Anda di halaman 1dari 11

Makalah PKK

Disusun oleh:

Kelompok 4
Celia Febiola
Tawfiqa Sarwa Mi’raj
Teuku Steven Lie
Gregorius Septian Tri Kurniawan

XI MM 2
SMK NEGERI 1 PANGKALPINANG
Kata Pengantar

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Mahakuasa karena telah memberikan


kesempatan pada saya sebagai penulis untuk menyelesaikan makalah ini. Atas
rahmat dan hidayah-Nya lah kami dapat menyelesaikan makalah PKK yang
berisi penjelasan atas pasal-pasal yang telah diberikan kepada kelompok kami.
Tanpa pertolongan Dia mungkin kami tidak akan sanggup menyelesaikan
dengan baik. Selain itu, penulis juga berharap agar makalah ini dapat
menambah wawasan bagi pembaca tentang topik ini.

Saya menyadari makalah ini masih banyak kekurangan dan kesalahan


dalam penulisan. Oleh karena itu, saya menerima segala saran dan kritik dari
pembaca. Apabila anda sebagai pembaca menemukan banyak kesalahan pada
laporan ini, saya memohon maaf. Kami menyadari makalah ini masih jauh dari
kata sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun akan kami
terima demi kesempurnaan makalah ini.

Penulis
Gregorius Septian Tri K
Daftar Isi

Kata Pengantar..............................................................................................2

Daftar Isi........................................................................................................3

Bab I: Pendahuluan.......................................................................................4

1. Latar Belakang...............................................................................4
2. Tujuan............................................................................................5

Bab II: Pembahasan.......................................................................................6

1. Pasal-pasal......................................................................................6
2. Penjelasan akan pasal-pasal...........................................................8

Bab III: Penutup..........................................................................................11

1. Kesimpulan..................................................................................11
2. Saran............................................................................................11
Bab I
Pendahuluan

1.1 Latar Belakang


Hak Atas Kekayaan Intelektual atau sering disingkat HAKI adalah hak yang
diberikan kepada orang-orang atas hasil dari buah pikiran mereka. Biasanya hak
eksklusif tersebut diberikan atas penggunaan dari hasil buah pikiran pencipta
dalam kurun waktu tertentu. Buah pikiran tersebut dapat terwujud dalam tulisan,
kreasi artistik, simbol-simbol, penamaan, citra, dan desain yang digunakan
dalam kegiatan komersil. Salah satu produk HAKI yaitu Hak Cipta. Adapun
pengertian dari Hak Cipta, yaitu hak khusus bagi pencipta untuk mengumumkan
atau memperbanyak ciptaannya. Hak cipta berfungsi menghargai suatu karya
dan mendorong pencipta karya tersebut untuk menghasilkan karya baru.

Di dalam HAKI juga terdapat Hak Paten. Hak Paten adalah hak eksklusif
yang diberikan oleh negara kepada inventor atas hasil invensinya di bidang
teknologi untuk jangka waktu tertentu melaksanakan sendiri invensi tersebut
atau memberikan persetujuan kepada pihak lain untuk melaksanakannya. Dalam
hak paten, objek yang dilindungi adalah invensi. Invensi merupakan ide dari
inventor yang dituangkan ke dalam suatu kegiatan pemecahan masalah yang
spesifik di bidang teknologi berupa produk atau proses, atau penyempurnaan
dan pengembangan produk atau proses. HAKI juga memiliki keuntungan, yaitu
sebagai berikut:

