Anda di halaman 1dari 11

KEPALA DESA MELABUN

KECAMATAN SUNGAISELAN
KABUPATEN BANGKA TENGAH

PERATURAN DESA MELABUN


NOMOR 3 TAHUN 2018
        
TENTANG
PEMBENTUKAN LEMBAGA KEMASYARAKATAN
DESA MELABUN KECAMATAN SUNGAISELAN KABUPATEN BANGKA TENGAH

Menimbang : a. Bahwa Lembaga Kemasyarakatan Desa atau yang disebut dengan nama
lain adalah lembaga yang dibentuk oleh masyarakat desa sesuai dengan
kebutuhan dan merupakan mitra Pemerintah Desa dalam
memberdayakan masyarakat ;

b. Bahwa Lembaga Kemasyarakatan di Desa sebagaimana dimaksud pada


butir a diatas, perlu ditetapkan dengan Peraturan Desa Tentang
Pembentukan Lembaga Kemasyarakatan Desa ;

Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa (Lembaran Negara


Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 7, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 5495);

2. Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan


Pemerintahan antara Pemerintah, Pemerintah Daerah Provinsi dan
Pemerintah Daerah  Kabupaten/Kota (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2007 Nomor 82, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 4773);

3. Peraturan Pemerintah Nomor 43 Tahun 2014 tentang Peraturan


Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 Tentang Desa
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 123,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5539);

4. Peraturan Menteri Sosial Nomor 77/HUK Tahun 2010 tentang Pedoman


Dasar Karang Taruna;

5. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 5 Tahun 2007 tentang Pedoman


Penataan Lembaga Kemasyarakatan;

6. Peraturan Menteri Dalam Negeri Republik Indonesia Nomor 1 Tahun


2013 Tentang Pemberdayaan Masyarakat Melalui Gerakan
Pemberdayaan Dan Kesejahteraan Keluarga (Lembaran Berita Negara
Republik Indonesia Tahun 2013 Nomor 60);

7. Peraturan Daerah Kabupaten Bangka Tengah Nomor 13 Tahun 2009


tentang Pedoman Pembentukan Lembaga Kemasyarakatan Desa;
Dengan Persetujuan Bersama
BADAN PERMUSYAWARATAN DESA MELABUN
dan
 KEPALA DESA MELABUN

MEMUTUSKAN :

Menetapkan : PEMBENTUKAN LEMBAGA KEMASYARAKATAN DESA MELABUN


KECAMATAN SUNGAISELAN KABUPATEN BANGKA TENGAH
TENTANG PEMBENTUKAN LEMBAGA KEMASYARAKATAN DESA

BAB I
KETENTUAN UMUM
Pasal 1
Dalam Peraturan Desa ini yang dimaksud dengan :

