Anda di halaman 1dari 13

PEMERINTAH KABUPATEN ROKAN HILIR

KECAMATAN TANJUNG MEDAN


KEPENGHULUAN SUNGAI TAPAH
Jl. Sungai Kuning, No……. Telp. …………………Fax. ……………….Kode Pos 28983

PERATURAN KEPENGHULUAN SUNGAI TAPAH


KECAMATAN TANJUNG MEDAN KABUPATEN ROKAN HILIR
NOMOR ....... TAHUN 2014

TENTANG

PEMBENTUKAN BADAN USAHA MILIK KEPENGHULUAN (BUMKEP)


KECAMATAN TANJUNG MEDAN KABUPATEN ROKAN HILIR

Lembaran Kepenghuluan Sungai Tapah


Nomor ....... Tahun 2014
PEMERINTAH KABUPATEN ROKAN HILIR
KECAMATAN TANJUNG MEDAN
KEPENGHULUAN SUNGAI TAPAH
Jl. Sungai Kuning, No……. Telp. …………………Fax. ……………….Kode Pos 28983

PERATURAN KEPENGHULUAN SUNGAI TAPAH


KECAMATAN TANJUNG MEDAN KABUPATEN ROKAN HILIR
NOMOR ...... TAHUN 2014

TENTANG

PEMBENTUKAN BADAN USAHA MILIK KEPENGHULUAN (BUMKEP)


KECAMATAN TANJUNG MEDAN KABUPATEN ROKAN HILIR

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA


PENGHULU SUNGAI TAPAH

Menimbang : a. Bahwa dalam rangka mensejahterakan masyarakat kepenghuluan


dipandang perlu pemanfaatan potensi dan meningkatkan Pendapatan Asli
Kepenghuluan yang dikelola oleh suatu Badan atau Lembaga;
b. bahwa untuk mendukung kegiatan diatas sebagaimana pada butir ”a”
diatas, perlu dibentuk BumKep;
c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud huruf ”a” dan
”b” diatas, maka Pembntukan dan Pengaturan BumKep perlu ditetapkan
dengan Peraturan Kepenghuluan.
Mengingat : 1. Undang-undang Nomor 10 Tahun 2004 Tentang Pembentukan Peraturan
Peraturan Perundang – undangan (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2004 Nomor 53, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 4389);
2. Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004 Tentang Pemerintahan Daerah
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 125,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4437);
3. Undang-undang Nomor 33 Tahun 2004 Tentang Perimbangan Keuangan
antar Pemerintahan Pusat dan Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 126, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 4438);
4. Peraturan Pemerintahan Nomor 25 Tahun 2000 Tentang Kewenangan
Pemerintah dan Kewenangan Propinsi sebagai Daerah Otonom (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 200 Nomor 54, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 3952);
5. Peraturan Pemerintah Nomor 72 Tahun 2005 tentang Desa (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 158, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 4587);
6. Peraturan Pemerintah Nomr 72 Tahun 2005 tentang Kelurahan (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 159, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 4588);
7. Peraturan Gubernur Riau Nomor ….. Tahun …….tentang Pedoman
Pembentukan Badan Usaha Milik Kepenghuluan (BumKep).
8. Peraturan Daerah Kabupaten Rokan Hilir Nomor ……. Tahun ……..
tentang Kewenangan Kabupaten Rokan Hilir (Lembaran Daerah
Kabupaten Rokan Hilir Tahun……. Nomor ……..Seri…..);
9. Peraturan Daerah Kabupaten Rokan Hilir Nomor …… Tahun ……
tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kabupaten
Rokan Hilir Tahun…… Nomor …… Seri ….).

