Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH

Tentang
HAK PATEN

Di susun oleh :

KELOMPOK 4

1. ILFAN RAHMAT DAPUTRA


2. JUNAIDIN SABANDI
3. AJIS WADI PUTRA
4. IBADURRAHMAN
5. M. JAMIL

KELAS XII TAV

SMK N 2 KURIPAN
TAHUN PELAJARAN 2020/2021
KATA PENGANTAR

Segala puji kepada Allah subhanahu wata’ala, karena hanya dengan izin-
Nya lah, Penulis dapat menyelesaikan makalah dengan judul “HAK PATEN”
dapat terselesaikan dengan baik dan tepat waktu. Tak lupa Salam dan Salawat
kepada Nabi Muhammad shallallahu ‘alihi wasallam.
Makalah ini telah Penulis kerjakan dengan maksimal dan mendapatkan
bantuan dari berbagai pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah
ini. Untuk itu saya menyampaikan banyak terima kasih kepada semua pihak yang
telah berkontribusi dalam pembuatan makalah ini.
Terlepas dari semua itu, Penulis menyadari sepenuhnya bahwa masih ada
kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena
itu dengan tangan terbuka saya menerima segala saran dan kritik dari pembaca
agar saya dapat memperbaiki makalah ini. Akhirnya, Penulis hanya dapat
berharap makalah ini dapat bermanfaat bagi semua pihak dan terkhusus bagi
mahasiswa hukum maupun pada bidang ilmu lainnya yang berkaitan dengan
makalah ini, dan dapat menambah khazanah ilmu pengetahuan bagi masyarakat.

Kuripan, 07 November 2020

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.........................................................................................i
DAFTAR ISI........................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN....................................................................................1
A. Latar Belakang.................................................................................................1
B. Rumusan Masalah............................................................................................2
C. Maksud dan Tujuan.........................................................................................2
BAB II PEMABAHASAN..................................................................................3
A. Pengertian Paten..............................................................................................3
B. Unsur-Unsur Pemberian Hak Paten.................................................................4
C. Jenis-jenis Paten...............................................................................................6
D. Prinsip Dasar Paten..........................................................................................6
E. Permohonan Paten............................................................................................8
F. Penndaftaran Paten...........................................................................................9
G. Contoh Kasus Terkait Hak Paten....................................................................10
BAB III KESIMPULAN.....................................................................................12
A. Kesimpulan......................................................................................................12
DAFTAR PUSTAKA..........................................................................................13

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Dalam era modern saat ini, pembangunan berbasis pada teknologi,
sehingga pembangunan tersebut mutlak diperlukan untuk menunjang
keberhasilan pembangunan pada sektor ekonomi.
Untuk menunjang perkembangan dan perlindungan hukum terhadap
teknologi maupun produk lainnya, maka dibuatlah sebuah peraturan
perundang-undangan dalam bentuk Undang-Undang Paten yaitu Undang-
Undang Nomor 6 Tahun 1989 sebagaimana diubah dan disempurnakan
dengan Undang-Undang Nomor 13 tahun 1997 dan Undang-Undang Nomor
14 tahun 2001 tentang Paten (selanjutnya disingkat Undang-Undang
Paten/UUP).
UUP memberikan perlindungan hukum terhadap penemuan dalam
bidangteknologi baik berupa proses maupun produk. Namun, UUP juga
mengatur tentangpenemuan –penemuan tertentu yang tidak dapat diberikan
paten.Dari data yang ada. Jumlah permintaan pendaftaran paten dan paten
sederhanayang diterima kantor Paten, baik dari dalam negeri maupun dari
luar negeri sejakdiberlakukannya UUP yaitu periode 1 Agustus 1991 sampai
dengan 31 Desember 1995.
 sebanyak 12. 936 buah yang dapat diperinci menjadi 12 536 buah
permintaan patendan 373 buah permintaan paten sederhana.
Namun, seiring berjalannya kasus ternyata banyak terjadi pelanggaran
paten, misalnya pada bidang industri. Hal tersebut disebabkan karena banyak
sekali produk-produk yang beredar bebas dan sudah dikenal oleh masyarakat,
sehingga ada upaya peniruan oleh pihak lain untuk memperoleh posisi pasar
yang sama dengan produk aslinya, dan tentu untuk memperoleh hasil
penjualan yang baik atas produknya.
Oleh karena itu, penulis kemudian tertarik mengkaji membuat sebuah
makalah yang secara umum membahas tentang Paten beserta contoh kasus
terhadap masalah paten tersebut.