1. Desa adalah Desa Melabun Kecamatan Sungaiselan Kabupaten Bangka Tengah


2. Kepala Desa adalah Kepala Desa Melabun Kecamatan Sungaiselan Kabupaten Bangka
Tengah
3. Badan Permusyawaratan Desa yang selanjutnya disingkat BPD adalah lembaga yang
merupakan perwujudan demokrasi dalam penyelenggaraan Pemerintahan Desa sebagai unsur
Penyelenggara Pemerintahan Desa.
4. Lembaga Kemasyarakatan Desa atau yang disebut dengan nama lain adalah lembaga yang
dibentuk oleh masyarakat desa sesuai dengan kebutuhan dan merupakan mitra Pemerintah
Desa dalam memberdayakan masyarakat Desa.
5. Pembangunan adalah upaya untuk melakukan proses perubahan sosial ke arah yang lebih
baik bagi kepentingan masyarakat disegala bidang di Desa
6. Pemerintahan Desa adalah penyelenggaraan urusan pemerintah oleh Pemerintah Desa dan
Badan Permusyawaratan Desa dalam mengatur dan mengurus kepentingan masyarakat
setempat yang diakui dan dihormati dalam sistim Pemerintahan Negara Kesatuan Republik
Indonesia.
7. Pemerintah Desa atau yang disebut nama lain adalah Kepala Desa dan Perangkat Desa
sebagai unsur Penyelenggara Pemerintahan Desa.
8. Perangkat Desa adalah unsur Pembantu Kepala Desa yang bertugas membantu Kepala Desa
dalam melaksanakan tugas dan wewenangnya yang jumlah dan sebutannya disesuaikan
dengan kondisi sosial budaya masyarakat setempat.
9. Peraturan Desa adalah peraturan perundang-undangan yang dibuat oleh BPD bersama Kepala
Desa.
10. Dusun adalah bagian wilayah dalam desa yang merupakan lingkungan kerja pelaksanaan
Pemerintah Desa.
11. Lembaga  Pemberdayaan   Masyarakat   yang  selanjutnya disingkat LPM adalah wadah yang
dibentuk atas prakarsa masyarakat sebagai mitra Pemerintah Desa dan Kelurahan dalam
menampung dan mewujudkan aspirasi dan kebutuhan masyarakat dibidang pembangunan;
12. Tim Penggerak Pemberdayaan dan Kesejahteraan Keluarga Desa untuk selanjutnya disebut
TP PKK Desa adalah Lembaga Kemasyarakatan sebagai mitra kerja pemerintah dan
organisasi kemasyarakatan lainya, yang berfungsi sebagai fasilitator, perencana, pelaksana,
pengendali dan penggerak pada masing-masing jenjang pemerintahan untuk terlaksananya
program PKK.
13. Karang Taruna adalah Lembaga Kemasyarakatan yang merupakan wadah pengembangan
generasi muda yang tumbuh dan berkembang atas dasar kesadaran dan rasa tanggungjawab
sosial dari, oleh dan untuk masyarakat terutama generasi muda di wilayah desa terutama
bergerak dibidang usaha kesejahteraan sosial , yang secara fungsional dibina dan
dikembangkan oleh Departemen Sosial.
14. Rukun Tetangga selanjutnya disingkat (RT) atau sebutan lain adalah Lembaga
Kemasyarakatan yang diakui dan dibina oleh Pemerintah untuk memelihara dan melestarikan
nilai-nilai kehidupan bermasyarakat yang berdasarkan kegotongroyongan dan kekeluargaan
serta untuk membantu meningkatkan kelancaran pelaksanaan tugas pemerintahan,
pembangunan dan kemasyarakatan desa.
15. Posyandu adalah Lembaga Kemasyarakatan yang merupakan wadah wadah pemeliharaan
kesehatan yang dilakukan dari, oleh dan untuk masyarakat yang dibimbing petugas terkait.
16. Ikatan Remaja Masjid selanjutnya disingkat IRMAS adalah merupakan wadah bagi generasi
muda untuk memperluas pengetahuan tentang keagamaan dan kegiatan-kegiatan yang
berhubungan dengan agama islam
17. Majelis Taklim adalah merupakan Lembaga pendidikan keagamaan nonformal yang
bertujuan meningkatkan keimanan dan ketaqwaan kepada Allah SWT.
18. Forum Anak adalah Lemabaga yang dibentuk oleh Pemerintah Desa untuk menjembatani
komunikasi dan interaksi antara Pemerintah dengan anak-anak yang ada di Desa dalam
rangka pemenuhan hak partisipasi anak
19. PIK-R adalah suatu wadah kegiatan program PKBR yang dikelola dari, oleh dan untuk
remaja guna memberikan pelayanan informasi dan konseling tentang perencanaan Kehidupan
Berkeluarga Bagi Remaja serta kegiatan-kegiatan penunjang lainnya;
20. Dewan Kemakmuran Mesjid selanjutnya di singkat (DKM) adalah Lembaga yang dibentuk
melaui musyawarah masyarakat setempat dan dikelola oleh jema’ah muslim dalam
melangsungkan/memakmurkan aktivitas di masjid
21. Kader Pemberdayaan Masyarakat selanjutnya di singkat KPM adalah anggota masyarakat
Desa yang memiliki pengetahuan, kemauan dan kemampuan untuk menggerakkan
masyarakat berpartisipasi dalam pemberdayaan masyarakat dan pembangunan partisipatif

Pasal 2

Tujuan Pengaturan LKD dan LAD meliputi:

a. Mendudukan fungsi LKD dan LAD sebagai mitra Pemerintah Desa dalam
meningkatkan partisipasi masyarakat;
b. mendayagunakan LKD dan LAD dalam proses Pembangunan Desa; dan
c. menjamin kelancaran pelayanan penyelenggaraan Pemerintah Desa.