1. Sebagai Perlindungan Hukum Terhadap Pencipta dan Karya


Ciptanya
Jika Anda mendaftarkan suatu karya ke HAKI, maka secara otomatis
Anda dan karya tersebut akan mendapat perlindungan hukum. Anda
sebagai pemilik karya tentunya lebih leluasa dalam memanfaatkan nilai
ekonomis dari karya cipta tadi tanpa takut menyalahi hukum.
2. Sebagai Bentuk Antisipasi Pelanggaran HAKI
Pendaftaran hak cipta ke HAKI juga membuat Anda memiliki landasan
yang kuat untuk melawan orang-orang yang menggunakan karya Anda
secara ilegal. Dengan begini maka pihak lain bisa lebih berhati-hati untuk
tidak mencomot karya orang lain.
3. Meningkatkan Kompetisi dan Memperluas Pangsa Pasar
Dengan HAKI, maka masyarakat akan termotivasi untuk berkarya dan
berinovasi sehingga kompetisi semakin meningkat. Hal ini secara tidak
langsung akan membuat perusahaan saling berlomba untuk menghasilkan
karya terbaik.
4. Memiliki Hak Monopoli
Anda harus ingat, sistem pendaftaran hak kekayaan intelektual ini hanya
diberikan pada pihak pertama yang mendaftar ke Direktorat Jenderal
HAKI. Jadi, selagi produk Anda masih baru dan memiliki potensi yang
bagus maka harus segera didaftarkan. Pendaftaran sejak awal ini juga bisa
membuat Anda memiliki hak monopoli untuk melarang pihak lain
menggunakan HAKI Anda tanpa izin.

1.2 Tujuan
Tujuan dibuatnya makalah ini adalah untuk mengetahui apa itu HAKI dan
mengetahui arti penting dari pasal pasal yang akan kami bahas berikut ini serta
mengetahui penerapan HAKI pada kehidupan kita dan tahu cara kerja dalam
penggunaan HAKI.
Bab II

Pembahasan

2.1 Pasal-pasal

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 28 Tahun 2014


Bab 4
Pencipta

Pasal 31
Kecuali terbukti sebaliknya, yang dianggap sebagai pencipta, yaitu Orang yang
namanya:
disebut dalam Ciptaan;
dinyatakan sebagai Pencipta pada suatu Ciptaan;
disebutkan dalam surat pencatatan Ciptaan; dan/atau
tercantum dalam daftar umum Ciptaan sebagai pencipta.

Pasal 32
Kecuali terbukti sebaliknya, Orang yang melakukan ceramah yang tidak
menggunakan bahan tertulis dan tidak ada pemberitahuan siapa Pencipta
ceramah tersebut dianggap sebagai Pencipta.

Pasal 33
Dalam hal Ciptaan terdiri atas beberapa bagian tersendiri yang diciptakan oleh 2
(dua) Orang atau lebih, yang dianggap sebagai Pencipta yaitu Orang yang
memimpin dan mengawasi penyelesaian seluruh Ciptaan.
Dalam hal Orang yang memimpin dan mengawasi penyelesaian seluruh Ciptaan
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) tidak ada, yang dianggap sebagai Pencipta
yaitu Orang yang menghimpun Ciptaan dengan tidak mengurangi Hak Cipta
masing-masing atas bagian Ciptaannya.
Pasal 34
Dalam hal Ciptaan dirancang oleh seseorang dan diwujudkan serta dikerjakan
oleh Orang lain di bawah pimpinan dan pengawasan Orang yang merancang,
yang dianggap Pencipta yaitu Orang yang merancang Ciptaan.

Pasal 35
Kecuali diperjanjikan lain Pemegang Hak Cipta atas Ciptaan yang dibuat oleh
Pencipta dalam hubungan dinas, yang dianggap sebagai Pencipta yaitu instansi
pemerintah.
Dalam hal Ciptaan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) digunakan secara
komersial, Pencipta dan/atau Pemegang Hak Terkait mendapatkan imbalan
dalam bentuk Royalti.
Ketentuan lebih lanjut mengenai pemberian Royalti untuk penggunaan secara
komersial sebagaimana dimaksud pada ayat (2) diatur dengan Peraturan
Pemerintah.

Pasal 36
Kecuali diperjanjikan lain, Pencipta dan Pemegang Hak Cipta atas Ciptaan yang
dibuat dalam hubungan kerja atau berdasarkan pesanan yaitu pihak yang
membuat Ciptaan.