1
B. Rumusan Masalah
Adapun yang menjadi rumusan masalah yang kemudian akan dikaji
di dalam makalah ini adalah sebagai berikut:
1. Apakah yang dimaksud dengan Paten?
2. Unsur-unsur apa sajakah yang harus dipenuhi agar sebuah objek dapat
diberikan hak paten?
3. Apa sajakah jenis-jenis Paten?
4. Seperti apakah prinsip dasar dari Paten?
5. Bagaimankah tata cara Permohonan dan Pendaftaran hak Paten?
6. Bagaimanakah contoh di lapangan atau kasus yangberaitan dengan hak
paten?

C. Maksud dan Tujuan


Maksud dan tujuan Pebahasan dalam makalah ini adalah :
1. Memberikan penjelasan tentang apa yang dimaksud dengan Paten;
2. Memberikan penjelasan tentang apa saja yang menjadi unsur-unsur yang
harus dipenuhi objek paten;
3. Memberikan penjelasan tentang jenis-jenis paten;
4. Memberikan penjelasan tentang prinsip dasar paten;
5. Memberikan penjelasan tentang tata cara permohonan dan pendaftaran hak
paten; dan
6. Memberikan contoh kasus yang berkaitan dengan hak paten.

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Paten
Istilah paten bermula dari bahasa Latin yang berarti dibuka dan
berlawanan dengan Latent yang berarti terselubung, oleh karenanya bahwa
suatu penemuan yang mendapatkan paten menjadi terbuka untuk diketahui
oleh umum. Dengan terbuka tersebut tidak berarti setiap orang bisa
mempraktikan penemuan bisa didayagunakan oleh orang lain. Baru setelah
habis masa perlindungan patennya penemuan tersebut menjadi milik umum
(public domain), pada saat inilah benar-benar terbuka.
Dengan terbukanya suatu penemuan yang baru, memberi informasi
yang diperlukan bagi pengembangan teknologi selanjutnya berdasarkan
penemuan tersebut dan untuk memberi petunjuk kepada mereka yang
berminat dalam mengeksploitasi penemuan itu.
Berdasarkan penjelasan sebelumnya maka dengan demikian paten
adalah hak istimewa (eksklusif) yang diberikan kepada seorang penemu
(inventor) atas hasil penemuan (invention) yang dilakukan di bidang
teknologi, baik yang berbentuk produk atau proses saja, atas dasar hak
istimewa tersebut, orang lain dilarang untuk mendayagunakan hasil
penemuannya terkecuali atas izinnya atau penemu sendiri melaksanakan hasil
penemuannya.
Sedangkan, menurut Pasal 1 angka 1 Undang-Undang Nomor 6 tahun
1989 tentang Paten, Paten adalah hak khusus atau eksekutif yang diberikan
Negara kepada penemu atas hasil temuannya di bidang teknologi untuk
selama waktu tertentu melaksanakan sendiri penemuannya tersebut atau
untuk memberikan persetujuannya kepada orang lain untuk melakukannya.
Pemegang hak paten adalah seorang inventor sebagai pemilik paten atau
pihak yang menerima hak tersebut dan terdaftar dalam Daftar Hak Paten. Hak
paten diatur dalam Undang-Undang Nomor. 14 Tahun 2001 tentang Paten
(selanjutnya disebut UU Paten).

3
World Intellectual Property Organization memberi defenisi defenisi
Paten sebagai berikut.
“A Patent is a legally enforceable right granted by virtue of law to a
person to exclude, for a limited time, other from certain acts in relation to
describe new invention; the privilege is granted by a government authorithy
as a matter of right to the person who is entitled to apply for it and who fulfils
the prescribed condition.”
Berdasarkan pengertian di atas, dapat diperhatikan bahwa terdapat hal
penting dari pengertian paten yaitu bahwa paten adalah bersifat eksklusif dan
bersal dari pemerintah, Hak paten adalah perbuatan yang merupakan hak
eksklusif dari pemegang paten, yaitu mengenai penjualan, penggunaan dan
halhal lain yang berkaitan dengan objek yang telah dipatenkan.

