta, yang dianggap
sebagai Pencipta yaitu badan hukum.
2.2 Penjelasan akan pasal-pasal
Hak Cipta dalam Undang-Undang Nomor 28 tahun 2014 tentang Hak
Cipta adalah hak eksklusif pencipta yang timbul secara otomatis berdasarkan
prinsip deklaratif setelah suatu ciptaan diwujudkan dalam bentuk nyata tanpa
mengurangi pembatasan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan. Indonesia mengalami banyak perubahan dalam Undang-Undang
mengenai Hak Cipta.
Jadi, Anda sebagai orang yang menciptakan karya tersebut dapat mengklaim
sebagai pencipta dan pemegang hak cipta atas karya Anda tersebut.
Pengecualiannya yaitu apabila ada perjanjian yang menentukan siapa
pemegang hak ciptanya.
Pada Pasal 37 UU Hak Cipta, yaitu dalam hal badan hukum melakukan
pengumuman, pendistribusian, atau komunikasi atas ciptaan yang berasal
dari badan hukum tersebut, dengan tanpa menyebut seseorang sebagai
pencipta, yang dianggap sebagai pencipta yaitu badan hukum, kecuali jika
terbukti sebaliknya.
Jadi, bisa saja suatu badan hukum dianggap sebagai pencipta, apabila ia
melakukan pengumuman, pendistribusian, atau komunikasi atas ciptaan yang
berasal dari badan hukum tersebut, dengan tanpa menyebut seseorang
sebagai pencipta. Akan tetapi, apabila kemudian dapat dibuktikan
sebaliknya, maka badan hukum tersebut bukan penciptanya.
BAB III
Penutup
3.1 Kesimpulan
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 28 Tahun 2014 digunakan
untuk mengurangi pelanggaran hak cipta yang terjadi. Hal ini melanggar hak
eksklusif tertentu yang diberikan kepada pemegang hak cipta seperti
menggandakan, mereproduksi, mendistribusikan, menampilkan atau
memamerkan ciptaan, atau membuat ciptaan turunan. Pemegang hak cipta
adalah pencipta, penerbit, atau pihak lain yang diberi mandat untuk
memegang ciptaan tersebut. Pemegang hak cipta biasanya menggunakan
standar teknologi dan hukum tertentu untuk mencegah dan menghukum
pelanggar hak cipta. Oleh sebab itu, Undang-Undang ini harus ada.
3.2 Saran
Menurut saya, Undang-Undang ini sangat membantu seorang pencipta
untuk lebih mengekspresikan diri dengan hal-hal yang baru tanpa adanya
gangguan dari pembajak ciptaannya itu. Jika Undang-Undang ini lebih
diperhatikan pemerintah akan sangat membantu para pencipta karena masih
banyak pembajak yang masih mengambil hak cipta seseorang dan dihiraukan
pemerintah atau tidak dihukum. Jika saja pemerintah lebih memperhatikan
sektor ini akan sangat untung untuk para pencipta.