NIM : 1704552198
Kelas : Y
FAKULTAS HUKUM
UNIVERSITAS UDAYANA
DENPASAR
2020
BUPATI KARANGASEM
PROVINSI BALI
NOMOR …. TAHUN ….
TENTANG
BUPATI KARANGASEM,
Mengingat:
dan
MEMUTUSKAN:
BAB I
KETENTUAN UMUM
Pasal 1
Pasal 2
RUANG LINGKUP
Pasal 4
BAB II
Pasal 5
Bentuk Badan Usaha Milik Daerah berdasarkan Undang-Undang No 23 Tahun
2014 yaitu Perusahaan Umum Daerah (PD) dan atau Perusahaan Perseroan
Daerah.
Pasal 6
Pasal 7
BAB III
Pasal 8
Pasal 9
(1) Ruang lingkup kegiatan Badan Usaha Milik Daerah dan atau Perusahaan
Daerah adalah menyelenggarakan usaha di bidang wisata kuliner.
(2) Untuk pengembangan usaha sebagaimana dimaksud pada ayat (1) pasal
ini dapat bekerja sama dengan pihak lain didalam maupun diluar daerah
atas Persetujuan Pemegang Modal.
BAB IV
MODAL
Pasal 10
BAB V
Pasal 11
Badan Usaha Milik Daerah berada di bawah pengawasan Kepala Daerah atau
pemegang modal atau badan yang ditunjuk.
Pasal 12
BAB VI
Pasal 13
Pasal 14
BAB VII
KETENTUAN PENUTUP
Pasal 15
Pasal 16
Ditetapkan di Amlapura
BUPATI KARANGASEM
Diundangkan Amlapura
KABUPATEN KARANGASEM
ATAS
NOMOR … TAHUN …
TENTANG
I. UMUM
Dalam era globalisasi saat ini perkembangan dunia bisnis
berkembang dengan sangat pesat, salah satunya di bidang bisnis kuliner.
Bisnis ini berkaitan dengan kebutuhan pangan manusia. Pangan
merupakan salah satu kebutuhan dasar manusia atau basic needs.
Karena termasuk kebutuhan dasar, maka pemenuhan terhadap pangan
menjadi hal mutlak bagi manusia yang ingin tetap menjaga ke langsungan.
BUMD merupakan pilar kegiatan ekonomi di daerah yang berfungsi
sebagai lembaga sosial dan komersial. BUMD sebagai lembaga sosial
untuk kepentingan masyarakat melalui penyediaan pelayanan sosial.
BUMD bertujuan sebagai peningkatan pendapatan dae rah serta dalam
lembaga komersialnya bertujuan untuk mencari keuntungan melalui
penawaran dari sumber daya lokal. BUMD sebagai badan hukum,
dibentuk berdasarkan tata perundang-undangan yang berlaku, ketentuan
tersebut bersifat umum, sedangkan pembangunannya disesuaikan
dengan kesepakatan yang terbangun di masyarakat daerah yang
berdasarkan asas keterpaduan, kebersamaan, perlindungan kepentingan
umum, kepastian hukum dan keadilan, kemanfaatan, serta kesetaraan
dan kesatuan yang sebagaimana telah menjadi dasar dalam pembentukan
perundang-undangan ini yang meliputi Bentuk Dan Pendirian, Tempat
Kedudukan Dan Kegiatan Usaha, Modal, Pengawas Dan Pengelolaan, serta
Kepemilikan Dan Kepengurusan .
Aktivitas wisata kuliner memerlukan ruang gerak dan waktu yang
fleksibel. Adanya kerjasama dan komitmen akan terbentuk kemitraan
yang saling mengisi, maka aktivitas berwisata kuliner yang memiliki
mobilitas tanpa batas itu tidak akan mengalami kendala karena jalur-jalur
yang menghubungkan antar atraksi wisata yang satu dengan yang lainnya
sudah tertata, terhubung dengan baik dan dari berbagai segi yang dapat
dikoordinasikan bersama. Kegiatan promosi dapat dilakukan bersama -
sama antara pemerintah daerah dan swasta. Dalam konteks
pembangunan berkelanjutan, wisata kuliner harus dipandang sebagai
suatu system. Dalam system tersebut tercakup berbaga ikomponen yang
saling berinteraksi dan saling mempengamhi meliputi: pasar, perjalanan,
destinasi dan pemasaran. Oleh karena itu perlu adanya sinergi kebijakan
yang mengatur penyelenggaraan wisata kuliner. Penyelenggaraan wisata
kuliner yang multi disiplin itu akan berhasil apabila di dalam
penyelenggaraannya didasari oleh berbagai perangkat kebijakan yang
terpadu baik yang terkait langsung maupun tidak.