B. Unsur-Unsur Pemberian Hak paten


Untuk penemuan yang diatur atau dilindungi paten atau tepatnya
objek perlindungan dari paten/ berbeda dengan objek hak cipta, maka objek
dari paten seperti telah dijelaskan di atas, adalah penemuan-penemuan yang
bersifat :
1. Bersifat Baru (novelty)
penemuan tersebut bukan merupakan bagian dari penemuan
terdahulu atau penemuan yang telah ada sebelumnya
Menurut pasal 3 ayat 1 UUP suatu penemuan dianggap baru, jika
pada saat pengajuan permintaan paten, penemuan tersebut tidak semua
atau tidak merupakan bagian dari penemuan terdahulu.
Sedangkan yang dimaksud dengan penemuan terdahulu
sebagaimana dimaksud dalam pasal 3 ayat 1 tersebut adalah suatu
penemuan yang ada pada saat atau sebelum :
a. Tanggal pengajuan permintaan paten; atau
b. Tanggal penerimaan permintaan paten dengan hak prioritas apabila
permintaan paten diajukan dengan hak prioritas. Telah diumumkan di
Indonesia atau di luar indonesia dalam suatu tulisan yang
memungkinkan seorang ahli untuk melaksanakan penemuan tersebut

4
atau telah diumumkan di Indonesia dengan penguaraian lisan atau
melalui peragaan penggunaan nya atau dengan cara lain yng
memungkinkan seorang ahli untuk melaksana kan penemuan
tersebut. (pasal 3 ayat 2 UUP).
Dari ketentuan-ketentuan tersebut dapat ditarik suatu kesimpulan
bahwa dalam rangka sifat kebaruan. UUP menganut sistem world wide
novelty artinya penemuan tersebut tidak hanya baru di Indonesia, tetapi
juga baru di seluruh dunia.
2. Langkah inventif (inventive step)
Mengandung langkah inventive adalah jika penemuan itu bagi
seorang yang mempunyai keahlian biasa mengenai teknik merupakan hal
yang tidak dapat diduga sebelumnya (pasal 2 ayat 1 UUP). Makalah yang
tidak dapat diduga harus dilakukan dengan memperhatikan keahlian yang
ada pada saat diajukan permintaan paten atu yang telah ada pada saat
diajukan permintaan paten pertama dalam hal permintaan itu diajukan
dengan hak prioritas.
Sedangkan menurut Bambang Kesowo, penilaian mengenai
keahlian mana yang harus digunakan untuk memastikan bahwa penemuan
merupakan hal yang tidak dapat digunakan untuk memastikan bahwa
sesuatu penemuan merupakan hal yang tidak dapt diduga. Dalam pasal 2
ayat (3) UUP memberikan petunjuk bahwa keahlian tersebut yang sudah
ada pada saat diajukannya permintaan paten yang pertama. 3 Dalam
peristilahan paten, saat tanggal diajukannya permintaan paten yang
pertama tersebut disebut filing date sedangkan dalam hal permintaan paten
dengan hak prioritas, maka kehalian tersebut adalah yang ada pada saat
diajukannya permintaan yang pertama.
3. Dapat diterapkan dalam industri (industrial applicability)
Mengenai syarat bahwa penemuan harus dapat diterapkan dalam
bidang industri. Maksudnya penemuan tersebut dapat diproduksi atau
dapat digunakan untuk menghasilkan suatu produk. syarat ini sebenarnya
juga sekaligus menunjukkan bahwa penemuan tersebut dapat berupa
produk. atau dapat pula berupa proses yang dapat dipakai untuk

5
menghsilkan produk : oleh karenanya, paten meliputi paten untuk produk
dan paten untuk proses.