BAB II
LEMBAGA KEMASYARAKATAN DESA

Bagian Kesatu
Pembentukan dan Penetapan
Pasal 3

1. Di Desa dapat dibentuk Lembaga Kemasyarakatan disesuaikan dengan kebutuhan dengan


memenuhi persyaratan :

a. Berasaskan Pancasila dan Undang-undang Dasar Negara republik Indonesia Tahun


1945;
b. Berkedudukan di Desa setempat;
c. Keberadaanya bermanfaat dan dibutuhkan masyarakat desa;
d. Memiliki kepengurusan yang tetap;
e. Memiliki sekretarist yang bersifat tetap; dan
f. Tidak berafiliasi kepada partai politik.

2. Pembentukan Lembaga Kemasyarakatan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan atas
prakarsa masyarakat melalui musyawarah dan mufakat.
Pasal 4
Lembaga Kemasyarakatan Desa sebagaimana dimaksud pada pasal 2 adalah sebagai berikut:

1. Lembaga Pemberdayaan Masyarakat  ( LPM );


2. Tim Penggerak PKK Desa;
3. RT;
4. Karang Taruna;
5. Posyandu;
6. DKM;
7. IRMAS;
8. Majelis Ta’lim;
9. Forum Anak; serta
10. PIK-R
11. KPM

BAB III
TUGAS DAN FUNGSI LEMBAGA KEMASYARAKATAN
Bagian Pertama
Lembaga Pemberdayaan Masyarakat
Pasal 5
Lembaga Pemberdayaan Masyarakat (LPM), sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 huruf a
mempunyai tugas menyusun rencana pembangunan secara partisipatif, menggunakan swadaya
gotong-royong masyarakat, melaksanakan dan mengendalikan pembangunan.
Pasal 6
Lembaga Pemberdayaan Masyarakat (LPM) dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 4 mempunyai fungsi :
a. Penampungan aspirasi dan penyaluran aspirasi masyarakat dalam pembangunan;
b. Penanaman dan pemupukan rasa persatuan dan kesatuan masyarakat dalam rangka
memperkokoh Negara Kesatuan Republik Indonesia;
c. Peningkatan kualitas dan percepatan pelayanan pemerintah kepada masyarakat;
d. Penyusunan rencana, pelaksanaan, pelestarian dan pengembangan hasil pembangunan secara
partisipatif;
e. Penumbuh-kembangan dan penggerak prakarsa, partisipatif, serta swadaya gotong-royong
masyarakat;
f. Penggali, pendayagunaan dan pengembangan potensi sumber daya alam serta keserasian
lingkungan hidup.
Bagian Kedua
Tim Penggerak PKK Desa
Pasal 7

1. Tim Penggerak PKK Desa sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 huruf b mempunyai tugas
membantu Pemerintah Desa dan merupakan mitra dalam pemberdayaan dan peningkatan
kesejahteraan keluarga.
2. Tugas Tim Penggerak PKK Desa sebagaimana dimaksud pada ayat (1) meliputi :

a) Menyusun rencana kerja PKK Desa sesuai dengan hasil Rakerda Kabupaten.
b) Melaksanakan kegiatan sesuai jadwal yang disepakati.
c) Melaksanakan penyuluhan,dan menggerakkan kelompok-kelompok PKK Dusun, RW, RT
dan Dasa Wisma agar dapat mewujudkan kegiatan-kegiatan yang telah disusun dan
disepakati.
d) Menggali, menggerakan dan pengembangan potensi masyarakat khususnya keluarga untuk
meningkatkan kesejahreraan keluarga sesuai dengan kebijaksanaan yang telah ditetapkan.
e) Melaksanakan kegiatan penyuluhan kepada keluarga yang mencakup kegiatan bimbingan
dan motivasi dalam upaya mencapai keluarga sejahtera.
f) Mengadakan pembinaan dan bimbingan mengenai pelaksanaan program kerja.
g) Berpartisifasi dalam pelaksanaan program instansi yang berkaitan dengan kesejahteraan
keluarga desa.
h) Membuat laporan hasil kegiatan kepada Tim Penggerak PKK Kecamatan dengan tembusan
kepada Ketua Penyantun Tim Penggerak PKK setempat.
i) Mengadakan konsultasi dengan Ketua Dewan Penyantun Tim Penggerak PKK setempat.
Pasal 8
Tim Penggerak PKK Desa dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam pasal 6
mempunyai fungsi :

1. Penyuluh, motivator dan penggerak masyarakat agar mau dan mampu melaksanakan
program PKK.
2. Fasilitator, perencana, pelaksana, pengendali, Pembina dan pembimbing Gerakan PKK..

