Anda di halaman 1dari 11

PEMERINTAH KABUPATEN ROKAN HILIR

KECAMATAN TANJUNG MEDAN


KEPENGHULUAN SUNGAI TAPAH
Jl. Sungai Kuning, No……. Telp. …………………Fax. ……………….Kode Pos 28983

PERATURAN KEPENGHULUAN SUNGAI TAPAH


KECAMATAN TANJUNG MEDAN KABUPATEN ROKAN HILIR
NOMOR TAHUN 2015

TENTANG

PEMBENTUKAN
LEMBAGA PEMBERDAYAAN MASYARAKAT (LPM)

Lembaran Kepenghuluan Sungai Tapah


Nomor Tahun 2015
PEMERINTAH KABUPATEN ROKAN HILIR
KECAMATAN TANJUNG MEDAN
KEPENGHULUAN SUNGAI TAPAH
Jl. Sungai Kuning, No……. Telp. …………………Fax. ……………….Kode Pos 28983

PERATURAN KEPENGHULUAN SUNGAI TAPAH


KECAMATAN TANJUNG MEDAN KABUPATEN ROKAN HILIR
NOMOR TAHUN 2015

TENTANG

PEMBENTUKAN
LEMBAGA PEMBERDAYAAN MASYARAKAT (LPM)

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PENGHULU SUNGAI TAPAH

Menimbang : a. bahwa upaya memberdayakan masyarakat Kepenghuluan untuk ikut serta


membantu penyelenggara pemerintah dan pembangunan menuju Kepenghuluan
Mandiri maka dipandang perlu dibentuk Lembaga Pemberdayaan Masyarakat.
b. bahwa Lembaga Pemberdayaan Masyarakat dimaksud huruf a merupakan Mitra
Pemerintah Kepenghuluan dan menggerakkan swadaya gotong royong
masyarakat dibidang pembangunan dalam mendukung penyelenggaraan
Pemerintah Kepenghuluan.
c. bahwa berdasarkan pertimbangan – pertimbangan sebagaimana dimaksud huruf
a dan b perlu menetapkan Peraturan Kepenghuluan Sungai Tapah tentang
Lembaga Pemberdayaan Masyarakat.

Mengingat : 1. Undang-undang Nomor 12 Tahun 2004 Tentang Pembentukan Peraturan


Perundang – undangan.
2. Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004 Tentang Pemerintahan Daerah.
3. Undang-undang Nomor 33 Tahun 2004 Tentang Perimbangan Keuangan antara
Pemerintahan Pusat dan Pemerintahan Daerah.
4. Peraturan Pemerintahan Nomor 72 Tahun 2005 Tentang Kepenghuluan.
5. Permendagri No. 29 Tahun 2006 Tentang Penyusunan Peraturan Kepenghuluan.
6. Permendagri No. 32 Tahun 2006 Tentang Pedoman Administrasi Kepenghuluan.
7. Permendagri No. 7 Tahun 2007 Tentang Kader Pemeberdayaan Masyarakat.
8. Permendagri No. 12 Tahun 2007 Tentang Data Profil Kepenghuluan.
9. Permendagri No. 35 Tahun 2007 Tentang Pedoman Umum Tata Cara Pelaporan
dan Pertanggungjawaban Penyelanggaraan Pemerintahan Kepenghuluan.
10. Permendagri No. 37 Tahun 2007 Tentang Pedoman Pengolahan Keuangan
Kepenghuluan.
11. Permendagri No. 38 Tahun 2007 Tentang Kerjasama Kepenghuluan.
12. Permendagri No. 42 Tahun 2007 Tentang Pengelolaan Pasar Kepenghuluan.
13. Permendagri No. 51 Tahun 2007 Tentang Pembangunan Pengawasan Berbasis
Masyarakat.
14. Permendagri No. 66 Tahun 2007 Tentang Perencanaan Pembangunan
Kepenghuluan.
15. Permendagri No. 67 Tahun 2007 Tentang Pendataan Program Pembangunan
Kepenghuluan.
16. Permendagri No. 7 Tahun 2008 Tentang Pedoman Tata Cara Pengawasan atas
Penyelenggaraan Pemerintahan Kepenghuluan.
17. Peraturan Daerah Kabupaten Rokan Hilir No. 06 Tahun 2009 Tentang Kerja
Sama Kepenghuluan.
18. Peraturan Daerah Kabupaten Rokan Hilir No. 05 Tahun 2009 Tentang Keuangan
Kepenghuluan.
19. Peraturan Daerah Kabupaten Rokan Hilir No. 02 Tahun 2009 Tentang Pedoman
Penyusunan Organisasi dan Tata Kerja Pemerintahan Kepenghuluan.
20. Peraturan Daerah Kabupaten Rokan Hilir No. 07 Tahun 2009 Tentang
Pembentukan, Penghapusan, Penggabungan Kepenghuluan dan Perubahan
Status Kepenghuluan menjadi Kelurahan.
21. Peraturan Daerah Kabupaten Rokan Hilir No. 05 Tahun 2008 Tentang Tata Cara
Pencalonan, Pemilihan, Pelantikan, Pemberhentian Penghulu dan Perangkat
Kepenghuluan.
22. Peraturan Daerah Kabupaten ROKAN HILIR No. 04 Tahun 2009 Tentang
Badan Permusyawaratan Kepenghuluan.
DENGAN PERSETUJUAN BERSAMA
BADAN PERMUSYAWARATAN KEPENGHULUAN SUNGAI TAPAH
DAN PENGHULU SUNGAI TAPAH