C. Jenis-Jenis Paten
Telah dijelaskan sebelumnya bahwa kaidah-kaidah internasional juga
UU Paten membagi paten ke dalam dua bagian yaitu paten proses dan paten
produk dalam hal pelaksanaan paten. Tetapi dari bentuk penemuan yang
dipatenkan, paten dapat dibagi sebagai berikut :
1. Paten Sederhana (Pasal 6, Pasal 9, dan Pasal 104 sampai dengan Pasal 108
UU Paten; dan
2. Paten Biasa yang sesungguhnya adalah paten yang sedang dibicarakan.
Maka sesuai kaidah-kaidah internasional dan UU Paten dikenal atau ditulis
paten saja.
Paten sederhana muncul karena mengingat banyaknya penemuan atau
teknologi yang mempunyai nilai kegunaan paraktis, baik dalam produk, alat
penemuan maupun dalam hal pelaksanaanya setelah menjadi suatu produk.
Paten diberikan terhadap karya atau ide penemuan (invensi) dibidang
teknologi, yang berupa produk ataupun proses, kemudian bila didayagunakan
akan mendapatkan manfaat ekonomi. Inilah yang dasar bahwa paten
mendapatkan perlindungan hukum. Perlindungan hukum yang diberikanpun
tidak secara otomatis, harus ada permohonan sebelumnya.

D. Prinsip Dasar Paten


Terdapat prinsip-prinsip dasar dalam perolehan paten yang dapat
dijelaskan sebagai berikut :
1. Paten merupakan hak khusus yang diberikan Negara kepada penemu atas
hasil temuannya di bidang teknologi untuk selama waktu tertentu untuk
melaksanakan sendiri temuannya tersebut atau memberikan
persetujuannya kepada orang lain untuk melaksanakannya (UU No.6
Tahun 1989). Karena hak khusus ini pula pada awalnya paten, seperti
halnya hak cipta, sering dianggap sebagai bagian dari paham
individualisme.

6
2. Paten diberikan negara berdasarkan permohonan Permintaan paten
diajukan oleh penemu atau calon pemegang paten berupa permintaan
pendaftaran ke kantor paten. Bila tidak ada permintaan maka tidak ada
paten. Hanya penemu atau yang menerima lebih lanjut hak penemu yang
berhak memperoleh paten.
3. Paten diberikan untuk satu penemuan; Setiap permintaan paten hanya
untuk satu penemuan atau tepatnya satu penemuan tidak dapat dimintakan
lebih dari satu paten.
4. . Penemuan harus baru, langkah inventif, dan dapat diterapkan dalam
industri. Penemuan tersebut dapat berupa proses maupun produk yang
dipatenkan.
5. Paten dapat dialihkan; seperti halnya hak cipta dan hak milik perseorangan
lainnya paten juga dapat dialihkan kepada orang atau pihak lain, yang
menurut Pasal 66 UU Paten paten dapat beralih untuk selruhnya ataupun
sebagian. Pengalihan itu misalnya karena :
a. Pewarisan, hibah, wasiat; pengalihan yang berlangsung untuk
seluruhnya harus disertai dengan dokumen paten serta hak-hak lain
yang berkaitan dengan paten itu;
b. Perjanjian; harus dibuat dalam bentuk akta notaris; dan
c. Karena sebab-sebab lain yang ditentukan oleh undang-undang.
6. Paten dapat dibatalkan dan dapat batal demi hukum; Paten yang telah
diberikan terhadap suatu penemuan dapat dibatalkan berdasarkan
pengajuan gugatan, baik oleh pihak-pihak tertentu lain melalui Pengadilan
Niaga maupun oleh pihak-pihak tertentu karena hal-hal tertentu, seperti
yang diatur dalam Pasal 91 UU Paten. Selain itu paten dapat dinyatakan
batal demi hukum oleh kantor paten apabila pemegang paten tidak
memenuhi kewajibannya membayar biaya-biaya tahunan dalam jayat
waktu yang telah ditentukan Pasal 88 UU Paten.
7. Paten berkaitan dengan kepentingan umum; Pasal 75 UU Paten
menentukan bahwa apabila :
a. Pemegang paten tidak melaksanakan paten (baca penemuan yang
diberi paten) tersebut atau tidak dalam hal sewajarnya selama 36 (tiga