DENGAN PESETUJUAN BERSAMA


BADAN PERMUSYAWARATAN KEPENGHULUAN SUNGAI TAPAH
DAN PENGHULU SUNGAI TAPAH
MEMUTUSKAN :
Menetapkan : : PERATURAN KEPENGHULUAN SUNGAI TAPAH KECAMATAN
TANJUNG MEDAN KABUPATEN ROKAN HILIR TENTANG
PEMBENTUKAN BADAN USAHA MILIK KEPENGHULUAN
SUNGAI TAPAH (BumKep)

BAB I
KETENTUAN UMUM

Pasal 1
Dalam Peraturan Kepenghuluan ini yang dimaksud dengan :
1. Kepenghluan adalah Kepenghuluan Sungai Tapah
2. Pemerintah Kepenghuluan adalah Pemerintah Kepenghuluan Sungai Tapah
3. Penghulu adalah Penghulu Kepenghuluan Sungai Tapah
4. Badan Permusyawaratan Kepenghuluan yang selanjutnya disebut BPK adalah lembaga perwakilan
rakyat Kepenghuluan Sungai Tapah sebagai unsur penyelenggara Pemerintah Kepenghuluan.
5. Penghulu karena jabatannya adalah pejabat yang ditunjuk dan/atau diberi kuasa untuk mewakili
Pemerintah Kepenghuluan selaku pemegang saham Kepenghuluan melalui penyertaan secara
langsung yang berasal dari kekayaan Kepenghuluan yang dipisahkan.
6. Usaha Perekonomian Kepenghuluan atau usaha kepenghuluan adalah semua usaha ekonomi yang
diusahakan oleh masyarakat kepenghuluan dan untuk masyarakat kepenghuluan baik secara
perorangan atau kelompok (kooperatif)
7. Pemberdayaan adalah upaya untuk meningkatkan kemampuan masyarakat melalui berbagai
kebijakan dan program pembangunan agar kondisi masyarakat mencapai tingkat kemampuan yang
diharapkan.
8. Pemberdayaan Ekonomi Masyarakat Kepenghuluan adalah suatu kegiatan untuk memampukan
dan memandirikan masyarakat dalam rangka penyelenggaraan ekonomi masyarakat kepenghuluan.
9. Kemitraan adalah kerjasama usaha antar penyedia barang/jasa dalam negeri maupun luar negeri
yang masing-masing pihak mempunyai hak, kewajiban dan tanggungjawab yang jelas berdasarkan
kesepakatan bersama yang dituangkan dalam perjanjian tertulis.
10. Usaha kecil adalah kegiatan ekonomi rakyat yang berskala kecil dan memenuhi kriteria yang
ditetapkan dalam ketentuan perundang-undangan.
11. Jasa lainnya adalah segala pekerjaan dan atau penyedia jasa selain jasa kontruksi, jasa
pemborongan dan pemasokan barang.

BAB II
MAKSUD DAN TUJUAN
Pasal 2

Pendirian BumKep dimaksudkan untuk mendirikan badan usaha yang ber Badan Hukum yang
bergerak dalam bidang usaha yang sesuai dengan kewenangan Kepenghuluan, mampu memberikan
pelayanan kepada masyarakat, menggerakkan perekonomian kepenghuluan dan memberikan
kontribusi terhadap pendapatan kepenghuluan.