Menetapkan : : PERATURAN KEPENGHULUAN SUNGAI TAPAH KECAMATAN


TANJUNG MEDAN KABUPATEN ROKAN HILIR TENTANG
PEMBENTUKAN LEMBAGA PEMBERDAYAAN MASYARAKAT (LPM)

BAB I
KETENTUAN UMUM
Pasal 1
Dalam Peraturan pemerintah ini yang dimaksud dengan :
1. Pemerintah daerah adalah Bupati Rokan Hilir dan perangkat daerah sebagai unsur penyelenggara
pemerintahan daerah.
2. Pemerintah daerah adalah penyelenggaraan urusan pemerintahan oleh pemerintah daerah dan DPRD
menurut asas otonomi dan tugas pembantuan dengan prinsip Negara Kesatuan Republik Indonesia
sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945.
3. Bupati adalah Bupati Rokan Hilir.
4. Kecamatan adalah wilayah kerja camat sebagai perangkat daerah kabupaten dan daerah kota.
5. Kepenghuluan atau yang disebut dengan nama lain, selanjutnya disebut kepenghuluan, adalah kesatuan
masyarakat hukum yang memiliki batas-batas wilayah yang berwenang untuk mengatur dan mengurus
kepentingan masyarakat setempat, berdasarkan asal-usul dan adat istiadat setempat yang diakui dan
dihormati dalam sistem Pemerintahan Negara Kesatuan Republik Indonesia.
6. Pemerintahan Kepenghuluan adalah penyelenggaraan urusan pemerintahan oleh Pemerintah
Kepenghuluan dan Badan Permusyawaratan Kepenghuluan dalam mengatur dan mengurus kepentingan
masyarakat setempat berdasarkan asal-usul dan adat istiadat setempat yang diakui dan dihormati dalam
sistem Pemerintahan Negara Kesatuan Republik Indonesia.
7. Pemerintah Kepenghuluan atau yang disebut dengan nama lain adalah Kepala Kepenghuluan dan
Perangkat Kepenghuluan sebagai unsur penyelenggara pemerintahan kepenghuluan.
8. Badan Permusyawaratan Kepenghuluan atau yang disebut dengan nama lain, selanjutnya disingkat BPK,
adalah lembaga yang merupakan perwujudan demokrasi dalam penyelenggaraan pemerintahan
kepenghuluan sebagai unsur penyelenggara pemerintahan kepenghuluan.
9. Lembaga Pemberdayaan Masyarakat atau yang disebut dengan nama lain, selanjutnya disingkat LPM,
adalah lembaga yang dibentuk oleh masyarakat sesuai dengan kebutuhan dan merupakan mitra
pemerintah kepenghuluan dalam memberdayakan masyarakat.
10. Dana perimbangan adalah pengertian sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang Nomor 33 tahun
2004 tentang Perimbangan Keuangan Antara Pemerintahan Pusat dan Pemerintahan Daerah.
11. Alokasi Dana Kepenghuluan adalah dana yang dialokasikan oleh Pemerintah Kabupaten/Kota untuk
Kepenghuluan, yang bersumber dari bagian dana perimbangan keuangan pusat dan daerah yang diterima
oleh Kabupaten/Kota.
12. Anggaran Pendapatan dan Belanja Kepenghuluan selanjutnya disingkat APB Kep. adalah rencana
keuangan tahunan pemerintahan Kepenghuluan yang dibahas, dan disetujui bersama oleh Pemerintah
Kepenghuluan dan BPK, yang ditetapkan dengan Peraturan Kepenghuluan.
13. Peraturan Daerah adalah Peraturan Daerah Provinsi dan Peraturan Daerah Kabupaten / Kota.
14. Peraturan Kepenghuluan adalah peraturan perundang-undangan yang dibuat oleh BPK bersama
Penghulu.
15. Pembinaan adalah pemberian pedoman, standar pelaksanaan, perencanaan, penelitian, pengembangan,
bimbingan, pendidikan dan pelatihan, konsultasi, supervisi, monitoring, pengawasan umum dan evaluasi
pelaksanaan penyelenggaraan pemerintahan Kepenghuluan.