7
puluh enam) bulan sejak tanggal pemberian paten (jo Pasal 17 ayat (1)
UU Paten yang menentukan bahwa pemegang paten wajib membuat
produk atau menggunakan proses yang diberikan opaten di wilayah
Indonesia).
b. Juga apabila paten telah dilaksanakan di Indonesia oleh pemegang
paten atau pemegang lisensi dalam hal lisensi wajib tetapi dalam
bentuk dan dengan cara yang merugikan kepentingan masyarakat,
maka akan diberikan sanksi berupa pemberian lisensi wajib kepada
orang/pihak lain untuk melaksanakan paten tersebut. Hal ini berarti
pemegang paten selain mempunyai hak juga mempunyai kewajiban
untuk melaksanakan patennya supaya produk tersebut dapat
memasyarakat.
c. Paten mensyaratkan kewajiban umum bagi pemegang paten; Dari isi
Pasal 17 ayat (1) UU Paten di atas, terlihat jelas bahwa pemegang
paten juga mempunyai kewajiban hukum selain tentunya hak.
8. Paten berkaitan dengan kepentingan nasional; Paten sangat berkaitan erat
dengan bidang teknologi, yang menjadi salah satu faktor penting dalam
menentukan masa depan bangsa dan negara. Untuk itu negara mempunyai
peran yang luas dan penting untuk mengatur npaten, salah satu satunya
melalui peraturan perundang-undangan. Pasal 17 UU Paten mengenai hak
pemegang paten untuk melaksanakan paten sesungguhnya dapat dilihat
dari dua sudut kepentingan, yaitu hak pemegang paten itu sendiri dan
kepentingan nasional atau pemerintah sebagai pembuat peraturan. Pasal 71
UU Paten memuat ketentuan mengenai pelarangan pencantuman atau
pemuatan dalam suatu perjanjian paten hal-hal yang dapat merugikan
kepenrtingan nasional atau membatasi kemampuan Indonesia untuk
menguasai teknologi.

E. Permohonan Paten
Paten hanya dapat diperoleh dengan cara Permohonan, yaitu dengan
cara memohonkan invensi yang ingin diperoleh Patennya ke Ditjend Hak
Kekayaan intelektual yang selanjutnya disingkat dengan istilah Direktorat

8
Jenderal Hak kekayaan Intelektual (DijJend HKI). Dalam pendaftaran
tersebut memiliki prosedur, mulai dari tata cara permohonan dan syarat yang
harus dipenuhi dalam Pendaftaran Paten. Dalam pendaftaran dengan Hak
Prioritas diatur secara khusus pada Undang-Undang No 14 Tahun 2001
tentang Paten pada pasal yang ke 27, yaitu :
1. Pendaftaran Menggunakan Hak prioritas sebagaimana diatur dalam Paris
Convention for the Protection of Industri Property yang mengatur tentang
jangka waktu dan tata cara dalam mengajukan pendaftaran.
2. Pendaftaran yang mengunakan permohonan dengan hak prioritas wajib
dilengkapi dengan dokumen prioritas, yang disahkan oleh pejabat
berwenang.
3. Apabila point pertama dan kedua tidak dipenuhi maka permohonan tidak
bisa diajukan dengan menggunakan Hak prioritas.

F. Pendaftaran Paten
Pendaftaran paten disini sifatnya wajib dan bukan bersifat sukarela ini
sebagai amanat stelsel konstitutif yang dianut oleh UUP. Tanpa adanya
pendaftaran. Maka penemuan teknologi yang bersangkutan tidak akan
dilindungi. Oleh karena itu seyogyanya penemu teknologi harus
mendaftarkan temuannya kepada kantor paten yang dalam hal ini adalah
kantor Direktorat Paren, Direktorat Jenderal Cipta, Paten dan merek
Departemen Kehakiman di Jakarta.
Setelah prosedur pendaftaran paten dilaksanakan oleh pendaftar maka
kepada yang bersangkutan akan diberikan sertifikat paten. Tentu saja dalam
hal ini kantor paten akan melaksanakan tugasnya sesuai dengan amanat yang
tercantum dalam pasal 23 sampai dengan pasal 71 UUP. segala prosedur yang
berkaitan dengan pendaftaran paten itu harus dipenuhi dan dilaksanakan oleh
pendaftar dan demikian pula langkah – langkah pemeriksaan atas permintaan
tersebut harus dilaksanakan oleh kantor paten.
Setelah sertifikat paten diberikan kepada pemohon yang sekaligus
berarti merupakan surat legitimasi bagi pemiliknya atas patennya, maka
kepadanya diberikan kewajiban yaitu :

9
1. Membuat, menjual, menyewakan, menyerahkan, memakai, menyediakan
untuk dijual atau disewakan atau diarahkan hasil produksi yang diberi
paten; dan
2. Menggunakan proses produksi yang diberi paten untuk membuat barang –
brang dan tindakan lainnya (pasal 17 UUP). Pelaksanaa harus dilakukan di
wilayah Republik Indonesia.