Pasal 37
Kecuali terbukti sebaliknya, dalam hal badan hukum melakukan Pengumuman,
Pendistribusian, atau Komunikasi atas Ciptaan yang berasal dari badan hukum
tersebut, dengan tanpa menyebut seseorang sebagai Pencipta, yang dianggap
sebagai Pencipta yaitu badan hukum.
2.2 Penjelasan akan pasal-pasal
Hak Cipta dalam Undang-Undang Nomor 28 tahun 2014 tentang Hak
Cipta adalah hak eksklusif pencipta yang timbul secara otomatis berdasarkan
prinsip deklaratif setelah suatu ciptaan diwujudkan dalam bentuk nyata tanpa
mengurangi pembatasan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan. Indonesia mengalami banyak perubahan dalam Undang-Undang
mengenai Hak Cipta.

Sejak UU Nomor 6 tahun 1982 tentang Hak Cipta, UU Nomor 7 tahun


1987 tentang Perubahan UU 6 tahun 1982 tentang Hak Cipta, UU Nomor 12
tahun 1987 tentang Perubahan UU Nomor 6 tahun 1982 tentang Hak Cipta
sebagaimana telah diubah dengan UU Nomor 7 tahun 1987 tentang Perubahan
UU 6 tahun 1982 tentang Hak Cipta, kemudian dicabut dan diubah dengan UU
Nomor 19 tahun 1982 tentang Hak Cipta, dan terakhir hingga saat sekarang ini
adalah UU Nomor 28 tahun 2014 tentang Hak Cipta. UU Nomor 28 tahun 2014
tentang Hak Cipta secara umum mengatur tentang:

1. Pelindungan Hak Cipta dilakukan dengan waktu lebih panjang sejalan


dengan penerapan aturan di berbagai negara sehingga jangka waktu
pelindungan Hak Cipta di bidang tertentu diberlakukan selama hidup
pencipta ditambah 70 (tujuh puluh) tahun setelah Pencipta meninggal
dunia.
2. Pelindungan yang lebih baik terhadap hak ekonomi para Pencipta
dan/atau Pemilik Hak Terkait, termasuk membatasi pengalihan hak
ekonomi dalam bentuk jual putus (sold flat).
3. Penyelesaian sengketa secara efektif melalui proses mediasi, arbitrase
atau pengadilan, serta penerapan delik aduan untuk tuntutan pidana.
4. Pengelola tempat perdagangan bertanggung jawab atas tempat penjualan
dan/atau pelanggaran Hak Cipta dan/atau Hak Terkait di pusat tempat
perbelanjaan yang dikelolanya.
5. Hak Cipta sebagai benda bergerak tidak berwujud dapat dijadikan objek
jaminan fidusia.
6. Menteri diberi kewenangan untuk menghapus Ciptaan yang sudah
dicatatkan, apabila Ciptaan tersebut melanggar norma agama, norma
susila, ketertiban umum, pertahanan dan keamanan negara, serta
ketentuan peraturan perundang-undangan.
7. Pencipta, Pemegang Hak Cipta, pemilik Hak Terkait menjadi anggota
Lembaga Manajemen Kolektif agar dapat menarik imbalan atau Royalti.
8. Pencipta dan/atau pemilik Hak Terkait mendapat imbalan Royalti untuk
Ciptaan atau produk Hak Terkait yang dibuat dalam hubungan dinas dan
digunakan secara komersial.
9. Lembaga Manajemen Kolektif yang berfungsi menghimpun dan
mengelola hak ekonomi Pencipta dan pemilik Hak Terkait wajib
mengajukan permohonan izin operasional kepada Menteri.
10.Penggunaan Hak Cipta dan Hak Terkait dalam sarana multimedia untuk
merespon perkembangan teknologi informasi dan komunikasi.