BAB II
MAKSUD DAN TUJUAN
Pasal 2

Maksud pembentukan Lembaga Pemberdayaan Masyarakat (LPM) adalah untuk memelihara dan
melestarikan nilai-nilai gotong royong, menumbuh kembangkan peran serta masyarakat secara optimal guna
membantu kelancaran penyelenggaraan pemerintah, pembangunan secara lebih berdaya guna dan berhasil
guna.

Pasal 3

Tujuan pembentukan Lembaga Pemberdayaan Masyarakat Kepenghuluan (LPM) adalah untuk mempercepat
kesejahteraan masyarakat melalui :
a. Peningkatan peran serta masyarakat dalam pembangunan
b. Pengembangan kemitraan
c. Pemberdayaan masyarakat
d. Pengembangan kegiatan sesuai dengan kebutuhan masyarakat setempat
e. Peningkatan pelayanan kepada masyarakat
BAB III
SUSUNAN ORGANISASI DAN TATA KERJA
Bagian Pertama
Kedudukan, Tugas dan Fungsi
Pasal 4
Lembaga Pemberdayaan Masyarakat (LPM) Kepenghuluan adalah wadah yang dibentuk atas prakarsa
masyarakat untuk menampung, mewujudkan aspirasi serta kebutuhan masyarakat di bidang pembangunan.

Pasal 5
Lembaga Pemberdayaan Masyarakat (LPM) mempunyai tugas :
1. Merencanakan pembangunan yang partisipatif
2. Menggerakkan swadaya gotong royong masyarakat dalam pembangunan
3. Melaksanakan dan mengendalikan pembangunan

Pasal 6
Dalam melaksanakan tugasnya, Lembaga Pemberdayaan Masyarakat (LPM) mempunyai fungsi :
1. Penanaman dan pemupukan rasa persatuan dan kesatuan masyarakat kepenghuluan.
2. Pengorganisasian perencanaan pembangunan
3. Pengorganisasian perencanaan lembaga kemasyarakatan
4. Perencanaan kegiatan pembangunan secara partisipatif dan terpadu
5. Penggalian dan pemanfaatan sumber daya kelembagaan untuk pembangunan di kepenghuluan dan
kelurahan.