G. Contoh Kasus Terkait Hak Paten


1) Kasus Hak Paten Hyundai dan KIA :
Perusahaan raksasa yang memproduksi mobil asal Korea Selatan
yang memproduksi mobil Hyundai Sonata serta KIA Optima, dituduh
telah melakukan aksi plagiasi dnegan menggunakan teknologi hibrida,
dan karena kasus tersebut perusahaan raksasa asal Korea Selatan tersebut
digugat dan gugatan tersebut telah diajukan pada tanggal 16 Februari
2012 di pengadilan Federal Baltimore oleh Paice.
Paice telah melakukan usaha agar perusahaan raksasa asal Korea
Selatan tersebut agar tidak memproduksi lagi mobil Hyundai dan KIA
dengan hibrida, dan aksi penjegalan tersebut akan dia hentikan jika pihak
dari perusahaan asal Korea Selatan mau membayar lisensi tersebut.
Menurut Piece, pihaknya sudah menawarkan kepada pihak Hyundai
untuk menawarkan teknologi hybridnya.
Namun tidak ada kelanjutan kerjasama dari pihak Hyundai, namun
tidak selang lama teknologinya ada di salah satu produk milik Hyundai.
Dan karena hal tersebut, Paice langsung menggugat pihak Hyundai di
pengadilan, karena menurutnya pengadilan adalah solusi yang tepat.
2) Nokia dan Apple :
Nokia mengajukan tuntutan kepada Apple terkait masalah paten
teknologi yang digunakan Apple di banyak produknya. Produk Apple
dinilai telah melanggar beberapa paten milik Nokia. Nokia mengajukan
tuntutan pelanggaran 32 paten teknologi terhadap Apple di Munchen,
Jerman dan Texas, AS. Tuntutan paten ini antara lain paten

10
teknologi display, user interface, software, antena, cipset, dan video
coding.
Menariknya, Apple dan Nokia pernah menandatangani perjanjian
penggunaan paten pada 2011 silam. Lebih lanjut, Head of Patent
Business Nokia Ilkka Rahnasto mengatakan, pihak Nokia akhirnya
mengambil tindakan untuk membawa hal ini ke ranah hukum.
Nokia telah menghabiskan investasi sebesar 115 miliar euro untuk
mengembangkan teknologi selama 20 tahun terakhir. Paten yang
dimilikinya telah banyak digunakan untuk teknologi smartphone, tablet,
PC, dan perangkat sejenis lainnya.

11
BAB III
KESIMPULAN

A. Kesimpulan
Pengertian Paten dapat ditinjau dalam beberapa aspek baik berdasarkan
Undang-Undang Paten maupun berdasarkan World Intellectual Property
Organization.
Ada beberapa unsur yang harus dipenuhi sebuah objek yang paten yang
akan diberikan hak paten baik itu berupa objek paten sederhana maupun paten
biasa.
Untuk memperoleh Sebuah paten, Objek tersebut harus dimohonkan
dan didaftaarkan terlebih dahulu kepada pejabat yang berwenang yakni
Ditjend HKI sebagaimana yang telah diatur dalam Undang-Undang Paten.

12
DAFTAR PUSTAKA

http://repository.usu.ac.id/bitstream/handle/123456789/39624/Chapter
%20I.pdf;jsessionid=BF50A83EDD703C9315658AF4E22CF64A?
sequence=4. Diakses Pada Hari Minggu, 05 November 2017 , Pukul
18.41 WITA.

https://www.academia.edu/30107989/MAKALAH_PATEN. Diakses Pada Hari


Senin, 06 November 2017, Pukul 19.45 WITA.

http://tekno.liputan6.com/read/2685302/nokia-tuntut-apple-atas-pelanggaran-32-
paten. Diakses Pada Hari Senin, 06 November 2017, Pukul 20.12
WITA.

https://mahasiswa.me/2017/03/30/kasus-hak-paten-hyundai-dan-kia/ . Diases pada


Hari Senin, 20.06 WITA.

13

Anda mungkin juga menyukai