Pasal 3
Tujuan pendirian BumKep adalah;
1) Meningkatkan pendapatan asli kepenghuluan dalam rangka meningkatan kemampuan pemerintah
kepenghuluan dalam penyelenggarakan pemerintah, pembangunan serta pelayanan masyarakat.
2) Mengembangkan potensi perekonomian di wilayah kepenghuluan untuk mendorong
pengembangan dan kemampuan perekonomian masyarakat kepenghuluan di Kabupaten Rokan
Hilir
3) Menciptakan lapangan kerja dan mengurangi pengangguran
4) Mewujudkan kelembagaan ekonomi masyarakat kepenghuluan yang mandiri dan tangguh guna
memberikan pelayanan terhadap kebutuhan masyarakat.
5) Mendorong Pemerintah Kepenghuluan dalam mengatasi dan meningkatkan kesejahteraan
masyarakat miskin di Kepenghuluan.
6) Menghindari anggota masyarakat kepenghuluan dari pengaruh pelepasan uang dengan bunga
tinggi yang merugikan masyarakat.
7) Meningkatkan peranan masyarakat kepenghuluan dalam mengelola bantuan modal yang berasal
dari Pemerintah dan atau Pemerintah Kepenghuluan dan dari sumber-sumber lain yang sah.
8) Mendorong perkembangan usaha sektor informal uantk dapat penyerapan tenaga kerja bagi
masyarakat di kepenghuluan dan .
9) Meningkatkan kreativitas berwirausaha anggota masyarakat kepenghuluan yang berpenghasilan
rendah
BAB III
TEMPAT DAN KEDUDUKAN
Pasal 4
1) BumKep mempunyai tempat dan berkedudukan di Kepenghuluan.
2) BumKep dalam melakukan usaha dapat membuka cabang dan atau perwakilan di tempat lain
baik didalam maupun diluar wilayah kepenghuluan setelah ditetapkan oleh musyawarah
Kepenghuluan
BAB IV
KETENTUAN PENDIRIAN

Pasal 5
1. Pemerintah Kepenghuluan sesuai dengan kewenangan yang dimiliki perlu mendirikan BUMKep.
2. BUMKep sebagaimana dimaksud pada ayat (1) Pasal ini, dibuat dalam bentuk Badan Usaha yang
Berbadan Hukum maka perlu dibuatkan Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga.
3. Format Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga sebagaimana dimaksud pada ayat (2) pasal
ini, tercantum dalam lampiran II dan III Peraturan Bupati tentang Tata Cara Pembentukan
BUMKep.
4. Pendirian BUMKep yang berbentuk Perseroan dan Badan Hukum ditetapkan dalam Akta Notaris
dan diproses sesuai ketentuan perundang-undangan.

Pasal 6

1. Lingkup wilayah kerja BUMKep meliputi wilayah Kepenghuluan sungaii Tapah


2. BUMKep dapat melakukan kerjasama dengan satu atau beberapa desa dalam satu atau lebih
kecamatan sesuai potensi ekonomi yang layak untuk dikelola/dikembangkan secara berdaya guna
dan berhasil guna.
3. Kerjasama antar kepenghuluan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) Pasal ini, dituangkan dalam
Keputusan Bersama yang tertuang dalam Peraturan Daerah Nomor …… Tahun………. Tantang
Pendirian dan pengelolaan BUMKep pada pasal 5.
4. Naskah Keputusan Bersama sebagaimana dimaksud pada ayat (2) Pasal ini, disusun oleh Tim yang
difasilitasi oleh Camat.
5. Tim sebagaimana dimaksud pada ayat (3) Pasal ini, terdiri dari Penghulu, Perangkat
Kepenghuluan, BPK, LPM atau istilah lain dari masing-masing kepenghuluan dengan susunan
sebagai berikut ;
a. Ketua
b. Wakil Ketua
c. Sekretaris
d. Wakil Sekretaris
e. Anggota (sesuai dengan kebutuhan Kepenghuluan)

BAB V
PRINSIP PENDIRIAN BUMKEP
Pasal 7
Prinsip dalam pendirian BUMKep ;
1. Pemberdayaan memiliki makna untuk meningkatkan kemampuan, keterlibatan dan tanggungjawab
masyarakat.
2. Keragaman, bahwa usaha kegiatan masyarakt memiliki keragaman usaha dan keberagaman usaha
dimaksud sebagai bagian dari unit usaha BUMKep tanpa mengurangi status keberadaan dan
kepemilikan usaha ekonomi masyarakat yang sudah ada.
3. Partisipasi, pengelolaan harus mempu mewujudkan peran aktif masyarakat agar senantiasa
memiliki dan turut serta bertanggungjawab terhadap perkembangan kelangsungan BUMKep.
4. Demokrasi, mempunyai makna bahwa dalam pengelolaan didasarkan kepada pengambilan
keputusan secara musyawarah dan mufakat.
5. Tranparansi, mempunyai makna semua kegiatan diketahui oleh semua pihak yang berkepentingan
serta hasilnya dapat dipertanggungjawabkan kepada masyarakat menurut peraturan dan
perundangan-undangan.
6. Akuntabilitas, mempunyai makna bahwa dalam mengelola didasarkan pada kebutuhan masyarakat
dan harus diselenggarakan dalam perspektif penyelenggaraan administrasi keuangan yang benar.
7. Berkelanjutan, mempunyai makna bahwa dalam pengelolaan didasarkan kepada azas manfaat
yang terukur dalam pengembangannya.