Dan bab 4 dalam Undang-Undang ini yang berjudul pencipta membahas


tentang pencipta sebagai pembuat ciptaannya itu sendiri. Pencipta adalah
seorang atau beberapa orang yang secara sendiri-sendiri atau bersama-sama
menghasilkan suatu ciptaan yang bersifat khas dan pribadi. Sedangkan
Ciptaan adalah setiap hasil karya cipta di bidang ilmu pengetahuan, seni, dan
sastra yang dihasilkan atas inspirasi, kemampuan, pikiran, imajinasi,
kecekatan, keterampilan, atau keahlian yang diekspresikan dalam bentuk
nyata. Seorang pencipta memiliki dua macam hak atas ciptaannya, yaitu hak
ekonomi (economic rights), dan hak moral (moral rights). Hak ekonomi
merupakan hak khusus bagi pencipta untuk mendapatkan keuntungan atas
ciptaannya. Hak tersebut berwujud hak untuk mengumumkan atau
memperbanyak ciptaannya. Hak-hak ekonomi tersebut antara lain berwujud:
a. hak reproduksi (reproduction rights)
b. hak adaptasi (adaptation rights)
c. hak distribusi (distribution rights)
Menurut Pasal 36 UU Hak Cipta, kecuali diperjanjikan lain, pencipta dan
pemegang hak cipta atas ciptaan yang dibuat dalam hubungan kerja atau
berdasarkan pesanan yaitu pihak yang membuat ciptaan.

Yang dimaksud dengan "hubungan kerja atau berdasarkan pesanan" adalah


ciptaan yang dibuat atas dasar hubungan kerja di lembaga swasta atau atas
dasar pesanan pihak lain.

Jadi, Anda sebagai orang yang menciptakan karya tersebut dapat mengklaim
sebagai pencipta dan pemegang hak cipta atas karya Anda tersebut.
Pengecualiannya yaitu apabila ada perjanjian yang menentukan siapa
pemegang hak ciptanya.

Pada Pasal 37 UU Hak Cipta, yaitu dalam hal badan hukum melakukan
pengumuman, pendistribusian, atau komunikasi atas ciptaan yang berasal
dari badan hukum tersebut, dengan tanpa menyebut seseorang sebagai
pencipta, yang dianggap sebagai pencipta yaitu badan hukum, kecuali jika
terbukti sebaliknya.

Jadi, bisa saja suatu badan hukum dianggap sebagai pencipta, apabila ia
melakukan pengumuman, pendistribusian, atau komunikasi atas ciptaan yang
berasal dari badan hukum tersebut, dengan tanpa menyebut seseorang
sebagai pencipta. Akan tetapi, apabila kemudian dapat dibuktikan
sebaliknya, maka badan hukum tersebut bukan penciptanya.
BAB III
Penutup

3.1 Kesimpulan
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 28 Tahun 2014 digunakan
untuk mengurangi pelanggaran hak cipta yang terjadi. Hal ini melanggar hak
eksklusif tertentu yang diberikan kepada pemegang hak cipta seperti
menggandakan, mereproduksi, mendistribusikan, menampilkan atau
memamerkan ciptaan, atau membuat ciptaan turunan. Pemegang hak cipta
adalah pencipta, penerbit, atau pihak lain yang diberi mandat untuk
memegang ciptaan tersebut. Pemegang hak cipta biasanya menggunakan
standar teknologi dan hukum tertentu untuk mencegah dan menghukum
pelanggar hak cipta. Oleh sebab itu, Undang-Undang ini harus ada.

3.2 Saran
Menurut saya, Undang-Undang ini sangat membantu seorang pencipta
untuk lebih mengekspresikan diri dengan hal-hal yang baru tanpa adanya
gangguan dari pembajak ciptaannya itu. Jika Undang-Undang ini lebih
diperhatikan pemerintah akan sangat membantu para pencipta karena masih
banyak pembajak yang masih mengambil hak cipta seseorang dan dihiraukan
pemerintah atau tidak dihukum. Jika saja pemerintah lebih memperhatikan
sektor ini akan sangat untung untuk para pencipta.

Anda mungkin juga menyukai