Bagian Kedua
Susunan Organisasi

Pasal 7
Susunan organisasi LPM adalah sebagai berikut :
1. Ketua sebagai pemimpin dan penanggung jawab.
2. Sekretaris sebagai pembantu pimpinan dan penyelenggara administrasi
3. Bendahara sebagai penyelenggara administrasi keuangan
4. Ketua saksi sebagai pembantu pimpinan dan pelaksana

Pasal 8
Pengurus LPM dibentuk dan bekerja berdasarkan kewajiban sebagai Warga Kepenghuluan Sungai Tapah
untuk beramal bakti kepada kepenghuluannya dalam mewujudkan kesejahteraan masyarakat.
Bagian Ketiga
Kepengurusan, Susunan Pengurus
Pasal 9
1. Susunan Pengurus LPM terdiri atas :
a. Ketua
b. Sekretaris
c. Bendahara
d. Seksi-seksi

2. LPM mempunyai seksi-seksi


a. Seksi Agama dan Dakwah
b. Seksi Pertanian, Perkebunan, dan Perikanan
c. Seksi Kesehatan dan KB
d. Seksi Pendidikan Pemuda dan Olah Raga
3. Setiap seksi diketuai oleh seorang Ketua Seksi

Syarat-syarat Anggota Pengurus


Pasal 10
1. Untuk menjadi pengurus LPM adalah penduduk kepenghuluan yang telah berdomisili sekurang-
kurangnya 2 (dua) tahun berturut-turut, yang memenuhi syarat-syarat sebagai berikut :
a. Bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa
b. Setia dan Taat kepada Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945
c. Sehat jasmani dan rohani
d. Batas usia minimal 25 tahun maksimal 56 tahun
2. Pemerintah Kepenghuluan, BPK, tidak boleh merangkap menjadi pengurus LPM

Tata Cara Pembentukan Pengurus


Pasal 11
1. Pengurus LPM dipilih dari calon yang diajukan dalam rapat kepenghuluan yang diadakan khusus untuk
itu, sebagai hasil musyawara ddari dan oleh masing-masing dusun.
2. Hasil pemilihan LPM sebagaimana dimaksud ayat (1) dikukuhkan dengan keputusan Penghulu dan
diketahui oleh Ketua BPK.
3. Masa bakti kepengurusan LPM adalah 5 tahun dan dapat dipilih kembali untuk masa bakti berikutnya.
Pemberhentian Anggota Pengurus
Pasal 12
Anggota pengurus berhenti dan diberhentikan karena :
a. Meninggal dunia
b. Mengundurkan diri
c. Pindah tempat tinggal dan menjadi penduduk Kepenghuluan/kelurahan lain
d. Berakhir masa baktinya
e. Tidak memenuhi syarat-syarat sebagai pengurus
f. Terkena peraturan perundang-undangan yang berlaku

Tugas dan Fungsi Pengurus


Pasal 13
1. Ketua mempunyai tugas sebagai pimpinan dan bertanggung jawab terhadap LPM untuk melaksanakan
tugas tersebut. Ketua mempunyai tugas :
a. Memimpin dan mengendalikan semua kegiatan LPM
b. Secara khusus melaksanakan koordinasi terhadap beberapa seksi sesuai kesepakatan pengurus.
c. Membina Kader Pembangunan Kepenghuluan sebagai tenaga penggerak pembangunan yang
dinamis.
2. Sekretaris mempunyai tugas membantu pimpinan dalam menyelenggarakan administrasi dan pelayanan.
Untuk melaksanakan tugas tersebut, sekretaris mempunyai fungsi :
a. Menyelenggarakan administrasi surat menyurat, kearsipan, pendataan penyusunan laporan.
b. Melaksanakan tugas-tugas tertentu yang diberikan oleh Ketua
c. Melaksanakan tugas dan fungsi ketua apabila ketua berhalangan
3. Bendahara mempunyai tugas menyelenggarakan administrasi keuangan termasuk benda-benda bergerak
atau tidak bergerak dan menyimpan uang.
Untuk melaksanakan tugas tersebut, bendahara mempunyai fungsi :
a. Menyelenggarakan pembukuan, penyusunan laporan keuangan dan menyimpan uang.
b. Mengadakan pencatatan swadaya gotong royong masyarakat dalam pembangunan yang dinilai
dengan uang.
4. Ketua-ketua seksi mempunyai tugas memimpin dan mengendalikan seksi masing-masing dalam
melaksanakan tugas tersebut, ketua-ketua seksi mempunyai fungsi :
a. Menyusun pembangunan sesuai dengan bidang masing-masing.
b. Menyelenggarakan kegiatan pembangunan sesuai dengan rencana.
c. Melakukan koordinasi dengan seksi-seksi untuk terwujudnya keserasian pelaksanaan pembangunan.
d. Mengadakan pengawasan terhadap kegiatan bidang masing-masing.
e. Mengikuti perkembangan dan mencatat segala kegiatan dalam seksinya.
f. Mengadakan evaluasi terhadap kegiatan-kegiatan yang telah dilaksanakan.
g. Menyusun laporan secara berkala.
h. Memberikan saran pendapat kepada ketua
i. Menyelenggarakan tugas-tugas tertentu yang diberikan oleh ketua.
Uraian Tugas Seksi-seksi
Pasal 14
1. Seksi Agama dan Dakwah
- Agama
- Sosial
2. Seksi Pertanian, Perkebunan dan Perikanan
- Pertanian/peternakan, nelayan
- Perniagaan
- Perindustrian
- Perkoperasian
3. Seksi Kesehatan dan KB
- Menentukan Kesehatan dan KB
4. Seksi Pendidikan Pemuda dan Olah Raga
- Kepemudaan
- Keolahragaan