Bagian Ketiga
Rukun Tetangga (RT)
Pasal 9
RT sebagaimana dimaksud dalam pasal 4 mempunyai tugas:

1. Membantu menjalankan tugas pelayanan kepada masyarakat yang menjadi tanggung jawab
pemerintah;
2. Memelihara kerukunan hidup antar tetangga;
3. Menyusun rencana dan melaksanakan pembangunan dengan mengembangkan aspirasi dan
swadaya murni masyarakat.

Pasal 10
RT dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam pasal 10, mempunyai fungsi:

1. Melakukan pendataan penduduk dan pelayanan administrasi lainnya;


2. Pengkoordinasian antar warga;
3. Pelaksanaan dalam menjembatani hubungan antar sesama anggota masyarakat dengan
pemerintah;
4. Penanganan masalah-masalah kemasyarakatan yang dihadapi warga.

Bagian Keempat
Karang Taruna
Pasal 11
Karang Taruna dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 mempunyai
tugas:

1. Mengembangkan kreatifitas remaja dan pemuda putus sekolah di bidang olah raga dan
keterampilan teknis dalam rangka pencegahan kenakalan remaja, penyalahgunaan obat
terlarang (narkoba) bagi remaja;
2. Menggerakan swadaya gotong royong masyarakat. menangulangi berbagai masalah
kesejahteraan sosial terutama yang dihadapi generasi muda, baik bersifat preventif,
rehabilitatif maupun pengembangan potensi generasi muda di lingkungannya.

Pasal 12
Karang Taruna dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam pasal 4, mempunyai
fungsi :

1. mencegah timbulnya masalah kesejahteraan sosial, khususnya generasi muda;


2. menyelenggarakan kesejahteraan sosial meliputi rehabilitasi, perlindungan sosial, jaminan
sosial,  pemberdayaan sosial dan diklat setiap anggota masyarakat terutama generasi muda;
3. meningkatkan Usaha Ekonomi Produktif;
4. menumbuhkan, memperkuat dan memelihara kesadaran dan tanggung jawab sosial setiap
anggota masyarakat terutama generasi muda untuk berperan secara aktif dalam
penyelenggaraan kesejahteraan sosial;
5. menumbuhkan, memperkuat, dan memelihara kearifan lokal; dan
6. memelihara dan memperkuat semangat kebangsaan, Bhineka Tunggal Ika dan tegaknya
Negara Kesatuan Republik Indonesia.

Bagian Kelima
Posyandu
Pasal 13
Posyandu dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 mempunyai tugas
melaksanakan program Kesehatan Ibu,Balita dan Lansia.
Pasal 14
Posyandu dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam pasal 4, mempunyai fungsi:

1. Sebagai wadah pemberdayaan masyarakat dalam alih informasi dan ketrampilan dari petugas
kepada masyarakat dan antar sesama masyarakat dalam rangka mempercepat penurunan AKI
dan AKB.
2. Sebagai wadah untuk mendekatkan pelayanan kesehatan dasar, terutama berkaitan dengan
penurunan AKI dan AKB.
3. Sebagai wadah pelayanan kesehatan ibu, anak dan lansia

Bagian Keenam
Dewan Kemakmuran Mesjid (DKM)
Pasal 15
DKM dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam pasal 4 , mempunyai tugas:

1. Mengelola organisasi dan administrasi masjid.


2. Mengelola kemakmuran masjid.
3. Memelihara bangunan fisik masjid.

Pasal 16
Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada pasal 15 ayat 1 DKM mempunyai
fungsi pengelolaan mesjid dengan berkewajiban menjaga kehormatan dan kewibawaan mesjid

Bagian Ketujuh
Ikatan Remaja Masjid (IRMAS)
Pasal 17
IRMAS dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam pasal 4 , mempunyai tugas:

1. Melakukan pembinaan terhadap generasi muda di desa Melabun dalam hal keagamaan
2. Melakukan kegiatan –kegiatan yang bersifat keagamaan
3. Memakmurkan dan membersihkan masjid

Bagian Kedelapan
Majelis Ta’lim
Pasal 18
Majelsi Ta’lim dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam pasal 4 , mempunyai
tugas:

1. Membina dan mengembangkan ajaran islam dalam rangka membentuk masyarakat yang
bertaqwa kepada Allah SWT.
2. Sebagai taman rekreasi rahaniyah, karena penyelenggaraannya santai
3. Ajang berlangsungnya silaturahmi yang dapat menghidup suburkan dakwah dan ukhuwah
islamiyah
4. Sebagai sarana dialog yang berkesinambungan antara para ulama dengan umat
5. Media penyampaian gagasanyang bermanfaat bagi Pembangunan umat khususnya dan
bangsa pada umumnya
Pasal 19

Majelis ta’lim dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam pasal 4, mempunyai
fungsi:

1. Meluruskan aqidah
2. Memotivasi umat untuk beribadah kepada Allah SWT
3. Amar ma’ruf nahi munkar
4. Menolak kebudayaan negative yang dapat merusak
Bagian Kesembilan
Forum Anak
Pasal 20

Forum Anak dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam pasal 4 , mempunyai
tugas yaitu menjadi sarana bagi anak-anak di Desa untuk berpartisipasi dalam hal pembangunan

Pasal 21
Forum Anak dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam pasal 4, mempunyai
fungsi:

1. Memantau pemenuhan hak dan pelaksanaan kewajiban anak


2. Sosialisasi hak dan kewajiban anakdi lingkungan teman sebaya
3. Menyuarakan pandangan, suara, dan aspirasi anak di Desa
4. Melibatkan diri dalam proses pengambilan keputusan
5. Mendorong anak-anak di Desa yang aktif untuk mengembangkan potensi serta minat
bakat

Bagian Kesepuluh
PIK-R
Pasal 22

PIK-R dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam pasal 4 , mempunyai tugas
1. Memberikan Informasi kepada remaja sebaya terutama dalam hal kesehatan dan seks
bebas
2. Memfasilitasi remaja dalam hal pengetahuan masalah remaja yang sehat, menunda usia
pernikahan dll
3. Mensosialisasikan kepada remaja terkait dengan kesehatan remaja

Bagian Kesebelas
Kader Pemberdayaan Masyarakat (KPM)
Pasal 23

Kader Pemberdayaan Masyarakat dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam


pasal 4 , mempunyai tugas

1. Menggerakkan dan memotivasi masyarakat untuk berpartisipasi aktif dalam kegiatan


pembangunan di wilayahnya
2. Membantu masyarakat dalam mengartikulasikan kebutuhannya dan membantu
mengidentifikasi masalahnya
3. Membantu masyarakat mengembangkan kapasitas agar dapat menangani masalah yang
dihadapi secara efektif
4. Mendorong dan meyakinkan para pembuat keputusan untuk benar-benar mendengar,
mempertimbangkan dan peka terhadap kebutuhan masyarakat dan
5. Melakukan pekerjaan purna waktu untuk menghadiri pertemuan / musyawarah,
membantu kelompok masyarakat dalam memperoleh akses terhadap berbagai pelayanan
yang dibutuhkan

Pasal 24
Kader Pemberdayaan Masyarakat dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam
pasal 23, mempunyai fungsi:

1. Pengidentifikasian masalah, kebutuhan dan sumber daya pembangunan yang dilakukan


secara partisipatif
2. Penampungan dan penyaluran aspirasi masyarakat bersama Lembaga Kemasyarakatan
Kepada Pemerintah Desa
3. Penyusunan rencana Pembangunan dan fasilitasi musyawarah perencanaan pembangunan
secara partisipatif
4. Pemberian motivasi, penggerakkan dan pembimbingan masyarakat dalam pemberdayaan
masyarakat dan pembangunan partisipatif
5. Penumbuhkembangan prakarsa swadaya dan gotong royong masyarakat dalam
pemberdayaan masyarakat dan pembangunan partisipatif
6. Pendampingan masyarakat dalam pelaksanaan kegiatan pemberdayaan masyarakat dan
pembangunan partisipatif
7. Pendampingan masyarakat dalam pemantauan dan proses kesepakatan penyempurnaan
pelaksanaan kegiatan pemberdayaan masyarakat dan pembangunan
8. Pendampingan masyarakat dalam pemanfaatan, pemeliharaan dan pengembangan hasil
pembangunan
9. Penumbuhkembangan dinamika lembaga kemasyarakatan dan kelompok-kelompok
masyarakat yang bergerak di bidang ekonomi, sosial budaya, politik, dan pelestarian
lingkungan hidup dalam peningkatan kesejahteraan masyarakat
10. Pengoorganisasian pelaksanaan kegiatan kader teknik dalam pemberdayaan masyarakat
dan pembangunan partisipatif dan
11. Penanaman dan pemupukan rasa persatuan dan kesatuan masyarakat dalam rangka
memperkokoh Negara Kesatuan Republik Indonesia.