BAB VI
KEPMILIKAN BUMKKEP

Pasal 8
1. BUMKep adalah Badan Usaha yang seluruhnya dimiliki oleh Kepenghuluan.
2. Kepemilikan dikuasakan kepdaa Pemerintah Kepenghuluan dan masyarakat Kepenghuluan.

Pasal 9
1. Kepemilikan oleh Pemerintah diwakilkan kepada Penghulu sebagai pemegang saham Pemerintah
Kepenghuluan.
2. Penghulu sebagai pemegang saham Pemerintah Kepenghuluan sebagaimana dimaksud ayat (1)
selanjutnya ditetapkan sebagai komisaris BUMKep.

Pasal 10

Kepemilikan oleh masyarakat secara berjenjang diberikan kepada Utusan perwakilan yang selanjutnya
diatur dalam Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga BUMKep.

BAB VII
ORGANISASI DAN KEPENGURUSAN
Bagian Pertama
Organisasi
Pasal 11

Susunan organisasi dan kepengurusan BUMKep adalah ;


1) Musyawarah Kepenghuluan
2) Dewan Pembina;
a. Ketua Camat Kecamatan Tanjung Medan
b. Anggota (sesuai kebutuhan)
3) Dewan Komisaris;
a. Ketua : darmawin
b. Anggota (sesuai kebutuhan)
4) Badan Pengurus/Direksi;
a. Direksi : …………………………
b. Bagian Administrasi : …………………………
c. Bagian Keuangan : …………………………
d. Bagian lainnya (sesuai kebutuhan)
5) Bidang Manajerial/Unit Pengelola (dibentuk sesuai potensi)
a. Bidang/Unit SAPROTAN : …………………..
b. Bidang/Unit Kebutuhan Rumah Tangga : …………………..
c. Bidang/Unit Peternikan : …………………..
d. Bidang/Unit Perikanan : …………………..
e. Bidang/Unit Kehutanan : …………………..
f. Bidang/Unit Jasa : …………………..
g. (dst. Sesuai dengan kebutuhan dan kemampuan kepenghuluan)

6) Badan Pengawas ;
a. Ketua : ………………………………
b. Bidang Adminstrasi dan Manajerial : ……………………………....
c. Bidang Keuangan : ………………………………
d. (dst.Sesuai dengan kebutuhan dan kemampuan kepenghuluan)

Bagian Kedua
Kepengurusan

Pasal 12
1. Komisaris adalah organ BUMKep yang bertugas melakukan pengangkatan, pemberhentian,
pengawas, dan memberi nasihat kepada Badan Pengawas dan Pengurus atau Direksi dalam
menjalankan kegiatan BUMKep
2. Pengurus atau Direksi adalah Organ BUMKep yang bertanggungjawab atas pengelolaan kegiatan
usaha BUMKep untuk kepentingan dan tujuan BUMKep, serta mewakili BUMKep baik didalam
maupun diluar pengadilan
3. Dewan Pengawas adalah unsur BUMKep yang bertugas melakukan pengawasan, pemeriksaan dan
nasihat kepada pengurus atau Direksi dalam menjalankan kegiatan pengurusan BUMKep
4. Bidang Pengelola atau Manajemen adalah organ BUMKep yang bertanggungjawab atas
pelaksanaan teknis kegiatan pengelolaan BUMKep hasil kebijakan Pengurus dan Ketetapan
Musyawarah