Bagian Empat
Tata Kerja, Penanggung Jawab
Pasal 15
1. Dalam melaksanakan tugasnya para anggota pengurus LPM mengutamakan atas musyawarah untuk
mufakat dengan memperhatikan prinsip keterpaduan.
2. Dalam melaksanakan tugasnya tersebut ayat (1) :
a. Ketua bertanggung jawab kepada Penghulu.
b. Wakil Ketua, Sekretaris, Bendahara dan Ketua-ketua Seksi bertanggung jawab kepada ketua.
Hubungan Kerja
Pasal 16
1. Hubungan LPM dengan Pemerintah Kepenghuluan dalam bentuk kerjasama menggerakkan swadaya
gotong royong masyarakat dalam melaksanakan pembangunan partisipasi dan berkelanjutan.
2. Hubungan LPM dengan lembaga atau organisasi kemasyarakatan lainnya LPM, RT, bersifat konsulatif
dan kerjasama yang saling menguntungkan.
3. Hubungan LPM antar kepenghuluan bersifat kerjasama dan saling membantu setelah mendapat
persetujuan pemerintah kepenghuluan.

BAB IV
PEMBINAAN
Pasal 17
1. Pemerintah Kepenghuluan berkewajiban melakukan pembinaan terhadap LPM
2. Pemerintah Kabupaten dapat melakukan pembinaan kepasa LPM
BAB V
KEUANGAN
Pasal 18
1. Keuangan LPM dari :
a. Bantuan Pemerintah Kabupaten dan Pemerintah Kepenghuluan
b. Iuran Anggota
c. Sumbangan / bantuan yang tidak mengikat
d. Swadaya masyarakat
e. Usaha lain yang sah
2. Pengelolaan keuangan yang diperoleh dari sumber sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) di administrasi
secara tertib dan teratur serta membuat laporan tertulis kepada Penghulu.

BAB VI
KETENTUAN PENUTUP

Pasal 19
Hal-hal yang belum diatur dalam peraturan kepenghuluan ini, sepanjang mengenai pelaksanaannya akan
diatur lebih lanjut dengan keputusan Penghulu.
Pasal 20
Peraturan kepenghuluan ini dimulai berlaku sejak tanggal ditetapkan.
Agar setiap Orang dapat mengetahuinya, Memerintahkan Pengundangan Peraturan Kepenghuluan ini dengan
penetapannya Lembaran Kepenghuluan Sungai Tapah Kecamatan Tanjung Medan Kabupaten Rokan Hilir.

Ditetapkan : Di Sungai Tapah


Pada Tanggal : 2015
PENGHULU SUNGAI TAPAH

( DARMAWIN )
Diundangkan : Di Sungai Tapah
Pada Tanggal : 2015
SEKRETARIS KEPENGHULUAN SUNGAI TAPAH

(SAFITRA)

LEMBARAN KEPENGHULUAN SUNGAI TAPAH


TAHUN 2015 NOMOR

Anda mungkin juga menyukai