BAB III
MAKSUD DAN TUJUAN
Pasal 25

Pembentukan Lembaga Kemasyarakatan Desa sebagaimana tersebut pada pasal 2 mempunyai


maksud untuk mewadahi partisifasi masyarakat, membantu Pemerintah Desa dalam
penyelenggaraan pemerintahan, pelaksanaan pembangunan dan pemberdayaan masyarakat.

Pasal 26

Pembentukan Lembaga Kemasyarakatan Desa sebagaimana tersebut pada pasal 2 mempunyai


tujuan untuk mewujudkan transparansi demokrasi dan pembangunan pada tingkat masyarakat
serta mendorong, memotivasi, menciptakan akses agar masyarakat lebih berperan aktif dalam
kegiatan pembangunan

BAB IV
SUSUNAN ORGANISASI DAN TATA KERJA
Bagian Kesatu
Susunan Organisasi
Pasal 27

1. Susunan Organisasi Lembaga Kemasyarakatan adalah sebagai berikut :

1. Ketua sebagai Pimpinan;


2. Sekretaris sebagai Pembantu Pimpinan dan Penyelenggara Administrasi;
3. Bendahara sebagai Penyelenggara Administrasi Keuangan; serta
4. Ketua Seksi sebagai Pembantu Pimpinan dan Pelaksana.

2. Seksi dalam LPM terdiri dari :

1. Seksi Perencanaan;
2. Seksi Penggerakan Swadaya Masyarakat;
3. Seksi Pelaksanaan dan Pengendalian;
4. Seksi Evaluasi dan Pelaporan.

3. Seksi-seksi atau pembantu dalam Rukun Tetangga meliputi :

1. Pembantu Urusan Ketertiban dan Keamanan atau dengan kata lain Linmas;
2. Pembantu Urusan Umum.

4. Seksi-seksi dalam Pemberdayaan dan Kesejahteraan Keluarga terdiri dari Kelompok Kerja
(Pokja) yaitu Pokja I sampai dengan Pokja IV, masing-masing Pokja terdiri atas Ketua,
Sekretaris, Bendahara dan Anggota.
5. Susunan Organisasi Lembaga Kemasyarakatan lainnya disesuaikan dengan kebutuhan tugas
dan fungsinya.

6. Pengurus Lembaga Kemasyarakatan Desa sebagaimana dimaksud pada ayat (1) tidak boleh
merangkap jabatan pada Lembaga lainnya.

Bagian Kedua
Kepengurusan dan Keanggotaan
Pasal 28

1. Pengurus Lembaga Kemasyarakatan Desa dipilih secara musyawarah dari anggota


masyarakat yang mempunyai kemauan, kemampuan dan kepedulian dalam pemberdayaan
masyarakat.
2. Jumlah Kepengurusan LPM minimal 7 orang, sedangkan untuk Rukun Tetangga minimal 5
orang, PKK minimal 19 orang dan kepengurusan lembaga kemasyarakatan lainnya sesuai
dengan kebutuhan.
3. Kepengurusan lembaga kemasyarakatan lainnya sesuai dengan kebutuhan sebagaimana
dimaksud pada ayat (2) dengan berpatokan pada kelipatan gasal.

Pasal 29
Anggota Pengurus Lembaga Kemasyarakatan Desa terdiri dari pemuka- pemuka masyarakat
antara lain pemuka adat, agama, pendidik, cendikiawan, pemuda dan wanita serta unsur lain di
dalam masyarakat dengan syarat-syarat sebagai berikut :

1. Warga Negara Republik Indonesia;


2. Penduduk setempat yang berdomisili minimal satu tahun;
3. Mempunyai kemauan, kemampuan dan kepedulian dan dipilih secara musyawarah dan
mufakat;

Bagian Ketiga
Tata Cara Pembentukan Pengurus
Pasal 30

1. Calon anggota Pengurus diajukan berdasarkan hasil musyawarah oleh dan dari masing-
masing anggota masyarakat.
2. Pemilihan Anggota Pengurus Lembaga Kemasyarakatan Desa dilakukan secara musyawarah
dalam rapat.
3. Nama-nama calon terpilih dalam rapat desa ditetapkan dengan Keputusan Kepala Desa dan
tembusannya disampaikan kepada BPD.