Pasal 13
Masa jabatan dewan pembina dan dewan komisaris serta badan pengurus dan badan pengawas paling
lama 5 (Lima) tahun dan dapat diangkat kembali hanya untuk satu kali masa jabatan dalam kedudukan
yang sama atau diberhentikan sebelum habis masa jabatannya

Pasal 14
5. Bidang Pengelola atau Unit Manajemen dapat dibentuk apabila dibutuhkan sesuai potensi yang
ada
6. Masa jabatan bidang Pengelola atau Unit Manajerial untuk kelangsungan dan berkembang
kegiatan usaha tidak dibatasi oleh periodesasi waktu sampai usia pensiun berkaitan dengan
promosi dan demosi serta ketentuan lainnya diatur lebih lanjut dalam anggaran Dasar dan Anggran
Rumah Tangga.

Pasal 15
Organisai dan Tata Kerja Kepengurusan dan Bidang Pengelola atau Unit Manajemen BUMKep diatur
lebih lanjut dalam Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga.

BAB VII
LARANGAN
Pasal 16
1. Pengurus dan Manajemen tidak dibenarkan untuk memangku jabatan rangkap sebagaimana
tersebut dibawah ini ;
a. Anggota Pengelola Perseroan, perusahaan swasta atau jabatan lain yang berhubungan dengan
pengelolaan perusahaan.
b. Jabatan Struktural dan fungsional lainnya dalam Instansi/Lembaga Pemerintahan Pusat,
Pemerintahan Daerah dan atau Kepenghuluan.
c. Pegawai Negeri Sipil.
d. Sesuai Musyswarah Kepenghuluan.
2. Ketentuan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) Pasal ini diatur kembali dalam Anggaran Dasar
dan Anggaran Rumah Tangga serta ketetapan Musyawarah Kepenghuluan.

BAB IX
PEMBINAAN
Pasal 17
Penghulu dan atau Perangkat Kepenghuluan memberikan pembinaan teknis, manajemen dan
pengawasan umum terhadap BUMKep sesuai dengan tugas dan fungsinya.

Pasal 18
Pembinaan oleh Perangkat Kepenghuluan dilakukan secara sinergis dengan pembinaan dan
pengawasan dewan pembina, komisaris dan badan Pengawas sebagaimana ketentuan yang beralku

BAB X
PEMBUBARAN BUMKEP
Pasal 19
1. Pembubaran BUMKEP dapat dilakukan berdasarkan persetujuan sekurang-kurangnya 2/3 anggota
utusan Musyawarah Kepenghuluan dan diteetapkan dalam Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah
Tangga serta keputusan Musyawarah Kepenghuluan.
2. Kekayaan Kepenghuluan hasil pembubaran BUMKEP disetor langsung ke Kas
Kepenghuluan dan atau ditetapkan sebagai tambahan pernyertaan Modal Dasar pada BUMKEP.

BAB XI
MODAL DAN BAGI HASIL
Bagian Pertama
Modal
Pasal 20

Modal dasar dalam pendirian BUMKep dari ;


1. Tabungan masyarakat
2. Modal dari kekayaan Pemerintah Kepenghuluan yang dialokasikan pada BUMKEP sebagai
penyertaan modal dan kekayaan BUMKEP
3. Modal bantuan, yang diusahakan Pemerintah Kepenghuluan berasal dari bantuan Pemerintah,
Pemerintah Propinsi dan Pemerintah Kabupaten.
4. Modal pinjaman, diperoleh dari lembaga-lembaga keuangan atau lembaga lain atau dari
masyarakat baik secara kelompok maupun perorangan yang peraturannya dilakukan oleh atas
nama Pemerintahan Kepenghuluan dan diatur dalam Peraturan Kepenghuluan.
5. Modal Penyertaan, dalam bentuk penyertaan modal pihak lain atau kerjasama bagi dan lainnya
atas dasar saling menguntungkan yang peraturannya dilakukan oleh atas nama Pemerintah
Kepenghuluan dan diatur dalam Peraturan Kepenghuluan.
6. Modal dimaksud dituangkan dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Kepenghuluan sebagai
kekayaan kepenghuluan dan ditetapkan dengan Peraturan Kepenghuluan yang selanjutnya
dipisahkan yang diatur dalam Anggaran Dasar/Anggaran Rumah Tangga (AD/ART).

Bagian Kedua
Gaji, Tunjangan dan Bagi Hasil Usaha
Pasal 21

1) Kedudukan gaji, tunjangan, dan insentif serta penghasilan lain-lain diatur berdasarkan
Anggaran Dasar/Anggaran Rumah Tangga dan Ketetapan Musyawarah Kepenghuluan.
2) Biaya Operasional dan insentif pengurus ditetapkan dalam Anggaran Dasar sebesar-besarnya
20 % dari keuntungan usaha.

Bagian Ketiga
Alokasi Pembagian Keuntungan Hasil Usaha
Pasal 22

1) Penetapan dan penggunaan alokasi laba atau keuntungan BUMKEP diatur dalam anggaran
Dasar/Anggaran Rumah Tangga dan disahkan dan ditetapkan oleh Musyawarah Kepenghuluan.
2) Penyisihan perambahan modal usaha ditetapkan dalam anggaran Dasar sebesar-besarnya 20 %
dari keuntungan usaha.
3) Bagian laba atau keuntungan yang menjadi hak Pemerintah Kepenghuluan disetor ke Kas
Kepenghuluan segera disahkan oleh Musyawarah Kepenghuluan.
4) Laba diserahkan melalui Kas Kepenghuluan setelah dikurangi penyisihan modal dan biaya
operasional serta insentif pengurus selambat-lambatnya satu minggu setelah perhitungan dan
pembagian keuntungan usaha.

BAB XII
PENUTUP
Pasal 23
Hal-hal yang belum diatur dalam peraturan Kepenghuluan ini, akan diatur lebih lanjut dalam
Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga BUMKep
1) Peraturan Kepenghuluan berlaku sejak tanggal ditetapkan
2) Dengan berlakunya Peraturan Kepenghuluan ini, maka aturan lain yang dibuat sebelumnya yang
tidak sejalan atau bertentangan dengan Peraturan Kepenghuluan ini dinyatakan tidak berlaku lagi.

Ditetapkan di : Sungai Tapah


Pada tanggal : 2014
PENGHULU SUNGAI TAPAH

(DARMAWIN)

Diundangkan : Di Sungai Tapah


Pada Tanggal : 2014
SEKRETARIS KEPENGHULUAN SUNGAI TAPAH

(SAFITRA)

BERITA ACARA
RAPAT BADAN PERMUSYAWARATAN KEPENGHULUAN SUNGAI TAPAH
Pada hari ini …………………Tanggal…………………Bulan………………….Tahun……………

bertempat dikantor Kepenghuluan Sungai Tapah Kecamatan Tanjung Medan kabupaten Rokan Hilir

telah mengadakan rapat pleno Badan Permusyawaratan Kepenghuluan Sungai Tapah dalam rangka

membahas BUMKep Kepenghuluan Sungai Tapah dan dipututskan bahwa jumlah anggaran BUMKep

terdiri dari ADD Kepenghuluan Sungai Tapah dan pendapatan lain yang tidak mengikat.

Selanjutnya para peserta rapat sepakat dan menyetujui bahwa realisasi BUMKep dilaksanakan setelah

pengesahan BPK dan dibuat Keputusan Penghulu tentang Pelaksanaannya.

Demikian risalah singkat hasil rapat BPK dibuat dengan sebenarnya untuk dipergunakan sebagai

mestinya, dan apabila dikemudian hari terdapat kekeliruan, akan diadakan perbaikan seperlunya.

Anda mungkin juga menyukai