Bagian Keempat
Masa Bhakti Pengurus
Pasal 31
Masa bhakti Pengurus Lembaga Kemasyarakan Desa disesuaikan dengan kebutuhan maksimal
mengikuti akhir masa jabatan Kepala Desa.

BAB V
HAK DAN KEWAJIBAN
Pasal 32

1. Lembaga Kemasyarakatan Desa berhak :

1. Mendapatkan operasional;
2. Insentif;
3. Hak lainnya sesuai dengan perundang-undangan.

2. Hak sebagaimana ayat 1 tersebut disesuaikan dengan kondisi, kebutuhan serta kemampuan
keuangan desa
Pasal 33
Lembaga Kemasyarakatan Desa mempunyai kewajiban :

1. Memegang teguh dan mengamalkan Pancasila, melaksanakan UUD RI Tahun 1945 serta
mempertahankan dan memelihara keutuhan NKRI.
2. Menajlin hubungan kemitraan dengan berbagai pihak yang terkait.
3. Menjamin seluruh peraturan perundang-undangan.
4. Menjalin etika dan norma dalam kehidupan bernasyarakat.
5. Membantu dalam pelaksanaan kegiatan pemerintahan, pembangunan dan kemasyarakatan.

BAB VI
HUBUNGAN KERJA
Pasal 34
(1)  Hubungan Kerja Lembaga Kemasyarakatan Desa dengan Pemerintah Desa bersifat
kemitraan, konsultatif dan koordinatif.
(2)  Hubungan kerja Lembaga Kemasyarakatan Desa dengan Lembaga Kemasyarakatan Lainnya
di Desa bersifat koordinatif dan konsultatif.
(3) Hubungan Kerja Lembaga Kemasyarakatan Desa dengan pihak ketiga di Desa bersifat
kemitraan.

BAB VII
PEMBINAAN
Pasal 35
Pemerintah Desa memberikan pembinaan dan pengawasan meliputi :

1. Memfasilitasi pelaksanaan tugas, fungsi dan kewajiban Lembaga Kemasyarakatan Desa;


2. Memfasilitasi penyusunan perencanaan pembangunan partisifatif;
3. Memfasilitasi pelaksanaan pemberdayaan masyarakat desa;

4. Memfasilitasi kerjasama antar lembaga kemasyarakatan dan kerjasama antar lembaga


kemasyarakatan dengan pihak ketiga;
5. Mempasilitasi koordinasi unit kerja pemerintahan dalam pengembangan Lembaga
Kemasyarakatan .

BAB VIII
PENDANAAN
Pasal 36
Sumber Pendanaan Lembaga Kemasyarakatan Desa dapat diperoleh dari :
a.  Swadaya masyarakat
b.  Anggaran Pendapatan dan Belanja Desa
c. Bantuan Pemerintah, Pemerintah Provinsi dan Pemerintah Kabupaten.
d. Bantuan lain yang sah dan tidak mengikat.
BAB IX
PENUTUP
Pasal 37
(1) Peraturan Desa tentang lembaga kemasyarakatan Desa yang bertentangan atau tidak
sesuai dengan peraturan desa ini diganti atau diubah dan dinyatakana tidak berlaku lagi.
(2) Hal-hal lain yang belum cukup diatur dalam peraturan desa ini sepanjang mengeni
teknis pelaksanaannya akan diatur lebih lanjut dengan peraturan Kepala Desa dan atau
keputusan kepala desa.

Pasal 38

Peraturan Desaini mulai berlaku pada tanggal diundangkan. Agar setiap orang mengetahuinya,
memerintahkan pengundangan peraturan desa ini dengan penempatannya dalam lembaran Desa
MelabunmKecamatan Sungaiselan Kabupaten Bangka Tengah.

Ditetapkan di : Melabun
Pada Tanggal : 07 Agustus 2018
Pj. KEPALA DESA MELABUN

JAKARA AKBAR, S.STP


Penata TK.I III/b
Nip.19930108 201406 1 002

Diundangkan di : Melabun
Pada Tanggal :07 Agustus 2018
SEKRETARIS DESA MELABUN

(SAPAR)

LEMBARAN DESA MELABUN TAHUN 2018 NOMOR 3

Anda mungkin juga menyukai